• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERUMUSAN KRITERIA KEPUASAN TINGGAL D

4.4 Analisis Tindak Lanjut

4.4.1 Kenyamanan Tinggal Sebagai Prioritas Pembangunan

Berkelanjutan

Kenyamanan tinggal merupakan sebuah pilihan bagi penghuni terhadap kualitas huniannya dalam mencapai kualitas hidup yang berkelanjutan. Pilihan tersebut merupakan hak setiap orang apapun status ekonomi dan sosialnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang mempunyai kemanfaatan bagi peningkatan kualitas hidupnya di masa mendatang. Dalam menentukan pilihan terhadap hunian yang nyaman, selalu diikuti dengan harapan-harapan karena kondisi tempat tinggal yang tidak sesuai kebutuhan.

Sumber: Diolah dari Meadows, 1998

Munculnya kriteria-kriteria kenyamanan tinggal didasarkan pada penilaian terhadap kualitas hunian, respon penghuni, harapan penghuni dan pengalaman bertempat tinggal. Namun dasar dari semua itu adalah bagaimana pemahaman dan penerapan tentang definisi dan fungsi rumah bahwa rumah merupakan tempat berlindung yang dibuat dari beberapa dasar kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia. Rumah tidak dapat hanya dipandang secara fisik sebagai benda mati semata, namun lebih dari itu perumahan merupakan proses bermukim, yakni kehadiran manusia dalam ruang hidup lingkungan yang mempunyai sarana dan prasarana yang diperlukan manusia dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi.

GAMBAR 4.10.

TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA SAAT NYAMAN TINGGAL

Hunian sebelumnya Hunian rusunawa

ULTIMATE MEANS

Science & Technology

INTERMEDIATE MEANS Political Economy INTERMEDIATE ENDS ULTIMATE ENDS Health, wealth Leisure, mobility knoledge Communication Consumer goods Natural capital Human capital & social capital Health, wealth Leisure, mobility knoledge Communication Consumer goods Health, wealth Leisure, mobility knoledge Communication Consumer goods Human capital & social capital Well-Being Happines Harmony, identity Fulfillment Self-respect Self-realization Community Transcendence enlightenment Kenyaman tinggal

138

SUB KRITERIA KRITERIA UTAMA MANFAAT THD QoL

Sumber: Hasil Analisis, 2010

GAMBAR 4.11.

KETERKAITAN KRITERIA DAN MANFAATNYA

TERHADAP QUALITY OF LIFE

Terpenuhinya kebutuhan energi listrik untuk mendukung aktivitas penghuni Penyediaan akses jalan lingkungan yang mudah

dan aman bagi pedestrian

Kecukupan kebutuhan air bersih yang berkualitas, layak konsumsi dan bermanfaat bagi perkembangan penghuni dan lingkungan

tinggalnya

Berfungsinya sistem pembuangan air hujan dan air limbah yang bermanfaat bagi peningkatan

kualitas lingkungan tinggal

Pelayanan dan pengelolaan sampah yang memadai dan terkoordinasi untuk meningkatkan

kebersihan dan kesehatan lingkungan tinggal

Pemanfaatan hunian untuk ketenangan tinggal sesuai dengan fungsi rumah Kebutuhan ruang yang dapat mendukung aktivitas penghuni yang dilengkapi dengan pembagian ruang sesuai dengan fungsinya Desain rumah yang mempertimbangkan penghawaan dan pencahayaan yang cukup sehingga dapat melindungi penghuninya dari

pengaruh cuaca buruk

Optimalisasi fungsi selasar sebagai ruang penghubung dan ruang bersama yang tidak mengganggu kepentingan privasi dan saling

toleransi dalam penggunaannya

Fasilitas bermain anak-anak yang aman dan memadai serta mudah dalam pengawasannya

penyediaan ruang jemur yang memadai guna memudahkan aktivitas menjemur rumah tangga

Pemeliharaan & pengembangan ruang hijau untuk fungsi ekologis sbg pelindung , peneduh dan estetika rumah

Pengawasan dan penyediaan ruang parkir yang memadai untuk menjamin keamanan

Penerapan aturan tinggal dengan kesadaran dan tanggung jawab bersama dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan

bersama

Pengelolaan operasional rusunawa yang transparan dan respon atas permasalahan hunian

yang sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama

Rumah yang mempunyai akses mudah terhadap tempat kerja dan fasilitas kota serta mempunyai

hak tetap untuk tinggal

Tingkat Kesehatan dan Pemahaman Penghuni

Terhadap Lingkungan Hunian Meningkat Perkembangan Mental

yang Baik dalam Menghadapi Masalah

Penyesuaian Diri dan Kemampuan Menerima Kondisi Lingkungan yang Ada

Perilaku Sosial yang Baik dengan Memberikan Kemanfaatan bagi Penghuni yang Lain

Peningkatan Kualitas Ekonomi Penghuni dan Semangat Kerja

Perencanaan dan Pengembangan Diri di

Masa Depan Pemenuhan kebutuhan

tinggal yang mendukung aktivitas penghuni dengan pengelolaan dan pemeliharaan prasarana lingkungan rusunawa yang berkelanjutan

Kecukupan ruang ting- gal yang memadai dan mengadaptasi terhadap kondisi lingkungan ting- gal dengan peningkatan kualitas fungsi ruang hunian dan desain bangunan

Tumbuhnya rasa tang- gung jawab dan toleran- si antar penghuni dalam pemanfaatan fasilitas dan ruang bersama sesuai fungsinya

Pelayanan dan pengem- bangan kualitas hunian dengan kapasitas kelem- bagaan yang memadai dan penerapan aturan main yang mementing- kan kebutuhan hidup penghuni.

Kriteria kenyamanan tinggal dalam penelitian ini menunjukkan gambaran realita bahwa kebutuhan rumah bagi masyarakat miskin tidak cukup hanya menyediakan rumah sebagai tempat tinggal dan istirahat dalam mempertahankan hidupnya, tapi lebih dari itu setiap individu mengharapkan sebuah hunian yang nyaman dan membawa manfaat bagi peningkatan kualitas hidupnya. Walaupun menurut Panudju (1999), penyediaan rumah atas kualitas huniannya tergantung dari tingkat penghasilan seseorang. Semakin rendah tingkat penghasilan seseorang maka prioritas terpenting dalam pemilihan dan penyediaan rumah hanya sebatas untuk tempat berlindung dan istirahat dalam upaya mempertahankan hidup. Kualitas hunian atas kedekatan dengan lokasi kerja, status kepemilikan rumah dan pemilikan lahan menjadi prioritas kedua. Sedangkan bentuk dan kualitas rumah, fasilitas sosial dan kenyamanan menjadi prioritas akhir.

Pembangunan rusunawa sebagai solusi pemenuhan kebutuhan perumahan dalam meremajakan permukiman kumuh, dalam konteks perkotaan pembangunan rusunawa sebenarnya cukup strategis untuk menanggulangi masalah pemukiman kota. Apalagi pembangunan kota yang cenderung melebar jelas akan berakibat kota semakin meluas dan sulit dikendalikan. Mengatasi keterbatasan lahan, perumahan vertikal ini mampu menyediakan unit rumah secara masal dengan sarana dan prasarana yang melengkapinya. Namun di banyak kota termasuk Kota Yogyakarta kecenderungan pembangunan rusunawa dilakukan secara parsial dan hanya menyelesaikan sesaat. Pemerintah dan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan rumah tinggal hanya sebagai penyedia (provider) belum memenuhi fungsi sebagai pemberdaya (enabler) yang memikirkan kelanjutan dari penyediaan perumahan sosial tersebut.

Perubahan paradigama dari penyedia menjadi pemberdaya atas pengembangan dan pembangunan rusunawa, mengharuskan kenyamanan tinggal menjadi prioritas yang dijadikan pertimbangan dalam pembangunan rusunawa yang berkelanjutan. Kriteria kenyamanan tinggal akan menjadi standar keberhasilan dalam mengevaluasi hasil pembangunan rusunawa. Keberhasilan pembangunan fisik rusunawa bukan menjadi tolok ukur kemanfaatan dan keberlanjutan suatu hunian, tetapi proses keberlangsungan tinggal yang akan

140

membawa dampak positif bagi perubahan kualitas hidup yang lebih baik bagi penghuninya.

Kriteria-kriteria yang telah terbentuk dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan masukan dalam mengevaluasi bagi dampak penghunian rusunawa dan perencanaan pengembangan serta pembangunan rusunawa di masa mendatang. Paling tidak kriteria-kriteria kenyamanan tinggal tersebut bisa memberikan arahan, penyeimbang dan standar yang harus dipenuhi dalam perencanaan dan pengelolaan rusunawa yang berkelanjutan. Namun demikian untuk bisa menilai keberhasilan dan pelaksanaan serta penerapan kriteria-kriteria kenyamanan tinggal tersebut, diperlukan tolok ukur berupa indikator-indikator sebagai alat untuk mengukur perkembangan pembangunan rusunawa dan mengevaluasi secara periodik. Menurut Corson (1996), indikator merupakan suatu alat untuk menilai suatu permasalahan pembangunan yang muncul sehingga mendorong pelaku pembangunan untuk melakukan feedback dan mengevaluasi atas kekurangan dan permasalahan tersebut menjadi kondisi yang lebih baik.

Dokumen terkait