• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masa Kepemilikan Peralihan Antara PT National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu dan PT Sampoerna Tbk Product Unit HTI Murni Sagu dan PT Sampoerna Tbk Product Unit HTI Murni Sagu dan PT Sampoerna Tbk.

KONDISI UMUM KEBUN

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

B. Masa Kepemilikan Peralihan Antara PT National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu dan PT Sampoerna Tbk Product Unit HTI Murni Sagu dan PT Sampoerna Tbk Product Unit HTI Murni Sagu dan PT Sampoerna Tbk.

Sejak pengelolaan kebun dan perusahaan dipegang oleh PT. Sampoerna Tbk.. terdapat banyak perubahan dalam sistem kerja perusahaan, salah satunya

dalam hal kategori tenaga kerja dan pengaturan kerja di perusahaan. Kategori tenaga kerja yang terdapat di PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu ada empat macam, yaitu karyawan harian, karyawan bulanan, karyawan kontrak, dan karyawan honorer.

Karyawan Harian

Karyawan harian direkrut dari masyarakat sekitar perusahaan. Karyawan harian bertugas untuk mengerjakan kegiatan pemeliharaan di lapangan. Karyawan harian yang terdapat di kebun terdiri atas buruh harian lepas (BHL) dan tenaga kerja borongan. Setiap karyawan harian tersebut dialokasikan ke dalam beberapa jenis kegiatan pemeliharaan tanaman di lapangan.

Buruh harian lepas (BHL) direkrut untuk mengerjakan kegiatan yang memiliki target kerja harian seperti penyemprotan lorong dan piringan tanaman, pengendalian gulma berkayu (tebang dan pengolesan racun), serta penebasan pinggiran blok. Tenaga kerja borongan direkrut untuk melakukan pekerjaan penebasan lorong untuk kegiatan sensus panen. Besarnya upah untuk BHL adalah Rp. 38 400,00 per hari. Pembayaran bagi tenaga borongan adalah Rp. 20 000,00 per lorong. Pembayaran dilakukan setiap minggu berdasarkan absensi di la- pangan.

Karyawan harian bekerja 7 jam sehari, enam hari seminggu (hari jumat libur, minggu tetap bekerja). Karyawan harian kontrak mulai bekerja pukul 06.00 WIB. Karyawan beristirahat pada pukul 11.30 WIB selama satu jam, kemudian bekerja lagi sampai pukul 14.00 WIB.

Karyawan Bulanan

Karyawan bulanan adalah karyawan tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Karyawan bulanan tersebut terdiri atas tenaga kerja lapangan dan staf kantor. Tenaga kerja yang termasuk tenaga kerja lapangan terdiri atas mandor lapangan, mandor I, krani, dan asisten divisi.

1. Mandor Lapangan

Mandor lapangan merupakan orang yang bertugas untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh karyawan harian dan karyawan kontrak. Seorang

mandor lapangan harus bisa untuk menyampaikan informasi yang diterimanya dari asisten divisi dan mandor 1, menegur karyawan kalau terjadi kesalahan, dan memotivasi karyawan. Mandor lapangan mendapat pengarahan tentang lokasi kerja dan kegiatan yang akan diawasi dari asisten divisi dan mandor 1.

Pengarahan oleh asisten divisi dilakukan dalam diskusi antar anggota divisi pada malam hari sebelumnya. Pagi hari sebelum melaksanakan kegiatan, mandor lapangan memberikan pengarahan kepada karyawan harian atau karyawan kontrak atas kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan. Apabila ada karyawan yang melanggar ketentuan pekerjaan, maka mandor lapangan berkewajiban untuk menegurnya, namun apabila karyawan tersebut tetap melakukan kesalahan, maka mandor 1 dan asisten divisi yang akan menegur dan mengambil keputusan untuk karyawan yang bersangkutan.

Mandor lapangan membuat absensi dan laporan hasil kerja karyawan harian atau karyawan kontrak setiap hari dengan format sesuai jenis kegiatannya. Laporan tersebut kemudian diserahkan kepada mandor 1 untuk disetujui. Laporan yang telah disetujui mandor 1 kemudian diserahkan kepada krani untuk ditulis ke lembar hasil kerja harian dan bulanan. Laporan tersebut kemudian ditandatangani oleh mandor 1, krani, dan asisten divisi.

2. Mandor 1

Tugas mandor 1 yaitu menyampaikan perintah dari asisten divisi ke mandor lapangan dan mengontrol seluruh kegiatan di lapangan pada divisinya masing-masing, termasuk mengawasi kinerja mandor lapangan. Apabila ada mandor lapangan yang bekerja tidak sesuai anjuran, maka mandor 1 berhak mena- sehatinya. Mandor 1 juga berperan untuk menampung pengaduan mandor lapangan apabila terjadi masalah dalam kegiatan di lapangan. Berdasarkan penga- duan tersebut mandor 1 berdiskusi dengan asisten divisi untuk mencari solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah.

3. Krani

Krani divisi bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi divisi. Tanggung jawab krani yaitu membuat laporan harian dan laporan bulanan hasil kerja, membuat surat perintah lembur, surat cuti, dan surat berobat karyawan. Krani bertugas di kantor, namun apabila asisten divisi kekurangan orang dalam

kegiatan pengawasan di lapangan, maka krani juga dapat dilibatkan dalam kegiatan pengawasan di kebun.

4. Asisten divisi

Asisten divisi merupakan orang yang bertanggung jawab penuh atas sebuah divisi tertentu. Tanggung jawab tersebut meliputi segala hal yang me- nyangkut kegiatan pemeliharaan kebun. Asisten divisi merupakan penghubung antara General Manager dan anggota divisinya. Asisten divisi bertugas menyam- paikan seluruh perintah yang diberikan oleh General Manager kepada anggota divisinya.

Jam kerja tenaga kerja lapangan dan staf kantor 7 jam sehari. Tenaga kerja lapangan bekerja enam hari seminggu (hari jum’at libur, minggu tetap bekerja). Staf kantor bekerja enam hari seminggu (hari jum’at tetap bekerja, hari minggu libur). Sistem kerja yang seharusnya adalah seluruh karyawan bekerja enam hari seminggu (hari jum’at tetap bekerja, hari minggu libur), namun karena belum ada status yang jelas dalam kepemilikan perusahaan, tenaga kerja lapangan masih menggunakan sistem kerja terdahulu.

Sistem pembayaran untuk setiap tenaga kerja berbeda satu sama lainnya. Karyawan tetap memiliki kriteria pembayaran gaji yang berbeda pada setiap tingkatan jabatan. Selain itu faktor status pernikahan dan tanggungan keluarga masing-masing karyawan juga mempengaruhi jumlah besaran gaji.

Setiap karyawan memiliki hak cuti bulanan selama empat hari dan cuti tahunan selama lima hari. Apabila cuti bulanan tidak diambil pada bulan tertentu, maka pada bulan berikutnya karyawan berhak menambah cutinya selama dua hari. Karyawan yang tidak kembali sesuai dengan jadwal cuti tanpa alasan yang jelas akan diberikan sanksi. Setiap periode maksimal hanya dua orang dari setiap divisi yang diperbolehkan mengambil cuti. Krani, Mandor 1, dan Asisten Divisi tidak boleh mengambil cuti pada waktu yang sama. Hal tersebut agar divisi yang bersangkutan tidak kekurangan orang dalam menjalankan kegiatannya.

Setiap karyawan juga memiliki hak untuk berobat setiap bulannya pada tenaga medis yang terdapat di kebun. Karyawan hanya perlu membawa surat pengantar berobat yang dibuat oleh krani divisi pada saat berobat. Biaya berobat akan dibayarkan oleh perusahaan berdasarkan surat berobat tersebut.

Karyawan Kontrak

Karyawan kontrak direkrut untuk mengerjakan pekerjaan yang sifatnya bertarget dan harus selesai dalam periode tertentu. Tenaga kerja kontrak biasanya tergabung dalam sebuah tim dan diketuai oleh seorang kontraktor. Sebelum memulai kerjanya kontraktor melakukan penandatanganan surat perjanjian kerja (SPK) dengan General Manager.

Ada dua pekerjaan di kebun yang menggunakan karyawan kontrak yaitu penebasan lorong dan piringan tanaman serta pelebaran dan pencucian kanal. Dua jenis pekerjaan tersebut berbeda sifatnya. Penebasan lorong dan piringan tanaman dikerjakan oleh tim (rombongan) yang minimal terdiri atas 10 orang pekerja. Pekerjaan setiap tim diawasi oleh mandor lapangan setiap divisi. Dalam satu kali masa kontrak setiap tim diwajibkan untuk menyelesaikan pekerjaan sebanyak empat blok.

Sistem pembayaran untuk rombongan tergantung dari beberapa faktor yang telah disepakati dalam SPK. Faktor-faktor tersebut antara lain luas blok, tingkat kesulitan petak (ringan, sedang, atau berat), dan kualitas kerja. Pemba- yaran kerja penebasan lorong dan piringan adalah sebagai berikut:

- Untuk kategori blok ringan adalah Rp 65.000,00 per ha - Untuk kategori blok sedang adalah Rp 100.000,00 per ha - Untuk kategori blok berat adalah Rp 230.000,00 per ha

dengan ketentuan: 1 ha = 2,5 lorong, panjang lorong = 500 m, dan jarak tanam 8 m x 8 m.

Pembayaran dilakukan setelah rombongan selesai mengerjakan satu blok, namun pembayaran tidak dilakukan secara penuh. Ada 10 % pembayaran yang ditahan (retensi) sebagai jaminan. Uang tersebut baru dibayarkan setelah rombongan menyelesaikan kontraknya. Selain itu, apabila pada saat pengecekan hasil ditemukan pelanggaran maka akan dilakukan pemotongan pembayaran. Pelebaran dan pencucian kanal dikerjakan oleh tim yang berdiri sendiri, namun dalam pelaksanaan kegiatannya tetap diawasi oleh mandor lapangan. Pembayaran untuk satu jam kerja ekskavator yaitu Rp. 400 000,00.

Masalah Ketenagakerjaan

Ada beberapa masalah ketenagakerjaan yang ditemukan saat kegiatan magang berlangsung. Masalah tersebut antara lain penetapan gaji karyawan dan hari libur karyawan. Selain itu, karyawan juga mempertanyakan tentang status mereka di perusahaan.

Pada masa kepemilikan perusahaan lama gaji yang diterima karyawan terdiri atas gaji pokok, uang lembur, dan insentif yang diterima karyawan sebulan sekali. Kondisi berbeda terjadi saat PT. Sampoerna Tbk. mengambil alih perusa- haan. Gaji yang diterima karyawan hanya gaji pokok dan uang lembur tanpa insentif.

Masalah lain yang terjadi yaitu ketentuan hari libur karyawan. Pada masa kepemilikan perusahaan lama hari libur yang berlaku adalah hari jum’at. Selain itu karyawan juga berhak cuti selama empat hari setiap bulannya. Ketika PT. Sampoerna masuk sistem libur karyawan diganti dengan libur hanya pada hari minggu. Pada pelaksanaannya sehari-hari karyawan tetap menggunakan sistem lama dengan libur pada hari jum’at dan cuti empat hari dalam sebulan.

Status karyawan yang masih belum jelas masih karyawan PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni sagu atau sudah menjadi karyawan PT. Sampoerna Tbk. juga dipertanyakan oleh karyawan. Ketiga masalah tersebut berdampak pada semangat kerja karyawan. Karyawan kehilangan semangat dalam bekerja dan cenderung tidak disiplin.

Selain itu kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan di Divisi 1, 2, 3, dan 4 tidak terkoordinasi dengan baik. Tidak adanya koordiinasi yang baik anatr Asisten Divisi dapat menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di antara karyawan.

Dokumen terkait