• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemilikan Pribadi dan Umum (Private Ownership and Public Property) Persoalan kepemilikan dalam terma ekonomi islam didasari atas konsepPersoalan kepemilikan dalam terma ekonomi islam didasari atas konsep

PEMENUHAN KEBUTUHAN BARANG DAN JASA DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

D. Kepemilikan Pribadi dan Umum (Private Ownership and Public Property) Persoalan kepemilikan dalam terma ekonomi islam didasari atas konsepPersoalan kepemilikan dalam terma ekonomi islam didasari atas konsep

              

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di

segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya

kepada-Nyalah kamu dibangkitkan”

Ajaran islam menetapkan bahwa pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan hidup, merupakan kewajiban tiap individu untuk mengusahakannya dengan cara bekerja. Sebab, memang itu menjadi tanggung jawab negara sebagaimana sabda Rasulullah SAW.66

“Seorang imam (kepala Negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat), dan iya akan diminta pertanggung jawaban terhadap rakyatnya”.

D. Kepemilikan Pribadi dan Umum (Private Ownership and Public Property) Persoalan kepemilikan dalam terma ekonomi islam didasari atas konsep tauhid. Allah sebagai Mahapencipta adalah pemilik segala sesuatu. Dia telah menundukkan ciptaan-Nya bagi manusia, seperti bumi, matahari, bulan, laut sungai dan lain-lain(Surat Ibrahim/14:32-34; an-Nahl/16: 12-14; Luqman/31:20 dan al-Jatsiyah/45:13).

Kekuasaan manusia memikul suatu tanggung jawab berasal dari perannya sebagai khalifah Allah. Agar fungsi hak milik dapat ditempatkan menurut proporsi sebenarnya, diperlukan ketegasan tentang sumber hak milik agar pemanfaatan hak kepemilikan itu tidak menyimpang dari kehendak pemilik yang sebenarnya.

66. Muhammad Ismail Abdullah al-Bukhari, Shahih Bukhari Juz II, Nomor hadis 2278, (Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987), hal.848

Dalam ayat 20 Surah Luqman ditegaskan bahwa Allah telah menyempurnakan nikmat lahir batin kepada manusia dengan menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi kepada manusia.

Allah SWT telah meyempurnakan nikmat lahir batin kepada manusia dengan menundukkan apa yang ada di langit dan dibumi kepada manusia disertai rezky yang baik-baik. Melalui ayat-ayat tersebut Allah menegaskan bahwa hak milik manusia merupakan pemberian Allah yang bersumber dari hak milik mutlak-Nya. Kekuasaan yang dilimpahkan Allah kepada manusia merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan kepada Sang Pemberi Amanah.

Manusia tidak dapat dilepaskan dari hak kepemilikan. Dengan hak memiliki manusia dapat mengembangkan kehidupan. Allah memberi kekuasaan kepada manusia untuk memiliki apa saja yang ada di bumi. Ketundukan itu harus terwujud sejak manusia melakukan proses kepemilikan sampai menggunakan hak miliknya. Kesemuanya harus sesuai syariah. Syariah adalah ekspresi kehendak Allah atas manusia, dan alam ciptaan-Nya. Atas landasan filosofi ini, islam menegaskan bahwa kepemilikan yang dimiliki dengan cara demukian merupakan proses yang sesuai dengan kehendak Allah.

Hak milik pribadi memiliki peran penting sebagai wujud kebebasan manusia yang merdeka. Ajaran islam menghargai kehidupan, kebebasan, dan kemerdekaan. Hidup menjadi penuh makna ketika hidup itu terwujud sebagai kehidupan yang bebas. Hak yang bersifat asasi adalah hak yang harus ada pada setiap orang. Hak untuk dapat hidup secara wajar sebagai individu sekaligus juga

anggota masyarakat, selaras dengan harkat dan martabtnya sebagai pribadi yang terhormat.

Hak ini adalah hak yang tidak boleh tidak harus selalu menyertai kehidupan setiap orang dalam arti yang sewajarnya dan seharusnya. Misalnya hak untuk bebas bertindak dalm memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk dirinya maupun orang lain yang menjadi tanggungannya.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan hak milik adalah hak untuk menggunakan atau mengambil keuntungan dari suatu benda yang berada dalam kekuasaan tanpa merugikan pihak lain, dan dipertahankan terhadap pihak manapun.67 Hak milik ialah peranan seseorang atau suatu pihak untuk memiliki sesuatu dan bertindak atas sesuatu yang menjadi miliknya itu.68 Hak milik dapat beralih dan di alihkan kepada pihak lain.69

Ahmad Azhar Basyir mendefenisikan hak milik sebagai penguasaan terhadap sesuatu. Penguasa hak milik itu dapat melakukan sendiri tindakan-tindakan terhadap apa yang dikuasainya itu. Ia dapat menikmati manfaatnya apabila tidak ada halangan syara’.70Menurut Ibnu Tamiyah hak milik itu adalah sebuah kekuatan yang didasari atas syariat. Kekuatan untuk mengguanakan suatu objek. Walaupun demikian, kekuatan itu sangat bervariasi bentuk tingkatnya.71Menurut Behesti kepemilikan ialah pemberian suatu hak kepada

67. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. hal. 335 68

. Purnadi Purbacaraka dan A. Ridwan Halim, Hak Milik, Keadilan dan Kemakmuran. Tinjauan Falsafah Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), hal. 10

69. Hilman Hadikusuma, Ensiklopedia Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia. (Bandung: Alumni, 1977), hal. 65.

70

. Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalat. (Yogyakarta: UII Press, 2000), hal.45

71. Abdul Azim Islahi, Economic Concepts of Ibn Taimiyah. (United Kingdom: The Islamic Foundation, 1998), hal.122

seseorang, atau suatu kelompok, atau masyarakat. Pemberian yang bersifat sosial dan diakui. Pemberian ini mencerminkan hak potensial untuk memanfaatkan barang tertentu. Pada saat yang sama, pemberian hak itu mengenyampingkan pihak lain dari memiliki hak yang sama.72

Kepemilikan adalah ikatan seseorang dengan hak miliknya yang disahkan syariah. Kepemilikan berarti pula hak khusus yang didapatkan si pemilik sehingga ia mempunyai hak mengguanakan miliknya tersebut. Sejauh ia tidak melanggar garis-garis syariah.73 Dari definisi ini terlihat bahwa setiap terjadi kepemilikan maka sejatinya tiada ikatan apapun antara pemilik dan benda yang dimiliki sebelum proses yang disebut kepemilikan. Setelah proses ini terjadi lahirlah si pemilik, bendanya di sebut mamluk (yang dimiliki). Otimatis terjadilah hak milik.74Secara hukum hak milik individu adalah hak untuk memiliki, menikmati dan memindah tangankan kekayaan yang diakui dan dipelihara dalam islam.

Sekalipun memiliki hak miliknya secara penuh. Si pemilik mempunyai kewajiban moral untuk meyedekahkan hartanya, karena dalam kekayaan seseorang itu juga terdapat hak masyarakat bahkan hewan.75Dalam istilah hukum, defenisi kepemilikan pribadi yang dirujuk dalam banyak surah AL-Quran, adalah hak ekslusif atas sebuah benda yang dimiliki oleh si pemilik, dengan wewenang

72. Muhammad H. Behesti, Kepemilikan dlam Islam. Terjemahan Lukman Hakim dan Ashin Muhammad. (Jakarta: Pustaka hiayah, 1998), hal. 122

73

. M.faruq an Nabhan, Sitem Ekonomi Islam. Pilihan setelah kegagalan Sistem Kapitalis dan Sosialis. Alih baha Muhadi Zainuddin. (Yogyaarta: UII Pres, 2002), hal. 42

74. ib id, hal. 42

hukum atas penggunaan, pemanfaatan, serta pemusnahannya, kecuali jika bertentangan dengan hukum.76

Dari beberapa definisi diatas, hak milik merupakan hak kebendaan yang paling kuat di antara hak-hak kebendaan lainnya. Dikatakan demikian karena pemegang hak milik dapat berbuat apa saja terhadap barang miliknya asal tidak bertentangan denagn kemaslahatan umat dalam arti luas.

Dalam hal ini Al-Quran mengakui adanya hak miliki setiap manusia, namun hak milik perseorangan menurut Al-Quran tidak sama pengertiannya dengan hak milik perseorangan menurut hukum Perdata, Droit inviolable et sacre, dalam bentuk hak mutlak yang boleh dipergunakan menurut sesuka hati pemiliknya.77 Beberapa contoh ayat Al-Quran yang mengakui adanya hak milik pribadi dalam islam, antara lain:

        

“Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku” (Al

-Haqqah/69:28)”       

“Hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.”(Al-Lail/92:11) Jadi sangat jelas bahwa konsep pemilikan yang islam ajarkan sangat bertentangan dengan sistem monopoli (ihtikar). Karena monopoli merupakan tindakan menyimpan harta, manfaat, atau jasa, dan enggan menjual dan memberikannya kepada orang lain yang mengakibatkan melonjaknya harga pasar secara drastis disebabkan persediaan terbatas atau stok barang hilang sama sekali

76. Abdussalam Daud Abbadi, Al-Milkiyah fi al-Syariah al-Islamiyah, Jilid I. (Amman: Maktabah al-aqsa, 1974), hal. 150

dari pasar, sementara masyarakat, negara maupun hewan amat membutuhkan produk, manfaat, atau jasa tersebut.

Mencintai harta adalah tabiat manusia. Al-Quran mengakui hak individu memiliki kekayaan. Dengan memiliki harta manusia dapat memenuhi segala kebutuhan yang diinginkan. Keinginan untuk memiliki harta mendorong adanya berbagai aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Keinginan memiliki harta merupakan sunnatulla. Persoalannya adalah bagaimana cara seseorang memperoleh harta, dan cara pemanfaatannya. Ini yang harus sesuai dengan aturan yang digariskan oleh ajaran islam.