• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH CIWIDEY

3.2 Kependudukan

Di Kecamatan Ciwidey mayoritas penduduknya adalah suku Sunda yang bertutur dengan menggunakan bahasa sunda dan diikuti dengan suku Jawa, Betawi dan Cirebon. Agama yang dianut mayoritas adalah Islam diikuti dengan Agama Kristen, Budha dan Hindu. Sebahagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian dan juga bercocok tanam hal ini dikarenakan keadaan tanah yang subur sehingga sangat cocok untuk daerah pertanian. Dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur, maka banyak jenis tanaman dan buah-buahan yang dihasilkan di daerah ini. Selain itu penduduk di di daerah Ciwidey juga sebagian bermata pencaharian di bidang Industri, Perdagangan dan Sektor Pelayanan.

3.3 Kepariwisataan daerah Ciwidey 3.3.1 Potensi Objek

Daerah Ciwidey yang terletak di dataran tinggi yang mempunyai udara sejuk dan kondisi alamnya yang sangat mendukung menyimpan potensi yang luar biasa yang dapat diandalkan untuk dikembangkan menjadi sentra-sentra pembangunan daerah wisata. Adapun beberapa objek wisata yang berada di daerah tersebut antara lain :

1. Situ Patenggan

Situ Patenggang adalah sebuah danau yang disertai legenda klasik kerajaan masa lampau. Sejarah atau mitos tentang situ atau danau ini muncul ke permukaan disebabkan karena seorang pangeran keponakan Prabu Siliwangi, Ki Santang dan seorang putri gunung nan cantik jelita, Dewi Rengganis yang saling jatuh cinta. Namun perjalanan cinta mereka tidak semulus dan seindah yang dibayangkan oleh keduanya karena dipisahkan oleh keadaan. Sehingga air mata mereka membentuk sebuah situ atau danau. Selanjutnya danau itu dinamai Situ Patenggan yang diambil dari kata pateangan-teangan yang berasal dari bahasa sunda yang artinya saling mencari-cari. Pada akhirnya mereka dapat berkumpul kembali pada sebuah batu di situ tersebut yang diberi nama batu cinta. Di dalam danau terdapat berbagai jenis ikan, antara lain mujair, nila, ikan mas, nilem, lele, dan paray. Di sekitar danau hidup berbagai burung berparuh panjang, yang oleh masyarakat setempat dinamai burung blekek dan tikukur. Di sekitar danau juga terdapat hutan lindung yang ditumbuhi rumput dan pepohonan khas Jawa Barat. (Her Suganda, 2011)

2. Kawah Putih

Kawah putih terletak di daerah Selatan Kota Bandung, berjarak 46 km atau 2,5 jam dari kota Bandung sampai pintu gerbang menuju lokasi kawah. Dari pintu masuk hingga ke kawah jaraknya sekitar 5 km atau bisa ditempuh sekitar 20 menit. Melalui jalan beraspal yang berkelok-kelok dengan pemandangan hutan alam dengan aneka ragam spesies tanaman. Kawah putih terletak di sebuah gunung yang bernama Gunung Patuha. Dahulu kala, masyarakat menganggap kawah ini kawasan yang angker karena banyak burung mati ketika melewati kawah ini.

Kepercayaan inipun lantas dibantah, ketika pada tahun1837 seorang ilmuan Belanda Jerman Dr. Franz Wilhelm Junghun yang juga seorang pengusaha perkebunan Belanda yang mencintai kelestarian alam melakukan penelitian dan menemukan bahwa keangkeran tersebut tidak lain disebabkan oleh adanya semburan lava belerang yang berbau sangat menyengat. Namun saat ditemukanya fakta tersebut masyarakat belum tertarik menjadikan tempat ini sebagai objek wisata. Baru setelah PT. Perhutani mengembangkan tahun 1987, kawasan Kawah Putih dijadikan sebuah objek wisata di Jawa Barat. Air kawah di gunung ini selain warna airnya yang terang dan juga selalu berubah-ubah. Inilah yang pada akhirnya menjadi daya tarik tersendiri.

Permukaan kawah umumnya berbatu dan berpasir warna putih, sehingga kawah ini kemudian dikenal sebagai kawah putih. Beberapa peneliti mengatakan bahwa Gunung Patuha masih aktif, sehingga ditemukan beberapa pancaran kawah yang masih bergejolak. Didekat tempat ini pula ditemukan sebuah goa sedalam 5 meter yang pernah dipakai sebagai tambang belerang.

Keindahan danau Kawah Putih, memang sangat mempesona dan menakjubkan. Ditambah lagi suhunya yang sejuk sepanjang hari. Mungkin karena kawah ini terletak di gunung yang memiliki ketinggian sekitar 2.434m diatas permukaan laut. Bahkan, jika sudah mengetahui keajaiban alamnya, pasti akan mengatakan tak ada kawah yang seindah kawah putih. (Her Suganda, 2011)

3. Penangkaran Rusa Ranca Upas

Penangkaran Rusa Ranca Upas terletak di desa Alam Endah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Wahana wisata ini terletak pada ketinggian 1700 m di

atas permukaan laut. Suhu udara rata-rata 18-230 C dengan curah hujan 3740-4050 mm/tahun. Hutan alam di sekitar Ranca Upas ditumbuhi pohon Puspa, Jamuju, Huru, Kitambang, Kihujan, Hamirung dan Kurai. Sedangkan fauna yang dapat ditemukan di kawasan ini antara lain burung tekukur, gagak, elang, monyet dan macan.

Pemandangan hutan alam serta penangkaran rusa dengan dengan kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya berkemah, lintas alam dan pemandian air panas. Pemandangan khas bumi perkemahan Ranca Upas adalah rusa-rusa jinak. Tujuh ekor rusa pertama yang di ambil dari ragunan untuk ditangkarkan di Ranca Upas di atas areal seluas 4-5 hektar. Tapi, setelah populasinya bertambah, hewan-hewan itu tumbuh menjadi daya pikat bumi perkemahan. (Her Suganda, 2011)

4. Pemandian Air Panas Alam Cimanggu

Kolam pemandian air panas cimanggu berada pada ketinggian kurang lebih 1.100m di atas permukaan laut. Dikawasan objek wisata ini para pengunjung dapat berjalan-jalan santai sambil menikmati kesejukan udara dan keindahan alam disekitar objek wisata yang mempunyai dataran landai serta kawasan yang sedikit bergelombang. Cimanggu terkenal dengan sumber air panasnya, dengan kandungan belerang yang dapat dimanfaatkan untuk terapi penyembuhan berbagai penyakit seperti penyakit kulit dan rematik ditempat ini juga disediakan berbagai fasilitas kegiatan berwisata seperti kolam renang untuk anak dan dewasa, kamar-kamar tempat berendam serta area tempat bermain anak. ( Her Suganda, 2011).

5. Perkebunan Teh

Keindahan panorama perkebunan teh merupakan daya tarik tersendiri daerah wisata Ciwidey. Hamparan perkebunan teh yang tertata rapi dengan udara yang sejuk dan segar memberikan kesan bagi siapa saja yang berkunjung.

6. Kampung Stroberi

Di daerah Ciwidey banyak sekali terdapat kebun stroberi yang di kelola secara tradisional hingga professional. Stroberi adalah penghasilan utama penduduk di Ciwidey. Hampir semua petani di Ciwidey menanam stroberi, dari di kebun hingga pekarangan rumah. Wisatawan yang berkunjung diperbolehkan memetik sendiri, sehingga ada kesan tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung saat memetik stroberi. 7. Kawah Cibuni

Letaknya kawah ini di kompleks gunung sepuh, Ciwidey. Areal kawah ini memang layak dijadikan objek wisata. Panorama yang bagus dan juga hawanya yang sejuk membuat kesenangan tersendiri bagi wisatawan. Meskipun jarak yang ditempuh lumayan jauh, tetapi selalu saja ada orang berkunjung ke tempat ini untuk berekreasi. Selain itu, ada pula yang berkunjung khusus untuk melakukan puja semedi dan pengobatan alternatif. Tempat ini ditemukan oleh Jaka Lelana tahun 60-an. Jaka Lelana adalah seorang pertapa yang sudah berkelana ke berbagai penjuru. Suatu ketika, ia menemukan tempat ini setelah bertapa sekian lama. Jaka lalu masuk ke dalam aliran Kawah Cibuni yang panas, namun tidak mengalami sesuatu apapun pada tubuhnya. Jaka justru merasakan sesuatu yang aneh menjalari tubuh. Ada semacam kekuatan yang meresap hingga tulang sumsum. Tak lama kemudian ia sadar bila air dari kawah itu bisa menjadi obat mujarab untuk menangkal segala penyakit. Hanya

saja, saat Jaka naik kembali, tubuhnya mulai merasakan hawa panas dari air kawah. Teryata, sewaktu masuk ke dalam air dirinya punya kekebalan akan rasa panas.

Air panas yang dihasilkan dari Kawah Cibuni memang mujarab mengobati berbagai macam penyakit. Namun tidak semua orang kuat merasakan hawa panasnya. Dia lantas melakukan semadi, berkomunikasi dengan penguasa alam gaib tempat itu. Tempatnya di sekitar Pancoran Lima. Akhirnya, Jaka menemukan cara agar tempat itu bisa dijadikan pemandian yang berfungsi untuk mengobati orang. Caranya, setiap akan melakukan pengobatan harus di adakan semacam ritual berupa permohonan doa kepada yang maha kuasa. Usai ritual, barulah air kawah bisa dipakai mandi, tanpa merasakan panas meskipun air kawah dalam keadaan mendidih. Selanjutnya oleh Jaka tempat itu kemudian dimodifikasi menjadi tempat pemandian, sekaligus tempat olah kebatinan. Sejak saat itu, banyak orang menemukan kesembuhan setelah berendam di Kawah Cibuni. Karena di makan usia, Ki Jaka kemudian meninggal dunia. Peran beliau mengobati sesama digantikan oleh putranya, Ki Ulloh Maulana. Dan seterusnya, setelah Ki Ulloh wafat, dilanjutkan istrinya Ibu Popon Ratnawaty, yang hingga kini dengan setia menunggui Kawah Cibuni sekaligus menjadi juru kunci (Eko Risanto, 2009).

3.3.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata

Menurut Rahmat Lubis (1981 : 3) “…Prasarana adalah Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan untuk memenuhi kebutuhanya”. Dunia kepariwisataan juga mengenal prasarana dan sarana, dan bahkan tanpa prasarana dan sarana dunia

kepariwisataan tidak dapat memenuhi fungsinya dalam memberikan pelayanan. Adapun prasarana yang tersedia antara lain:

1. Pada akhir tahun 2010 mulai dilaksanakan pembangunan jalan tol Soreang-Pasirkoja dan pelebaran jalan Ciwidey-Rancabali-Cianjur Selatan. Rencananya peletakan batu pertama pembangunan jalan tol Soraja dilakukan akhir 2010 dan diharapkan selesai pada tahun 2013.

2. Pembangkit listrik dan air bersih yang sudah tersedia 3. Penyulingan bahan bakar minyak

4. Sistem telekomunikasi 5. Prasarana keamanan

Sarana pariwisata adalah fasilitas dan perusahaan yang memberikan mundurnya pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Maju sarana kepariwisataan tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan. Sarana pariwisata yang tersedia meliputi :

1. Perusahaan perjalanan seperti agen perjalanan dan biro perjalanan 2. Sarana transportasi terutama transportasi angkutan wisata

BAB IV

BUDI DAYA TANAMAN STROBERI SEBAGAI PENUNJANG KEPARIWISATAAN DI DAERAH CIWIDEY

4.1 Sejarah Tanaman Stroberi

Strawberry di kenal dengan nama arbei yang berasal dari bahasa belanda, aardbei yaitu sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae. Di Indonesia, buah ini di sebut “stroberi”. Ada kurang lebih 20 spesies stroberi. Spesies yang paling umum ditanam untuk di jual adalah dari hasil penyilangan Fragaria x ananassa. Stroberi merupakan berry yang paling terkenal dari semua berry dan termasuk tanaman semak.

Nama lain buah lambang cinta ini adalah Fragaria. Nama tersebut berkaitan dengan ‘fragrance’ atau ‘aroma’. Sedangkan nama strawberry berasal dari bahasa inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari strew atau “straw” dan berige atau “berry”. Alasan pemberian nama ini masih tidak jelas. Konon nama tersebut berkaitan dengan ‘straw’ alias merang yang di pakai untuk mengalasi buah strawberry.

Tanaman ini sudah di budidayakan secara luas di area subtropika berbagai belahan bumi. Melalui persilangan jenis tanaman ini di hasilkan berbagai jenis stroberi baik dari ukuran, warna, bentuk, dan rasanya. Sebagai contoh, stroberi jenis fragaria virginiana dari amerika utara di kenal dengan aromanya yang baik sedangkan jenis fragaria chiloensis dari Chili di kenal dengan ukurannya yang besar.

Buah stroberi memang bukan buah asli Indonesia. Tanaman yang tergolong sebagai tanaman buah herba ini pertama kali di temukan di Negara Chili, Amerika. Salah satu spesiesnya yang terkenal adalah Fragaria chiloensis yang menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika, Eropa, dan Asia. Selain itu, ada spesies Fragaria vesca yang penyebarannya lebih luas lagi dan jenis stroberi inilah yang pertama kali masuk ke Indonesia.

Sekarang ini ada lebih dari 700 macam buah stroberi yang menyebar di seluruh penjuru dunia dan yang banyak kita temukan di pasar swalayan adalah stroberi modern (komersil) fragaria x ananassa var duchesne yang di hasilkan dari persilangan F. virgina var Duchesne asal amerika utara dengan F. chiloensis var Duchesne asal Chili. Negara penghasil stroberi terbesar di dunia adalah Amerika Serikat yang mencapai 245% dari total produksi dunia. Negara produsen lain yang cukup potensial adalah Jepang, Meksiko, Polandia, Italia, dan New Zealand.

Di Amerika Serikat, stroberi di tanam terutama di Negara bagian California dengan luas areal mencapai 37,7% dari seluruh areal produksi stroberi AS. Negara bagian lain yang juga memproduksi stroberi adalah Florida, Oregon, Washington, Louisiana, Michigan, New York, Ohio, New Jersey, dan Arkansas. Beberapa kultivar stroberi yang banyak di tanam adalah Douglas, Pajaro, Chandler, dan Parker. Indonesia pun tidak ketinggalan. Walaupun tidak sehebat di AS, stroberi juga sudah di kenal luas oleh masyarakat Indonesia. Nenek moyang stroberi yang di budidayakan di Indonesia berasal dari Amerika.

Buah stroberi yang di tanam di berbagai wilayah di dunia berasal dari buah berry liar. Kalau awal jenisnya tak sampai 10 jenis, kini berkat perkembangan teknologi pangan jenis stroberi menjadi ratusan. Hampir tiap wilayah memiliki jenis yang berbeda. Demikian juga jenis stroberi yang di tanam di Indonesia, ada yang berasal dari Belgia, Italia, dan Belanda. Bentuk buahnya ada yang kecil merah, kecil agak pucat hingga jenis manis yang besar berwarna merah menyala.

Pada pertengahan tahun 1990-an, tanaman buah ini mulai di kenal dan di kembangkan oleh petani Indonesia, khususnya oleh petani Rancabali Bandung, Jawa Barat. Stroberi tumbuh cukup baik di daerah ini karena udaranya dingin menyerupai habitat aslinya. Jenis stroberi yang banyak di tanam penduduk adalah fragaria nilgerrensis, yang oleh warga setempat lebih di kenal sebagai stroberi nyoho. Stroberi jenis lain yang juga mulai dibudidayakan adalah stroberi California (Fragaria versca), Holland, dan Ananassa (Fragaria ananassa).

Sekitar tahun 1995, seorang petani diketahui membeli bibit stroberi dari luar negeri dan mencoba menanamnya di Rancabali. Namun baru dua tahun kemudian, yaitu tahun 1997, stroberi menjadi tanaman yang umum ditemui di halaman rumah penduduk. Menyadari potensinya, pada tahun 1999 masyarakat mulai menaman stroberi dalam skala besar.hanya saja ketika itu, pemasaran buah berwarna merah berbintik kuning itu masih sulit karena mudah membusuk sedangkan pemasaranya pun tidaklah jauh, baru seputar Bandung.

Sekitar tahun 2000, pasar stroberi mulai merambah ke luar Bandung, yaitu ke Jakarta. Menyusul perbaikan di segi pengumpulan, pengemasan dan pemasaran, terjadi booming stroberi pada tahun 2001. Setelah tiga tahun berselang, di tahun 2004 kebun stroberi mendominasi pertanian di dua kecamatan yang letaknya tidak jauh dari Gunung Patuha. Ciwidey dan Rancabali yang dulu dikenal dengan kebun tehnya, sekarang lebih dikenal dengan kebun stroberi.

Selain di daerah Jawa Barat, tanaman stroberi juga dapat di jumpai di Jawa Tengah, yaitu di sentra pertanian Tawangmangu Kabupaten Karang Anyar. Jenis stroberi yang di budidayakan yaitu jenis daun keriting tristar yang memang cocok di tanam di daerah ini. Budidaya stroberi juga sudah di lakukan di daerah Sukabumi, Cipanas, Lembang, Batu, dan Bedugul (Bali). Warna buah yang sangat mencolok dengan bentuk mungil serta rasa yang manis segar telah menempatkan stroberi sebagai tanaman buah yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Warna dan rasanya yang khas menyebabkan buah stroberi sangat di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga usia lanjut.

Paduan rasa manis dan asam, rupanya sudah jadi ciri buah mungil ini. Uniknya, biji buah ini berada di bagian luar buah berbentuk sangat kecil sehingga membuat tampilan buah jadi makin solid. Stroberi di jadikan lambang cinta pada zaman yunani kuno. Apa karena bentuknya yang seperti hati? Teryata bukan. Stroberi di jadikan sebagai lambang cinta oleh masyarakat yunani kuno karena warna, rasa, dan manfaat buah ini. Buah berwarna merah ini kaya akan pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan yang tinggi, sehingga stroberi mempunyai khasiat yang

sangat banyak. Selain itu stroberi teryata kaya vitamin C, rendah kalori, mengandung serat, folat, potasium,serta asam ellagic. Stroberi masih termasuk jenis buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ada yang mematok dengan harga Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 50.000,- per kilogramnya. Bervariasinya harga buah ini di sesuaikan dengan jenis-jenis stroberi.

Sepertinya, harga elit buah ini tak berpengaruh pada prospek agrobisnis stroberi. Di Indonesia sendiri, prospeknya cukup cerah. Itu di lihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun yang meningkat. Pasalnya, potensi budidaya stroberi ini juga di dukung oleh kondisi kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Seperti di Jawa Barat yang sudah cukup lama jadi produsen stroberi jenis lokal. Tak sedikit yang memanfaatkan lokasi ini sebagai lahan budidaya stroberi. Bahkan terlihat orang berbondong-bondong ke daerah puncak ini hanya untuk meluangkan waktu liburan sambil menikmati stroberi (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

4.2 Manfaat Stroberi

Menurut Wijayakusuma (1992) banyak manfaat yang terkandung dalam buah stroberi, antara lain baik untuk kesehatan. Adapun manfaat dari buah stroberi yaitu:

1. Stoberi mampu menyusutkan kadar kolestrol.

2. Stroberi dapat membantu melumpuhkan kerja aktif kanker karena asam ellagic yang dikandungnya.

3. Stroberi mengandung zat anti bakteri dan anti radang.

4. Konsentrasi tujuh zat antioksidan yang ada pada stroberi lebih tinggi dibandingkan buah atau sayuran lain, sehingga stroberi merupakan buah yang efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh (Oksidasi ialah hancurnya jaringan tubuh karena radikal bebas. Oksidasi juga bertanggung jawab pada proses penuaan)

5. Stroberi yang kaya vitamin C sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak 6. Stroberi yang hanya sedikit mengandung gula juga cocok untuk diet bagi

penderita diabetes

7. Stroberi yang dimakan teratur dapat menghaluskan kulit dan membuat warna kulit terlihat lebih cerah dan bersih.

8. Stroberi dapat memutihkan atau membersihkan permukaan gigi

9. Kebutuhan vitamin C orang dewasa per harinya dapat dicukupi oleh 8 buah stroberi (98 mg). Kebutuhan serat juga sekaligus dapat terpenuhi.

4.3 Peran Stroberi Dalam Menunjang Kepariwisataan

Kawasan wisata Ciwidey di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kini punya daya tarik lain. Tempat itu tidak lagi hanya menyuguhkan panorama yang eksotik, tetapi juga sudah di lengkapi dengan wisata agro. Beberapa objek wisata yang terletak di antara kecamatan Ciwidey dan Rancabali dikenal sebagai primadona wisata di Bandung Selatan dengan objek wisata kawah putih Ciwidey, Situ Patengan, maupun pemandian air panas Cimanggu. Menurut perhitungan, seorang wisatawan akan segera bosan dalam waktu dua jam di dalam objek wisata alam yang tanpa aktivitas alias diam. Bahkan,bila tidak ada kegiatan lain yang ditawarkan, rasa bosan bisa datang lebih cepat dari dua jam/papar Kepala Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Yoharman Syamsu”.

Untuk memberi kesan yang unik bagi wisatawan, di objek wisata Ciwidey kini di kembangkan agrowista stroberi, yaitu di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, dan Pasirjambu. Letaknya di sepanjang jalur menuju objek wisata alam Ciwidey. Harapannya, agrowisata ini mampu penjadi ciri khas yang menguatkan objek wisata alam sehingga wisatawan yang datang ke Kawah Putih bisa mampir dan merasakan pengalaman yang berbeda. Sama dengan agrowisata di Kota Batu, Jawa Timur, yang

menawarkan agrowisata petik apel langsung, wisatawan di Ciwidey juga diperbolehkan memetik langsung stroberi di kebun-kebun milik petani. Mereka bebas mengelilingi kebun yang dipenuhi ratusan tanaman stroberi. Mereka bisa mengambil buah berdasarkan warna yang merah atau ukuran yang besar. Setelah merasa cukup, buah hasil petikannya diserahkan kepada pihak pengelola wisata alam tersebut untuk ditimbang dan dibayar. Harganya mencapai Rp. 25.000-35.000,- per kilogram. Buah yang telah dibeli itu bisa dibawa untuk oleh-oleh atau cemilan ditengah jalan atau bisa langsung diblender untuk dijadikan jus.

Kawasan wisata Ciwidey ini terletak sekitar 25 Kilometer arah selatan Kota Bandung. Untuk menuju kawasan wisata agro tersebut, wisatawan bisa mengambil arah menuju Kawah Putih Ciwidey karena lokasinya beberapa kilometer sebelum kawah. Wisatawan bisa memilih kebun stroberi yang mereka kunjungi. Hal yang di tawarkan di semua kebun stroberi umumnya suasana asri yang di dukung panorama gunung Patuha sebagai latar belakang. Lingkungan yang masih terjaga membuat wisatawan akan betah.udara terasa segar yang tentu jauh dari polusi seperti di kota besar.produk olahan di setiap kebun juga dijual berbagai produk olahan berbahan dasar stroberi, seperti dodol, sirop, dan slai. Produk olahan ini dibuat agar bisa dijadikan buah tangan karena umurnya lebih lama dari pada buah segar.

Produk olahan ini diproduksi oleh satu kelompok petani yang tergabung dalam satu koperasi dengan label ”yuriberry”. Dalam sehari, produksi stroberi yang diserap rata-rata hanya 25 kilogram sedangkan sebagian besar produksi buah stroberi para petani Ciwidey ini, setelah dikemas dalam plastik di pasarkan ke pasar-pasar swalayan,seperti di Bandung,Bogor,dan Jakarta. Yoharman menambahkan,yang di

tawarkan dalam agrowisata stroberi petik sendiri adalah pengalaman unik yang bisa di rasakan wisatawan. Seorang wisatawan bisa mendapat pengalaman yang berbeda dengan wisatawan lain yang berada di tempat dan waktu yang sama. Alasannya, pengalaman seseorang mencari buah stroberi yang dinilai paling bagus dan rasa puas menemukan serta memetik sendiri buah dari masing-masing orang tidak sama.

Dokumen terkait