• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

10. Keragaman Produk

Keragaman produk adalah kelengkapan produk yang menyangkut

kedalaman, luas, dan kualitas produk yang ditawarkan serta ketersedian

barang tersebut setiap saat di toko (Engels, 1995 : 258).

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa keragaman produk

adalah macam-macam produk dalam artian kelengkapan produk mulai dari

merk, ukuran, dan kualitas serta ketersediaan barang tersebut setiap saat di

Keragaman produk menurut Ma’ruf (2006 : 144) terdiri atas dua hal, yaitu lebar bauran produk dan kedalaman bauran produk.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009 : 16) mendefinisikan

lebar dan kedalaman bauran produk sebagai berikut :

a. Wide atau Lebar, yaitu banyaknya lini produk produk yang dijual.

1) Lebar : banyak ragam kategori/lini produk.

2) Sempit : sedikit ragam kategori/lini produk.

b. Deep atau dalam, yaitu banyaknya varian dalam masing-masing

kategori/lini produk.

1) Dalam : banyaknya pilihan/varian (warna, ukuran, bahan, dan lain-

lain) dalam kategori produk.

2) Dangkal : sedikit pilihan/varian dalam kategori produk.

11.Bauran Produk

Bauran Produk adalah satu set produk dan unit produk yang

ditawarkan penjual kepada pembeli

(http://mademoiselle9201.wordpress.com/2012/11/13/bauran-produk/). Bauran Produk memiliki Lebar, Panjang, Dalam, dan Konsistensinya

dalam suatu jajaran lini dari produk perusahaan terkait. Hal tersebut

merupakan keputusan dari bauran produk.

a. Lebar bauran produk : Memilah suatu bidang lini produk kedalam

beberapa lini produk yang berbeda dalam perusahaan yang sama

b. Panjang bauran produk: Membedakan Lebar bauran produk kedalam

beberapa jenis yang berbeda lagi, Jadi mengacu kepada jenis dari

lebar produk.

c. Dalam bauran produk : Membedakan Panjang bauran produk kedalam

beberapa tipe atau variasi yang berbeda masing-masing

spesifikasinya.

d. Konsistensi bauran produk: Untuk mengetahui seberapa dekat

hubungan lini produk tehadap pemakaian akhir, persyaratan produk

dan saluran distribusi.

12. Lokasi

Menurut Kotler ( dalam

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pek_033103_chapter2.pdf )

lokasi adalah sebagai suatu tempat fisik dimana pembeli dan penjual

bertemu untuk mempertukarkan barang atau jasa.

Utami (2008:61) mengemukakan ada masalah-masalah yang

membuat lokasi tertentu memiliki daya tarik secara spesifik. Hal ini

terkait dengan upaya untuk mengamati keuntungan aksesibilitas lokasi dan

keuntungan yang terkait dengan lokasi sebagai pusatnya. Berikut

a. Aksesibilitas

Aksesibilitas lokasi adalah kemudahan bagi konsumen untuk datang

atau masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua

tahap, yaitu :

1) Analisis makro

Analisis makro mempertimbangkan area perdagangan primer

seperti area dua hingga tiga mil di sekitar lokasi tersebut. Untuk

menaksir aksesibilitas lokasi pada tingkat makro ritel secara

bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola-pola jalan,

kondisi jalan, dan hambatan-hambatan.

2) Analisis mikro

Analisis mikro berkonsentrasi pada masalah-masalah menyangkut

lokasi, seperti visibilitas, arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan

jalan masuk atau jalan keluar.

b. Keuntungan di dalam Pusat Perdagangan.

Setelah aksesibilitas pusat telah dievaluasi, analisis harus mengevaluasi

lokasi di dalamnya. Karena lokasi yang lebih baik memerlukan biaya

yang lebih, ritel harus mempertimbangkan kepentingan mereka.

Contohnya, dalam wilayah pusat perbelanjaan seperti plaza dan mall,

lokasi yang lebih mahal adalah lokasi yang berada di dekat penyewa

13.Harga.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008: 345) harga adalah sejumlah

uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai

yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.

Menurut Utami (2008:104) terdapat lima aktivitas yang dapat

mendukung dibangunnya reputasi harga bagi sebuah ritel. Kelima aktivitas

tersebut adalah :

a. Everyday shelf prices

Reputasi harga yang baik akan terbangun jika ritel sangat

memperhatikan perubahan harga untuk setiap item yang dijual dalam

rak. Secara konsisten merubah harga pada rak pajang sesuai dengan

harga yang ditetapkan oleh ritel.

b. Price communiation

Ritel harus menghargai komunikasi pada pelanggan tentang informasi

harga yang ditetapkan ritel untuk item barang dagangan. Hal ini akan

efektif dijalankan apabila dilakukan kontrol terhadap konsistensi

antara harga yang dikomunikasikan dan harga nyata yang harus

konsumen bayar.

c. Promotional price

Secara konsisten melakukan promosi harga untuk item-item barang

d. Per unit prices

Ritel harus mengkomunikasikan harga per unit item barang dagangan

pada pelanggan.

e. Know value item prices

Pemahaman pelanggan terhadap nilai item barang dagangan akan

sangat membantu dalam memahami penetapan harga oleh ritel

terhadap item barang dagangan tersebut.

14.Iklan

Menurut Utami (2006:214) iklan merupakan urutan pertama dan

berperan besar diantara semua alat dalam bauran pemasaran. Periklanan

biasanya diimplementasikan oleh ritel dengan beberapa tujuan :

a. Memberikan informasi, yaitu memberitahukan adanya produk baru,

program promosi penjualan, maupun layanan baru, bahkan untuk

memperbaiki kesalahpahaman atau membangun citra perusahaan.

b. Membujuk, yaitu untuk membangun rasa suka pelanggan terhadap

ritel, membujuk untuk mengunjungi gerai, maupun membujuk untuk

membeli dan mengonsumsi produk baru. Dengan demikian tujuan

praktisnya adalah meningkatkan lalu lintas pelanggan yang

berkunjung pada ritel, serta meningkatkan penjualan jangka pendek.

c. Mengingatkan, yaitu menggugah kesadaran atau ingatan pelanggan

tentang sesuatu yang positif dari ritel. Mengingatkan bahwa ritel

barang dagangan yang lengkap, serta mengingatkan pelanggan untuk

dari waktu secara konsisten mengunjungi gerai ritel.

15.Promosi Penjualan

Menurut Utami (2006:215) promosi penjualan adalah program

promosi ritel dalam rangka mendorong terjadinya penjualan atau untuk

meningkatkan penjualan. Beberapa jenis promosi penjualan, yaitu :

a. Titik penjualan

Dapat dilaksanakan dengan cara memajang produk di counter, di lantai,

dan jendela yang mengingatkan para pelanggan dan sekaligus

merangsang pola perilaku belanja impulsif.

b. Kupon

Kupon adalah tanda yang ditujukan pada pelanggan untuk mendapatkan

diskon khusus saat berbelanja. Peritel dapat mengiklankan suatu

potongan harga khusus bagi pembeli yang memanfaatkan kupon

tersebut.

c. Hadiah langsung

Pelanggan diberikan hadiah karena berbelanja dalam jumlah tertentu.

d. Suvenir

Barang – barang suvenir dapat menjadi alat promosi penjualan yang menunjukkan nama dan logo peritel. Barang tersebut dapat berupa tas

16.Desain

Desain suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan

dimana titik beratnya adalah melihat segala sesuatu persoalan tidak secara

terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu

masalah dengan lainnya saling terkait.

Desain interior adalah suatu proses perancangan bagian dalam dari

sebuah bangunan, yang meliputi unsur fisik, yaitu struktur dan elemen

pembentuk ruang (lantai, dinding, palfon) dan unsure non fisik yaitu untuk

memenuhi fungsi ruang sebagai tempat beraktifitas. Desain interior

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain semiotika, gaya hidup, serta

konsep space dan place (http://www.academia.edu/1478467/Desain_).

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam

memilih suatu tempat nongkrong/hang-out. Hal-hal tersebut, yaitu (dalam

http://id.openrice.com/jakarta/mobile/?shopid=15463):

1. Kebersihan.

2. Kerapihan.

3. Pencahayaan.

4. Penataan meja dan kursi.

5. Kecepatan pelayanan.

Dokumen terkait