• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil analisis vegetasi mangrove di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten

Batu Bara didapat 6 jenis tumbuhan mangrove yaitu Heritiera littolaris,

Excoecaria agallocha, Calophyllum sp, Xylocarpus granatum, Scyphipora

hydrophyllaceae dan Avicennia alba. Data Keanekaragaman vegetasi mangrove yang ditemui pada lokasi plot penelitian di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Keanekaragaman Vegetasi Mangrove yang Ditemukan pada Lokasi Plot Penelitian di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara

Jenis Tingkat

Pertumbuhan

No Family

Nama Lokal Nama Ilmiah Pohon Pancang

1 Sterculiaceae Dungun Heritiera littolaris

Dryand. + +

2 Euphorbiaceae Buta-buta Excoecaria agallocha L. + + 3 Guttiferae - Calophyllum sp. + + 4 Meliaceae Bakau, Jangkah Xylocarpus granatum

Koning. + +

5 Rubiaceae Duduk-rambat Scyphipora

hydrophyllaceae Gaertn. - +

6 Avicenniaceae Api-api Avicennia alba Blume. + +

Jumlah 5 6

Keterangan :

(-) : Tidak ditemukan

(+) : Ditemukan

Secara umum Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara termasuk ke dalam hutan mangrove tipe dataran pantai yang merupakan jalur sempit memanjang

dengan substrat pasir hingga pasir berbatu. Dari hasil analisis vegetasi pada 20 plot penelitian di Kawasan Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara ditemukan 6 famili vegetasi mangrove yaitu Sterculiaceae, Euphorbiaceae, Guttiferae, Meliaceae, Rubiaceae dan Avicenniaceae, dengan jumlah jenis sebanyak 6 jenis yaitu

Heritiera littolaris, Excoecaria agallocha, Calophyllum sp, Xylocarpus granatum,

Scyphipora hydrophyllaceae dan Avicennia alba.

Pada tingkatan pohon terdapat 5 jenis vegetasi mangrove yaitu

Heritiera littolaris, Excoecaria agallocha, Calophyllum sp, Xylocarpus granatum dan

Avicennia alba (Tabel 1). Pada tingkatan pancang terdapat 6 jenis vegetasi mangrove

yaitu Heritiera littolaris, Excoecaria agallocha, Calophyllum sp,

Xylocarpus granatum, Scyphipora hydrophyllaceae dan Avicennia alba.

Kawasan Hutan Mangrove Kuala Indah yang memiliki subtrat pasir sangat mendukung kehidupan beberapa jenis vegetasi mangrove seperti Callophylum sp,

Xylocarpus granatum dan Avicennia alba. Menurut Noor et al., (2006) zonasi

mangrove berkaitan erat dengan pasang surut. Avicennia alba adalah jenis yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kisaran salinitas dibandingkan dengan jenis yang lain. Menurut Wetlands International Indonesia (2006) Avicennia alba adalah jenis pioner pada habitat rawa mangrove di lokasi pantai yang terlindung, pada bagian yang lebih asin di sepanjang pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut dan daerah pinggir pantai. Kemampuan Avicennia alba hidup pada kisaran toleransi yang tinggi karena jenis ini memiliki akar yang dapat membantu pengikatan sediment, kemampuannya mengikat sediment akan menyebabkan ketahanan yang tinggi terhadap

salinitas tinggi. Xylocarpus granatum dan Calophyllum sp adalah jenis yang sangat suka hidup pada areal hutan mangrove yang lebih kedaratan dimana areal ini digenangi pada saat pasang tinggi.

Pada umumnya, vegetasi yang tumbuh di kawasan mangrove mempunyai variasi yang seragam, yaitu hanya terdiri atas satu stratum yang berupa pohon-pohon yang berbatang lurus dengan tinggi pohon mencapai 20 m - 30 m (Arief, 2003). Berdasarkan hal tersebut dapat diambil suatu alasan mengapa vegetasi pada hutan mangrove relatif memiliki vegetasi yang hampir seragam. Biasanya pada vegetasi hutan mangrove suatu jenis mangrove akan sangat mendominasi pada kawasan tersebut dengan kerapatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya. Vegetasi yang tumbuh dikawasan mangrove mempunyai persyaratan yang berbeda dengan kawasan hutan lainnya. Hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap vegetasi adalah tanah atau substrat.

Soemodihardjo (1979) menambahkan terdapat korelasi yang jelas antara tegakan dengan tinggi pasang surut. Tinggi rendahnya pasang surut air laut juga mempengaruhi jenis-jenis vegetasi hutan mangrove, karena beberapa jenis tertentu menyukai daerah dengan genangan air permanen seperti Rhizophora sp dan pada jenis tertentu sangat menyukai daerah transisi tidak tergenang namun tidak terlalu kering seperti Callophylum sp.

4.2. Kerapatan Vegetasi Mangrove di Hutan Mangrove Kuala Indah Kabupaten Batu Bara

Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam luasan tertentu (Kusmana, 1997), sedangkan untuk mengetahui tingkat kerusakan mangrove dihitung dengan menggunakan rumus yang mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang kriteria baku dan pedoman penentuan kerusakan mangrove (Tabel 1). Data kerapatan individu/ha vegetasi mangrove yang ditemui pada lokasi plot penelitian di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kerapatan Individu /Ha Vegetasi Mangrove yang ditemui pada lokasi plot penelitian di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara

Kerapatan (Individu/Ha)

No Jenis

Pohon Pancang

1 Heritiera littolaris Dryand. 65 540

2 Excoecaria agallocha L 75 940

3 Calophyllum sp. 115 2040

4 Xylocarpus granatum Koning 45 320

5 Scyphipora hydrophyllaceae Gaertn. - 200

6 Avicennia alba Blume. 45 200

Jumlah 345 4240

Kerapatan tertinggi pada tingkat pohon adalah jenis Callophyllum sp (115 individu/Ha) sedangkan kerapatan terenah adalah jenis Xylocarpus granatum dan

Avicenia alba (45 individu/Ha) (Tabel 3). Pada tingkatan pancang (anakan pohon) kerapatan tertinggi adalah jenis Calophyllum sp (2040 individu/Ha) sedangkan

kerapatan terendah adalah jenis Scyphipora hydrophyllaceae dan Avicennia alba (200 individu/Ha). Menurut Wetlands International Indonesia (2006) Calophyllum sp secara ekologi sangat menyukai habitat bukan rawa yaitu pantai berpasir dengan ketinggian < 200 mdpl. Terkadang hidup pada hutan mangrove dan sangat menyukai habitat transisi, hal ini menyebabkan Calopyllum sp memiliki penyebaran yang sangat luas.

Karakteristik ekologi Calophyllum sp sangat sesuai dengan Topografi Hutan Mangrove Kuala Indah Kabupaten Batu Bara yaitu hutan mangrove dengan tanah berpasir dengan ketinggian 0 – 100 m dpl. Hal ini menjadikan Callophyllum sp sangat mendominasi di hutan Mangrove Kuala Indah, buah yang berbentuk bulat dan manis serta beraroma tajam menjadikan Calophyllum sp menjadi makanan yang sangat disukai burung, hal ini berpengaruh pada tingkat penyebaran dan keberhasilan tumbuh yang tinggi selain itu Calophyllum sp juga disebarkan melalui arus laut. Haryanto (1989) menambahkan Calophyllum sp tidak menyukai substrat gambut atau substrat berlumpur. Jenis Calophyllum sp adalah jenis yang sering mendominasi di dalam komunitas hutan.

Excoecaria agallocha adalah jenis tertinggi kedua yang mendominasi di Hutan Mangrove Kuala Indah, menurut Wetland International Indonesia (2006) secara ekologi Excoecaria agallocha sangat membutuhkan masukan air tawar dalam jumlah besar. Umumnya jenis ini ditemukan pada bagian pinggir mangrove di bagian daratan tidak berlumpur terkadang juga tumbuh pada batas tertinggi air pasang. Jenis ini memiliki penyebaran yang luas di wilayah Asia termasuk Indonesia. Kondisi Hutan

Mangrove Kuala Indah yang berpasir mendukung perkembangan jenis ini, selain keadaan lingkungan jenis ini juga memiliki kelenjar nektar yang banyak pada ujung pinak daun di bawah bunga, kelenjar nektar ini menarik serangga terutama lebah sehingga penyerbukan kerap sekali terjadi sehingga jenis ini hampir mendominasi pada suatu daerah. Haryanto (1989) menambahkan, bahwa Excoecaria agallocha juga dapat tumbuh pada daerah yang langsung berbatasan dengan laut yang terpengaruh oleh pasang surut air laut. Namun jenis ini juga ditemui pada daerah yang tidak tergenang air laut, jenis ini memiliki toleransi yang sangat tinggi terhadap pasang surut air laut.

Menurut Wetlands International Indonesia (2006) Xylocarpus granatum sangat suka hidup pada tanah berlumpur halus dan selalu tergenang pada saat air pasang normal, Scyphipora hydrophyllaceae juga sangat menyukai substrat berlumpur tetapi tidak menyukai genangan air tawar yang permanent dan menyukai daerah yang kerap tergenang air laut saat pasang sedangkan Avicennia alba menyukai habitat rawa mangrove, terkadang hidup sebagai pioner pada lokasi pantai yang terlindung. Kebutuhan hidup yang berbeda-beda pada ketiga jenis tersebut mengakibatkan penyebaran tempat tumbuhnya tidak merata, ketiga jenis tersebut kerap hidup pada masing-masing tipe substratnya hal ini mengakibatkan tingkat kerapatannya rendah karena tidak dapat tumbuh dengan baik pada substrat bepasir sedangkan daerah Hutan Mangrove Kuala Indah adalah hutan mangrove berpasir walaupun pada beberapa titik kerap dijumpai daerah berlumpur yang digenangi air secara permanent seperti rawa hutan mangrove.

4.3. Dominansi Vegetasi Mangrove di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara

Penentuan jenis vegetasi mangrove dominan dilakukan dengan menggunakan indeks nilai penting (INP) vegetasi mangrove di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara, untuk tingkat pohon dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Indeks Nilai Penting (INP) Vegetasi Mangrove di Hutan Mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara

No Jenis KR FR DR INP H’

Pohon

1 Heritiera littolaris Dryand. 18,84 16,28 20,59 55,71

2 Excoecaria agallocha L 21,74 20,93 21,78 64,45

3 Calophyllum sp. 33,33 37,21 33,68 104,22

4 Xylocarpus granatum Koning 13,04 16,28 11,61 40,93

5 Avicennia alba Blume 13,04 9,30 12,35 34,69

1,54

Pancang

1 Heritiera littolaris Dryand.

12,74 15,38 28,12 -

2 Excoecaria agallocha L

22,17 25,00 47,17 -

3 Calophyllum sp.

48,11 30,77 78,88 -

4 Xylocarpus granatum Koning

7,55 17,31 24,85 -

5 Scyphipora hydrophyllaceae Gaertn.

4,72 5,77 10,49 -

6 Avicennia alba Blume

4,72 5,77 10,49 -

1,43

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat pada tingkat pertumbuhan pohon berdasarkan Indeks Nilai Penting didominasi oleh jenis Calophyllum sp dengan INP (104,22%) dan INP terendah adalah jenis Avicennia alba Blume dengan INP (34,69%). Pada tingkat pertumbuhan pancang (anakan pohon) berdasarkan Indeks Nilai Penting didominasi oleh jenis Calophyllum sp.dengan INP (104,22 %)dan INP terendah adalah jenis Scyphipora hydrophyllaceae dengan INP (34,69%).

Pada kedua tingkat pertumbuhan didominansi oleh Calophyllum sp. Secara

ekologi Calophyllum sp. tumbuh pada habitat pantai berpasir, hingga ketinggian 200 m dpl. Kadang-kadang tumbuh pada lokasi mangrove, biasanya pada habitat

transisi. Keadaan ini sangat sesuai dengan keadaan hutan mangrove Kuala Indah, Kabupaten Batu Bara dengan substrat berpasir.

Indeks keanekaragaman vegetasi mangrove untuk tingkat pertumbuhan pohon

1,54 dan pancang adalah 1,43 berdasarkan Barbour et al., (1987) apabila nilai H' 0 - 2 adalah termasuk kriteria keanekaragaman vegetasinya tergolong rendah.

Rendahnya tingkat pertumbuhan vegetasi mangrove di hutan mangrove Kuala Indah disebabkan oleh tingginya aktifitas masyarakat di sekitar hutan mangrove, seperti pengambilan kayu untuk bahan bakar, perumahan, serta terjadinya perubahan fungsi hutan menjadi tempat wisata. Pemanfaatan hutan mangrove secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hutan mangrove dan akan menyebabkan lahan hutan mangrove kritis. Suatu lahan mangrove dapat dikategorikan sebagai lahan kritis, apabila lahan tersebut sudah tidak dapat berfungsi lagi, baik sebagai fungsi produksi, fungsi perlindungan maupun fungsi pelestarian alam.

Menurut Saparinto (2007) kegiatan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap kerusakan mangrove adalah pengambilan kayu untuk keperluan komersial serta peralihan peruntukan untuk tambak dan pertanian. Kegiatan masyarakat yang terus menerus akan mengkibatkan tingginya laju kerusakan hutan mangrove.

Pada dasarnya hutan mangrove memiliki dua fungsi yang sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu fungsi ekonomi dan ekologi. Kedua manfaat

tersebut secara potensial mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, tergantung pada karakteristik serta kompleksitas hubungan ekosistem yang ditimbulkannya (Harahap, 2010).

Dokumen terkait