• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Dalam dokumen DOKUMEN PEMILIHAN SEMBALUN (Halaman 61-89)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

RENCANA TATA RUANG KSK AGROPOLITAN SEMBALUN

I. URAIAN PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka rencana tata ruang di Indonesia dirumuskan secara berjenjang mulai dari yang bersifat umum sampai tingkatan yang rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan mitra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan nasional maka antara satu jenis rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang lainnya mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling berurutan satu sama lainnya serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun operasionalisasinya.

Desentralisasi dan otonomi daerah telah menegaskan bahwa kewenangan pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada pada pemerintah kabupaten/kota. Kewenangan tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus dicermati dan disikapi oleh pemerintah kabupaten/kota terutama dalam merencanakan tata ruang daerah yang tidak lagi terbatas oleh cakupan administrasi saja, tetapi harus pula mempertimbangkan keterkaitan sosial, ekonomi dan ekologis (strategis) sesuai dengan kebutuhan dan prioritas perencanaan wilayah yang akan dituju/dibuat. Penataan ruang yang diharapkan di masa depan harus sejalan dengan paradigma pembangunan yang bukan hanya berorientasi pada peningkatan kesejahteraan manusia (ekosentris) tetapi berimbang ke arah peningkatan kesejahteraan ekosistem (ekosentris) sebagai dasar yang melahirkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan, konsep pembangunan yang mempertimbangkan daya dukung (carrying capacity)

dan kelangkaan (scarcity) sumberdaya alam termasuk lahan (ruang) dalam dimensi lingkungan (eksternalitas) yang didalamnya tetap juga menjadikan proses pembangunan ekonomi sebagai salah satu tujuan akhirnya.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Kabupaten Lombok Timur telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berkekuatan hukum, yaitu dengan disahkanya Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Lombok Timur. RTRW ini telah menjadikan beberapa kawasannya sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK). Ada 8 (delapan) kawasan yang ditetapkan sebagai KSK terdiri dari 4 (empat) KSK untuk kepentingan ekonomi, 2 (dua) KSK untuk kepentingan lingkungan hidup dan 2 (dua) KSK untuk kepentingan Sosial Budaya.

Dalam dokumen teknis RTRW diterangkan bahwa kawasan agropolitan Sembalun dikembangkan di seluruh desa yang termasuk Kecamatan Sembalun dengan hinterland dari kawasan ini meliputi desa-desa di sekitar Kecamatan Sambelia. Sektor unggulan yang ditetapkan dalam Perda 2/2012 adalah hortikultur. Sedangkan produk unggulan yang dijelaskan dalam RTRW adalah komoditi seperti bawang putih, bawang merah, kubis, dan kentang.

Dalam rangka mengembangkan kawasan agropolitan Sembalun. Terdapat beberapa hal yang diarahkan yaitu:

a. Pengembangan sistem agroindustri yang meliputi:

 Pengembangan sub sistem agroindustri hulu;

 Pengembangan sub sistem usaha produksi;

 Pengembangan sub sistem pengolahan dan pasca panen;

 Pengembangan sub sistem pemasaran hasil; dan

 Pengembangan sub sistem jasa penunjang.

b. Distrik/pusat untuk kawasan agropolitan Sembalun adalah di sekitar Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Sembalun Lawang. Untuk itu beberapa fasilitas yang diarahkan di distrik agropolitan ini adalah pusat perdagangan skala lokal berupa pasar harian dan pusat koleksi komoditas hasil-hasil pertanian tanaman hortikultur.

c. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang, misalnya: transportasi, air bersih, telepon, terminal agroindustri, proses produksi (sarana pembibitan, penanggulangan hama, dan lain sebagainya), dan sarana dan prasarana pertanian (pergudangan untuk menampung hasil produksi, dan lain sebagainya).

d. Pengembangan spasial keruangan untuk kawasan agropolitan meliputi rencana struktur tata ruang kawasan agropolitan, rencana pengembangan zona kawasan, dan rencana pengembangan sentra komoditas unggulan dan andalan.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

e. Pengembangan kelembagaan untuk mendukung kawasan agropolitan.

f. Pengembangan sumberdaya manusia diarahkan untuk lebih menggunakan SDM lokal di sekitar kawasan.

g. Untuk mendukung pengembangan kawasan Sembalun selanjutnya dapat direncanakan pula pengembangan kegiatan agrowisata.

Untuk menunjang penyusunan rencana tata ruang, maka ketersediaan data/informasi yang akurat dan aktual, terutama yang menyangkut aspek keruangan seperti batas kawasan, letak/lokasi kawasan perencanaan, penggunaan lahan, jaringan prasarana dan sarana dan lain-lain adalah sangat penting dan menentukan. Dengan adanya ketergantungan pada data yang akurat diharapkan penyusunan rencana tata ruang akan lebih mendekati kenyataan sesuai dengan kondisi dan permasalahan di lapangan. Ada beberapa gambaran tentang kondisi yang berkaitan dengan penyusunan tata ruang ini antara lain:

a. Skala kedetailan peta-peta dalam RTRW Kabupaten Lombok Timur adalah 1:50.000;

b. Belum adanya dokumen rinci tata ruang yang telah memiliki legalitas dan masih berlaku di Kabupaten Lombok Timur;

c. masyarakat umum sebagai pengguna (baik investor, pemilik lahan, penyedia jasa yang berkepentingan bahkan instansi sektoral vertikal maupun horisontal sekalipun) menginginkan informasi rencana peruntukan ruang dalam rencana pola ruang tersedia/dituangkan dalam skala sangat rinci sehingga luasan persil sudah cukup tampak jelas. Mereka tidak begitu memperhatikan tentang hierarki dan proses penyusunan dan penetapan sebuah rencana tata ruang yang cukup panjang;

d. Updating data khususnya peta dengan skala rinci (1:5000, 1 cm di peta mewakili 50 meter di lapangan) dituntut oleh masyarakat dilakukan secara kontinue (terus-menerus), sementara institusi di Pemerintah Daerah yang mengeluarkan ijin belum menggunakan database dalam bentuk peta (spasial), tetapi masih berupa tabulasi dan uraian (berkas). Hal ini membuat proses perencanaan dan pengendalian ruang menjadi mahal karena selalu harus dimulai dari pendataan rinci yang baru;

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

bentukan usaha di lokasi yang tidak mencantumkan diskripsi tentang usahanya pada bagian depan pagarnya, sehingga agak menyulitkan untuk pemantauan/pengendalian serta untuk updating data. Hal ini harus menjadi concern tersendiri dari surveyor;

f. Pada beberapa kawasan di Wilayah Kabupaten Lombok Timur, telah terbantukan dengan adanya citra satelit data perekaman Tahun 2009; g. Banyak bentukan struktur ruang dalam RTRW Kabupaten Lombok

Timur maupun pola ruang-nya belum dapat terealisasi secara proporsional dalam rencana rinci dalam bentuk rencana detail. Disadari atau tidak, RTRW Kabupaten Lombok Timur yang telah ditetapkan dengan Perda Nomor 2 Tahun 2012 memiliki tingkat kerincian yang masih cukup besar yaitu 1:50.000 untuk dijadikan pedoman perijinan lokasi investasi, sehingga akan cukup menyulitkan dalam mengimplementasikannya. Oleh karena itu mengingat tingkat kebutuhan yang sangat mendesak dan keterbatasan yang ada dari RTRW Kabupaten Lombok Timur yang telah ditetapkan, maka dipandang perlu untuk menyusun suatu produk rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten yang tingkat kedalamannya setara denga Rencana Detail.

Agropolitan didefinisikan sebagai suatu kawasan yang perekonomian didalamnya diatur dan ditata sesuai dengan kondisi suatu perkotaan yang berbasis usaha pertanian atau agribisnis dan dikaitkan dengan komoditi tertentu seperti komoditi pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Untuk mendukung hal tersebut maka di suatu kawasan agropolitan harus ada ketersediaan sarana prasarana serta fasilitas umum yang memadai seperti, sarana prasarana irigasi, air bersih, jalan, jembatan, sanitasi lingkungan, transportasi, jaringan listrik, komunikasi, pendidikan, kesehatan, tempat peribadatan, penginapan, pasar, tempat pelelangan, jasa keuangan atau bank, tempat-tempat pemrosesan, pergudangan, balai pembenihan atau pembibitan, balai penelitian dan pelatihan, klinik-klinik pertanian ataupun bisnis, wisata agro dan lainnya yang ada hubungannya dengan keberlangsungan kawasan agropolitan serta mendukung kelancaran perekonomian di kawasan tersebut.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Agropolitan juga merupakan suatu pembangunan tata ruang yang infrastruktur serta kelembagaannya ditujukan agar dapat mendorong kegiatan perekonomian suatu desa yang berbasis pertanian sehingga sistem agribisnis yang berada di wilayah tersebut bisa berjalan dengan baik. Selain itu juga, dengan adanya pembangunan tata ruang ini bisa menjalankan sistem dan usaha agrobisnis yang mampu melayani, mendorong, menarik, serta menghela kegiatan pembangunan pertanian yang ada di wilayah sekitarnya (hinterland). Secara terstruktur suatu kawasan agropolitan terdiri dari kawasan-kawasan sentra produksi baik desa atau hinterland dan pusat pelayanan agribisnis yaitu kota tani atau

mainland. Untuk itu, dalam mencapai keberhasilan dalam menciptakan suatu kawasan agropolitan yang merupakan pembangunan wilayah maka diperlukan tanggungjawab serta komitmen dari pemerintah kabupaten.

Konsep dasar dalam pengembangan agropolitan adalah dengan memberikan pelayanan perkotaan di kawasan-kawasan pedesaan atau dengan apa yang disebut oleh Friedmann sebagai “kota ladang”. Dengan dilakukannya hal ini maka para petani dan masyarakat desa tidak harus pergi ke kota lagi untuk memperoleh pelayanan, seperti pelayanan masalah produksi, pemasaran, teknik budidaya, permodalan, jasa-jasa serta masalah-masalah lainnya yang ada hubungannya dengan tingkat perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat setempat. Tujuan sebenarnya dari pengembangan suatu kawasan agropolitan adalah untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah serta peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem agribisnis yang berbasis kerakyatan, serta keberlanjutan dan terdesentralisasi. Penyusunan tata ruang KSK Agropolitan Sembalun dilakukan dengan pendekatan ketercapaian struktur ruang yang telah dirumuskan dalam RTRW Kabupaten Lombok Timur tetapi dengan output yang setara dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang akan disusun meliputi satu kesatuan yaitu Kawasan Strategis Kabupaten, termasuk di dalamnya adalah penyusunan peraturan zonasi.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) B. Dasar-Dasar Perencanaan dan Pengertian.

a. Dasar-Dasar Perencanaan.

1. Undang-Undang No. 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Indonesia Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor …. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor …..);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan.

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20/PRT/M/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.

16. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009 - 2029 (Lembaran Daerah Provinsi

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Nomor 26, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 56);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012 - 2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012 Nomor …., Tambahan Lembaran Daerah Nomor ….);

b. Pengertian

1. Ruang adalah wadah yang terdiri atas ruang darat, ruang laut dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya.

2. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

3. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional.

4. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang terdiri atas peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang terdiri atas pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang.

7. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang terdiri atas penyusunan pan penetapan rencana tata ruang.

8. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang terdiri

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

atas penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

9. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

10. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

11. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten adalah hasil perencanaan tata ruang Wilayah Kabupaten.

12. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

13. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

14. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.

15. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

16. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

17. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

18. IKK adalah Ibu Kota Kecamatan sebagai Pusat Kegiatan baik Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) maupuan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yang penataan ruangnya kegiatan utama bukan pertanian dengan

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

19. Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir, dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah.

20. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

21. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

22. Wilayah Pertambangan, yang selanjunya disebut WP adalah : wilayah yang memiliki potensi mineral dan atau batubara dan tidak terkait dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional.

23. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya.

24. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan

25. Kawasan Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan terutama untuk kepentingan pariwisata alam dan rekreasi.

26. Kawasan Sempadan Pantai adalah kawasan di sekitar pantai yang berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi pantai dan melindungi pantai darikegiatan yang dapat mengganggu dan atau merusak kondisi fisik dan kelestarian kawasan pantai.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

27. Kawasan Sempadan Sungai adalah kawasan di sekitar daerah aliran sungai yang berfungsi untuk melindungi sungai dari kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak bantaran, tanggul sungai, kualitas air sungai, dasar sungai, mengamankan aliran sungai dan mencegah terjadinya bahaya banjir.

28. Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk kelestarian fungsi mata air.

29. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

30. Jalur Hijau adalah suatu garis hamparan lahan yang luas dan menghijau yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai kawasan yang tidak boleh dibangun.

31. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi dan sebagai tempat serta ruang di sekitar situs purbakala dan kawasan yang memiliki bentukan geologi alami yang khas. 32. Kawasan Perkebunan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi

budidaya tanaman perkebunan yang menghasilkan baik bahan pangan dan bahan baku industri.

33. Kawasan Pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

34. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan Industri.

35. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

36. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

37. Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang dan barang, disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang. 38. Izin Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disebut IPR adalah

izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 39. Daerah tujuan pariwisata selanjutnya disebut Destinasi

Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

40. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi selanjutnya disebut PKWp adalah kawasan perkotaan yang diusulkan dan berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

41. Masyarakat adalah orang perorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.

42. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

43. Kawasan pertahanan negara adalah adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang digunakan untuk kepentingan pertahanan.

44. Jalan adalah prasarana transporatasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel

45. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hirarkis.

46. Fungsi jalan adalah untuk melayani angkutan utama, angkutan pengumpul dan angkutan setempat serta angkutan lingkungan, dengan jarak tempuh sesuai dengan jenis jalan. 47. Jaringan Sumber Daya Air adalah air, sumber air dan daya air

yang terkandung didalamnya.

48. Air adalah semua air yang terdapat di atas atau dibawah permukaan tanah.

49. Sumber air adalah tempat atau wada alami dan/atau buatan yang terdapat di atas atau dibawah permukaan tanah.

50. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat atau kerugian terhadap kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.

51. Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih dari pengaliran sungai. 52. Insentif dan Disinsentif adalah perangkat atau upaya untuk

memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang;

Dalam dokumen DOKUMEN PEMILIHAN SEMBALUN (Halaman 61-89)

Dokumen terkait