• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kualitas pembelajaran yang berlangsung dan interaksi antara guru dengan siswa ataupun antara siswa dengan siswa. Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan teori yang telah ada maka salah satu alternatif meningkatan kualitas cara belajar siswa aktif (CBSA).

46

Pada proses belajar mengajar permasalahan yang dihadapi oleh guru adalah kurangnya pemahaman dalam belajar siswa serta siswa yang pasif di dalam kelas saatmerespon materi yang diberikan guru.

Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar hendaknya memberikan hasil yang berguna bagi kehidupan dimasa mendatang dan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas. Sejauh ini diketahui bahwa pengajaran yang dilakukan guru kebanyakan menggunakan metode pengajaran yang biasa dilakukan disaat mengajar, kegiatan kegiatannya menoton, dan peran guru dominan. Di sisi lain, para siswa tidak memiliki keinginan belajar yang sama. Sehingga kurangnya pemahaman dalam belajar siswa serta siswa yang pasif di dalam kelas saatmerespon materi yang diberikan guru. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif dan kondusif dan berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah.

Di dalam proses belajar mengolah hidangan nasi dan mie, keikutsertaan siswa secara aktif dapat berjalan efektif dan efisien jika siswa dapat terlibat aktif dalam menemukan fakta dan memahami konsep-konsep. Selanjutnya melalui proses tersebut akan melahirkan teorema yang dapat diaplikasikan ke dalam situasi yang lain seperti dalam kehidupan sehari-hari, proses kegiatan belajar dan penyampaian materi sesuai dengan kesiapan mental siswa. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, guru perlu memilih suatu metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat terwujud.

Metode Pembelajaran yang digunakan yaitu metode cooperatif learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) adalah salah satu metode

47

pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis, mengamati, memaknai dan melatih potensi yang dimiliki siswa serta menyimpulkan atas pokok-pokok materi berdasarkan data yang telah disediakan oleh guru. Guru membantu, membimbing, melayani dan menjawab pertanyaan siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Markaban (2006:15) bahwa dalam metode cooperatif learning proses belajarnya bersifat menyeluruh membimbing siswa jika diperlukan sehingga siswa dapat menemukan fakta baru dan konsep umum serta melibatkan semua indra dan pikiran, dengan aplikasi fisik yang memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru.

Dalam pelaksanaannya siswa akan diberikan kesempatan untuk berfikir, menganalisis, serta menyimpulkan atas pokok-pokok materi berdasarkan langkah-langkah yang disediakan oleh guru yang tertuang dalam Lembar Kegiatan kelompok Siswa. Setelah siswa menyimpulkan suatu pokok materi, kemudian siswa diberi kesempatan untuk menyelesaikan soal sesuai kemampuan mereka sebagai bentuk pengaplikasian konsep yang mereka temukan kedalam suatu masalah/soal. Dalam pengerjaannya, siswa dituntut untuk mandiri sehingga dapat melibatkan aktivitas fisik dan mental untuk memperoleh pengalaman belajar mereka. Dengan menggunakan metode cooperatif learning tipe STAD, siswa diharapkan dapat aktif bertanya, mengembangkan rasa ingin tahu mereka terhadap masalah yang mereka hadapi, dapat meningkatkan pemahaman belajar mengolah hidangan nasi dan mie, dan berdiskusi, melalui diskusi dalam pembelajaran kooperatif akan terjalin

48

komunikasi, interaksi di mana siswa saling berbagi ide atau pendapat dan menjadikan elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan masing-masing pendapatnya.

Dari perumusan dan analisis masalah yang dikemukakan sebelumnya maka hipotesis tindakannya, yaitu jika menggunakan metode cooperatif learning maka cara belajar siswa aktif (CBSA) mampu menjelaskan anak terlibat aktif secara fisik dan mental, sehingga akan tercipta suasana belajar yang kondusif didalam kelas, dalam proses tindakan, guru membimbing siswa melakukan aktivitas-aktivitas penemuan dan penyimpulan atas konsep materi dari fakta-fakta yang ditemukan dan pemecahan masalah pada materi mengolah hidangan nasi dan mie dan menimbulkan kebermaknaan antara guru dan peserta didik, baik secara individu maupun secara kelompok.

Melalui metode STAD diharapkan dapat mengembangkkan pemahaman serta meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal, tentunya dengan keterlibatan guru yang tidak terlalu dominan. Guru akan merasa terbantu dalam melaksanakan pembelajaran karena materi pembelajaran didistribusikan kepada siswa dan siswa dituntut bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan kepadanya. Hal ini akan memberikan keleluasan kepada guru untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang belum menguasai materi, sehingga distribusi materi pembelajaran tidak hanya bersumber dari guru. Dengan demikian diharapkan pada penelitian ini akan dibandingkan apakah ada perbedaan peningkatan pemahaman belajar siswa antara metode pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dan metode pembelajaran yang

49

dominan dilakukan oleh guru. Berikut ini adalah alur kerangka berfikir, dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut :

50

Gambar 2. Alur Kerangka Berfikir

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Permasalahan Pembelajaran 1. Kurangnya peningkatan CBSA.

2. Kurangnya variasi mengajar yang dilakukan oleh guru. 3. Kurangnya memberikan pengalaman belajar kepada siswa

4. Saat guru memberikan tugas siswa belum mencerminkan kompetensi yang diinginkan

5. Fenomena di saat guru menanyakan pertanyaan siswa belum mampu menjawab. 6. Proses belajar mengajar dominasi membacakan teori.

Treatmen (perlakuan) Kelas eksperimen yang menggunakan metode

cooperative learning model STAD

Diskusi antar teman satu tim (interaksi) dalam memecahkan

masalah

Menganalisa dan mengamati sesuai dengan tugas yang telah

diberikan

Mengembangkan rangsangan untuk para murid meliputi

macam-macam indra Dari fakta yang ada murid belajar untuk menyusun konsep

Menimbulkan suasana yang menyenangkan saat proses

belajar mengajar Hasil Pembelajaran

Dengan adanya perlakuan Metode Pembelajaran Cooperative Learning Model Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan para murid belajar pemahaman materi dan memberikan pengalaman belajar pada mata pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Pada Kelas X JB 4 X Jasa Boga SMK Negeri 1 Praya

51 D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban/praduga sementara pada suatu penelitian dan akan terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul. Pendapat ttersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002:64), menyatakan bahwa “hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”

Berdasarkan definisi tersebut maka penulis merumuskan hipotesis dalam masalah penelitian ini, yaitu :

Ho : Ada Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Learning Model Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Peningkatan Pemahaman Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Siswa Kelas X Jasa Boga Smkn 1 Praya Lombok Tengah.

Ha : Tidak ada Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Learning Model Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Peningkatan Pemahaman Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Siswa Kelas X Jasa Boga Smkn 1 Praya Lombok Tengah.

52 BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait