• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORITIS

B. Kerangka Berpikir

Telah dijabarkan sebelumnya bahwa yang menjadi faktor penting dalam pencapaian hasil belajar matematika yang diharapkan adalah pemilihan strategi yang efektif dan efisien oleh guru dalam menyampaikan materi pokok pelajaran

matematika. Sebab, dengan adanya cara mengajar guru yang baik akan diasumsikan siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Khususnya disini hasil belajar yang akan dilihat adalah kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah.

Ada dua pembelajaran yang diduga dapat menumbuhkembangkan kedua kemampuan tersebut, yaitu model pembelajaran tipe STAD dan pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah. Pemilihan pembelajaran STAD dilandasi oleh apa yang di kemukakan Slavin dalam Rusman yaitu gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajari guru. Sedangkan pemilihan pembelajaranPembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan salah satu kelebihan Pembelajaran Berbasis Maslah yang di kemukakan oleh Finkle dan Torp, bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.

Dari pendapat tersebut penelitian ini menggunakan Pembelajaran STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi lingkaran. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan

pembelajaran STAD dan pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Terdapat Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan Pembelajaran Berbasis Masalah

Pada dasarnya berpikir kreatif adalah sebagai suatu aktivitas dimana seseorang dapat menjawab sebuah masalah dengan berbagai jawaban yang bervariasi dan baru tanpa berpatok pada satu contoh. Dengan menggunakan model pembelajaran STAD diasumsikan siswa akan termotivasi untuk menjawab dengan banyak variasi diantara teman–teman sekelompoknya. Selain itu, dengan adanya diskusi yang dilakukan siswa, siswa akan mendapatkan jawaban yang bervariasi dari teman-teman yang lain dalam kelompoknya. Sehingga pada akhirnya akan memacu siswa untuk memunculkan ide-ide yang baru dalam menyelesaikan masalah matematika.

Sedangkan dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah, siswa dapat melakukan pembelajaran secara individu dan ada kemungkinan untuk berdiskusi dengan teman semejanya. Guru memberikan permasalahan yang akan dipecahkan siswa dan meminta siswa untuk memberikan pemecahan masalah sementara dari permasalahan yang diberikan. Dimungkinkan siswa akan

terdorong untuk lebih unggul dari temannya dengan memberikan jawaban yang benar tanpa berpatok dengan contoh yang diberikan sebelumnya, sehingga akan tercipta kreativitas siswa.

Dari uraian diatas di mungkinkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah akan memberikan hasil yang berbeda meskipun keduanya mempunyai kemungkinan berpengaruh bagi kemampuan berpikir kreatif matematika.

2. Terdapat Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam model pembelajaran STAD di asumsikan siswa akan mampu memecahkan masalahnya ketika ia mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah, karena dalam model pembelajaran STAD siswa di tuntut untuk tidak hanya paham mengenai suatu masalah secara individu tetapi juga bertanggung jawab atas teman sekelompoknya. Jadi apabila ada siswa yang tidak bisa menyelesaikan masalah matematika yang di berikan maka ada teman di dalam kelompok yang membantu untuk memahamkan masalah tersebut.

Sedangkan dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah, siswa memang diarahkan untuk memecahkan suatu masalah. Dengan demikian, dapat di mungkinkan bahwa terdapat

perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD dengan siswa yang diajar dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah, meskipun keduanya dimungkinkan dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

3. Terdapat Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran STAD Dan Pembelajaran Berbasis Masalah

Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa kesanggupan berpikir siswa memiliki tingkat masing–masing untuk menemukan sebanyak– banyaknya jawaban atas suatu masalah yang diajukan.

Sedangkan kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum dalam pembelajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika, artinya kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam matematika. Masalah dalam pembelajaran matematika merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Namun tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui si pelaku.

Model pembelajaran STAD sendiri telah di kemukakan oleh Slavin bahwa model pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran matematika. Dan banyak di gunakan, karena dengan pembelajaran ini siswa di tuntut untuk paham dan mengerti tentang materi yang dipelajari baik secara individu maupun secara berkelompok. Jadi dalam pembelajaran ini, memungkinkan siswa untuk

berdiskusi dan bertukar jawaban. Dengan adanya diskusi dan kegiatan saling tukar jawaban akan membantu siswa untuk mendapatkan jawaban yang bervariasi dan beragam. Hal ini pula yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif, yaitu mendapatkan jawaban dengan cara yang bervariasi dari apa yang telah didapatkannya. Selain itu, dengan adanya diskusi yang dilakukan siswa dalam model pembelajaran STAD dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah matematika yang tidak terpecahkan yaitu dengan cara bertukar pikiran dengan siswa lain dalam kelompok.

Dengan demikian, sesuai dengan apa yang di uraikan di atas di mungkinkan model pembelajaran STAD akan berpotensi dalam menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Pemilihan strategi kedua adalah Pembelajaran Berbasis Masalah, Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Dari uraian diatas di mungkinkan bahwa kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah akan memberikan hasil yang berbeda meskipun keduanya mempunyai kemungkinan dapat berpengaruh bagi kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika.

4. Terdapat Interaksi Antara Model Pembelajaran Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Menurut Rahmazatullaili, Kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah sangat dibutuhkan dalam menyelasaikan berbagai permasalahan. Pembelajaran matematika diharapkan dapat membekali siswa dengan kedua kemampuan tersebut.

Pada dasarnya, ketika siswa berusaha untuk berpikir kreatif dalam belajar matematika, secara otomatis siswa telah memecahkan masalah yang dihadapinya. Jadi, kemampuan berpikir kreatif siswa sangat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah dan membantunya untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan masalah.

Seperti yang telah di uraikan sebelumnya bahwa kedua model pembelajaran yaitu STAD dan Pembelajaran Berbasis Masalah dimungkinkan akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Dengan demikian, dapat di mungkinkan pula bahwa pembelajaran yang di gunakan berinteraksi dengan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Dokumen terkait