• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan ekspor merupakan suatu upaya untuk memperoleh devisa yang sangat dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan baik dari migas maupun non migas (Tholib, 1992). Kegiatan ekspor panili di Indonesia dilaksanakan secara terus menerus selama lebih dari 20 tahun dengan jumlah yang berbeda di setiap tahunnya. Berdasarkan penggunaan teori-teori yang ada, menunjukkan bahwa penampilan ekspor suatu komoditi akan banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain produksi yang mampu dihasilkan, harga dipasar domestik, harga di pasar Internasional, perubahan nilai tukar mata uang tertentu terhadap rupiah, volume ekspor yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya serta permintaan panili didalam negeri.

Menurut Tholib (1992) volume ekspor komoditi non migas dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah tingkat harga ekspor. Tingkat harga ekspor merupakan faktor kuantitatif yang berpengaruh langsung terhadap volume ekspor. Faktor kedua adalah produksi. Ekspor dipandang sebagai kegiatan yang terjadi karena kelebihan produksi dalam negeri atas konsumsi dalam negeri. Ekspor juga dipengaruhi oleh perbedaan harga potensial antara harga ekspor terhadap harga dalam negeri, semakin

tinggi perbedaan harga ekspor di atas harga dalam negeri, semakin besar jumlah yang akan diekspor.

Eksportir menerima pembayaran dalam bentuk mata uang upiah sesuai dengan penetapan nilai kurs valuta asing yang ditentukan dalam bursa valuta (Amir, 2000). Peningkatan nilai tukar mata uang asing seperti dollar Amerika Serikat terhadap rupiah menjadi pemicu peningkatan ekspor. Kebijakan pemerintah tentang devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga dapat meningkatkan volume ekspor non migas (Kamaludin, 1989).

Meningkatnya nilai kurs Dollar AS terhadap Rupiah dapat menguntungkan bagi jenis usaha ekspor yang banyak menggunakan kandungan lokal, seperti usaha bidang pertanian (agrobisnis). Sehingga adanya peningkatan nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah dapat dijadikan pemicu peningkatan ekspor (Amir, 2000).

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Dengan demikian produksi merupakan sumber penawaran yang akan mempengaruhi banyaknya volume ekspor yang mampu ditawarkan oleh suatu negara.

Harga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi volume ekspor komoditi suatu negara ke pasar luar negeri. Harga dapat berupa harga domestik maupun harga ekspor. Jika harga yang berlaku di dalam negeri (domestik) tinggi, maka hal tersebut dapat berpengaruh kepada penurunan ekspor panili dan jika harga di dalam negeri (domestik) rendah maka pengaruhnya adalah meningkatkan ekspor panili Indonesia. Apabila dilihat dari sisi perdagangan luar negeri, jika harga ekspor panili di pasar internasional tinggi, maka negara akan meningkatkan volume ekspor panili.

Semakin besar volume ekspor panili maka nilai yang diperoleh juga semakin besar. Sebaliknya jika harga panili di pasar internasional tersebut rendah maka nilai ekspor yang diterima juga rendah. Tinggi rendahnya harga ekspor panili di pasar luar negeri tidak terlepas dari pengaruh nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang dollar Amerika (Ramdhani, 1999).

Ketergantungan ekspor pada suatu negara tujuan ekspor tertentu menyebabkan penerimaan ekspor bersifat volatile (rentan). Apabila negara tujuan tersebut dilanda kekacauan politik atau krisis ekonomi hal ini nantinya akan menggangu kegiatan perdagangan internasionalnya. Pemerintah mendorong upaya diversifikasi negara tujuan ekspor untuk mengusahakan kestabialn penerimaan ekspor di samping untuk meningkatkan volume ekspor dan meningkatkan pangsa pasar di luar negeri.

Berdasarkan penggunaan teori-teori yang ada, menunjukkan bahwa penampilan ekspor suatu komoditi akan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain produksi yang mampu dihasilkan, harga dipasar domestik, harga di pasar internasional, perubahan nilai tukar mata uang tertentu terhadap rupiah serta volume ekspor yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.

Pendekatan fenomena hubungan antar variabel bebas dan tak bebas dirumuskan dalam bentuk perpangkatan sebagai berikut:

Y = bo X1b1 X2b2 Xibi ….. Xnbn . e

Keterangan:

Y = Variabel yang dijelaskan bo = Intersept

b1-b6 = nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel X = Variabel yang dijelaskan

i = Pengamatan ke-i

n = Jumlah total variabel yang menjelaskan e = Kesalahan Pengganggu

Model tersebut mencerminkan fungsi regresi populasi. Fungsi tersebut dapat ditaksirkan atas dasar fungsi regresi sampel. Parameter bo, b1-5

merupakan karakterisrik dari suatu populasi. Estimasi parameter tersebut dilakukan dengan metodeOLS (Ordinary Least Square Method).

Model regresi dalam metode OLS berdasar pada asumsi klasik yang menghasilkan pemerkira linear terbaik tak bias (BLUE = Best Linear Unbiased Estimator). Asumsi-asumsinya adalah:

1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu nol.

2. Varian σ2 sama untuk semua kesalahan pengganggu (homoskedastis)

3. Tidak ada otokorelasi antara kesalahan pengganggu

4. Variabel bebas konstan dalam sampling yang terulang (repeated sampling) dan bebas terhadap kesalahan pengganggu.

5. Tidak ada kolinearitas ganda (multicollinearitas) diantara variabel bebas 6. Kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol

dan varian σ2

Model regresi non linear berganda harus ditransformasikan ke dalam bentuk model OLS linier atau model regresi linear berganda dengan cara ditransformasikan ke dalam logaritma natural sehingga menjadi persamaan regresi linier berganda. Model log ganda digunakan karena parameter dugaan yang dihasilkan sekaligus menunjukkan besarnya elastisitas setiap variabel independen terhadap variabel dependen (Gujarati, 2003).

Mengetahui besar kecilnya perubahan volume ekspor sebagai akibat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya digunakan konsep elastisitas. Nilai elastisitas volume ekspor panili di Indonesia dapat diketahui melalui besarnya nilai koefisien regresi dari variabel bebas yang mempengaruhinya (Supranto, 2004). Elastisitas diartikan besarnya perubahan relatif dari suatu variabel yang dijelaskan (Y) yang disebabkan oleh perubahan relatif dari suatu penjelas (X). Karena elastisitas merupakan perubahan dalam relatif maka besarnya nilai elastisitas dinyatakan dalam angka absolut (Kelana, 1996).

Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

Dokumen terkait