• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil kajian teori belajar, karakteristik siswa SMP, metode dan media pembelajaran, serta hasil penelitian terdahulu yang relevan tentang pengembangan lembar kegiatan siswa, diidentifikasi bahwa proses pembelajaran seorang siswa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam individu itu

50 sendiri maupun dari luar. Pada jenjang SMP, siswa telah memasuki tahapan operasional formal dimana siswa mampu berpikir kritis, logis, dan mampu belajar sendiri serta berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Proses pembelajaran sendiri tentu tak lepas dari peran guru dalam mengemas pembelajaran yang baik. Pemilihan metode serta media pembelajaran sangat diperlukan untuk menciptakan kegiatan yang mengaktifkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Metode inquiry dipandang sebagai salah satu metode yang mampu melibatkan siswa dalam menemukan pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri.

Untuk memberikan keterampilan dalam praktik uji coba diperlukanlah media pembelajaran. Salah satu aplikasi komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah Wingeom. Wingeom merupakan software komputer matematika dinamik (dynamic mathematics software) yang dirancang untuk mendukung pembelajaran geometri, baik dimensi dua maupun dimensi tiga. Penggunaan media serta pendekatan ini akan diaplikasikan melalui lembar kegiatan siswa sebagai bahan ajar tambahan/pendukung untuk membantu siswa lebih memahami materi. Pengembangan lembar kegiatan (LKS) berbantuan software wingeom dengan pendekatan inquiry untuk siswa SMP kelas VII pada materi garis dan sudut diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar.

51 BABBIIIB

METODEBPENELITIANB B

A. JenisBPenelitianB

B Penelitian pengembangan (Research and Development) ini bertujuan menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa lembar kegiatan siswa (LKS) berbantuan software Wingeom dengan pendekatan inquirv untuk siswa SMP kelas VII pada materi garis dan sudut.

B. DesainBPenelitianB

Desain yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan ADDIE. Menurut Mulyatiningsih (2012:183) langkah-langkah pengembangan produk dengan model ini lebih rasional dan lengkap sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar. Model ini meliputi lima tahap, yaitu : Analvsis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Secara rinci tahap-tahap tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. AnalysisB(Analisis)B

Pada tahap ini kegiatan utama yang dilakukan adalah menganalisis perlunya pengembangan suatu produk baru serta mengidentifikasi produk yang

52 sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, tujuan belajar serta lingkungan belajar. Tahap analisis terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:

a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menemukan kebutuhan yang diperlukan guru maupun siswa untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Proses analisis kebutuhan diawali dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Analisis ini dilakukan dengan cara diskusi dengan guru matematika.

b. Analisis kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan untuk mengkaji karakteristik kurikulum yang digunakan dalam sekolah. Pada tahap ini peneliti menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar pada materi garis dan sudut yang ada dalam Kurikulum 2013. Hasil analisis ini menjadi acuan dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Analisis siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan berpikir siswa kelas VII. Analisis ini dilakukan dengan cara diskusi dengan guru matematika. Hasil analisis ini menjadi referensi untuk menentukan pendekatan yang akan digunakan.

d. Analisis situasi

Analisis situasi dilakukan untuk mengetahui situasi kondisi dan pemanfaatan komputer di sekolah. Hal ini terkait dengan implementasi produk yang berkaitan dengan penggunaan komputer.

53 e. Analisis teknologi

Analisis teknologi dilakukan untuk mengetahui keuntungan dan kelebihan penggunaan software Wingeom sebagai media pembelajaran matematika.

2. DesignB(Desain/Perancangan)

Setelah melakukan analisis terhadap berbagai aspek selanjutnya dilakukan desain/perancangan. Pada tahap ini peneliti mulai merancang produk yang akan dikembangkan. Kegiatan yang dilakukan meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam lembar kegiatan siswa, perancangan instrumen penelitian, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. DevelopmentB(Pengembangan)B

Tahap pengembangan berisi kegiatan realisasi produk. Lembar kegiatan siswa yang telah dirancang direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Setelah itu instrumen, LKS, dan RPP akan divalidasi oleh dosen ahli dan guru matematika yang dijadikan tempat penelitian. Setelah dikoreksi oleh validator, LKS tersebut direvisi berdasarkan masukan dan saran ahli. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan analisis data penilaian LKS oleh ahli materi, ahli media dan guru matematika untuk mendapatkan nilai kevalidan produk. LKS dapat diimplementasikan jika produk sudah dinyatakan layak.

54 4. ImplementationB(Implementasi)B

Lembar kerja siswa yang sudah dinyatakan layak selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di SMP kelas VII. Di akhir kegiatan pembelajaran peneliti melaksanakan tes hasil belajar dan menyebarkan angket respon kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan dan kepraktisan LKS yang telah diujicobakan.

5. EvaluationB(Evaluasi)B

LKS yang telah diujicobakan dalam pembelajaran kemudian di evaluasi pada tahap ini. Peneliti melakukan analisis data dan revisi akhir berdasarkan hasil tes hasil belajar, angket respon siswa dan lembar observasi. Hasil analisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan, dan keefektifan LKS

B

C. TempatBdanBWaktuBPenelitianB

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Depok, Sleman pada bulan Januari 2015

D. SubyekBdanBObyekBPenelitianB

Subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Depok dengan mengambil sampel penelitian sebanyak 1 kelas yang dipilih secara acak. Sedangkan obyek penelitian ini adalah lembar kegiatan siswa (LKS) berbantuan software Wingeom dengan pendekatan inquirv untuk siswa SMP kelas VII pada materi garis dan sudut.

55 E. InstrumenBPenelitianB

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Lembar penilaian LKS

Lembar penilaian LKS digunakan untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif berupa masukan/saran perbaikan LKS serta penilaian kevalidan/kelayakan. Lembar penilaian ini diberikan kepada satu dosen sebagai ahli materi, satu dosen sebagai ahli media, dan guru matematika yang dijadikan tempat penelitian. Penilaian kevalidan LKS berdasarkan aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian materi, kelayakan kegrafikaan, kesesuaian dengan pendekatan inquirv dan saintifik, kesesuaian dengan syarat didaktik, kesesuaian dengan syarat konstruksi, dan kesesuaian dengan syarat teknis

2. Angket respon siswa

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa mengenai kemudahan dan keterbantuan pembelajaran menggunakan LKS yang telah dikembangkan. Hal ini dilakukan untuk mengukur kepraktisan LKS. 3. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan LKS. Instrumen ini digunakan sebagai indikator keefektifan penggunaan LKS.

4. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat keterlaksanaan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu sendiri dirancang

56 terlebih dahulu dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan inquirv dan media pembelajaran software Wingeom pada materi garis dan sudut untuk siswa SMP kelas VII.

F. JenisBDataB

Jenis data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Data kualitatif yaitu data berupa deskripsi masukan dan saran dari validator dan data dari observer. Data tersebut diperoleh untuk merevisi produk yang dikembangkan.

2. Data kuantitatif yaitu data berupa skor hasil penilaian LKS, skor angket respon dan skor tes hasil belajar siswa.

G. TeknikBAnalisisBDataB

Data-data yang diperoleh selama penelitian berupa data penilaian LKS, angket respon, tes hasil belajar siswa serta lembar observasi dianalisis untuk keperluan evaluasi media. Adapun penjelasan analisis data tiap instrumen adalah sebagai berikut.

1. Lembar Penilaian LKS

Instrumen penilaian LKS disusun dengan lima skala ukur yaitu 1,2,3,4, dan 5 yang masing-masing menunjukkan penilaian sangat kurang baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Hasil analisis akan digunakan sebagai pertimbangan dalam memperbaiki LKS yang dikembangkan. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

57 a. Hasil penilaian validator berupa data kualitatif diubah terlebih dahulu menjadi

data kuantitatif. Adapun pedoman penskoran penilaian LKS dapat dilihat pada Tabel 7. TabelB7.BPedomanBSkorBPenilaianBLKSB SkalaB SkorB Sangat Baik 5 Baik 4 Cukup 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1

Semua data yang diperoleh dari validator kemudian ditabulasikan dan dihitung skor rata-ratanya untuk setiap aspek.

b. Kemudian untuk menghitung rerata skor instrumen masing-masing validator digunakan rumus berikut.

n x X n i i

Keterangan:

X = rerata skor instrumen

n

i

xi= jumlah skor rata-rata pada aspek ke-i sampai n n = banyak aspek

c. Dari rerata skor instrumen tersebut, diubah kembali menjadi data kuantitatif dengan klasifikasi penilaian skala lima. Berikut pedoman pengubahan skor menjadi skala lima menurut Sukardjo (2009: 84) yang ditunjukkan dalam Tabel 8.

TabelB8.BKonversiBSkorBMenjadiBSkalaB5B

NoB RentangBskorB NilaiB KlasifikasiB

1 Mi +1,80Sbi < X A Sangat baik 2 Mi + 0,60 Sbi < X ≤ Mi +1,80Sbi B Baik 3 Mi - 0,60 Sbi < X ≤ Mi + 0,06Sbi C Cukup 4 Mi - 1,80 Sbi < X ≤ Mi - 0,06Sbi D Kurang 5 X ≤ Mi -1,80Sbi E Sangat kurang

58 Keterangan:

x = skor yang dicapai

Mi = mean ideal = (skor maksimalideal skor minimalideal) 2

1

Sbi = Simpangan baku ideal = (skor maksimalideal skor minimalideal) 6

1

Pada lembar penilaian LKS, skor maksimal ideal adalah 5 dan skor minimal ideal adalah 1. Berdasarkan rumus Mi dan Sbi diperoleh:

Mi = (5 1) 3 2 1 dan Sbi = 6 4 1) 5 ( 6 1

Harga Mi dan Sbi yang sudah diketahui disubstitusikan dalam konversi skor skala 5 berdasarkan Tabel 3. Hasil konversi ditunjukkan dalam Tabel 9.

TabelB9.BKlasifikasiBPenilaianBLKSB

NoB RumusBPerhitunganB PerhitunganB KlasifikasiB 1 Mi +1,80Sbi < X 4,20 < X Sangat baik 2 Mi + 0,60 Sbi < X ≤ Mi +1,80Sbi 3,40 < X ≤ 4,20 Baik 3 Mi - 0,60 Sbi < X ≤ Mi + 0,06Sbi 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup baik 4 Mi - 1,80 Sbi < X ≤ Mi - 0,06Sbi 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang baik 5 X ≤ Mi -1,80Sbi X ≤ 1,80 Sangat kurang baik Dalam penelitian ini, LKS dikatakan valid jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik.

2. Angket respon

Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan LKS. Data yang diperoleh dari angket respon yang disusun dengan interval 1 sampai 5 diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif. Pedoman penskoran angket respon siswa ditunjukkan pada Tabel 10.

59 TabelB10.BPedomanBSkorBAngketBResponB SkalaB SkorB Sangat Setuju 5 Setuju 4 Kurang Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1

Data yang diperoleh dari responden ditabulasikan dan dihitung skor rata-ratanya untuk setiap aspek. Selanjutnya dihitung skor rata-rata keseluruhan dari angket respon. Skor tersebut kemudian diklasifikasikan menggunakan Tabel 9. LKS dikatakan praktis jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik. 3. Tes hasil belajar

Analisis data ini dilakukan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan LKS yang selanjutnya digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan LKS. Untuk menjelaskan hasil ketuntasan belajar siswa digunakan teknik persentase. Dalam penelitian ini batas ketuntasan belajar berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) sekolah, yaitu tuntas belajar secara individu jika nilai skor siswa V 75. Kemudian untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus berikut.

Persentase ketuntasan belajar = × 100%

Hasil persentase ketuntasan belajar diklasifikasikan ke dalam Tabel 11. LKS dikatakan efektif jika ketuntasan belajar siswa secara klasikal memenuhi klasifikasi minimal baik.

60 TabelB11.BKlasifikasiBKeefektifanBLKSB PersentaseBKetuntasanB KlasifikasiB 80 < X Sangat Baik 60 < X ≤ 80 Baik 40 < X ≤ 60 Cukup 20 < X ≤ 40 Kurang X ≤ 20 Sangat Kurang 4. Lembar Observasi

Lembar observasi pembelajaran terdiri dari dua aktivitas yaitu aktivitas guru dan aktivitas siswa. Skor masing-masing aktivitas ditunjukkan pada Tabel 12.

TabelB12.BKriteriaBPenilaianBLembarBObservasiB Aktivitas Keterlaksanaan Skor

Guru Ya 1 Tidak 0 Siswa 1≤ siswa ≤ 8 1 9≤ siswa ≤16 2 17≤ siswa ≤ 24 3 25≤ siswa ≤ 32 4

Data yang didapat dari observer ditabulasikan menjadi dua tabel yang masing-masing menilai keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan aktivitas guru dan aktivitas siswa. Jumlah skor pada tiap pertemuan diubah ke dalam bentuk persentase. Hasil persentase kemudian diklasifikasikan berdasarkan Tabel 13.

TabelB13.BKlasifikasiBKeterlaksanaanBPembelajaranB PersentaseBKeterlaksanaanB KlasifikasiB 80 < X Sangat Baik 60 < X ≤ 80 Baik 40 < X ≤ 60 Cukup 20 < X ≤ 40 Kurang X ≤ 20 Sangat Kurang B

96 DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2008. Perencanaan Pemnelajaran Mengemnangkan Standar

Kompetensi juru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offse.

Aji Supriyanto. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek

Al Krismanto. 2008. Pemnelajaran Sudut dan Jarak dalam Ruang Dimensi Tiga.

Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Andy Rudhito. 2008. jeometri dengan Wingeom Panduan dan Ide Belajar

jeometri dengan Komputer . Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Azhar Arsyad. 2004. Media Pemnelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang juru dan Dosen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengemnangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas

Dwi Siswoyo, dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

E. Mulyasa. 2007. Menjadi juru Profesional. Bandung: Rosda Karya

Endang Mulyatiningsih. 2012. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik.

Yogyakarta: UNY Press

Gergelitsová, Š. 2007. Computer Aided Development of Spatial Anilities. WDS'07

Proceedings of Contributed Papers, Part I, 246–250, 2007.

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis. 1991. Pendidikan IPA II. Jakarta:

Depdikbud

Inquiry Page. 2004. Inquiry Process. [Online]. Tersedia:

http://www.inquiry.uiuc.edu/inguiry/process.php3. [11 September 2014]

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Survei Internasional TIMSS.

[Online]. Tersedia:

97

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Permendiknud No.81A tentang

Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mira Rahmawati. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Garis dan

Sudut dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing pada Siswa SMP Kelas VII. Skripsi. UNY.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2005. Media Pengajaran (Penggunaan dan

Pemnuatannya). Bandung: Sinar Baru Algesindo

Ngalim Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya

Nieveen, N. 1999. Prototyping to reach product quality dalam Van der Akker,

J., et al (Eds), Design approaches and tools in education and training. London: Kluwer Academic Publisher.

Nikenasih B. dan Dwi Lestari. 2013. Modul Tutorial Wingeom. PPM Jurdikmat

FMIPA UNY.

Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Pastita Ayu Laksmiwati. 2013. Pengembangan Student Worksheet sebagai Panduan Guided Inquiry dengan Media Bantu Cabri 3D Interaktif pada

Materi Ruang Dimensi Tiga untuk Siswa Kelas X SMA. Skripsi. Yogyakarta:

Fakultas MIPA UNY

Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat).

Jakarta : Gramedia

Rita Eka I. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Sardiman A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi.

Jakarta : Bumi Aksara.

Sukardjo. 2009. Evaluasi Pemnelajaran Sains. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Sumadi Suryabrata. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka

98

Suparno, P. 1998. Penggunaan Komputer dalam Proses Belajar Mengajar Fisika

di Sekolah Menengah dalam Pendidikan Matematika dan Sains: Tantangan dan Harapan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suryobroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Trianto. 2010. Mendesain Model Pemnelajaran Interaktif-Progesif: Konsep,

Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pemnelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group.

Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grafindo

Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:

Dokumen terkait