• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berpikir

Dalam dokumen UNNES UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (Halaman 67-73)

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.3. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2. Kerangka Teoretis Keterangan :

: Yang diteliti. : Tidak diteliti.

2.3. Kerangka Berpikir.

Kerangka berpikir merupakan teori utama yang secara spesifik menggambarkan variabel-variabel yang dijadikan fokus dalam penelitian. Fokus penelitian membahas dua variabel independen (variabel bebas) yaitu supervisi

Faktor Lain Komitmen Organisasi Sumber: Konopaske, Ivancevichn dan Matteson (2007: 234) oleh Sopiah (2008: 156). Motivasi Berprestasi (Goleman, 1999: 170). 1. Dorongan Berprestasi. 2. Komitmen untuk Menemukan Sukses. 3. Inisiatif dan Optimisme. Kinerja Kepala Sekolah Dasar (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah). Kompetensi

(Spencer dan Spencer dalam Prihadi (2004: 38-39). 1. Motif (Motive). 2. Sifat (Traits). 3. Konsep Diri (Self – Concept). 4. Pengetahuan (Knowledge). 5. Ketrampilan(Skill). Insentif Sumber: Malayu S.P Hasibuan (2005:118). Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah (Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidi kan, 2009: 15). 1. Aspek Pengelolaan. 2. Aspek Administrasi.

53

manajerial Pengawas Sekolah, kompetensi dan motivasi berprestasi serta variabel dependen (variabel terikat) yaitu kinerja Kepala Sekolah Dasar yang masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagaimana pendapat para ahli.

Supervisi dalam manajemen sekolah yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah perlu untuk dilaksanakan secara terprogram dan berkesinambungan. Adanya supervisi menunjukkan salah satu kegiatan kontroling dan pembinan terhadap proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam kepengawasan kinerja Kepala Sekolah Dasar, supervisi dilakukan oleh Pengawas Sekolah dalam rangka membantu Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan aspek-aspek pengelolaan dan aspek pengelolaan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksanaannya pembelajaran. Supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas (Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2009: 15).

Motivasi diri adalah kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran (Goleman, 1999: 42). Motif dan emosi mempunyai akar yang sama dalam bahasan latin, movere yang artinya menggerakkan. Emosi secara harfiah berarti yang menggerakkan kita untuk meraih sasaran, emosi menjadi bahan bakar ontuk motivasi kita, dan motivasi kita pada gilirannya menggerakkan persepsi dan membentuk motivasi tindakan-tindakan kita (Goleman, 1999: 170). Tiga kecerdasan motivasi diri yang umum-

54 nya dimiliki oleh para star performer antara lain: (1). Dorongan Berprestasi.

Dorongan berprestasi adalah dorongan untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan (Goleman, 1999: 183). Untuk mencapai suatu keberhasilan diperlukan dorongan untuk berprestasi, artinya dorongan untuk bekerja makin baik terus muncul sebagai topik utama dalam benak para Kepala Sekolah, dan ini harus dibuktikan dengan terus meningkatnya kompetensi Kepala Sekolah. Mereka yang terdorong oleh kebutuhan untuk meraih prestasi.

(2). Komitmen untuk Menemukan Sukses.

Komitmen artinya menyesuaikan diri atau setia kepada misi dan sasaran (Goleman, 1999: 42). Orang yang mempunyai komitmen adalah mereka yang menghargai dan berpegang teguh kepada misi dan akan bersedia untuk berusaha sepenuh hati, juga rela untuk melaksanakan misi dan sasaran tersebut.

(3). Inisiatif dan Optimisme.

Inisiatif adalah kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, sedangkan optimisme ialah kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan (Goleman, 1999: 42). Kedua kecerdasan dapat menggerakkan orang untuk menangkap peluang dan membuat mereka menerima kegagalan dan rintangan sebagai awal keberhasilan. Mereka akan memiliki inisiatif bertindak sebelum dipaksa oleh kekuatan atau situasi luar sehingga sering diartikan sebagai bertindak antisipatif guna

55

menghindari masalah sebelum terjadi, sering disebut memanfaatkan peluang sebelum terjadi, atau memanfaatkan peluang sebelum kesempatan tampak oleh orang lain. Jadi inisiatif juga berarti bekerja keras, sedangkan bagi mereka yang kurang inisiatif cenderung mengambil keputusan menyerah.

Walaupun inisiatif umumnya dianggap kualitas yang terpuji, namun perlu diseimbangkan dengan kesadaran sosial guna menghindari sejumlah faktor yang masih mampu dirubah, bukan kekurangan atau kelemahan pada diri sendiri (Goleman, 1999: 204), selanjutnya Goleman menekankan juga bahwa orang yang optimis dapat lebih siap membuat pengukuran yang realitas atas suatu kemunduran dan mengakui peran mereka dalam kegagalan tersebut.

Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan serta tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan. Kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai hal yang terpenting. Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam pekerjaan atau situasi. Dari pengertian terlihat bahwa fokus kompetensi adalah untuk memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan kerja guna mencapai kinerja optimal. Dengan demikian kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan ketrampilan dan faktor-faktor internal individu lainnya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi adalah kemampuan melaksanakan tugas berda-

56

sarkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki setiap individu.

Kinerja Kepala Sekolah adalah hasil kerja yang dicapai Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Hasil kerja tersebut merupakan refleksi dari kompetensi yang dimilikinya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kinerja Kepala Sekolah ditunjukkan dengan hasil kerja dalam bentuk konkrit, dapat diamati, dan dapat diukur baik kualitas maupun kuantitasnya. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) meliputi efektifitas kepemimpinan Kepala Sekolah. Komponen yang terkait dengan penilaian kinerja Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri dari: dimensi kompetensi kepribadian, dimensi kompetensi manajerial, dimensi kompetensi wirausaha, dimensi kompetensi supervisi dan dimensi kompetensi sosial.

Dalam penilaian kinerja kepala sekolah mencakup tiga dimensi yaitu: (1) Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, (2) Komitmen terhadap tugas dan, (3) Hasil kerja. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai aktualisasi dari kompetensi manajerial, kompetensi supervisi dan kompetensi wirausaha yang dimiliki Kepala Sekolah. Komitmen terhadap tugas sebagai aktualisasi dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial Kepala Sekolah, sedangkan hasil kerja merupakan dampak dari pelaksanaan tugas pokok Kepala Sekolah sebagai refleksi dari semua demensi kompetensi Kepala Sekolah.

57

ran yang logis. Untuk mencapai kinerja Kepala Sekolah Dasar yang optimal perlu adanya dukungan motivasi berprestasi dalam diri Kepala Sekolah dasar. Disisi lain, adanya supervisi manajerial Pengawas Sekolah akan memperkecil terjadinya salah prosedur dari kinerja Kepala Sekolah Dasar. Jika dukungan motivasi berprestasi meningkat dan adanya supervisi Pengawas Sekolah, maka akan meningkatkan kinerja Kepala Sekolah Dasar.

Dapat dilihat pada Gambar 2.3. kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Variabel X1

Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah

(Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2009: 15). 1. Aspek Pengelolaan. 2. Aspek Administrasi. Variabel X3 Motivasi Berprestasi (Goleman, 1999: 170). 1. Dorongan Berprestasi. 2. Komitmen untuk Menemukan Sukses. 3. Inisiatif dan Optimiesme.

Variabel Y

Kinerja

Kepala Sekolah Dasar

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah). 1. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi. 2. Komitmen terhadap Tugas Kepala Sekolah. 3. Hasil Kerja. Variabel X2 Kompetensi

(Spencer dan Spencer dalam Prihadi (2004: 38-39).

1. Motif (Motive). 2. Sifat (Traits).

3. Konsep Diri (Self – Concept). 4. Pengetahuan (Knowledge). 5. Ketrampilan (Skill).

58

Pada Gambar 2.3. Kerangka berpikir dapat terlihat bahwa ada faktor yang mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah Dasar dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut antara lain terdiri dari supervisi manajerial Pengawas Sekolah, kompetensi dan motivasi berprestasi. Faktor-faktor yang akan diteliti mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah Dasar, dan akan diteliti besar pengaruhnya masing-masing terhadap kinerja Kepala Sekolah Dasar.

Dalam dokumen UNNES UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (Halaman 67-73)

Dokumen terkait