BAB II TELAAH TEORI TELAAH TEORI
2.7. Kerangka Berpikir
Keaktifan belajar siswa merupakan hal yang sangat penting agar tercapainya
tujuan pembelajaran yang optimal, Sardiman (2007:97) menyatakan bahwa “dalam
kegiatan belajar, subjek didik/ siswa harus aktif berbuat. Bisa dikatakan bahwa
dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak
mungkin berlangsung dengan baik”. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan siswa di
sekolah. Beberapa macam aktivitas itu harus diterapkan guru pada saat pembelajaran
berlangsung.
Agar siswa aktif guru harus mempunyai keterampilan mengajar yang baik yang
salah satunya adalah keterampilan mengelola kelas. Keterampilan mengelola kelas ini
berkaitan dengan pemberian stimulus dalam rangka membangkitkan dan
mempertahankan kondisi siswa untuk berperan aktif dan terlibat proses pembelajaran
sekolah. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan syarat pengajaran yang efektif.
Guru harus pintar memilih cara yang tepat agar dapat menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas supaya tujuan pengajaran terlaksana dan siswa dapat
belajar denngan nyaman.
Menurut Usman (2009:97) pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila
terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar. Yang termasuk kedalam hal ini misalnya penghentian tingkah laku
waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang
produktif.
Keaktifan belajar siswa tidak terlepas dari peranan seorang guru, karena guru
merupakan fasilitator bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya, apabila
guru dalam membimbing siswa kurang maksimal maka keaktifan belajar siswa juga
kurang optimal. Oleh karena itu, seorang gur diharapkan selalu memberikan variasi
dalam menyampaikan materi seperti intonasi suara yang tidak monoton, pembagian
waktu dalam menjelaskan dan memberi pertanyaan, penekanan pada suatu yang
dirasa penting dan juga perpindahan tempat misalnya dari depan ke belakang.
Menurut Suparman (2010:63) gaya mengajar adalah cara atau metode yang
dipakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Gaya mengajar dapat
diartikan sebgai tingkah laku, sikap, pembawaan dan perbuatan atau tindakan guru
serta metode mangajar yang diguanakan sebagai pernyataan kepribadiaannya dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dalam proses pembelajaran. Gaya
mengajar dianggap sangat penting untuk mengatasi kebosanan pada siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar. Dengan mengadakan variasi gaya mengajar yang
diberikan kepada siswa, guru dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti
pelajaran. Dengan demikian dapat meningkatkan dan mempertahankan keaktifan
belajar akuntansi karena tidak merasa bosan dan dapat mengikuti pelajaran dengan
baik.
Selain keterampilan mengelola kelas dan gaya mengajar guru dalam keaktifan
diri (self-efficacy) siswa tidak akan merasa yakin bahwa dirinya dapat melakukan
segala sesuatu termasuk aktif di dalam kelas pada saat proses belajar mengajar.
Self-efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk
menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu (Ormrod, 2009). Orang
dengan self-efficacy yang tinggi cenderung lebih banyak belajar dan berprestasi
daripada mereka yang self-efficacy-nya rendah. Hal ini benar bahakan ketika tingkat
kemampuan actual sama (Bandura, 1986). Dengan kata lain, ketika beberapa individu
memiliki kemampuan yang sama, meraka yang yakin dapat melakukan suatu tugas
yang lebih mungkin menyelesaikan tugas tersebut secara sukses daripada meraka
yang tidak yakin mampu mencapai keberhasilan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan mengelola kelas
mempunyai peran penting terhadap tingkat keaktifan siswa. Tak hanya itu, variasi
gaya mengajar guru juga mempunyai peran terhadap keaktifan beajar siswa. Apabila
guru hanya menggunakan gaya mengajar yang tidak variatif maka siswa akan merasa
bosan. Self-efficacy yang dimiliki siswa juga tak kalah penting, sebab siswa
mempunyai self-efficacy rendah akan merasa tidak yakin bahwa dirinya dapat
melakukan segala sesuatu termasuk aktif di dalam kelas pada saat proses belajar
mengajar.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan bagan kerangka berpikir
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir H2 H1 H3 H5 H4 H4 Indikator Self-efficacy: 1. Pengalaman-pengalaman tentang penguasaan (mastery experinces) 2. Permodelan sosial (social
modeling)
3. Persuasi sosial (social modeling) 4. Kondisi fisik dan emosi (physical
and emotional states).
Bandura dalam Feist (2008:416-418) Gaya mengajar guru
Indikator: 1. Variasi suara 2. Penekanan 3. Pemberian waktu 4. Kontak pandang
5. Gerakan anggota badan 6. Perpindahan posisi
(Djamarah, 2005:126)
Keteramplan mengelola kelas Indikator:
1. Hangat dan antusias 2. Tantangan
3. Bervariasi 4. Keluwesan
5. Penekanan pada hal positif 6. Penananaman disiplin (Usman, 2009:97)
Keaktifan Belajar Siswa
Indikator:
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2. Terlibat dalam pemecahan masalah.
3. Bertanya kepada siswa lain/guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi.
4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 5. Melaksanakan diskusi
kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang
diperoleh.
7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. 8. Kesempatan menggunakan
atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapnya. (Sudjana, 2009:61)
2.8. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1: Ada pengaruh antara keterampilan mengelola kelas, gaya mengajar guru, dan
self-efficacy terhadap keaktifan belajar mata pelajaran pengantar akuntansi
kelas XI Akuntansi SMK Nasional Pati tahun pelajaran 2014/ 2015.
H2: Ada pengaruh antara keterampilan mengelola kelas terhadap keaktifan belajar
mata pelajaran pengantar akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Nasional Pati
tahun pelajaran 2014/ 2015.
H3: Ada pengaruh gaya mengajar guru terhadap keaktifan belajar mata pelajaran
pengantar akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Nasional Pati tahun pelajaran
2014/ 2015.
H4: Ada pengaruh antara self-efficacy terhadap keaktifan belajar mata pelajaran
pengantar akuntansi kelas XI Akuntansi SMK Nasional Pati tahun pelajaran