• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

E. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh kecerdasan emosinal terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf). Suryabrata (1984:324) mengatakan bahwa kemajuan atau hasil belajar murid-murid tercantum pada rapor yaitu yang memuat tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian murid. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi/rendahnya prestasi belajar. Salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosional. Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 1999:513), kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri untuk memandu pikiran dan tindakan. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti memungkinkan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka (http://secapramana.tripod.com/). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.

Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar diduga berbeda pada siswa yang berasal dari orang tua dengan pendapatan yang berbeda. Tingkat pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan orang tua dalam membiayai sekolah dan menyediakan fasilitas pendidikan yang diperlukan anak. Dengan dipenuhinya fasilitas dan perhatian dalam belajernya maka anak akan mendapatkan rangsangan mental bagi perkembangan kecerdasan emosionalnya. Jadi tidak mengherankan jika siswa dari keluarga dengan tingkat pendapatan orang tua lebih tinggi pada umumnya prestasinya lebih tinggi dibanding dengan siswa dengan tingkat pendapatan orang tuanya lebih rendah. Pendapatan dalam jumlah besar akan memudahkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Sebaliknya pendapatan yang jumlahnya kecil akan mengakibatkan keluarga hidup berkekurangan, sehingga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk membiayai pendidikan yang semakin mahal. Dengan pendapatan orang tua cukup akan membuat anak merasa senang untuk belajar, karena segala kebutuhan belajarnya selalu tercukupi. Hal ini akan berdampak pada kondisi emosi anak yang stabil, berpikir secara baik, sehingga akan mampu untuk belajar secara baik dan meningkatkan prestasinya juga. Sebaliknya pada orang tua yang memiliki pendapatan yang rendah akan merasa kesulitan untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarga, terlebih untuk memenuhi fasilitas belajar anak. Sehingga anak mendapatkan hambatan dalam belajarnya yang akan berpengaruh pada

emosionalnya karena mereka merasa tidak puas dan pada akhirnya prestasi belajarnya akan rendah.

2. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf). Suryabrata (1984:324) mengatakan bahwa kemajuan atau hasil belajar murid-murid tercantum pada rapor yaitu yang memuat tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian murid. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi/rendahnya prestasi belajar. Salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosional. Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 1999:513), kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri untuk memandu pikiran dan tindakan. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti memungkinkan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka (http://secapramana.tripod.com/). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan

bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.

Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar diduga berbeda pada siswa yang berasal dari orang tua dengan tingkat pendidikan orang tua yang berbeda. Pada siswa yang berasal dari orang tua yang tingkat pendidikannya tinggi akan menjadi pemicu semangat baik bagi anak untuk mencapai hal serupa. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat sikap orang tua semakin positif pada dunia pendidikan, sehingga akan selalu menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar serta dapat mencapai hasil prestasi yang memuaskan. Disisi lain, anak juga akan meniru orang tuanya. Dengan demikian sikap orang tua yang mempunyai pendidikan tinggi akan berdampak pada anak, anak menjadi merasa terarahkan dan mendapat perhatian cukup dan apa yang diterima anak tersebut dapat membentuk kecerdasan semosional anak. Karena seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan mau menuntut dirinya untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain untuk menanggapinya dengan tepat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, hal demikian pada akhirnya dapat memotivasi anak dalam meningkatkan prestasinya. Sebaliknya pada siswa yang memiliki orang tua berpendidikan rendah akan merasakan kesulitan untuk dapat berprestasi. Hal ini dikarenakan orang tua tidak memiliki pandangan yang luas tentang dunia pendidikan yang dijalani oleh anak. Dengan kondisi demikian akan berdampak pada rendahnya

kecerdasan emosonal anak, kurangnya motivasi dari orang tua dalam proses belajar, kurangnya pendampingan belajar dari orang tua membuat anak tidak bersemangat dalam belajar yang mengakibatkan tidak maksimalnya prestasi belajar yang diperoleh anak.

3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf). Suryabrata (1984:324) mengatakan bahwa kemajuan atau hasil belajar murid-murid tercantum pada rapor yaitu yang memuat tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian murid. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi/rendahnya prestasi belajar. Salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosional. Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 1999:513), kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri untuk memandu pikiran dan tindakan. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti memungkinkan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka (http://secapramana.tripod.com/). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana

(http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.

Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar diduga berbeda pada siswa yang berasal dari orang tua dengan jenis pekerjaan orang tua yang berbeda. Prestasi belajar siswa berkaitan erat dengan pola pengasuhan anak oleh orang tua di keluarga. Bila orang tua sebagai pendidik, dan pola mengasuhnya seperti seorang pendidik, maka orang tua akan lebih sabar, telaten dalam membimbing anak dalam belajar. Orang tua akan memperlakukan anaknya seperti siswa sekolah yang terus dibimbing sehingga anak dapat berprestasi maksimal. Bagi orang tua yang profesinya bukan pendidik, tentu juga mengharapkan anaknya berprestasi tetapi cara mengajar atau membimbing anak belajar berbeda dengan orang tua yang berprofesi sebagai seorang guru yang dalam dirinya memiliki latar belakang pendidikan keguruan dimana kegiatan membimbing anak belajar merupakan bidang kerja yang ditekuninya setiap hari. Sehingga banyaknya jenis pekerjaan sangat membedakan cara orang tua dalam membentuk kecerdasan emosional anaknya. Untuk jenis pekerjaan orang tua yang secara langsung berhubungan dengan pendampingan pada rang lain (guru, psikolog, psikiater), maka orang tua akan lebih memahami anak, mengerti kondisi anak, mampu mengembangkan potesi anak dan mengembangkan kecerdasan emosional anak. Dampaknya anak berdasar kesadaran pada dirinya melakukan apa yang menjadi kewajibannya. Anak

selanjutnya sadar untuk mengembangkan potensinya untuk memperoleh prestasi yang maksimal.

4. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah

Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk mengetahui pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf). Suryabrata (1984:324) mengatakan bahwa kemajuan atau hasil belajar murid-murid tercantum pada rapor yaitu yang memuat tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian murid. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi/rendahnya prestasi belajar. Salah satu faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah kecerdasan emosional. Menurut Salovey dan Mayer (Goleman, 1999:513), kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri untuk memandu pikiran dan tindakan. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti memungkinkan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka (http://secapramana.tripod.com/). Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional, maka prestasi belajar akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Wulan Arum (2005) dan Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan

bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.

Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar diduga berbeda pada siswa yang berasal dari status sekolah yang berbeda. Status sekolah mendapatkan perhatian orang tua sebelum menyekolahkan anaknya. Status sekolah yang baik adalah sekolah yang dianggap berpotensi untuk memberikan masa depan yang baik bagi anak. Status sekolah akan memberi pengaruh terhadap kecerdasan emosional. Dengan kata lain baik-buruknya status sekolah dan iklim sekolah akan mempengaruhi keadaan siswa karena dengan status sekolah dan iklim sekolah yang baik maka keadaan sekitar lingkungan sekolahpun baik sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan siswa menjadi baik juga. Prestasi belajar setiap siswa diduga akan berbeda pada status sekolah yang berbeda. Status sekolah yang cukup baik akan mempengaruhi siswa dalam proses belajarnya di sekolah. Lingkungan sekolah yang mendukung, para guru yang berkompeten, fasilitas belajar yang memadai akan sangat membantu siswa dalam berpikir dan berprestasi. Pada umumnya kondisi yang demikian ditentukan pada sekolah negeri. Sebaliknya pada status sekolah yang buruk membuat siswa merasa tidak nyaman karena segala sesuatu yang dibutuhkan di sekolah tidak terpenuhi. Dampaknya prestasi belajar siswa tidak memuaskan.

Berdasarkan kerangka teoritik di atas, paradigma penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Balajar Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Status Sekolah

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian kerangka teoritis di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian ini :

1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua

2. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua

3. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua

4. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah

Kecerdasan emosional Prestasi balajar

Status sosial ekonomi Orang tua

BAB lll

Dokumen terkait