Survei pada Siswa-Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
DI SUSUN OLEH : WITA DITYARINI
031334061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati dan memberiku anugrah yang luar...biasa
Kedua Orang Tuaku: Yohanes Dite Marhendaryanto dan Fr. Eni Prihati Saudaraku Mas Doni, dan Dik Deni
Kekasihku sekaligus Sahabat terbaikku Oscar Pristi Anggito Teman-temanku di Pak ‘ B 2003
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PENGARUH
KECERDASANEMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH”. Skripsi ini
ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Akuntansi. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Bp. Y. Harsoyo, S.Pd.,M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
4. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar
membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dan
motivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih banyak Pak.
5. Bp. Drs. FX. Muhadi, M.Pd. dan Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd.,M.Si. Selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan menyempurnakan hasil skripsi.
6. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntasi (Mbak aris dan Pak Wawik) atas
PATRIA serta segenap guru, staf dan siswa-siswi yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah banyak membantu dalam
melaksanakan penelitian.
9. Bapak Y. Dite Marhendaryanto dan Ibu Fr. Eni Prihati, yang selalu memberikan doa,
kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil, serta semangat kepada penulis.
10. Saudaraku Mas Doni, Dik Deni, Mbak Sekar, Mas Danantyo, Mas Dito, yang telah
memberikan dukungan, semangat dan bantuan kepada penulis.
11. Oscar Pristio Anggito yang selalu ga pernah cape membantu penulis kapan saja,
memberi semangat dan motivasi kepada penulis, makasih ya sayang, Tuhan
Memberkatimu slalu.
12 Uke, Siwi, Tari, kalian memang sahabat yang baik... , teman-teman seperjuanganku
Tiara, makasih ya untuk bantuanmu, Suster Yekti, Siska, makasih untuk tumpangan
ngobrol di kamarmu, Dwi, Ari, Wulan, Meti, Santi, Adel, Septi, Yeni, Wawan, Nining,
Yiska, Dewi, Lala, Ana, terimakasih untuk pinjaman buku-bukunya ya.. Brevi, Yohana,
Agus, Yudo, dan Step, terima kasih atas bantuan kalian selama kuliah dan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini..
13. Buat teman-teman seperjuangan di PAK 2003 kelas A dan B, Sukses untuk semuanya...
perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.
BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH
Survei pada Siswa –Siswa Kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Wita Dityarini Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (2) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah populasi penelitian ini adalah 4.220 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 568 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah
purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah model analisis regresi yang dikembangkan oleh Chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ayah (β3 =−0,032 dan
) 050 , 0 221
,
0 > =
= α
ρ dan ada pengaruh negatif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ibu (β3 =−0,069 dan ρ =0,016>α =0,050);
(2) tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan ayah (β3 =−0,009 dan ρ =0,661>α =0,050)dan tingkat pendidikan ibu
028 , 0
(β3 =− dan ρ =0,143>α =0,050) ; (3) tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ayah
017 , 0
(β3 =− dan ρ =0,462>α =0,050)dan jenis pekerjaan ibu (β3 =−0,041 dan )
050 , 0 054
,
0 > =
= α
ACHIEVEMENT PERCEIVED FROM SOCIAL AND ECONOMICAL STATUS OF PARENTS AND SCHOOL
A survey on the Third Year Studens of State and Private Senior High Schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Province.
WITA DITYARINI Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aims to investigate whether there is any effect of emotional intelligence towards the students’ learning achievement perceived from (1) parent’s social status; (2) parent’s education; (3) the parent’s occupations; and (4) students’ schools status.
This research is conducted in state and private high schools in Bantul Regency. The populations are the third year students of state and private high schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Province. The total samples are 568 students which are selected by purposive sampling. The data gathering techniques are questionnaires and documentations. The data analysis techniqueis Chow’s regression analysis model.
The result of the research shows that (1) there is not any effect of emotional intelligence towards learning achievement perceived from fathers’ income (β3 =−0,032 and ρ =0,221>α =0,050)) and negative influence effect of emotional intelligence towards learning achievement perceived from mothers’ income (β3 =−0,069 and
) 050 , 0 016 ,
0 > =
= α
ρ ; (2) there is not any effect of emotional intelligence towards learning achievement perceived from fathers’ education (β3 =−0,009 and
) 050 , 0 661 ,
0 > =
= α
ρ and mothers’ education (β3 =−0,028 and ) 050 , 0 143 ,
0 > =
= α
ρ ; (3) there is not any effect of emotional intelligence towards learning achievement perceived from fathers’ occupations (β3 =−0,017;
) 050 , 0 462 ,
0 > =
= α
ρ and mothers’ occupations (β3 =−0,041; ρ =0,054>α =0,050);
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosional... 8
B. Prestasi Belajar... 11
F. Hipotesis... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 27
C. Subjek dan Objek Penelitian... 28
D. Populasi, Sampel dan Teknik penarikan Sampel………. 28
1. Populasi... 28
2. Sampel... 28
3. Teknik Penarikan Sampel... 29
E. Operasionalisasi Variabel... 29
F. Teknik Pengumpulan Data... 33
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 34
1. Uji Validitas... 34
2. Uji Reliabilitas... 36
H. Teknik Analisis Data... 38
1. Analisis Deskriptif... 38
2. Pengujian Normalitas dan Linieritas... 38
a. Uji Normalitas... 38
b. Uji Linieritas... 39
3. Pengujian Hipotesis Penelitian... 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 79
B. Keterbatasan Penelitian... 81
C. Saran-saran... 82
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 3.1 Nama Sekolah dan Jumlah Responden ……… 29
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional... 30
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendapatan... 32
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua... 32
Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 32
Tabel 3.6 Rangkuman Uji validitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 35
Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian... 42
Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden ... 43
Tabel 5.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua... 43
Tabel 5.4 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 44
Tabel 5.5 Jenis Pekerjaan Orang Tua... 46
Tabel 5.6 Asal sekolah Siswa... 48
Tabel 5.7 Kecerdasan Emosional Siswa ... 48
Tabel 5.8 Prestasi Belajar Siswa ... 49
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional ... 51
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Belajar... 54
Gambar 2.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan
1. Kuesioner Penelitian ... 84
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 90
3. Data Induk Penelitian... 94
4. Data Induk Regresi... 115
5. Deskripsi Frekuensi dan Deskripsi Variabel Penelitian... 124
6. Perhitungan PAP tipe II ... 162
7. Uji Normalitas dan Linieritas... 165
8. Uji Regresi ... 175
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting, Pendidikan harus menjadi bidang garapan yang mendapatkan prioritas tinggi dalam pembangunan nasional. Hal demikian disebabkan melalui bidang pendidikan sumber daya manusia muda diberikan bekal untuk mengembangkan potensinya sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Sebagian besar orang tua karenanya tidak ragu-ragu untuk berkorban demi pendidikan anak-anaknya.
Keberhasilan belajar anak tercermin dari prestasi belajarnya. Ada banyak faktor yang berpengaruh pada tinggi atau rendahnya prestasi belajar. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi yang terdiri dari: kecerdasan dan bakat, serta unsur-unsur kepribadian tertentu, dan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang terdiri atas lingkungan sosial, budaya, dan lingkungan fisik. Dengan demikian untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu memperhatikan dua faktor tersebut.
quotient (lQ) saja. Namun demikian sebenarnya faktor kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) perlu dipertimbangkan. Dalam beberapa kasus sering dijumpai bahwa siswa yang mempunyai IQ cukup tinggi justru mengalami kesulitan belajar di sekolah, hal ini tampak dari nilai rapornya yang jelek. Sementara dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi justru prestasi belajarnya lebih baik. Dengan kata lain ada hubungan positif kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hal ini didukung hasil penelitian Romanus Mudjijana (http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
Derajat tinggi rendahnya pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar diduga disebabkan oleh perbedaan status ekonomi orang tua siswa dan status sekolah yang tidak sama satu sama lainnya. Untuk orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi, mereka dapat membiayai sekolah anaknya dan menyediakan berbagai fasilitas yang memadai sehingga dalam kondisi demikian anak akan merasa terbantu dalam belajar dan dapat meningkatkan semangat, dengan demikian anak telah mempunyai kecerdasan emosional yang baik karena telah mampu menyalurkan perasaannya untuk memotivasi dirinya dalam belajar yang akan menghasilkan meningkatan berprestasi anak. Untuk orang tua yang mempunyai status sosial ekonomi yang lebih rendah tentunya akan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga, lebih-lebih untuk kebutuhan sekolah anak. Hal ini dapat menyebabkan anak tersebut akan merasa kurang percaya diri atau dengan kata lain kecerdasan emosional anak menjadi tidak stabil yang akhirnya akan membuat kesulitan dalam belajarnya.
baik-buruknya iklim sekolah. Dengan demikian muncul pemberian label sekolah favorit bagi sekolah yang sangat disiplin, input siswa baik, gurunya dianggap profesional, sarana prasarananya lengkap, dan lingkungannya baik. Sekolah yang memiliki karakteristik demikian lebih banyak ditemukan di sekolah negeri dibandingkan swasta. Dengan iklim sekolah yang seperti itu siswa akan lebih merasa nyaman dalam belajarnya di sekolah. Kecerdasan emosional siswapun lebih mudah terbentuk dari iklim sekolah tersebut. Dampaknya mereka termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah. Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN STATUS SEKOLAH”. Penelitian merupakan survei pada siswa-siswi kelas XII SMA di Kabupaten Bantul.
B. Identifikasi Masalah
memfokuskan pada faktor kecerdasan emosional. Secara spesifik penelitian ini ingin menginvestigasi apakah tinggi/rendahnya derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar akan berbeda pada siswa yang berasal dari status sosial ekonomi orang tua dan status sekolah yang berbeda.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ?
2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ?
3. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ?
4. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menemukan hasil-hasil penelitian yang memiliki kegunaan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Sebagai masukan bagi guru bahwa pentingnya kecerdasan emosional untuk meningkatkan prestasi belajar. Sehingga guru dapat membantu siswa untuk meningkatkan kecerdasan emosional.
2. Bagi Universitas
3. Bagi Penulis
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecerdasaan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan individu untuk menyadari diri pada saat ini, mampu memotivasi, berempati, mampu mengatur emosinya dan mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain.
2. Dimensi Kecerdasan Emosional
Ada lima aspek kecerdasan emosional, yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : a. Mengenali emosi diri (emotional awareness). Kenali dan lepaskan
emosi negatif kita. Pahami dampak emosi negatif terhadap diri kita, usahakan supaya pikiran kita tidak dikuasai oleh perasaan negatif yang sedang kita rasakan (http:www.dunia guru.com/). Sementara pada Goleman (1999:512-513), mengenali diri berarti mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat. b. Mengelola emosi (managing emotion). Emosi merupakan sinyal bagi
c. Memotivasi diri sendiri (self motivation). Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja tinggi dalam segala hal. Motivasi memacu diri kita untuk lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang kita kerjakan (http:www.dunia guru.com/). Goleman (1999:512-513) menyatakan bahwa motivasi merupakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d. Mengenali emosi orang lain (managing conflict/empati). Kecerdasan emosional kita akan akan menjadi sempurna bila dilengkapi dengan kemampuan memotivasi orang lain, yang merupakan bentuk lain dari jiwa pemimpin (http:www.dunia guru.com/). Goleman (1999:512-513) menyatakan bahwa empati berarti merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perpektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim.
Banyak hal yang menyebabkan kecerdasan emosional seseorang menurun. Penyebabnya antara lain (http://secapramana.tripod.com/) :
1. Menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial. Lebih suka menyendiri, bersikap sendiri-sendiri, kurang bersemangat, dll.
2. Cemas dan depresi, menyendiri, sering taku, merasa gugup, dll.
3. Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir. Tidak mampu memusatkan perhatian atau duduk tenang, melamun, bertindak tanpa berpikir, bersikap terlalu tegang, dll.
4. Nakal dan agresif. Bergaul dengan anak-anak yang bermasalah, bohong dan menipu, sering bertengkar, dll.
Maka untuk menanggulangi penyebab itu perlu adanya keseimbangan antara kecerdasan rasional dan kecerdasan emosional. Keberhasilan hidup ditentukan oleh keduanya. Pelatihan untuk menyatakan perasaan negatif menjadi amat penting. Pelampiasan yang tidak tepat justru akan menambah intensitas, bukan mengurangi. Cara berpikir menentukan cara merasa, oleh karena itu berpikir positif sangatlah diperlukan. Pengalaman dan pendidikan di masa kanak-kanak akan sangat menentukan dasar pembentukan keterampilan sosial, dan emosional.
B. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru (KBBI dalam BPK Penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf). Di Indonesia, alat ukur evaluasi prestasi belajar disebut Tes Hasil Belajar (THB). Tes ini digunakan untuk mengukur taraf keberhasilan sebuah program pengajaran dan untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kemampuan kognitifnya. Sementara Suryabrata (1984:324) mengatakan bahwa kemajuan atau hasil belajar murid-murid tercantum pada rapor yaitu yang memuat tentang kelakuan, kerajinan, dan kepandaian murid. Menurut Prayitno (Nasution, 2001:40), kesuksesan belajar siswa lebih banyak ditentukan oleh PTSDL sebuah singkatan dari prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, kondisi diri pribadi, dan lingkungan belajar. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dalam nilai/angka pada rapor yang diberikan guru.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130-131), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:
a) Faktor intelektik yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, dan faktor kecakapan nyata yaitu, prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non intelektik, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan sekolah, dan lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
C. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
1. Pengertian Status Sosial Ekonomi Orang Tua
kedudukan ini yang menyebabkan adanya lapisan sosial. Sedangkan ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “eikos” yang berarti rumah tangga dan “nomos” yang berarti tata atau aturan. Menurut T. Gilarso (1991:61), ekonomi diartikan sebagai aturan atau pedoman untuk mengatur rumah tangga. Maka dapat disimpulkan status sosial ekonomi orang adalah suatu kedudukan yang dimiliki orang tua yang nantinya akan digunakan untuk mengatur rumah tangga.
2. Dimensi Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi orang tua antara lain meliputi tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan.
a. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Menurut Mulyanto (1982:92-93), pendapatan dan penerimaan keluarga dapat berbentuk :
1) Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri, hasil investasi seperti bunga dan pensiun.
2) Pendapatan berupa barang, yaitu segala penerimaan yang sifatnya reguler akan tetapi tidak selalu berbentuk jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras, tunjangan kesehatan, dll.
penjualan barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, dan penagihan piutang.
Berdasarkan keterangan di atas, maka pendapatan atau penghasilan riil orang tua adalah penghasilan yang diperoleh dalam waktu tertentu (tiap bulan) yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam keluarga. Dalam penelitian ini tingkat pendapatan orang tua didasarkan pada Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.150/KEP/2006 tentang Penetapan Upah Minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyaharta Tahun 2007 dinyatakan bahwa : Upah Minimum Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 adalah sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per bulan.
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua
disimpulkan tingkat pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir yang pernah dialami orang tua yaitu mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi.
c. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Berdasarkan tingkat pendapatan, jenis pendapatan dapat digolongkan menjadi sembilan golongan (Spillane, 1982:14), yaitu :
1) Golongan A terdiri dari: mandor, pedagang, pegawai kantor, pegawai sipil, ABRI, pemilik perusahaan/toko/pabrik/perikanan, pemilik tanah, peternakan, tuan tanah.
2) Golongan B terdiri dari: buruh nelayan, petani kecil, penebang kayu
3) Golongan C terdiri dari: ABRI (Tamtama s.d Bintara), Guru SD, kepala bagian, kepala kantor pos (cabang), manager perusahaan kecil, pamong praja pegawai badan hukum, pegawai negeri golongan I a s.d I d, suprvisor/pengawas.
4) Golongan D terdiri dari: meninggal dunia, pensiunan, tak mempunyai pekerjaan tetap.
5) Golongan E terdiri dari: Guru (SMP s.d SMA), juru rawat, pekerja sosial, kepala sekolah, kontraktor kecil, pegawai negeri golongan II a s.d II d, perwira ABRI (Letnan II, Letnan I dan Kapten), wartawan.
7) Golongan G terdiri dari: ahli hukum, ahli ilmu tanah/ahli ukur tanah, apoteker, arsitek, dokter, dosen/guru besar, gubernur, insinyur, kepala kantor pos (pusat), kontraktor besar, manager perusahaan, menteri, pegawai negeri golongan III ke atas, pengarang, peneliti, penerbang, perwira ABRI (Mayor s.d Jendral), walikota/bupati.
8) Golongan H terdiri dari: pembantu, pedagang keliling, tukang cuci. 9) Golongan I terdiri dari: artis/seniman, buruh tetap, montir, pandai
besi/emas/peras, penjahit, penjaga, supir bus/colt, tukang kayu, tukang listrik, tukang mesin.
D. Status Sekolah
Menurut Keputusan-keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 1993 pasal 1 ayat 4, 5, dan 6 yaitu :
a. SMU negeri adalah SMU yang diselenggarakan oleh pemerintah. b. SMU swasta adalah SMU yang diselenggarakan oleh masyarakat. c. Madrasah Aliyah adalah SMU yang berciri khas agama Islam yang
diselenggarakan oleh Departemen Agama.
E. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh kecerdasan emosinal terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
emosionalnya karena mereka merasa tidak puas dan pada akhirnya prestasi belajarnya akan rendah.
2. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua
bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
kecerdasan emosonal anak, kurangnya motivasi dari orang tua dalam proses belajar, kurangnya pendampingan belajar dari orang tua membuat anak tidak bersemangat dalam belajar yang mengakibatkan tidak maksimalnya prestasi belajar yang diperoleh anak.
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
(http://www1.bpk penabur.or.id/jurnal/02/082-100.pdf.) yang menemukan bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
selanjutnya sadar untuk mengembangkan potensinya untuk memperoleh prestasi yang maksimal.
4. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah
bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, paradigma penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Balajar Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Status Sekolah
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka teoritis di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian ini :
1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
2. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua
3. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua
4. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari status sekolah
Kecerdasan emosional Prestasi balajar
Status sosial ekonomi Orang tua
BAB lll
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei, yaitu: proses mengumpulkan data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar jumlahnya, Sevilla (1993:76). Sementara Winarno Surakhmad (Arikunto, 2002:88) menyatakan bahwa survei merupakan cara mengumpulkan data dari sujumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang yang bersamaan dan biasanya jumlahnya cukup basar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 3 Bantul, SMA Negeri BOPKRI Banguntapan , SMA Muhamadiyah Kasihan, SMA Stella Duce Bantul, dan SMA PATRIA.
2. Waktu Penelitian
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas XII SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 3 Bantul, BOPKRI Banguntapan, SMA Muhamadiyah Kasihan, SMA Stella Duce Bantul, dan SMA PATRIA.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah kecerdasan emosional, prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMU se-Kabupaten Bantul yang berjumlah 4.220 siswa.
2. Sampel
Tabel 3.1
Nama Sekolah dan Jumlah Responden
No Nama Sekolah Jumlah Responden
1 2 3 4 5 6
SMA Negeri 2 Bantul SMA Negeri 3 Bantul SMA PATRIA Bantul SMA BOPKRI Banguntapan SMA Muhamadiyah Kasihan SMA Stella Duce Bantul
276 148 24 40 28 52
Jumlah 568
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive. Sampling purposive dikenal juga sebagai sampling pertimbangan tertentu. Pertimbangan peneliti dalam mengambil sampel ini adalah karakteristik sekolah yang berbeda. Untuk mewakili sekolah negeri dan sekolah yang dikelola pihak swasta (yayasan). Perbedaan antara sekolah negeri dan swasta diduga berpengaruh pada derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa.
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Kecerdasan Emosional
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional
M a s i n g -m a s i n g p e r n y a t No.Pertanyaan Dimensi Indikator Positif Negatif Mengenali emosi
1. Mengenal emosi diri 2. Mengetahui kekuatan diri 3. Mengetahui keterbatasan diri
4. Memiliki keyakinan akan kemampuan sendiri 1 4 5 2 3 6 Mengelola emosi
1. Mampu menahan emosi dan dorongan negatif
2. Menjunjung norma kejujuran 3. Bertanggung jawab atas kinerja
sendiri
4. Luwes terhadap perubahan 5. Terbuka terhadap ide-ide dan
informasi 7 8 9 12 10 11 Motivasi diri
1. Dorongan untuk menjadi lebih baik
2. Mampu menyesuaikan dengan suasana kelompok
3. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan
4. Kegigihan dalam kondisi kegagalan dan hambatan
13 14 15
17 16 Mengenali
emosi orang lain
1. Memahami perasaan orang lain 2. Tanggap kepada kebutuhan
orang lain
3. Mengerti perasaan orang lain 4. Siap sedia melayani
18 19 20
22 21 Membina
hubungan dengan orang lain
1. Keterampilan persuasive 2. Terbuka mendengarkan orang
lain dan memberikan pesan yang jelas
3. Kemampuan menyelesaikan tanggung jawab
4. Memiliki semangat kepemimpinan
5. Bersedia berkolaborasi dengan orang lain
aan tersebut di atas selanjutnya di ukur dalam skala sikap dari skala likert. Untuk pertanyaan positif : SS (sangat setuju) = 5, S (setuju) = 4, R (ragu-ragu) = 3, TS (tidak setuju) = 2, STS (sangat tidak setuju) = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif : SS (sangat setuju) = 1, S (setuju) = 2, R (ragu-ragu) = 3, TS (tidak setuju) = 4, STS (sangat tidak setuju) = 5
2. Variabel Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk menguasai pengetahuan atau keterampilan-keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. Pengukuran variabel prestasi belajar didasarkan pada rata-rata nilai rapor siswa kelas XII yaitu dari data rapor kelas X semester 1 sampai kelas XI semester 2.
3. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi orang tua dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang dimiliki yang nantinya akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Status sosial ekonomi orang tua antara lain meliputi tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua
a. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tabel 3.3
Operasionalisasi Tingkat Pendapatan Orang Tua No. Tingkat Pendapatan Skor
1. 2. 3.
< Rp 500.000,00
Rp. 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 > Rp. 1.000.000,00
1 2 3
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan tertinggi terakhir yang ditempuh oleh orang tua siswa yang ditunjukkan dengan ijazah. Berikut akan disajikan tabel operasionalisasi variabelnya :
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Tingkat pendidikan orang tua No. Tingkat Pendidikan Skor
1. 2. 3. 4. 5.
Tidak tamat SD SD/Sederajat SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat PT/Akademik
1 2 3 4 5 c. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan orang tua adalah bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Berikut akan disajikan tabel operasionalisasi variabelnya :
Tabel 3.5
Operasionalisasi Jenis Pekerjaan Orang Tua
No. Jenis Pekerjaan Skor
1. 2. 3. 4.
Lain-lain
Petani, buruh, pedagang, wiraswasta
Pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta Pegawai Negeri (pemda, guru), ABRI, POLRI
3. Variabel Status Sekolah
Status sekolah merupakan lembaga informal yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Status sekolah dapat dibedakan menjadi sekolah negeri dan sekolah swasta. Pengukuran variabel status sekolah adalah sebagai berikut : skor 2 untuk sekolah negeri dan skor 1 untuk sekolah swasta.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Kuesioner
Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang sebenarnya. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang pengaruh kecerdasan emosional, prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua, dan status sekolah.
2. Dokumentasi
G. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti sacara tepat. Kevalidan alat ukur tersebut akan diuji dengan menggunakan metode analisis butir yaitu dengan menguji apakah item atau butir benar-benar telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Pengujian validitas item dilakukan dengan cara perhitungan korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2002:146) dengan rumus :
RXY =
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
−
2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N
Keterangan :
RXY = Korelasi antar skor
N = Jumlah subyek
X = Skor untuk masing-masing item Y = Skor untuk semua
∑
XY = Jumlah dari X dan YBesarnya nilai koefisien korelasi (r) diperhitungkan pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai koefisien
r
hitung suatu item pertanyaan lebih besar dari padaSebaliknya jika nilai koefisien
r
hitung suatu item pertanyaan lebih kecildari pada
nilai koefisien
r
tabel maka item tersebut dapat dinyatakan tidak valid.Hasil pengujian validitas dilakukan terhadap 30 item pernyataan variabel kecerdasan emosional. Pengujian validitas dilakukan sebelum penelitian di SMA Negeri dan Swasta Kabupaten Bantul dengan jumlah responden sebanyak 35 siswa. Rangkuman uji validitas untuk variabel kecerdasan emosional adalah sebagai berikut (lampiran 2 hal 93) :
Tabel 3.6
Rangkuman Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional
Butir No Korelasi dengan Koreksi Status
1 0.594 Valid
2 0.613 Valid
3 0.558 Valid
4 0.495 Valid
5 0.468 Valid
6 0.519 Valid
7 0.593 Valid
8 0.431 Valid
9 0.639 Valid
10 0.613 Valid
11 0.497 Valid
12 0.592 Valid
13 0.558 Valid
14 0.441 Valid
15 0.495 Valid
16 0.483 Valid
17 0.580 Valid
18 0.522 Valid
19 0.413 Valid
20 0.495 Valid
21 0.463 Valid
22 0.580 Valid
23 0.519 Valid
25 0.442 Valid
26 0.441 Valid
27 0.497 Valid
28 0.495 Valid
29 0.431 Valid
30 0.468 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel kecerdasan emosional menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh butir pertanyaan sahih. Penarikan kesimpulan tersebut dilakukan dengan cara membandingkan nilai-nilai rhitung dengan nilai rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 35 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,344. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa keseluruhan nilai rhitung yang sudah dikoreksi lebih besar daripada rtabel (rhitung>0,344). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir dalam pertanyaan kecerdasan emosional adalah valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Rtt =
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢
⎢ ⎣ ⎡
− ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡
−
∑
22
1
1 t
h k
k
σ σ
Keterangan :
Rtt = reliabel instrumen yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2B
σ = jumlah varians butir
2
t
σ = varians total
Untuk pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara koefisien nilai alpha yang berasal dari pengujian reliabilitas variabel yang diteliti dengan taraf signifikansi 5%, Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0.60, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel atau handal. Sebaliknya jika nilai kofisien alpha lebih kecil dari 0,60, maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel atau handal (Nunnally, 1967 dalam Imam Ghozali, 2006:41). Hasil Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dan dikerjakan menggunakan program SPSS for Windows Versi 15. Dari tiga puluh pertanyaan variabel kecerdasan emosional ini diperoleh nilai koefisien korelasi (rtt) sebesar
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui, mendiskripsikan, dan menyajikan data dari variabel kecerdasan emosional, kecerdasan emosional, status sosial ekonomi orang tua, status sekolah dalam bentuk tabel distribusi frekwensi. Dalam analisa deskripsi ini dihitung mean, median, modus, dan standar deviasi.
2. Pengujian Normalitas dan Linieritas a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dapat digunakan untuk uji keselarasan data yang berskala minimal ordinal. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov dengan rumus sebagai berikut (Sugiono, 2000:150) :
D =F0
( )
X −Sn( )
X Keterangan :D = Devisi/penyimpangan
( )
XF0 = Distribusi kumulatif teoritis n
S = Distribusi frekuensi yang diobservasi
perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dimaksudkan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Uji lineritas dalam penelitian ini didasarkan pada persamaan regresi. Pengujian linieritas dilakukan dengan meregres masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F sebagai berikut (Sudjana, 2005:332)
Rumus F = 2
2
e TC S S
2
TC
S =
( )
2− k
TC JK
dan Se2 =
( )
k nE JK
−
Keterangan :
F = harga bilangan F untuk garis regresi
2
TC
S = varian tuna cocok
2
e
S = varian kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
Untuk distribusi F didasarkan pada dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k). Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf
signifikansi 5%, maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tersebut dapat dikatakan linier. Sebaliknya, jika nilai Fhitung
lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka hubungan
3. Pengujuan Hipotesis
a. Hipotesis
Ho = Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
Ha = Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan Chow (Gujarati,1995:512) dengan rumus sebagai berikut :
i
Y = α0 +β1X1 +β2X2 +β3
(
X1X2)
+U1 Keterangan :i
Y = variabel prestasi belajar
0
α = konstanta
1
X = variabel kecerdasan emosional
2
X = variabel tingkat pendapatan orang tua
2 1X
X = nilai interaksi antara variabel kecerdasan
emosional dengan variabel tingkat pendapatan orang tua
3 2 1/β /β
β = koefisien regresi (besaran pengaruh)
1
U = pengganggu regresi
signifikasi koefisien regresi (
β
3) lebih rendah dari taraf signifikasi (α
) 0,05.BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2007. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 pada 6 SMA di Kabupaten Bantul. Ke-6 SMA tersebut adalah SMA Negeri 2 Bantul, SMA Negeri 3 Bantul, SMA PATRIA, SMA BOPKRI Banguntapan, SMA Muhammadiyah Kasihan dan SMA Stella Duce Bantul. Dari kuesioner sebanyak 568 kuesioner, yang diisi secara lengkap semua butir pertanyaannya oleh responden adalah sebanyak 519. Dengan demikian response rate pengembalian kuesioner adalah sebesar 91,37%. Secara lengkap sebaran responden penelitian disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Sebaran Responden Penelitian
Nama sekolah Sampel Tidak
kembali
Rusak Gagal Responden
SMA Negeri 2 Bantul 276 - 14 7 255
SMA Negeri 3 Bantul 148 - 3 4 141
SMA Negeri PATRIA Bantul 24 - - 1 23
SMA BOPKRI Banguntapan 40 3 3 - 34
SMA Muhammadiyah Kasihan 28 - - - 28
SMA Stella Duce Bantul 52 - 4 10 38
1 Deskripsi Responden Penelitian a. Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Laki-laki Perempuan Total
No Nama SMA
f fr (%) f f r (%) f fr (%)
1 SMA N 2 Bantul 82 32,2 173 67,8 255 100
2 SMAN 3 Bantul 51 36,2 90 63,8 141 100
3 SMA PATRIA 16 69,6 7 30,4 23 100
4 SMA BOPKRI Banguntapan 18 52,9 16 47,1 34 100 5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 16 57,1 12 42,9 28 100 6 SMA STELLA DUCE Bantul 10 26,3 28 73,7 38 100
Jumlah 194 37,4 325 62,6 519 100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 194siswa atau 37,4% dan perempuan sebanyak 325 siswa atau 62,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan.
b. Pendapatan Orang Tua
Dalam penelitian ini pendapatan orang tua dibedakan menjadi tingkat pendapatan ayah dan tingkat pendapatan ibu.
Tabel 4.3
Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat Pendapatan Ayah
I II III Total
No Nama SMA F fr(%) f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 SMA N 2 Bantul 68 26,7 92 36,1 95 37,3 255 100
2 SMAN 3 Bantul 54 38,3 49 34,8 38 27,0 141 100
3 SMA PATRIA 17 73,9 1 4,3 5 21,7 23 100
4 SMA BOPKRI Banguntapan 11 32,4 13 38,2 10 29,4 34 100
5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 19 67,9 4 14,3 5 17,9 28 100
6 SMA STELLA DUCE BANTUL 17 44,7 9 23,7 12 31,6 38 100
Jumlah 186 35,8 168 32,4 165 31,8 519 100
Keterangan :
I = Kurang dari Rp. 500.000 II = Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 III = Lebih dari Rp. 1.000.000
f = frekuensi
Tingkat Pendapatan Ibu
I II III Total
No Nama SMA
f fr(%) F fr(%) f fr(%) f fr(%) 1 SMA N 2 Bantul 139 54,,5 64 25,1 52 20,4 255 100 2 SMAN 3 Bantul 84 59,6 37 26,2 20 14,2 141 100
3 SMA PATRIA 19 82,6 2 8,7 2 8,7 23 100
4 SMA BOPKRI Banguntapan 24 70,6 8 23,5 2 5,9 34 100 5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 22 78,6 3 10,7 3 10,7 28 100 6 SMA STELLA DUCE Bantul 25 65,8 7 18,4 6 15,8 38 100
Jumlah 313 60,3 121 23,3 85 16,4 519 100
Keterangan :
I = Kurang dari Rp. 500.000 II = Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 III = Lebih dari Rp. 1.000.000
f = frekuensi
fr = frekuensi relatif
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pendapatan ayah siswa yang termasuk golongan I sebanyak 186 siswa atau 35,8%, golongan II sebanyak 168 siswa atau 32,4%, dan golongan III sebanyak 165 siswa atau 31,8%. Pendapatan ibu yang termasuk golongan I sebanyak 313 siswa atau 60,3% , golongan II sebanyak 121 siswa atau 23,3%, golongan III sebanyak 85 siswa atau 16,4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pendapatan orang tua kurang dari Rp.500.000
c. Pendidikan Orang Tua
Dalam penelitian ini pendidikan orang tua dibedakan menjadi tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu
Tabel 4.4
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Ayah
I II III
No Nama SMA
f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 SMA N 2 Bantul 12 4,7 32 12,5 40 15,7
2 SMAN 3 Bantul 3 2,1 25 17,7 21 14,9
3 SMA PATRIA 2 8,7 3 13,0 7 30,4
4 SMA BOPKRI Banguntapan 2 5,9 2 5,9 2 5,9
5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 2 7,1 5 17,9 7 25,0
6 SMA STELLA DUCE Bantul 0 0 8 21,1 4 10,5
Pendidikan Ayah
IV V Total
No Nama SMA
f fr (%) f fr (%) f fr (%)
1 SMA N 2 Bantul 95 37,3 76 29,8 255 100
2 SMAN 3 Bantul 68 48,2 24 17,0 141 100
3 SMA PATRIA 9 39,1 2 8,7 23 100
4 SMA BOPKRI Banguntapan 20 58,8 8 23,5 34 100
5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 11 39,3 3 10,7 28 100
6 SMA STELLA DUCE Bantul 14 36,8 12 31,6 38 100
Jumlah 217 41,8 125 24,1 519 100
Keterangan :
I = Tidak Tamat SD II = SD atau sederajat III = SMP atau sederajat IV = SMA atau sederajat
V = D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3
F = frekuensi
Fr = frekuensi relatif
Pendidikan Ibu
I II III
No Nama SMA
f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 SMA N 2 Bantul 16 6,3 43 16,9 32 12,5
2 SMAN 3 Bantul 8 5,7 35 24,8 18 12,8
3 SMA PATRIA 2 8,7 6 26,1 8 34,8
4 SMA BOPKRI Banguntapan 1 2,9 3 8,8 3 8,8
5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 4 14,3 9 32,1 4 14,3
6 SMA STELLA DUCE Bantul 4 10,5 4 10,5 6 15,8
Jumlah 35 6,7 100 19,3 71 13,7
Pendidikan Ibu
IV V Total
No Nama SMA
f fr (%) f fr (%) f fr (%0
1 SMA N 2 Bantul 94 36,9 70 27,5 255 100
2 SMAN 3 Bantul 61 43,3 19 13,5 141 100
3 SMA PATRIA 5 21,7 2 8,7 23 100
4 SMA BOPKRI Banguntapan 19 55,9 8 23,5 34 100
5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 8 28,6 3 10,7 28 100
6 SMA STELLA DUCE Bantul 14 36,8 10 26,3 38 100
Jumlah 201 38,7 112 21,6 519 100
Keterangan :
I = Tidak Tamat SD II = SD atau sederajat III = SMP atau sederajat IV = SMA atau sederajat
V = D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3
F = frekuensi
Fr = frekuensi relatif
sebanyak 75 siswa atau 14,5%, golongan III sebanyak 81 siswa atau 15,6%, golongan IV sebanyak 217 siswa atau 41,8%, dan golongan V sebanyak 125 siswa atau 24,1%. Pendidikan ibu siswa yang termasuk golongan I sebanyak 35 atau 6,7%, golongan II sebanyak 100 atau 19,3 %, golongan III sebanyak 71 atau 13,7%, golongan IV sebanyak 201 atau 38,7%, dan golongan V sebanyak 112 atau 21,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pendidikan orang tua adalah SMA atau sederajat.
d. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi jenis pekerjaan ayah dan jenis pekerjaan ibu.
Tabel 4.5
Jenis Pekerjaan Orang Tua
Pekerjaan Ayah
I II III
No Nama SMA
f fr(%) f fr(%) f fr(%)
1 SMA N 2 Bantul 17 6,7 108 42,4 30 11,8
2 SMAN 3 Bantul 8 5,7 75 53,2 14 9,9
3 SMA PATRIA 4 17,4 12 52,2 3 13,0
4 SMA BOPKRI Banguntapan 5 14,7 15 44,1 8 23,5 5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 1 3,6 20 71,4 3 10,7
6 SMA STELLA DUCE Bantul 3 7,9 19 50,0 5 13,2
Jumlah 38 7,3 249 48,0 63 12,1
Pekerjaan Ayah
IV
Total
No Nama SMA
f fr (%) F fr (%)
1 SMA N 2 Bantul 100 39,2 255 100
2 SMAN 3 Bantul 44 31,2 141 100
3 SMA PATRIA 4 17,4 23 100
4 SMA BOPKRI Banguntapan 6 17,6 34 100
5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 4 14,3 28 100
6 SMA STELLA DUCE Bantul 11 28,9 38 100
Jumlah 169 32,6 519 100
Keterangan: I = Lain-lain
II = Petani, Buruh, Pedagang, Wiraswasta
IV = Pegawai Negeri (pemda, guru), ABRI, POLRI f = frekuensi
fr = frekuensi relatif
Pekerjaan Ibu
I II III
No Nama SMA
f fr(%) F fr(%) f fr(%)
1 SMA N 2 Bantul 57 22,4 112 43,9 21 8,2
2 SMAN 3 Bantul 31 22,0 70 49,6 11 7,8
3 SMA PATRIA 8 34,8 12 52,2 1 4,3
4 SMA BOPKRI Banguntapan 15 44,1 15 44,1 2 5,9 5 SMA MUHAMADIYAH Kasihan 12 42,9 12 42,9 3 10,7
6 SMA STELLA DUCE Bantul 13 34,2 17 44,7 2 5,3
Jumlah 136 26,2 238 45,9 40 7,7
Pekerjaan Ibu
IV
Total
No Nama SMA
f Fr (%) f fr (%)
1 SMA N 2 Bantul 65 25,5 255 100
2 SMAN 3 Bantul 29 20,6 141 100
3 SMA PATRIA 2 8,7 23 100
4 SMA BOPKRI Banguntapan 2 5,9 34 100
5 SMA MUHAMMADIYAH Kasihan 1 3,6 28 100
6 SMA STELLA DUCE Bantul 6 15,8 38 100
Jumlah 105 20,2 519 100
Keterangan: I = Lain-lain
II = Petani, Buruh, Pedagang, Wiraswasta
III = Pegawai Swasta, Guru Swasta, Karyawan Swasta IV = Pegawai Negeri (pemda, guru), ABRI, POLRI f = frekuensi
fr = frekuensi relatif
e. Asal sekolah
Tabel 4.6 Asal Sekolah Siswa
Asal sekolah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
Negeri 396 76,30
Swasta 123 23,70
Jumlah 519 100
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berasal dari sekolah negeri sebanyak 396 siswa atau 76,30 % dan siswa yang berasal dari sekolah swasta sebanyak 123 siswa atau 23,70%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari sekolah negeri.
2 Deskripsi Variabel Penelitian a. Kecerdasan Emosional
Tabel 4.7
Kecerdasan Emosional Siswa
Nama sekolah
I II III IV V
Skor
f fr (%) F fr (%) f fr (%) f fr (%) f fr (%) 103-120 10 3,92 3 2,13 2 8,70 2 5,88 1 3,57
89-102 107 41,96 68 48,23 13 56,52 11 32,35 11 39,29
80-88 113 44,31 62 43,97 8 34,78 17 50 7 25,0
71-79 24 9,41 8 5,67 0 0 4 11,76 8 28,57
<71 1 0,39 0 0 0 0 0 0 1 3,57
Jumlah 255 100 141 100 23 100 34 100 28 100
Keterangan :
I = SMA Negeri 2 Bantul II = SMA Negeri 3 Bantul III = SMA PATRIA
IV = SMA BOPKRI Banguntapan
Nama sekolah
VI Total
Skor
f fr (%) F fr (%)
Kriteria
103-120 2 5,26 20 3,85 Sangat Tinggi
89-102 14 36,84 224 43,16 Tinggi
80-88 17 44,74 224 43,16 Cukup Tinggi
71-79 5 13,16 49 9,44 Rendah
<71 0 0 2 0,39 Sangat rendah
V = SMA Muhammadiyah Kasihan VI = SMA Stella Duce Bantul f = frekuensi
fr = frekuensi relatif
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa kecerdasan emosional siswa yang dikategorikan sangat tinggi sebanyak 20 siswa atau 3,85%, dikategorikan tinggi sebanyak 224 siswa atau 42,16%, dikategorikan cukup tinggi sebanyak 224 siswa atau 42,16%, ada 9 siswa atau 9,44% yang dikategorikan mempunyai kecerdasan emosional yang rendah dan sebanyak 2 siswa atau 0,39 yang dikategorikan sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kecerdasan emosional yang cukup tinggi. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 88,40, median = 88, 00 modus = 87, 00 dan standar deviasi = 7,338 (lampiran 5 hal 161).
b. Prestasi Belajar
Tabel 4.8
Prestasi Belajar Siswa
Nama sekolah
I II III IV V
Skor
f fr (%) F fr (%) f fr (%) f fr (%) f fr (%)
81-100 5 1,96 0 0 0 0 0 0 1 3,57
66-80 250 98,04 141 100 6 26,09 24 70,59 24 85,71
56-65 0 0 0 0 17 73,91 10 29,41 3 10,71
46-55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
<46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 255 100 141 100 23 100 34 100 28 100
Nama sekolah
VI Total Skor
f fr (%) F fr (%)
Kriteria
81-100 0 0 6 1,16 Sangat Tinggi
66-80 10 26,32 455 87,67 Tinggi
56-65 28 73,68 58 11,17 Cukup Tinggi
46-55 0 0 0 0 Rendah
<46 0 0 0 0 Sangat Rendah
Keterangan :
I = SMA Negeri 2 Bantul II = SMA Negeri 3 Bantul III = SMA PATRIA
IV = SMA BOPKRI Banguntapan V = SMA Muhammadiyah Kasihan VI = SMA Stella Duce Bantul f = frekuensi
fr = frekuensi relatif
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang dikategorikan sangat tinggi sebanyak 6 siswa atau 1,16%, dikategorikan tinggi sebanyak 455 siswa atau 87,67%, dikategorikan cukup tinggi sebanyak 58 siswa atau 11,17%, dan tidak ada siswa atau 0% dikategorikan mempunyai prestasi belajar yang rendah dan sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 71,27, median = 71,79, modus = 71,69, dan standar deviasi = 3,70 (lampiran 5 hal 161).
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a. Pengujian Normalitas
hasil pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari Kolmogorov Smirnov (lampiran 7 halaman 166).
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional
Tingkat Pendapatan Orang Tua
Ayah Ibu I II III I II III
N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
186 89,15 7,811 ,067 ,067 -,051 ,920 ,366 168 87,57 6,904 ,075 ,075 -,046 ,968 ,306 165 88,41 7,169 ,079 ,079 -,057 1,016 ,253 313 88,71 7,250 ,072 ,072 -,050 1,265 ,081 121 88,31 7,279 ,074 ,074 -,037 ,814 ,521 85 87,39 7,729 ,073 ,053 -,073 ,671 ,759 Keterangan :
I = Kurang dari Rp. 500.000 II = Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 III = Lebih dari Rp. 1.000.000
Tingkat Pendidikan Orang Tua Ayah
I II III IV V N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
21 89,29 7,233 ,163 ,163 -,103 ,748 ,630 75 88,55 7,077 ,104 ,104 -,054 ,902 ,390 81 88,53 8,011 ,049 ,049 -,041 ,437 ,991 217 88,39 7,107 ,088 ,088 -,069 1,291 ,071 125 88,10 7,548 ,078 ,077 -,078 ,874 ,429
Tingkat Pendidikan Orang Tua Ibu
I II III IV V N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Keterangan :
I = Tidak Tamat SD II = SD atau sederajat III = SMP atau sederajat IV = SMA atau sederajat V = D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ayah
I II III IV N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
38 89,11 6,789 ,111 ,111 -,064 ,687 ,733 249 88,30 7,591 ,050 ,050 -,035 ,789 ,563 63 89,00 7,260 ,144 ,144 -,072 1,140 ,149 169 88,17 7,144 ,069 ,069 -,061 ,896 ,399
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ibu
I II III IV N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
136 88,63 7,443 ,074 ,074 -,069 ,860 ,450 238 88,45 7,108 ,070 ,070 -,032 1,080 ,194 40 89,43 9,315 ,111 ,111 -,088 ,701 ,710 105 87,60 6,890 ,092 ,092 -,077 ,941 ,339 Keterangan: I = Lain-lain
II = Petani, Buruh, Pedagang, Wiraswasta
III = Pegawai Swasta, Guru Swasta, Karyawan Swasta IV = Pegawai Negeri (pemda, guru), ABRI, POLRI
pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta sebesar 0,710; pada jenis pekerjaan ibu pegawai negeri, ABRI, POLRI sebesar 0,339; yang berarti lebih besar dari alpha (α) = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data kecerdasan emosional pada tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua adalah normal.
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Belajar
Tingkat Pendapatan Orang Tua Ayah
I II III
N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
186 70,8826 3,91122 ,072 ,081 -,072 2,352 ,244 168 71,5326 3,43039 ,168 ,086 -,168 2,177 ,280 165 71,4665 3,70435 ,174 ,081 -,174 2,240 ,203
Tingkat Pendapatan Orang Tua Ibu
I II III
N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
313 71,1718 3,66048 ,160 ,078 -,160 2,830 ,065 121 71,3628 3,80479 ,191 ,112 -,191 2,104 ,511 85 71,5524 3,72095 ,160 ,079 -,160 1,476 ,626 Keterangan :
Tingkat Pendidikan Orang Tua Ayah
I II III IV V N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
21 71,3561 2,67916 ,244 ,105 -,244 1,120 ,163 75 71,6573 3,65136 ,199 ,077 -,199 1,727 ,055 81 71,1962 3,38562 ,185 ,080 -,185 1,663 ,758 217 71,1976 3,95847 ,166 ,090 -,166 2,449 ,165 125 71,2322 3,64406 ,166 ,078 -,166 1,859 ,063
Tingkat Pendidikan Orang Tua Ibu
I II III IV V
N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
35 71,6086 3,05980 ,168 ,085 -,168 ,996 ,274 100 71,9414 3,14189 ,135 ,067 -,135 1,352 ,052 71 70,8179 4,07135 ,208 ,094 -,208 1,754 ,574 201 71,0152 3,81835 ,167 ,083 -,167 2,361 ,201 112 71,3487 3,84652 ,166 ,095 -,166 1,755 ,060 Keterangan :
I = Tidak Tamat SD II = SD atau sederajat III = SMP atau sederajat IV = SMA atau sederajat V = D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ayah
I II III IV N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
38 70,5961 3,88726 ,170 ,170 -,146 1,046 ,224 249 71,3485 3,94382 ,181 ,076 -,181 2,853 ,485 63 70,7510 4,24093 ,153 ,102 -,153 1,216 ,104 169 71,5260 3,00118 ,138 ,074 -,138 1,800 ,473
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ibu
I II III IV N
Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
1,874
,072
3,137
,408
,874
,429
1,259
,084
Keterangan: I = Lain-lain
II = Petani, Buruh, Pedagang, Wiraswasta
III = Pegawai Swasta, Guru Swasta, Karyawan Swasta IV = Pegawai Negeri (pemda, guru), ABRI, POLRI
pendidikan ibu SMA atau sederajat sebesar 0,201; pada tingkat pendidikan ibu D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3 sebesar 0,060. Untuk distribusi data variabel kecerdasan emosional pada jenis pekerjaaan ayah lain-lain sebesar 0,224; pada jenis pekerjaan ayah petani, buruh, pedagang, wiraswasta sebesar 0,485; pada jenis pekerjaan ayah pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta sebesar 0,104; pada jenis pekerjaan ayah pegawai negeri, ABRI, POLRI sebesar 0.473; pada jenis pekerjaan ibu lain-lain sebesar 0,072; pada jenis pekerjaan ibu petani, buruh, pedagang, wiraswasta sebesar 0,408; pada jenis pekerjaan ibu pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta sebesar 0,429; pada jenis pekerjaan ibu pegawai negeri, ABRI, POLRI sebesar 0,084; yang berarti lebih besar dari alpha (α) = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data prestasi belajar pada tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua adalah normal.
b. Pengujian Linearitas
Tabel 4.11 Linearitas
ANOVA
Y
555,628 42 13,229 ,963 ,539 21,654 1 21,654 1,577 ,210
533,974 41 13,024 ,949 ,565
535,879 476 13,731 091,507 518
(Combined) Weighted Deviation Linear Ter
Between Groups
Within Groups Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kecerdasan emosional (X1) dengan prestasi belajar (Υi) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) pembilang 42 dan derajat kebebasan penyebut 476 adalah linier (Fhitung = 0,949
<Ftabel = 1,428).
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang dikembangkan oleh Chow (Gujarati, 1995:512).
a. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
1). Rumusan Hipotesis 1
Ho = Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
2). Pengujian Hipotesis 1
(a). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ayah.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut (lampiran 8 halaman 176):
i
Υ = 67, 584 + 0, 035X1 + 3, 168 X2 - 0, 032 (X1X2 )
Keterangan: i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ = Variabel kecerdasan emosional
2
Χ = Variabel tingkat pendapatan ayah
2 1Χ
Χ = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendapatan ayah
pendapatan ayah adalah tidak signifikan. Artinya, tingkat pendapatan ayah tidak berpengaruh pada derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar.
(b). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ibu.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut (lampiran 8 halaman 177):
i
Υ = 63,761 + 0,082 X1 + 6,198 X2 - 0,069 (X1X2 )
Keterangan: i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ = Variabel kecerdasan emosional
2
Χ = Variabel tingkat pendapatan ibu
2 1Χ
Χ = Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendapatan ibu
variabel kecerdasan emosional dengan variabel tingkat pendapatan ibu terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang
digunakan dalam penelitian ini )
050 , 0 016
, 0
(ρ = <α = . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ibu adalah signifikan. Artinya, tingkat pendapatan ibu berpengaruh pada derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa. Kedua hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ayah adalah tidak signifikan, sedangkan pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ibu adalah signifikan.
b. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau tingkat pendidikan orang tua.
1). Rumusan Hipotesis 2
Ha = Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
2). Pengujian Hipotesis 2
(a). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan ayah.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut (lampiran 8 halaman 178):
i
Υ = 71,265+ 0,004 X1 + 0,681 X2 - 0,009 (X1X2 )
Keterangan: i
Υ = Prestasi belajar
1
Χ = Variabel kecerdasan emosional
2
Χ = Variabel tingkat pendidikan ayah
2 1Χ
Χ = Nilai interaksi