• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi, Tahun Ajaran 2014-2015 Jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi, Tahun Ajaran 2014-2015 Jurnal"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

INDONESIA DI SMKN 1 KARANGANYAR, NGAWI TAHUN AJARAN 2014-2015

Doni Setyawan, Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Dr. Djono, M.Pd.

Magister Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta donipengalaman@gmail.com

This study aims to determine: (1) planning of teachers in learning Indonesian History; (2) the implementation of learning Indonesian history, (3) assessment of teachers in learning Indonesian History, (4) Obstacles and solution sof teachers in the implementation of Curriculum 2013. This study was conducted in SMK Negeri 1 Karanganyar, Ngawi. This study uses descriptive qualitative method. Source of data used was the informantor informants, place in learning activities, documents and archives.

Data collection techniques used are in-depthinterviews, direct observation, and reviewing documents using purposive technique sampling. Validitas They were validated by using source triangulation and methodt riangulation. The data analysis technique used is an interactive model that includes data reduction, data presentation and drawing conclusions or verification.

The results of this study areas follows: (1) planning lessons, teachers do not make teaching implementation plan in dependently.(2) learning Indonesian history using saintifik approac his not optimal (3) authentic assessment has not been carried out in total. (4) the constraints faced by, among others, the difficulty of changing the mindset of teachers in a short time, learner shave not been active in learning, procurement of books, lack off acilities and infrastructure. Solutionthat does is intensive teacher training, motivating the learners and the learning that emphasizes doing PAIKEM, and fulfillment infrastructure.

Keywords: Curriculum, Teaching History Indonesia, SMK Negeri 1 Karanganyar, Ngawi

Pada tahun ajaran 2013, Kemendikbud melakukan terobosan baru dalam bidang pendidikan yaitu dengan menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dirancang dalam mempersiapkan generasi Indonesia 2045 (100 tahun

(2)

Kurikulum 2013 merupakan lanjutan dari kurikulum yang sudah dirintis sejak tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan yang disempurnakan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud No 70 Tahun 2013).

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam bahasa Latin, curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berlari.

Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan garis finis. Kurikulum diterapkan dalam pendidikan diartikan sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan (Suhartono, 2011: 34).

Kurikulum menurut Nasution (2010:5) adalah rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarannya.

Pengertian kurikulum tersebut menunjukkan bahwa kurikulum yang dimaksud di atas adalah kurikulum sekolah formal Kurikulum formal meliputi tujuan pembelajaran, bahan pelajaran yang tersusun sistematis, strategi belajar mengajar dan sistem evaluasi untuk mengetahui tujuan tercapai.Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh peserta didik direncanakan dalam satu kurikulum (Hamalik, 2008: 17).

Pergantian kurikulum bukan menjadi hal barudalam pendidikan di Indonesia, bahkan ada stigma negatif ganti menteri ganti kurikulum. Perubahan kurikulum diperlukan untuk menyesuaikan dunia pendidikan dengan

perkembangan zaman

(3)

Menurut Muzakki dalam Sariono (2013: 6), menyatakan bahwa kurikulum 2013 sebenarnya sama dengan kurikulum 2004 dan 2006, yaitu sama-sama berbasis kompetensi, akan tetapi dalam Kurikulum 2013 ingin lebih mendalam lagi basis kompetensinya. Kompetensi yang pada kurikulum sebelumnya diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Pada Kurikulum 2013 terdapat 4 Kompetensi Inti (KI) yang harus dimiliki peserta didik, yaitu kompetensi relegius (KI 1), sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3) dan kompetensi keterampilan (KI 4).KI berfungsi sebagai unsur pengorganisasi dari kompetensi dasar (KD). KI merupakan acuan dari KD yang dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. KI-1 dan KI-2 dikembangkan secara tidaklangsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang KI-3 dan penerapan KI-4.

Beberapa perubahan yang ada pada Kurikulum 2013 diantaranya pembelajaran berbasis kompetensi, kegiatan belajar

menggajar yangmenekankan pada siswa aktif (students center), pendekatan saintifik, dan penilaian autentik.Pendekatan saintifik adalah pendekatan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Langkah-langkah dalam pendekatan scientific, proses

pembelajaran meliputi: menggali informasi melalui kegiatan observasi (mengamati), menanya, mencoba, kemudian mengolah data, menyajikan data, dilanjutkan dengan menganalisis (menalar), kemudian menyimpulkan, dan menciptakan serta membentuk jaringan (Hosnan, 2014:37).

Pendekatan saintifik berkaitan dengan penilaian autentik. Penilaian Autentik yaitu penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan juga ranah keterampilan. Kurikulum 2013 terdapat penambahan jam belajar dan penghapusan serta penambahan mata pelajaran.

(4)

Indonesia. Sejarah adalah ilmu tentang manusia yang mengkaji manusia dalam lingkup waktu dan ruang, dialog antara peristiwa masa lampau dan perkembangan ke masa depan, serta cerita tentang kesadaran manusia baik dalam aspek individu maupun kolektif (Kochar,2008: 3-6).

Tujuan pembelajaran sejarah adalah menanamkan semangat cinta tanah air (nasionalisme), mengetahui proses terbentuknya negara Indonesia, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bagi peserta didik, dan mengetahui proses peradaban manusia Indonesia khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya dari masa dulu hingga sekarang (Leo Agung, 2012: 417).

Sejarah Indonesia merupakan kajian mengenai berbagai peristiwa yang terkait dengan asal-usul dan perkembangan peranan masyarakat dan bangsa Indonesia pada masa lampau untuk menjadi pelajaran dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa (Isjoni, 2007: 71). Sejarah Indonesia dapat juga dimaknai sebagai kajian tentang kemegahan/keunggulan dan

nilai-nilai kejuangan bangsa Indonesia untuk ditransformasikan kepada generasi muda sehingga melahirkan generasi bangsa yang unggul dengan penuh kearifan.

Kurikulum 2013

dilaksanakan secara resmi pada tanggal 15 Juli tahun 2013 pada tahun ajaran 2013-2014. Pada tahap awal, Kurikulum 2013 tidak diterapkan diseluruh tingkat sekolah di Indonesia. Kurikulum 2013 pada tahap awal dilaksanakan secara terbatas dan bertahap, yakni pada jenjang sekolah dasar (SD) dikelas I dan IV, untuk tingkat SMP kelas VII dan untuk tingkat SMA/SMK pada kelas X. Sekolah yang dijadikan pilot projek adalah sekolah unggulan

yang telah siap

mengimplementasikan Kurikulum 2013 seperti sekolah mantan RSBI dan sekolah terakreditas A yang dianggap mampu (Mulyasa, 2013: 9).

(5)

2013-2014, di SMK tersebut sudah menerapkan Kurikulum 2013.. Guna mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada tahun kedua (tahun ajaran 2014-2015) di SMKN 1 Karangayar Ngawi, maka peneliti mengambil judul

“implementasi kurikulum 2013 pada

mata pelajaran sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi tahun ajaran 2014-2015.

Permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan guru dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi?; (2) Bagaimana

pelaksanaanpembelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi?; Bagaimana penilaian guru dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi?; Bagiamana kendala dan solusi guru Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi dalam proses implementasi Kurikulum 2013?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis perencanaan guru dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar, Ngawi; (2) Menganalisis pelaksanaan pembelajaran Sejarah Indonesia

diSMKN 1 Karanganyar, Ngawi; (3) Menganalisis penilaian guru dalam pembelajaranSejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar Ngawi; (3) Untuk menganalisis kendala guru Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar Ngawi dalam proses implementasi Kurikulum 2013 dan cara mengatasinya.

METODE PENELITIAN

(6)

substansial dari pada sekedar pernyataan jumlah atau frekuensi dalam bentuk angka-angka. Strategi yang dipilih adalah studi kasus tunggal terpancang. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X Akutansi 1 SMKN 1 Karanganyar, Ngawi tahun ajaran 2014-2015.

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi langsung dan mengkaji dokumen.Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan informan yaitu

Kepala Sekolah, Wakil Keapala Sekolah bagian Kurikulum dan guru Sejarah Indonesia.Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode.

HASIL PENELITAN DAN

PEMBAHASAN

1. Perencanaan Pembelajaran Sejarah

Indonesia

Kunci sukses keberhasilan dan kebermaknaan implementasi suatu kurikulum salah satunya tergantung kepada kompetensi yang dimiliki oleh guru. Guru merupakan

ujung tombak dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Proses implementasi kurikulum 2013 membutuhkan perubahan mindset guru dari yang teacher center menjadi students center. Guru perlu mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran salah satunya adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP dalam kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum 2006. RPP dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian autentik.

Dalam penyiapan RPP, guru Sejarah Indonesia di SMKN 1 Karanganyar belum membuat secara mandiri melainkan menggunakan RPP dan Silabus yang didapatkan dari mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Selama ini guru belum mendapatkan diklat mengenai pembuatan RPP.

(7)

SMKN 1 Karanganyar, untuk ketersediaan buku siswa sudah memadai, untuk satu peserta didik satu buku. Buku tersebut dipinjamkan oleh sekolah kepada peserta didik. Namun ketersediaan buku lain yang menunjang pembelajaran sejarah Indonesia masih sangat kurang. Penggunaan perpustakaan dalam optimalisasi kegiatan belajar mengajar belum bisa dilakukan karena tidak tersedianya buku materi sejarah.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Sejarah Indonesia

Pelaksanaan pembelajaran Sejarah dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dengan langkah-langkah ilmiah yang terdiri dari proses mengamati, menanya, menalar, mendiskusikan dan mengkomunikasikan.

Pada pembelajaran Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan

kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna (Permendikbud No 81A Tahun 2013).

Pada penerapannya dalam kegiatan pembelaran didominasi oleh guru. Media yang digunakan dalam kegiatan belajar tidak efektif dikarekana sarana dan prasarana sekolah belum mendukung. Penggunaan LCD pada ruang terbuka kurang nampak jelas bagi peserta didik. Pada kegiatan pembelaran, peserta didik kurang aktif, apabila dibuka sesi pertanyaan tidak ada peserta didik yang bertanya.

(8)

peserta didik, nampak materi hanya disalin dari buku siswa kekertas diskusi. Hal ini dikarenakan buku referensi yang sangat kurang.

Proses diskusi yang terlalu lama untuk materi yang sedikit membuat pembelajaran menjadi kurang efektif. Kegiatan diskusi kelompok kurang begitu interaktif. Kelompok yang ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kurang begitu menguasai materi. Sedangkan peserta didik yang lain kurang aktif untuk bertanya. Guru belum mampu dalam mengelola proses diskusi.

3. Penilaian dalam Pembelajaran

Sejarah Indonesia

Kurikulum 2013, mengunakan penilaian autentik yaitu penialaian yang menyeluruh dari segi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Berdasarkan hasil obeservasi tanggal 30 September 2014, dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode diskusi kelompok.

Pada metode diskusi kelompok peserta didik harus mampu menyajikan materi dan mempresentasikannya di depan kelas. Sehingga penilaian yang

digunakan meliputi penilaian sikap, keterampilan dan pengetahuan. Guru menyiapkan lembar penilaian sikap dan penilaian keterampilan, dalam hal ini keterampilan dalam diskusi kelompok. Penilaian sikap yang dinilai adalah sikap spiritual yaitu mensyukuri, dan sikap sosial meliputi jujur, kerjasama dan haga diri. Sedangkan untuk penilaian presentasi indikator yang digunakan

adalah peserta

didikmengkomunikasikan,mendenga rkan, berargumentasi dan berkontribusi dalam kegiatan diskusi kelompok (Bedasarkan dokumen RPP yang dimiliki oleh guru).

4. Kendala dan Solusi dalam

Implementasi Kurikulum 2013

(9)

Indonesia, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian autentik hingga sarana dan prasarana kurang menunjang kegiatan pembelajaran dengan kurikulum 2013. Permasalahan lainnya adalah peserta didik kurang tertarik dengan mata pelajran Sejarah Indonesia.

Solusi untuk mengatasi berbagai kendala tersebut antara lain peningkatan kompetensi guru dengan cara mengikuti diklat, seminar, workshop, atau kegiatan sejenisnya. Peningkatan kompetensi guru harus menjadi kesadaran bagi setiap guru. Pemenuhan sarana dan prasarana yang belum optimal bisa dilakukan oleh sekolah guna mendukung proses belajar mengajar.

KESIMPULAN

1. Penyusunan RPP, dalam hal ini guru belum membuat sendiri, melainkan menggunakan RPP dari MGMP. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPP. Hal ini dikarenakan guru belum mengikuti diklat secara khusus mengenai pembuatan RPP. Diklat

yang pernah diikuti oleh guru adalah diklat mengenai sosialisasi Kurikulum 2013. 2. Proses pembelajarn, guru

masihterpaku dengan gaya pembelajarantradisional yang mana guru aktif menerangkan, sehingga pendekatan saintifik tidak berjalan secara optimal. Pembelajaran di kelas, kegiatan terpusat pada guru disebabkan oleh beberapa hal antara lain mindset guru tentang proses

pembelajaran, peserta didik yang kurang aktif, dan sarana serta prasarana sekolah yang belum menunjang bagi mata pelajaran Sejarah Indonesia. Peserta didik belum terlihat aktif. Pada Langkah-langkah pembelajaran memang sudah menjurus saintifik, akan tetepi belum dapat berjalan secara maksimal. 3. Penilaian autentik mengalami

(10)

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penilaian autentik tidak dapat dilakukan secara maksimal.

4. Berbagai permasalahan muncul dalam implementasi Kurikulum 2013, antara lain: sekolah belum siap untuk menerapkan kurikulum 2013. SMKN 1 Karanganyar bukan merupakan sekolah projeck piloting namun dipaksa untuk menerapkan Kurikulum 2013. Permasalahan ini berdampak bagi ketersediaan buku yang masih kurang, baik itu buku siswa maupun buku guru. Selanjutnya, pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013 yang belum maksimal dikarenakan kurangnya diklat yang diikuti. Guru kesulitan dalam pembuatan RPP, penggunaan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran, dan penilaian autentik dalam proses evaluasai. Kegagalan dalam mengubah mindset guru akan menjadi salah sumber dari kegagalan implementasi Kurikulum 2013. Persoalannya adalah perubahan mindset guru

tidak bisa dilakukan dalam

waktu singkat, melainkan butuh waktu bertahun-tahun, padahal Kurikulum 2013 itu harus dilaksanakan dalam waktu secepatnya dan terkesan tergesa-gesa.Permasalahan yang lain adalah minat peserta didik yang masih rendah pada saaat mengikuti pembelajaran Sejarah Indonesia. Peserta didik menganggap Sejarah Indonesia bukan merupakan matapelajaran yang penting. Solusi yang dilakukan adalah pelatihan guru secara intensif, pemberian motivasi pada peserta didik dan melakukan pembelajaran yang PAIKEM, dan pemenuhan sarana dan prasarana yang masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, S, Leo. 2012. PengembanganModel Pembelajran

Sejarah SMA Berbasis Pendidikan

Karakter di Solo Raya dalam jurnal

Pendidikan & Kebudayaan. Vol. 18,

(11)

Forum Mangunjiwa. 2013. Menyambut Kurikulum 2013.

Jakarta: Kompas Media Nusantara

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam

Pembelajaran Abad-21. Bogor: Ghalia Indonesia

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah.Bandung : Alfabeta.

Kochhar, S.K. 2008.Theaching History (Pembelajaran

Sejarah).Jakarta: PTGramedia Widiasarana

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution. 2010. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Sinar Grafika Offset

Permendikbud No. 70 Tahun 2013

Permendikbud No. 81A Tahun 2014

Sariono. 2013. Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas dalam

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 3 Tahun 2013 Suhartono Suparlan. 2011. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah mengadakan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam pengisian konten website ini adalah agar para pemuda kampong heritage dapat

Peraturan MENPAN No.52 tahun 2014, tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersft dan Melayani.. Keputusan

Pada saat ini Perusahaan mengoperasikan 5 pabrik ban dan ban dalam yang telah dimutakhirkan untuk memproduksi berbagai tipe dan ukuran ban radial, ban bias dan ban sepeda motor, serta

Perbedaan antara penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak model yang digunakan dalam penelitian ini adalah “pengaruh model

Hasil penelitian menunjukkan biji kakao asal Sulawesi Tengah yang ditanam di wilayah kabupaten Banyumas dapat berkecambah semua pada hari ke 27 dimana yang berkecambah baik

Minat terhadap olahraga rugby di SMA Negeri Se- kecamatan Jombang tergolong minat tinggi saat melakukan kegiatan pengenalan teknik, permainan dan survei dengan

Akulturasi budaya Islam rimba di hutan lindung Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) propinsi Jambi merupakan potret keagamaan unik yang berbeda dengan umumnya

Setelah dilepaskan dari induknya, larva untuk sementara waktu berenang-renang secara bebas yang kemudian akan melekat pada suatu subtrat yang keras dan tumbuh menjadi