• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN TRANSLITERASI A.Tranliterasi Arab - Latin

E. Kerangka Fikir

Implementasi yaitu upaya atau realisasi suatu kegiatan dalam mencapai target atau sasaran yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dalam kaitannya dengan penelitian ini merupakan realisasi atau penetapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI terhadap siswa SDIT Al Banna Natar Lampung Selatan untuk memahami, menguasai dan mengamalkan masalah akhlak karimah dengan baik dan benar.

Dimyati dan Mudjiono memaknai pembelajaran sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap.16 Sedangkan syaiful segal mengartikan pembelajaran sebagai membelajarkan peserta didik menggunakan azaz pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh peserta didik.17

Agama menurut bahasa sansekerta berarti tidak kacau ( a= tidak, gama = kacau) dengan kata lain agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia barat terdapat suatu istilah umum pengertian agama yaitu relegi, relegie, relegion. Istilah lain dari agama berasal dari bahasa arab yaituaddin yang berarti hukum, perhitugan, kerajaan, kekuasaan, keputusan, pembalasan kesemua itu memberikan gambaran bahwa addiin merupakan gambaran pengabdian dan penyerahan mutlak seorang hamba kepada tuhan dengan upacara dan tingkah laku sebagai manifestasi ketaatan tersebut.18

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses pembelajaran mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam lingkungan tertentu yang sengaja dikelola untuk menciptakan peran serta siswa dalam memperoleh dan mempross pengetahuan keterampilan dan sifat. Unsur – unsur yang terkait dalam pembelajaran dan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran antara lain : (1) peserta didik, (2) guru, (3) metode pembelajaran, (5) media pembelajaran.

Adapun pendidikan agama islam berasal dari kata pendidikan dan agama islam. Pendidikan secara interen merupakan proses penanaman nilai – nilai kebebasan dan kemerdekaan terhadap peserta didikuntuk menyatakan pikiran serta mengembangkan totalitas dirinya.19 Dengan kata lain pendidikan merupakan

16

Dimayanti dan Mudjiono, Nelajar dan Pembelajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2002),h.157

17

Syaiful Segala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alpabeta, 2005), h.61

18

Yusuf Syamsul, Psikologi Belajar Agama, (Bandung : Pustaka Bani Qurais, 2003), h.190

19

H. Samsul Nizar, Membincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran HAMKA Tentang Pendidikan Islam, (Jakarta, Kencana, 2008), h.113

proses transmisi ajaran islam dari generasi ke generasi berikutnya, proses tersebut tidak hanya melibatkan aspek kognitif tetapi juga afektif dan psikomotorik ( sikap dan pengalaman belajar).

Sedangkan kata agama berasal dari bahasa arab yaitu addin yang berarti hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, keputusan, pembalasan, kesemua itu memberikan gambaran bahwa addin merupakan gambaran pengabdian dan penyerahan mutlak seorang hamba kepada tuhan dengan upacara dan tingkah laku sebagai manifestasi ketaatan tersebut.20 Dan kata agama islam berarti suatu hukum atau peraturan yang berdasarkan syariat – syariat islam atau tuntunan islam.

Pendidikan sudah seharusnya menghasilkan perubahan sikap, oleh karena itu untuk membentuk peserta didik yang memilikikepribadian paripurna, maka ekstensi agama merupakan suatu kemestian untuk diajarkan di sekolah – sekolah. Pada dataran operasional prosesnya tidak hanya dilakukan sebaas transfer of knowledge, akan tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana ilmu mereka peroleh mampu membuahkan sikap baik ( akhlakul karimah ), sesuai dengan pesan nilai yang dimilikinya.

Menurut Ahmad Marimba pendidikan agama islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran – ukuran islam.21

Menurut zakiah derajat pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh lalu menghayati tujuan yang ada pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.22

Saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati ( untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan (dan

20

Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1998 ), h.29

21

Ahmad D. Marimba, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), h.87

22

merumuskan hipotesis), menoba/mengumpulkan data dengan berbagai teknik, mengasosiasi/menganalisis/mengolah data dan menarik kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah – langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.

Selain itu saintifik juga merupakan sesuatu yang menghubungkan antara sains dengan etika atau moral khusus dalam pendidikan.23

Berikut contoh kegiatan belajar dan deskripsi langkah-langkah pendekatan saintifik pada embelajaran kurikulum 2013 adalah :

1. Mengamati : membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui. Mengamati dengan indra (membaca mendengar, menyimak, melihat, menonton dan sebagainya) dengan atau tanpa alat).

2. Menanya : mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui atau sebagai klarifikasi.

3. Mencoba/mengumpulkan data : melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktifitas, wawancara dengan narasumber, mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasi, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara dan memodifikasi/manembahi/mengembangkan.

4. Mengasosiasi/mengolah informasi : siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis

23

Loeloek Endah P, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta : PT Pestasi Pustakaraya, 2013), h.32

data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan.

5. Mengkomunikasikan : siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya. Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan.

6. Dapat dilanjutkan dengan mencipta : siswa menginovasi, mencipta, mendesain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang dipelajari.

Dokumen terkait