yang mengaitkan berbagai tahapan atau kegiatan dan memberikan pemetaan untuk pencapaian misi suatu program/kegiatan;
2. Kerangka kerja logis menjelaskan tujuan dan sasaran dari kebijakan ataupun program, dan aliran kontribusi
pencapaian hasil kinerja dari setiap tahap
program/kegiatan dalam pencapaian sasaran;
3. Kerangka kerja logis merupakan diagram/bagan yang menggambarkan program/kegiatan saling terkait dan bekerja dengan baik untuk mencapai sasaran
pembangunan, antara lain capaian sasaran Prioritas Nasional;
4. Keterkaitan antara program/kegiatan dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional adalah sebagai berikut:
Gambar 5
Struktur Kebijakan (Policy Structure) dan Kinerja Pembangunan RPJMN 2015-2019
5. Keterkaitan sebagaimana dimaksud pada angka 4,
menunjukkan hubungan dari kegiatan menjadi hasil dengan alur sebab akibat yang sederhana (satu arah) atau
kompleks (multi arah), sehingga kinerja suatu
program/kegiatan dapat diidentifikasi pada masing-masing level, dan kinerja tersebut dapat diukur dengan lebih baik; 6. Kerangka kerja logis ini menggambarkan hubungan antara
input-proses-output-outcome dan impact dalam pelaksanaan suatu program/kegiatan;
7. Penyusunan kerangka kerja logis dapat dilakukan melalui langkah-langkah umum dengan menggunakan Kertas Kerja Kerangka Kerja Logis;
8. Kerangka kerja logis diawali dengan mengidentifikasi masalah yang ingin diselesaikan melalui program/kegiatan dan merunut hingga outcome yang ingin dicapai;
9. Tahapan penerapan kerangka kerja logis adalah sebagai berikut:
Gambar 6
Langkah Penerapan Kerangka Kerja Logis
a. Uraikan rasional dari program: Identifikasi permasalahan dan dampak yang diinginkan.
1) Identifikasi permasalahan yang dihadapi target group/masyarakat dan penyebab permasalahan yang mendorong perlunya program;
a) permasalahan yang menyebabkan program dibutuhkan (kondisi awal, dapat ditunjukkan dengan indikator baseline);
b) penyebab-penyebab permasalahan yang
telah diketahui;
c) pilih beberapa penyebab utama yang akan ditangani oleh program ini sesuai dengan kemampuan.
2) Tentukan dampak yang ingin dicapai dari pelaksanaan program tersebut;
a) kembangkan pernyataan tentang dampak yang diinginkan;
b) pernyataan dampak harus merefleksi situasi yang hendak dicapai berkenaan dengan permasalahan yang dihadapi.
3) Contoh konversi pernyataan Permasalahan menjadi pernyataan Dampak.
Permasalahan: Rendahnya tingkat kesehatan ibu dan anak. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi, rendahnya status kesehatan dan gizi pada ibu hamil/menyusui, bayi dan balita serta rendahnya tingkat keberlanjutan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak.
Penyebab utama permasalahan yang dipilih untuk diselesaikan adalah:
a) masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan ibu, bayi dan balita baik masyarakat maupun tenaga pelayanan kesehatan.
b) rendahnya penanganan masalah gizi pada ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita.
Dampak: Meningkatnya derajat kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dikalangan masyarakat maupun tenaga kesehatan serta
peningkatan penanganan masalah gizi pada ibu hamil/menyusui, bayi dan balita.
b. Buatlah rantai sebab-akibat dari outcome yang menghasilkan dampak yang diperlukan untuk menangani situasi (permasalahan):
1) menyusun rangkaian sebab-akibat dari outcome/manfaat langsung dan manfaat antara yang dibutuhkan untuk menangani kondisi/masalah dan mencapai dampak yang diinginkan.
2) Outcome antara (Intermediate Outcome)
merupakan rangkaian manfaat yang menuju pada dampak, dengan ketentuan:
a) Outcome antara merupakan manfaat yang terkait dengan penyebab yang akan ditangani.
b) Outcome antara disusun dengan mengkonversikan kendala ke dalam pernyataan manfaat yang positif.
Contoh outcome antara:
Jika rendahnya tingkat kesehatan ibu dan anak adalah penyebabnya maka outcome/manfaat yang diinginkan adalah peningkatan kesehatan ibu dan anak (proses yang sama seperti mengkonversi permasalahan menjadi dampak).
3) Outcome Langsung (Immediate Outcome) adalah manfaat yang merupakan efek langsung dari hasil program. Manfaat langsung berkaitan dengan apa yang harus dicapai oleh program sehingga manfaat antara dapat tercapai.
c. Uraikan apa yang dilakukan program untuk mencapai setiap manfaat.
1) Output adalah berbagai produk atau layanan
tangible yang disalurkan oleh suatu program agar berkontribusi kepada pencapaian berbagai tahapan outcome/manfaat program.
2) Kegiatan (proses) adalah segala sesuatu yang dilakukan program untuk mencapai
outcome/manfaat. Hal ini termasuk program dan pelayanan publik, dan mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan manajemen organisasi yang diperlukan untuk program dan pelayanan.
3) Input adalah sumber daya, baik manusia, dana dan lainnya yang digunakan untuk menghasilkan
output.
d. Uraikan kondisi yang diinginkan (kriteria sukses) dari setiap dampak, outcome, output dan input.
1) berdasarkan dampak, outcome, output, dan input yang telah disusun maka perlu ditetapkankriteria keberhasilan yang diinginkan, misalnya terkait kuantitas, kualitas, standar yang digunakan,
timeliness, dan sebagainya.
2) Untuk mengidentifikasi kriteria keberhasilan, dapat dilakukan beberapa hal berikut :
a) mendefinisikan terminologi dari outcome, proses, output dalam suatu pernyataan; b) menentukan what, with whom, when, where,
how, why? dari masing-masing tahapan/proses;
c) melakukan konsultasi dengan para
stakeholder (siapa saja stakeholder dan apa yang merupakan concern mereka).
e. Identifikasi indikator-indikator kinerja yang relevan untuk setiap kriteria sukses.
1) Berdasarkan kriteria sukses sebagaimana dimaksud pada huruf d, disusun indikator kinerja yang tepat, yang relevan dengan kriteria sukses tersebut, baik untuk level dampak, outcome,
output maupun input;
2) Indikator yang digunakan harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan;
3) Setiap indikator, baik ukuran kuantitatif maupun kualitatif, sudah tersedia informasi tentang jenis data-data yang akan digali, sumber data, dan cara mendapatkan data tersebut;
4) Indikator yang tepat harus memenuhi kriteria
Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan
Time-Bound (SMART).
D.1 Kriteria Indikator Kinerja
1. Indikator kinerja merupakan variabel kuantitatif atau kualitatif untuk mengukur pencapaian kemajuan atau perubahan yang terjadi akibat dari suatu intervensi yang dilakukan, dan digunakan untuk mengukur atau menilai pencapaian kinerja (kualitas kerja) suatu organisasi atau agen pembangunan;
2. Penetapan indikator kinerja penting untuk mendukung pelaksanaan rencana, pengukuran kinerja dan kepastian akuntabilitasnya;
3. Dokumen perencanaan yang akuntabel mempunyai sasaran dan indikator kinerja yang relevan dan tepat, konsistensi dan koherensi serta ketepatan penetapan indikator capaian kinerja sesuai hierarkinya, dimulai dari dampak, outcome, output, dan input;
4. Dalam menyusun indikator kinerja perlu untuk mempertimbangkan kriteria indikator kinerja SMART sebagai berikut:
a. Specific/Spesifik (S)
Terdefinisikan dengan jelas dan fokus sehingga tidak menimbulkan multitafsir. Hanya mengukur unsur indikator (output, outcome, atau dampak) yang memang ditujukan untuk mengukur dan tidak ada unsur-unsur lain dalam indikator tersebut.
b. Measurable/Terukur (M)
Dapat diukur dengan skala penilaian tertentu (kuantitas atau kualitas). Untuk jenis data dalam bentuk kualitas dapat dikuantitatifkan dengan persentase atau nominal. Terukur juga berarti dapat dibandingkan dengan data lain dan jelas mendefinisikan pengukuran, artinya data yang dikumpulkan oleh orang yang berbeda pada waktu yang berbeda adalah konsisten.
c. Attributable/Achievable/Accountable/Attainable (A)
Dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal dan dengan metode yang sesuai, serta berada di dalam rentang kendali/akuntabilitas dan kemampuan unit kerja dalam mencapai target kinerja yang ditetapkan. Kredibel dalam kondisi yang diharapkan. Indikator dapat diperoleh dengan program atau kegiatan itu
sendiri dan tidak bergantung pada data eksternal. Indikator harus diterapkan dan dicapai oleh sumber daya internal program atau kegiatan. Indikator juga harus sudah disepakati dalam pengertian umum.
d. Result-Oriented/Relevant (R)
Terkait secara logis dengan program/kegiatan yang diukur, tupoksi serta realisasi tujuan dan sasaran strategis organisasi.
e. Time-Bound (T)
Memperhitungkan rentang waktu pencapaian, untuk analisa perbandingan kinerja dengan masa-masa sebelumnya. Dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
D.2 PendekatanPenentuan Indikator Outcome
1. Penetapan Indikator Outcome dari Perubahan Atas Pelaksanaan Berbagai Kegiatan (Penyusunan Indikator Outcome Berdasarkan Kerangka Kerja Logis)
a. Capaian indikator outcome menandakan capaian perubahan yang diharapkan sebagai hasil dari pelaksanaan berbagai kegiatan.
b. Indikator outcome merupakan tolak ukur sejauh mana tujuan program telah dicapai.
c. Indikator outcome dapat ditetapkan dengan mengukur resultan berbagai indikator outcome
langsung dari berbagai kegiatan.
Gambar 8
Contoh Indikator Outcome dari Pelaksanaan Berbagai Kegiatan
Gambar 7
Indikator Outcome dari Pelaksanaan Berbagai Kegiatan
DAMPAK
Peningkatan Kualitas Hidup, kesejahteraan dan independensi
Mortalitas, Morbiditas, Disabilitas
INDIKATOR
OUTCOME ANTARA Pola hidup sehat
Pelayanan kesehatan yang efektif Lingkungan yang sehat INDIKATOR OUTCOME LANGSUNG Kesadaran akan pentingnya kesehatan Pengaruh dan kegiatan sosial Penerapan kebijakan dan organisasi kesehatan
KEGIATAN Edukasi kesehatan bagi masyarakat Penyediaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat Advokasi kesehatan oleh pemerintah 2. Indikator ...
2. Indikator Outcome dari Data Primer atau Data Sekunder
a. Indikator outcome dapat ditetapkan dengan menggunakan data primer atau data sekunder berupa nilai/besaran/indeks yang diperoleh melalui penelitian/survey.
b. Penelitian atau survey dapat dilakukan oleh lembaga tertentu (antara lain Kementerian/ Lembaga, Organisasi Independen, Badan Internasional, dll).
c. Beberapa contoh indikator outcome hasil penelitiam atau survey antara lain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI), dan Angka Partisipasi Kasar (APK).
d. Berbagai lembaga Internasional memiliki referensi terkait indikator yang dapat digunakan, antara lain: (1) Laporan-laporan pencapaian MDGs, (2) UNDPs Human Development Index, target Pembangunan Manusia Berkelanjutan (Sustainable Human Development Goals), (3) the World Bank Report, misalnya: Handbook
Pembangunan Pedesaan, dan (4) IMF, Financial Soundness Indicators.
3. Menetapkan Indikator Outcome dari Output Terpenting
a. Penggunaan indikator outcome dengan
menggunakan indikator terpenting hanya dilakukan jika indikator outcome tidak dapat
Gambar 9
Indikator Outcome dalam Bentuk Data Primer/Data Sekunder
Gambar 10
Contoh Indikator Outcome dalam Bentuk Data Sekunder
ditentukan ...
Indikator Outcome merupakan Pemanfaatan Hasil Survey
OUTCOME Output 1 Indikator output 1 Output2 Indikator output 2 Output3 Indikator output 3
Indikator Outcome merupakan
Composite Index dari Indikator Output
Indeks Gabungan (Composite Indexes) diperoleh dengan membobot output
OUTCOME Indikator : (I = ƩPt/ƩPt-1 x 100) Output 1 Indikator output 1 : (Pta) Output 2 Indikator output 2 : (Ptb) Output 3 Indikator output 3: (Ptc)
Gambar 11
Indikator Outcome merupakan Beberapa Indikator Output Terpenting ditentukan dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan sebelumnya ataupun pendekatan lainnya.
b. Indikator outcome ditetapkan dengan
menggunakan beberapa indikator output yang dianggap penting dari berbagai kegiatan.
c. Indikator output yang dianggap penting tersebut adalah indikator yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian indikator outcome.
BAB III
SUBSTANSI DAN STRUKTUR RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2015-2019
A. RPJPN 2005-2025
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang terlindungi, sejahtera, cerdas dan berkeadilan.
2. Dalam rangka mencapai visi tersebut maka dilakukan upaya-upaya ideal melalui 8 (delapan) misi pembangunan, yaitu: (1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab, (2) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing, (3) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum, (4) Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu, (5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan keadilan, (6) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari, (7) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, dan (8) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
3. Pencapaian sasaran pokok RPJPN 2005-2025 pada masing-masing misi pembangunan tersebut, dilakukan melalui tahapan dan skala prioritas pembangunan jangka menengah.
4. Misi pembangunan sebagaimana dimaksud pada angka 3, di dalam setiap tahap rencana pembangunan jangka menengah dijabarkan arah pembangunan dan sasaran pokok 5 (lima) tahunannya.
5. Tahapan pembangunan dalam RPJPN adalah sebagai berikut:
6. Sesuai dengan RPJPN 2005-2025 prioritas pembangunan RPJMN 2015-2019 adalah pemantapan pembangunan secara menyeluruh dengan penekanan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian
berbasis:
a. Keunggulan Sumber Daya Alam. b. Kualitas Sumber Daya Manusia.
c. Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
7. Keunggulan SDA, SDM yang berkualitas dan penguasaan Iptek akan dapat meningkatkan daya saing ekonomi nasional menuju pembangunan berkelanjutan, inklusif dan berkeadilan sehingga tercapai tujuan akhir nasional, yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat.
RPJMN 1 (2005-2009)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
RPJMN 2 (2010-2014)
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan Iptek, memperkuat daya saing perekonomian.
RPJMN 3 (2015-2019)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Iptek.
RPJMN 4 (2020-2025)
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
8. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui strategi pembangunan dari 9 (sembilan) Bidang Pembangunan RPJPN 2005-2025 yaitu: (1) Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama, (2) Ekonomi, (3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (4) Politik, (5) Pertahanan dan Kemanan, (6) Hukum dan Aparatur, (7) Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang, (8) Penyediaan Sarana dan Prasarana, dan (9) Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. 9. Kerangka pembangunan berkelanjutan dalam RPJMN
2015-2019 digambarkan sebagai berikut :
Gambar 12
Kerangka Penyusunan RPJMN 2015-2019: Pembangunan Berkelanjutan, Inklusif dan Berkeadilan