Faktor Risiko Kanker
Serviks:
1. Tes Pap Smear/IVA 2. Infeksi HPV 3. Multi partner sex
4. Berhubungan seksual
pada usia≤20 tahun 5. Multi Paritas
6. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang 7. Merokok
8. Terpapar asap rokok 9. Perineal hygiene
10.Pembalut/Pantyliner
11.Diet 12.Obesitas
13.Riwayat keluarga
Faktor Risiko Kanker
Serviks: 1. Immunosupresi 2. InfeksiChlamydia 3. Usia 4. Kemiskinan Kanker Serviks
57
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menurut sifatnya, merupakan penilitian deskriptif analisis dengan rancangan penelitian survei untuk mengetahui gambaran faktor risiko kanker serviks pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian survei merupakan rancangan yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi, dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2014).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2014). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah 9420 mahasiswi.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2014). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu merupakan pemilihan sampel dengan jenis probabilitas yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak (Nursalam, 2014). Sampel penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan
mengambil sampel secara acak pada masing-masing fakultas di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Menentukkan besarnya sampel pada penelitian ini dengan menggunakan rumus menurut Nursalam (2014), yaitu :
n = N
1 + N(d) Keterangan (untuk prediksi) :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat signifikansi (p) (d = 0,05) Sehingga besarnya sampel yang didapat, yaitu :
n = 9420 1 + 9420(0,05) = 9420 1 + 9420 (0,0025)= 9420 1 + 23,55= 9420 24,55 n = 383,7
Jadi, sampel penelitian ini berjumlah 383 mahasiswi. Kriteria inklusi untuk sampel penelitian ini adalah: Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mahasiswi S1 dengan usia 18-25 tahun.
Bersedia mengisi kuesioner dengan inform consent selama penelitian berlangsung.
Kriteria eksklusi untuk sampel penelitian ini adalah: Responden tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari–Mei 2016.
D. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Soeparto,et al2000
cit Nursalam 2014). Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu variabel tunggal.
Variabel Tunggal: Faktor risiko kanker serviks pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Definis Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan variabel-variabel yang akan diteliti, berisikan kategori variabel, instrumen, hasil ukur dan skala yang digunakan.
No. Variabel Definisi Operasional Instrumen Hasil Ukur Skala
1. Faktor
risiko kanker serviks
hal-hal atau variabel yang terkait dengan peningkatan
terjadinya penyakit
kanker serviks akibat dari suatu perbuatan atau tindakan yang kurang
menyenangkan, yaitu: - Tes Pap Smear/IVA - Infeksi HPV - Multi partner sex
- Berhubungan seksual pada usia
≤20 tahun - Multi Paritas - Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang - Merokok - Obesitas - Riwayat keluarga Kuesioner 1 : Ya 0 : Tidak Ordinal
- Perineal Hygiene - Pembalut/ Pantyli-ner - Terpapar asap rokok - Diet 4 : Selalu 3 : Sering 2 : Kadang-kadang 1 : Tidak pernah Ordinal
Tabel 3.1. Definisi Operasional
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpulan data secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2014). Kuesioner penelitian ini terdapat dua tipe, yaitu tipe A berupa pertanyaan tertutup dengan jenis pertanyaan
dichotomy questions yang berisi dua alternatif jawaban (ya, tidak) dan tipe B berupa pertanyaan tertutup dengan jenis pertanyaan multiple choice yang berisi empat alternatif jawaban (selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah). Untuk kuesioner tipe A dengan pertanyaan favorabel jawaban ya (Y) diberi bobot 1 dan jawaban tidak (T) diberi bobot 0 sedangkan untuk pertanyaan infavorabel sebaliknya, yaitu jawaban tidak (T) diberi bobot 1 dan jawaban ya (Y) diberi bobot 0.
Kisi-Kisi Kuesioner Tipe A
Faktor Risiko Kanker Serviks Distribusi Pertanyaan Jumlah Favorable Unafavorable Vaksinasi HPV Riwayat keluarga Tes pap smear/IVA Multi paritas Merokok
Paparan asap rokok
-3 -5 6 7 1, 2 -4 -2 1 1 1 1 1 Jumlah 4 3 7
Sedangkan untuk kuesioner tipe B dengan menggunakan skala pengkuruan
Likert Scale yang dinyatakan dalam bebagai tingkat persetujuan (1-4). Untuk pertanyaan favorabel jawaban “selalu” diberi bobot nilai 4, jawaban “sering” diberi bobot 3, jawaban “kadang-kadang” diberi bobot 2, dan jawaban “tidak pernah” diberi bobot 1, sedangkan untuk pertanyaan infavorabel jawaban
“selalu” diberi bobot nilai 1, jawaban “sering” diberi bobot 2, jawaban “kadang-kadang” diberi bobot 3, dan jawaban “tidak pernah” diberi bobot 4.
Kisi-Kisi Kuesioner Tipe B
Faktor Risiko Kanker Serviks Distribusi Pertanyaan Jumlah
Favorable Unafavorable
Paparan asap rokok Perineal Hygiene
Penggunaan pembalut/pantyliner
Diet 1 14,12 -15, 16, 17, 18, 19, 20 -2, 3, 5, 6, 9, 10, 11 7, 8 13, 14 1 9 2 8 Jumlah 9 11 20
Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Tipe B
F. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2014).
Peneliti menggunakan beberapa langkah untuk mengumpulkan data antara lain sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan kepada beberapa mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan teknik wawancara.
b. Penyusunan proposal penelitian
c. Menyusun instrumen penelitian berupa kuesioner d. Melakukan uji validitas dan reliabilitas
e. Melakukan uji etik penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
f. Meminta surat izin penelitian kepada Lembaga Penelitian, Publikasi & Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengumpulkan asisten penelitian.
b. Memilih responden dengan carasimple random sampling.
c. Peneliti kemudian memberikan kuesioner berbasis internet melalui
web kepada responden untuk mengisinya terlebih dahulu dengan menyampaikan tujuan penelitian, menjelaskan kerahasiaan responden dan pengisianinformed consent.
d. Responden mengisi kuesioner dengan menggunakan laptop atau
gadget masing-masing dan peneliti menunggu di samping responden untuk menyelesaikan kuesioner tersebut.
e. Rekapitulasi data.
f. Dilakukan analisa data setelah data yang dibutuhkan lengkap. g. Membuat pembahasan.
G. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2014). Uji validitas dilakukan sebelum penelitian dimulai untuk menguji tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2013).
Uji validitas pada kuesioner tipe A dan tipe B yaitu menggunakan
Content Validity Index (CVI), yaitu dengan cara berkonsultasi dengan ahli atau pakarnya. CVI didapatkan dengan cara masing-masing memberikan skor 1-4 (1=tidak relevan, 2=cukup relevan, 3=relevan, 4=sangat relevan) pada setiap item. Masing-masing item akan ditotal dengan cara total skor tiap item dibagi skor tertinggi yaitu 4. Nilai validitas untuk CVI adalah 0,86 – 1 (Polit & Beck, 2012). Pada penelitian ini peneliti melakukan uji validitas pada dosen keperawatan yang ahli dalam bidang keperawatan medikal bedah dan keperawatan maternitas (reproduksi) sebanyak 1 dosen Ilmu Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan 1 dosen Akademi Keperawatan Notokusumo.
Setelah dilakukan uji CVI terdapat soal tidak relevan, sehingga peneliti menghapusnya. Skor yang didapatkan adalah 0,92 sehingga instrumen identifikasi faktor risiko kanker serviks pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dikatakan valid. Langkah selanjutnya akan diberikan pada kelompok populasi yang memiliki karakter sama tetapi tidak diikut sertakan menjadi responden untuk dilakukan uji validitas menggunakan statistik yaitu dengan menggunakan rumusPearson Product Moment. rumusPearson Product Moment:
= ( ) ( ). ( )
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi ∑ Xi = jumlah skor item ∑ Yi = jumlah skor total item
n = jumlah responden
(Arikunto, 2013)
Nilai signifikan yang diambil adalah p=0,05, maka valid jika r≥0,05 dan tidak valid jika r ≤0,05 dengan r tabel >0,2787. Berdasarkan uji Korelasi Pearson Product Moment yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dari 35 pertanyaan terdapat 8 pertanyaan yang tidak valid. Peneliti tidak mencantumkan 5 pertanyaan yang tidak valid dan memindahkan 3 pertanyaan ke data demografi karena pertanyaan tersebut penting dan tidak dapat dihilangkan. Terdapat 27 pertanyaan yang valid pada instrumen penelitian identifikasi faktor risiko kanker serviks pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang yang berlainan (Nursalam, 2014). Uji realibilitas dilakukan untuk menguji konsisten responden dalam merespon instrumen. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, hanya item yang valid saja yang dilibatkan dalam uji reliabilitas. Uji reliabilitas untuk kuesioner tipe A uji reliabel yang digunakan adalah Kuder-Richardson (K-R) 20.
Rumus K-R 20 menurut Arikunto (2013):
r = k
k 1
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = varians total
P = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
p =
q =
( )
Interpretasi Nilai r Reliabilitas Menurut Arikunto
Nilai r Interpretasi 0,81–1,00 0,61–0,80 0,41–0,60 0,21–0,40 0,00–0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Tabel 3.4. Interpretasi Nilai r Reliabilitas Menurut Arikunto Sumber: Rahmiendah (2013)
Uji reliabilitas pada instrumen identifikasi faktor risiko pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tipe A dinyatakan
reliabledengan nilai 0,974.
Sedangkan uji reliabilitas untuk kuesioner tipe B yang digunakan adalah
Rumus Alpha:
r = k
k 1 1
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir
= varians total (Arikunto, 2013)
Penentuan instrumen yang digunakan dalam penelitian jika nnilai Cronbach’s Alpha ≥ konstanta (0,6) maka artinya pertanyaan tersebut reliabel, sedangkan jika nilai Cronbach’s Alpha ≤ konstanta (0,6) maka
artinya pertanyaan tersebut tidak reliabel (Riyanto, 2011).
Uji reliabilitas pada instrumen identifikasi faktor risiko pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tipe B dinyatakan reliable
dengan nilai 0,96.
H. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan penelitian setelah kegiatan pengumpulan data. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui yaitu:
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap dan jelas untuk dibaca.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Pada kuesioner tipe A diberikan kode 1 untuk jawaban “ya”, serta 0 untuk jawaban “tidak”. Pada kuesioner tipe B diberikan kode 4 untuk jawaban “selalu”, 3 untuk jawaban “sering”, 2 untuk jawaban “kadang-kadang”, serta 1 untuk jawaban “tidak pernah”.
c. Scoring
Pemberian skor pada setiap item kuesioner tentang faktor risiko kanker serviks dan kemudian diubah dalam bentuk ordinal.
d. Processing
Pengolahan data selanjutnya yaitu memproses data dengan memasukkan data dari kuesioner ke paket program komputer, seperti paket program SPSSfor windows release.
2. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat, analisis univariat digunakan bertujuan untuk menghitung distribusi, frekuensi dan persentase dari tiap variabel sehingga diketahui gambaran karakteristik responden.
Interpretasi untuk penilaian identifikasi faktor risiko kanker serviks adalah dengan menjumlahkan alternatif jawaban pada setiap item soal kemudian dibandingkan dengan jumlah item dikalikan 100%. Hasil berupa persentase untuk menilai data tingkat risiko kanker serviks.
Menggunakan rumus menurut Arikuntoro sebagi berikut :
P = × 100%
Keterangan :
P : persentase
X : skor yang didapat
N : jumlah item
I. Etik Penelitian
Penelitian yang berjudul “Identifikasi Faktor Risiko Kanker Serviks pada
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta” telah dimintakan izin
etik kepada komisi etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti meminta izin untuk mengadakan penelitian di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melalui Lembaga Penelitian, Publikasi, & Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Setelah mendapatkan persetujuan barulah peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika dalam penelitian. Penelitian ini berpedoman pada prinsip-prinsip etika dalam penelitian, yaitu:
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian ini, harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun dengan cara menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia(respect human dignity)
a. Hak untuk ikut/tidak untuk menjadi responden (right to self determination)
Pada penelitian ini subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun serta peneliti tidak berhak untuk memaksa subjek menjadi responden.
b. Informed consent
Subjek mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Padainformed consent
dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3. Prinsip keadilan(right to justice)
a. Hak dijaga kerahasiaannya(right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu pada penelitian ini menggunakan tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality). Serta pada penelitian ini menggunakan kuesioner melalui web sehingga kerahasiaan tetap terjaga baik dari pihak luar maupun dari peneliti.
71
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang memiliki motto “unggul & islami” merupakan salah satu universitas islam yang ada
di Yogyakarta. Kampus UMY merupakan kampus terpadu yang terletak di jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan kampus swasta yang sudah
terakreditasi “A” oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
(BAN-PT) dengan jumlah mahasiswa yang aktif kuliah sebesar 20.845 mahasiswa.
Visi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu menjadi universitas yang unggul dalam pengembangan ilmu dan teknologi dengan berlandaskan nilai-nilai Islam untuk kemaslahatan umat, sedangkan misi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu meningkatkan harkat manusia dalam upaya meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban; berperan sebagai pusat pengembangan Muhammadiyah; mendukung pengembangan Yogyakarta sebagai wilayah yang menghargai keragaman budaya; menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan masyarakat secara profesional; mengembangkan peserta didik agar menjadi lulusan yang berakhlak mulia, berwawasan dan berkemampuan tinggi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu terwujudnya sarjana muslim yang
berakhlak mulia, cakap, percaya diri, mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengelola program pendidikan sarjana, pasca sarjana, vokasi dan internasional. Program pendidikan sarjana terdiri dari 8 Fakultas yaitu Fakultas Agama Islam (FAI), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Fakultas Pendidikan Bahasa (FPB), Fakultas Pertanian (FP), dan Fakultas Teknik (FK), sedangkan program pendidikan pasca sarjana terdapat dua program yaitu program pasca sarja (Magister Manajemen, Magister Studi Islam, Magister Ilmu Pemerintahan, Magister Keperawatan, Magister Politik & Hubungan Internasional, Magister Manajemen RS, dan Magister Ilmu Hukum) dan program doktor (Psikologi Pendidikan Islam dan Politik Islam). Program vokasi UMY yaitu terdiri dari Prodi Teknik Mesin Otomotif dan Manufaktur, Prodi Akuntasi Terapan, serta Prodi Teknik Elektromedik. Program Internasional dari UMY terdiri dari IPIREL, International Program for Islamic Economics & Finance(IPIEF), serta IPOLS.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah memiliki klinik kesehatan (klinik UMY) yang digunakan sebagai akses pertama mahasiswa ketika mereka sakit. Namun, klinik UMY tersebut hanya terbatas pada pengobatan dan rujukan mahasiswa tetapi belum terdapat
program preventif dan promotif terutama untuk penyakit kanker serviks untuk mahasiswa.
Terdapat satu bentuk kepedulian terhadap penyakit kanker payudara dan HIV/AIDS dalam bentuk poster di beberapa toilet. Namun, lingkungan sekitar kampus UMY tidak terdapat promosi kesehatan mengenai kanker serviks baik dalam bentuk poster, pamflet, maupun banner. Selain promosi kesehatan mengenai kanker serviks, di lingkungan sekitar kampus UMY juga tidak terdapat anjuran untuk mahasiswa mengenai larangan untuk free sex, konsumsi alkohol dan sebagainya. Anjuran lain seperti vaksinasi HPV dan promosi kesehatan mengenai vaksinasi HPV baik dalam bentuk poster, pamflet maupun banner untuk mencegah kanker serviks belum terdapat di sekitar kampus UMY sehingga mahasiswi masih banyak yang belum mengetahui tentang vaksinasi HPV.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan fakultas dan usia di dalam penelitian ini terdapat 383 mahasiswi dari angkatan 2012-2015 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
12,3% 12,5% 12,5% 12,5% 12,5% 12,5% 12,5% 12,5%
Distribusi mahasiswa dengan karakteristik responden berdasarkan fakultas
FAI FE FH FISIPOL FKIK FP FPB FT
Hasil diagram 4.1 dan diagram 4.2 diketahui jumlah responden berdasarkan masing-masing fakultas yaitu FAI sebanyak 47 mahasiswi (12,3%), FE sebanyak 48 mahasiswi (12,5%), FH sebanyak 48 mahasiswi (12,5%), FISIPOL sebanyak 48 mahasiswi (12,5%), FKIK sebanyak 48 mahasiswi (12,5%), FP sebanyak 48 mahasiswi (12,5%), FPB sebanyak 48 mahasiswi (12,5%) FT sebanyak 48 mahasiswi (12,5). Berdasarkan karakteristik usia mahasiswi yang paling banyak menjadi responden yaitu usia 20 tahun sebanyak 126 mahasiswi(32,6%) dan yang paling rendah di penelitian ini pada usia 25 tahun sebanyak 1 mahasiswi (0,3%).
2. Identifikasi Faktor Risiko Kanker Serviks
Hasil kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada 383 orang responden mahasiswi didapatkan identifikasi faktor risiko kanker serviks pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Faktor-faktor risiko tersebut yaitu deteksi dini, infeksi HPV, multi partner sex, berhubungan seksual pada usia ≤20 tahun, multi paritas, penggunaan
11,7% (45) 24,3% (93) 32,6% (125) 20,1% (77) 8,4% (32) 1,6% (6) 1%(4) 0,3%(1)
Distribusi mahasiswi dengan karakteristik responden berdasarkan usia
18 th 19 th 20 th 21 th 22 th 23 th 24 th 25 th
kontrasepsi oral jangka panjang, merokok, paparan asap rokok, perineal hygiene, pembalut/pantyliner, diet, obesitas, dan riwayat keluarga.
a. Deteksi Dini
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko perilaku tes pap smear/IVA dengan 1 item pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi Frekuensi Perilaku Tes Pap Smear/IVA (N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Perilaku tes pap
smear/IVA 13 92,9% 1 7,1%
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Perilaku Tes Pap Smear/IVA
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui persentase terbesar dari 383 responden yang berisiko kanker serviks dengan kategori berisiko yaitu sebesar 13 responden (92,9%) dari 14 responden yang aktif seksual karena responden tersebut sudah diperbolehkan untuk melakukan tes pap smear/IVA tetapi tidak melakukan tes pap smear/IVA, sedangkan 369 responden tidak aktif seksual sehingga belum diperbolehkan melakukan tes pap smear/IVA.
b. Infeksi HPV
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko perilaku vaksinasi HPV dalam pencegahan infeksi HPV dengan 2 item pertanyaan yaitu perilaku melakukan vaksin dan usia melakukan vaksin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi Frekuensi Vaksinasi HPV (N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Vaksinasi HPV 370 96,6% 13 3,4%
Usia Vaksinasi HPV 372 97,1% 11 2,9%
Berdasarkan tabel 4.2. diketahui persentase terbesar dari 383 responden yang berisiko kanker serviks dengan kategori berisiko yaitu sebesar 370 responden (96,7%) karena responden tersebut tidak melakukan vaksinasi HPV dan sebesar 372 responden (97,1%) dengan kategori berisiko karena pada setelah usia 11 tahun responden tidak melakukan vaksinasi HPV.
c. Multi Partner Sex
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko perilaku seksual yang memiliki pasangan seks >1 (multi partner sex)dengan 1 item pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi FrekuensiMulti Partner Sex(N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Multi Partner Sex 1 0,3% 382 99,7%
Tabel 4.3. Distribusi FrekuensiMulti Partner Sex
Berdasarkan tabel 4.3. diketahui persentase terbesar dari 383 responden yang berisiko kanker serviks dengan kategori tidak berisiko yaitu sebesar 382 responden (99,7%) karena responden tersebut tidak memiliki pasangan seksual dan 13 responden (3,1%) hanya memiliki 1 pasangan seksual, sedangkan 1 responden (0,3%) yang aktif seksual memiliki lebih dari 1 pasangan seksual.
d. Seksual Dini
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko perilaku seksual dini dengan 1 item pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi Frekuensi Seksual Dini (N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Beruhubungan seks
pada usia≤20 Tahun 11 2,9% 372 97,1%
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berhubungan Seksual Pada Usia≤20 Tahun
Berdasarkan tabel 4.4. diketahui persentase terbesar dari 383 responden yang berisiko kanker serviks dengan kategori tidak berisiko yaitu sebesar 372 responden (97,1%) karena responden tersebut 369 responden (96,1%) tidak aktif seksual dan 4 responden (1%) yang aktif seksual berhubungan seksual pada usia >20 tahun.
e. Multi Paritas
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko yang mengalami paritas lebih dari 3 kali dengan 2 item pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi Frekuensi Multi Paritas (N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Multi Paritas 1 0,3% 382 99,7%
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Multi Paritas
Berdasarkan tabel 4.5. diketahui persentase dari 383 responden yang berisiko kanker serviks didapatkan 382 responden (99,7%) tidak berisiko karena responden tersebut tidak memiliki riwayat kehamilan lebih dari 3 kali, sedangkan 1 responden (0,3%) dari 383 responden berisiko karena responden tersebut mengalami paritas lebih dari 3 kali. f. Penggunaan Kontrasepsi Oral Jangka Panjang
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko perilaku menggunakan kontrasepsi oral dalam jangka panjang dengan 1 item pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi Frekuensi Penggunaan Kontrasepsi Oral Jangka Panjang (N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Penggunaan
kontrasepsi oral
jangka panjang
0 0% 383 100%
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Penggunaan Kontrasepsi Oral Jangka Panjang Berdasarkan tabel 4.6. diketahui persentase terbesar dari 383 responden yang berisiko kanker serviks dengan kategori tidak berisiko yaitu sebesar 383 responden (100%) karena responden tersebut 377 responden (98,4%) tidak pernah menggunakan kontrasepsi, sebesar 6 dari 7 responden menggunakan kontrasepsi dengan jenis kontrasepsi non oral dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun, dan 1 dari 7 responden menggunakan kontrasepsi oral namun dalam jangka waktu kurang dari 5 tahun.
g. Merokok
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko perilaku merokok dengan 1 item pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi Frekuensi Merokok (N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Merokok 8 2,1% 375 97,9%
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Merokok
Berdasarkan tabel 4.7. diketahui persentase terbesar dari 383 responden yang berisiko kanker serviks dengan kategori tidak berisiko yaitu sebesar 375 responden (97,9%) karena responden tersebut tidak berperilaku merokok.
h. Paparan Asap Rokok
Distribusi frekuensi responden berdasarkan identifikasi faktor risiko terpapar asap rokok dengan 2 item pertanyaan yaitu di dalam keluarga terdapat perokok aktif dan terpapar asap rokok orang lain, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Distribusi Frekuensi Terpapar Asap Rokok (N = 383)
Kategori Berisiko Tidak Berisiko
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase