• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori dan Konsep

2. Kerangka Konsep

Dalam melakukan penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah di bawah ini sebagai definisi operasional dari konsep-konsep yang dipergunakan untuk menghindari kesalahan dalam memakai konsep-konsep, yaitu :

a. Tindak pidana adalah perilaku yang pada waktu tertentu dalam konteks suatu budaya dianggap tidak dapat ditolerir dan harus diperbaiki dengan mendayagunakan sarana-sarana yang disediakan oleh hukum pidana.47

b. Pertanggungjawaban pidana terdiri dari beberapa unsur yaitu kemampuan bertanggungjawab; kesalahan; serta tidak memiliki alasan penghapus pidana.

c. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.48

d. Kejahatan perbankan adalah kejahatan di bidang perbankan yang meliputi kejahatan di bidang usaha bank, rahasia bank, perizinan bank, serta pembinaan dan pengawasan bank. Kejahatan ini dilakukan baik oleh orang

47 Jan Remmelink, Op.Cit., hal. 61.

48 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 Butir (2).

yang ada di dalam bank itu sendiri, maupun orang yang ada di luar bank tersebut.

e. Usaha bank adalah jenis-jenis kegiatan yang dilakukan oleh bank guna menjalankan perusahaannya. Pasal 49 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No.

10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pegawai Bank dapat dikenakan hukuman apabila dengan sengaja melakukan hal yang sebagaimana tercantum dalam pasal tersebut.49

f. Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.50 Pasal 47 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juga menyatakan bahwa Anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank, atau Pihak Terafiliasi lainnya dapat dikenakan hukuman apabila dengan sengaja melakukan hal yang sebagaimana tercantum dalam pasal tersebut.51

g. Perizinan bank merupakan izin usaha untuk mendirikan bank dari pimpinan Bank Indonesia. Tindak pidana ini disebut juga tindak pidana bank gelap.

Pasal 46 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan bahwa apabila hal ini dilakukan oleh badan hukum, maka penuntutan dilakukan baik terhadap mereka yang memberi perintah

49 Ibid, Pasal 49 ayat (1) dan (2)

50 Ibid, Pasal 1 butir (28).

51 Ibid, Pasal 47 ayat (1) dan (2).

melakukan perbuatan itu atau yang bertindak sebagai pemimpin dalam perbuatan itu atau terhadap kedua-duanya.52

h. Pembinaan bank adalah upaya yang dilakukan dengan cara menetapkan peraturan yang menyangkut aspek kelembagaan, kepemilikan, kepengurusan, kegiatana usaha, pelaporan serta aspek lain yang berhubungan dengan kegiatan operasional bank.53

i. Pengawasan bank meliputi pengawasan tidak langsung yang terutama dalam bentuk pengawasan dini melalui penelitian, analisis, dan evaluasi laporan bank, dan pengawasan langsung dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan perbaikan.54

j. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Terdiri dari nasabah penyimpan yaitu nasabah yang menempatkan dana nya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan, serta nasabah debitur yaitu nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.55

k. Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia, yang merupakan lembaga Negara yang independen dan berbentuk badan hukum.56

52 Ibid, Pasal 46.

53Soedjono Dirdjosisworo, Hukum Perusahaan Mengenai Hukum Perbankan di Indonesia (Bandung: Mandar Maju, 2003), hal. 29.

54 Ibid.

55 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 Butir (16)-(18).

56 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Pasal 4.

Salah satu

tugas Bank Indonesia adalah untuk melakukan pengawasan terhadap bank, serta memberikan dan mencabut izin usaha bank, memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, dan memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usaha-usaha tertentu. Akan tetapi, sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK, tugas ini sudah beralih ke Lembaga Otoritas Jasa Keuangan.

l. Otoritas Jasa Keuangan atau yang disingkat dengan OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.57 OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan, OJK mempunyai wewenang pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank, kesehatan bank, aspek kehati-hatian bank, serta pemeriksaan bank.58

m. Korporasi adalah suatu gabungan orang yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama-sama sebagai suatu subjek hukum tersendiri. Korporasi

57 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Pasal 1 butir (1).

58 Ibid, Pasal 6 dan 7.

adalah badan hukum yang beranggota, tetapi mempunyai hak dan kewajiban sendiri terpisah dari hak kewajiban anggota masing-masing.59 Teori-teori pertanggungjawaban pidana korporasi yang berasal dari Negara Anglo Saxon, seperti Inggris dan Amerika yaitu; teori identifikasi/ direct corporate criminal responsibility atau doktrin pertanggungjawaban pidana langsung. Perbuatan/

kesalahan pejabat senior diidentifikasi sebagai perbuatan/ kesalahan korporasi. Pada umumnya pejabat senior adalah orang yang mengendalikan perusahaan, baik sendiri maupun bersama-sama, yang pada umumnya pengendali perusahaan adalah para direktur dan manajer; doktrin pertanggungjawaban pengganti atau vicarious responsibility; serta doktrin pertanggungjawaban yang ketat menurut Undang-Undang (strict responsibility).60

n. Kesalahan adalah keseluruhan syarat yang memberi dasar untuk adanya pencelaan pribadi terhadap si pembuat pidana (Schuldist der Erbegriff der Vorraussezungen, die aus der Straftat persolichen Verwurf gegen den Tater begrunden).61

Dokumen terkait