• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

E. Sebab-Sebab Ahli Waris Mendapat dan Tidak

I. Kerangka Konseptual

Al-Qur'an

Q.S An-Nisa

Studi

Studi Teoritik Studi Empirik

Rumusan Masalah

Analisis Kualitatif

Skripsi 1. Pengembangan Ilmu 2. Manfaat Karya Ilmiah 3. Motivasi Penelitian Lanjutan 4. Kesimpulan dan Rekomendasi

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode interpretasi karena data hasil penelitian lebih berkenan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.39

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Melalui pendekatan ini, peneliti berusaha menjelaskan secara mendalam terkait pembagian warisan berdasarkan tinjauan hukum Islam dan mengkaji cara pembagian warisan masyarakat di Desa Panyangkalang Kabupaten Takalar.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Panyangkalang Kabupaten Takalar dengan objek penelitiannya adalah masyarakat, aparat desa, ulama dan panitera pengadilan Agama Kabupaten Takalar.

39 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta), 2012, Cetakan ke-3, h.12.

C. Fokus Penelitian

Penelitian dengan judul Analisis Pembagian Warisan Berdasarkan Tinjauan Hukum Islam pada Masyarakat di Desa Panyangkalang Kabupaten Takalar fokus penelitiannya terletak pada tata cara pembagian warisan masyarakat di Desa Panyangkalang yang dihubungkan dengan pembagian warisan berdasarkan tinjauan hukum Islam yakni Q.S An-Nisa ayat 11 dan ayat 12.

D. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi atau prosedur pembagian warisan masyarakat di Desa Panyangkalang yang dikorelasikan dengan proses atau tata cara pembagian warisan berdasarkan tinjauan hukum Islam.

E. Sumber Data

Sumber data yang yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu sumber primer dan sumber sekunder.40

1. Data Primer

Data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan hasil wawancara dari beberapa informan. Data dari informan tersebut

40Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2018, Cet Ke-28, h

diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada informan, al-qur'an, dan al-hadist.

2. Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembagian warisan yang berdasarkan tinjauan hukum Islam seperti buku-buku, jurnal, dan artikel ilmiah.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti itu sendiri. Selain dari peneliti sebagai instrumen utama juga digunakan beberapa instrumen lainnya yang berupa pedoman wawancara pada penelitian ini. untuk memperoleh hasil observasi dan wawancara, maka diperlukan alat yang dapat membantu dalam proses tersebut, seperti buku catatan dan alat-alat tulis lainnya yang digunakan untuk mencatat hasil observasi dan wawancara, handphone digunakan sebagai alat perekam suara wawancara antara peneliti dengan informan, dan kamera untuk mendokumentasikan proses penelitian.41

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu observasi, wawancara, dan dokumen.

1. Observasi

41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2018, Cet Ke-28, h. 224.

Menurut Spradley (Sugiyono, 2018) objek penelitian kualititatif yang diobservasi dinamakan situasi sosial yang terdiri atas tiga komponen, yaitu place (tempat), actor (pelaku) dan activities (aktivitas). Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati, mendokumentasikan.

Serta mencatat kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditinjau dari masuknya pelaporan perkara pada kantor Pengadilan Agama di Kabupaten Takalar serta aktivitas-aktivitas yang terjadi di tempat penelitian tersebut.42 2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan terhadap informan yang dapat menjelaskan secara mendalam bagaimana tata cara atau proses pembagian warisan oleh masyarakat di Desa Panyangkalang.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dan informasi melalui dokumen dianggap relevan dengan topik yang akan diteliti. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, Undang-Undang, Peraturan Menteri, skripsi, tesis dan dokumen lain dengan topik penelitian yang terkait dengan pembagian warisan berdasarkan tinjauan hukum Islam.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan identifikasi berbagai data yang terkumpul secara detail sehingga memperoleh suatu kesimpulan yang relevan dan adapun komponen dalam analisis data.

42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2018, Cet Ke, h: 228.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2018), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Berikut merupakan beberapa teknik analisis data menurut Miles dan Huberman.43

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara rinci dan teliti. Untuk itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.44

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.45 3. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada yang diperoleh peneliti pada saat melaukan observaasi dan pengkajian informasu daru sumber pengumpulan data dan informan.

43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALfabeta), 2018, Cet Ke, h. 247.

44 Ibid, h. 247.

45 Ibid, h. 247.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Panyangkalang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar yang terdiri dari 5 Dusun yaitu Dusun Batunapara, Dusun Pangkaje'ne, Dusun Panyangkalang, Dusun Lure, dan Dusun Pandang-Pandang. Secara geografis Desa Panyangkalang terletak di tengah Kecamatan Pattalassang dan Kecamatan Mappakasunggu.

Pada masa itu roda pemerintahan dijalankan dengan seorang Kepala Desa, ditempatkan sebagai kepala Pemerintahan dalam wilayah kekuasaan. Demikian pula dengan Desa Panyangkalang, pada masa itu sudah terdapat pusat pemerintahan tingkat Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Secara geografis letak Panyangkalang sangat strategis karena diapit oleh dua Desa, yaitu Desa Bontoparang di sebelah Barat dan Kelurahan Bontobila disebelah Utara dengan potensi strategis yang berada di jalan poros Takalar Jeneponto.

Peningkatan sebuah daerah tentu ditopang dengan kemampan dari seorang Kepala Desar yang kemudian ditunjang dengan segala stakeholder yang berkompeten ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Kepala Dea Panyangkalang dipimpin Bapak Ahmad selaku kepala desa dan Bapak A. Sostro Amijoyo, S.E. selaku sekretaris desa. Terdapat enam seksi dalam kepemerintahan Desa Panyangkalang yakni Seksi Pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Seksi Urusan Umum, Seksi Pembangunan, Seksi

Urusan Keuangan, dan Staf Keuangan. Kemudian, terdiri dari beberapa dusun yaitu Dusun Lure, Dusun Panyangkalang, Dusun Pangkajene, Dusun Batunapara, dan Dusun Pandang-pandang.

Desa Panyangkalang memilik visi yaitu "Untuk Panyangkalang yang Lebih Baikk" dengan visi sebagai berikut.

1. Peningkatan produktivitas pertanian.

2. Peningkatan produktivitas hasil pertanian rumput lain.

3. Meningkatkan Badan Usaha Miliki Desa (BUMDes).

Desa Panyangkalang termasuk daerah yang memiliki kemarau yang panjang. Sehingga, saat awal bulan Juli atau Agustus Desa Panyangkalang mengalami kekeringan. Akan tetapi, selama masa jabatan Bapak Ahmad (Kepala Desa) ini telah melakukan pencapaian yang sangat mengurasi energi untuk mengatasi permasalahan kekeringan tersebut yakni membangun fasilitias air yang dikelolah oleh Badan Usaha Milik Desa dengan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat bagi yang mendapatkan air yaitu sebesar Rp. 2000 per kubik dan sudah termasuk murah. Namun, penyediaan air tersebut tidak lain hanyalah untuk kepentingan kebutuhan masyarakat dan meningkatkan serta memgfungsikan BUMDes untuk kesejahteraan masyarakat.

Desa Panyangkalang juga memiliki banyak potensi dibidang pertanian yang merupakan potensi daerahnya seperti penghasilan jagung dan cabe yang sangat melimpah. Namun, yang menjadi kendalaa adalah ketika hasil pertanian melimpah kemudian harga yang diberikan oleh

gudang itu tiba-tiba menurun. Sehingga, masyarakat maupun pemerintah sangat membutuhkan stabilitas harga yang diberikan oleh gudang.

Kemudian, pemerintah desa juga berharap adanyaa perizinan akses pendistribusian dan pemasaran digudang-gudang yang ada di Kota Makassar. Kemudian dari segi pendidikan, Desa Panyangkalang adalah termasuk desa yang sangat berkembang pesat.

Ditinjau dari kondisi masyarakatnya yang hingga saat ini telah mampu menempuh pendidikan tinggi hingga ke jenjang doktor dan magister dan bahkan telah berkuliah di Negara Inggris dan China. Khususnya juga untuk tingkat sarjana sudah terbilang banyak karena mencapai jumlah ratusan. Ini merupakan sebuah pencapaian-pencapain yang luar biasa.

Namun, sangat disayangkan karena orang-orang besar seperti mereka itu tidak ada yang berniat kembali ke desa lalu membangun desa. Sehingga hingga saat ini, pemerintah Desa Panyangkalang masih sangat merasa membutuhkan sumber daya manusian yang memadai. Selama masa jabatan bapak AH ini juga telah mampu membangun sekolah ditingkat TK PAUD.

Telah terdapat sekitar 120 siswa-siswi yang mengikuti pendidikan kanak-kanan tersebut.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Prosedur Pembagian Warisan Masyarakat di Desa Panyangkalang Warisan harus berfungsi sebagai jembatan kelancaran kehidupan seseorang. Prosedur pembagian warisan masyarakat harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. Adil atau tidaknya pembagian sebuah

warisan bergantung pada komponen pembagian warisan berdasarkan hukum warisa Islam yang berlaku. Pembagian warisan tentu harta warisan yang memiliki asal-usul yang jelas. Seperti dalam sebuah perkawinan, bukan hanya dua hati yang bersatu tetapi semua harta baik harta bawaan ataupun harta bersama tetap menjadi milik bersama dan wajib digunakan berdasarkan hukum Islam yang berlaku. Sehingga perlu pemahaman bersama komposisi pembagian warisan berdasarkan tinjauan hukum Islam.

a. Sebab-sebab orang Mewarisi

Karena ada tiga alasan pewarisan, yaitu; Pertama, adanya hubungan kekerabatan, artinya suatu hubungan keturunan (keturunan) dari ayah atau ibu. Kedua, karena ada ikatan perkawinan yang sah antara seorang pria dan seorang wanita. Ketiga, karena alwalaa` (karena pembebasan budak). Artinya anak, ibu atau bapak, saudara kandung dan orang-orang tertentu yang telah ditunjuk sebagai ahli waris berdasarkan wasiat mempunyai hak atau hak atas warisan.

Berdasarkan hasil wawancara yang saya dapatkan dengan salah satu masyarakat dengan ibu (DN) mengenai siapa saja yang berhak mendapatkan harta warisan.

"yang pastinya semua hartaku itu semua untuk anak-anakku.

mulai dari sawah, kebun, rumah, uang, dan semua harta yang saya miliki bersama suami saya untuk anak-anakku semuanya."46

46 Ibu Dg Nurung, Masyarakat Desa Panyangkalang. Hasil Wawamcara dengan Peneliti pada Tanggal 03 Agustus 2021.

Dari ibu DN menjelaskan bahwa semua harta yang mereka miliki itu akan diberika hanya kepada anak-anaknya saja dan tidak akan diberikan kepada siapapun. Karena anaknyalah yang paling berhak mendapatkan harta warisannya.

Berdasarkan informasi yang diberikan kemudian dikuatkan lagi dari pernyataan masyarakat yaitu bapak (DR).

"harta yang saya miliki bersama isteri saya ada sapi, sawah, kebun, lahan tempat tinggal, rumah, semua itu akan saya bagi dan saya berikan kepada dua orang saya".47

Hal senada yang diberikan oleh bapak DR bahwa semua harta milik mereka bersama isterinya akan diberikan semuanya kepada anak-anak nya saja. Tidak hanya dua orang yang mengatakan hal tersebut.

Namun, masyarakat lainnyapun mengatakan hal yang sama, seperti apa yang telah disampaikan juga oleh Ibu (DNg) dan Ibu (DS).

Menurut ibu DNg "berapapun banyaknya hartaku, tidak ada yang lain yang saya berikan hanya kepada anakku". Kemudian hal senada dengan menurut ibu DS "selagi saya memiliki anak, maka harta saya semua nya untuk mereka. Dan memang seperti itu cara kami dalam melakukan pembagian sudah turun menurunmi".48

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa yang berhak mendapatkan harta warisan keluarga itu hanyalah anak-anak saja dan mereka melakukan penentuan ahli waris tersebut

47 Bapak Dg Ranggo, Masyarakat Desa Panyangkalang. Hasil wawancara dengan peneliti pada Tanggal 03 Agustus 2021.

48 Ibu Dg Ngintang dan Dg Siang, Masyarakat Desa Panyangkalang. Hasil wawancara dengan peneliti pada Tanggal 03 Agustus 2021.

berlandaskan pada kebiasaan orang terdahulu mereka yang dilaksanakan secara turun menurun.

b. Jumlah Pembagian Harta Warisan terhadap Ahli Waris

Harta warisan tentunya tidak dibagi begitu saja. Tetapi, perlu memperhatikan jenis kelamin, asal usul sebab hubungan, antara si pewaris dan ahli waris untuk menentukan sebarapa banyak yang diberikan kepad ahli waris laki-laki dan perempuan. Merujuk pada Q.S An-Nisa ayat 11 dan Q.S An-Nisa 12.

1) Bagian anak laki-laki dan perempuan

a) Anak laki-laki mendapat semisal dua bagian anak perempuan.

Hal ini berlaku apabila mayit meninggalkan ahli waris seorang anak lakilaki dan seorang anak perempuan saja, maka keduanya berbagi harta. Dan apabila ahli warisnya merupakan gabungan antara lakilaki dan perempuan, maka mereka mewarisi harta dengan cara memberi lelaki mendapat dua bagian dan anak perempuan mendapat satu bagian.

b) Apabila bersama anak-anaknya terdapat pewaris yang telah ditentukan bagiannya, seperti suami dan isteri atau ibu bapak, maka diberikan kepada ahli waris itu terlebih dahulu, kemudian dibagikan sisanya di antara anak-anak sebagaimana ketentuan poin a.

c) Apabila seorang mayit meninggalkan seorang anak laki-laki saja, maka ia mengambil seluruh harta. Walaupun ayat tersebut

tidak menyebut dengan jelas, tetapi dapat dipahami dari teks Q.S AN-Nisa ayat 11.

2) Bagian ibu dan bapak

a) Ibu dan bapak, masing-masing mendapat 1/6, jika mayit mempunyai anak atau cucu (cabang) yang mewarisi.

b) Apabila mayit tidak mempunyai anak dan hanya ibu dan bapak, maka ibu mewarisi 1/3 harta dan sisanya 2/3 diwarisi oleh bapak.

c) Apabila mayit meninggalkan beberapa saudara (dua atau lebih) di samping bapak dan ibu, maka ibu mewarisi 1/6 dan sisanya 5/6 diambil oleh bapak. Saudara lelaki atau perempuan tidak mendapat apa-apa, karena bapak menutup (menghijab) mereka.

3) Bagian warisan suami dan isteri

a) Apabila isteri wafat dan tidak menginggalkan cabang (anak atau cucu) yang mewarisi, maka bagian suami adalah 1/2. Dan bila isteri wafat lalu meninggalkan cabang (anak atau cucu) yang mewarisi, maka bagian suami adalah 1/4.

b) Apabila suami wafat dan tidak meninggalkan cabang (anak atau cucu) yang mewarisi, maka bagian isteri atau beberapa isteri 1/4.

Dan bila suami wafat dan meninggalkan cabang (anak atau cucu), maka bagian isteri atau beberapa isteri 1/8.

c) Dengan membandingkan antara keadaan suami isteri, kita dapati selalu bahwa bagian laki-laki adalah dua kali bagian perempuan

karena adanya hikmah keadilan yang tersimpan pada aturan tersebut.

4) Bagian warisan saudara laki-laki atau saudara perempuan seibu a) Apabila seseorang wafat dan meninggalkan seorang saudara

laki-laki seibu saja atau seorang saudara perempuan seibu saja, maka masingmasing dari mereka mendapat 1/6.

b) Apabila seseorang wafat meninggalkan lebih banyak dari itu, yakni: (dua orang saudara laki-laki seibu atau dua saudara perempuan seibu), maka mereka mendapat 1/3 yang dibagi sama rata. Hal ini sesuai dengan firman Allah “fahum syuraka’a fi sulus”, artinya: maka mereka bersama-sama pada yang sepertiga itu.

5) al-Kalalah

Apabila seseorang wafat meninggalkan lebih banyak dari itu, yakni: (dua orang saudara laki-laki seibu atau dua saudara perempuan seibu), maka mereka mendapat 1/3 yang dibagi sama rata. Hal ini sesuai dengan firman Allah “fahum syuraka’a fi sulus”, artinya: maka mereka bersama-sama pada yang sepertiga itu.

6) Hukum pelaksanaan wasiat dan hutang

Wasiat yang menimbulkan bahaya bila seseorang berwasiat melebihi sepertiga harta. Sedangkan menimbulkan bahaya dalam hutang adalah bila mengaku bahwa mayat mempunyai hutang sehingga merugikan ahli waris, padahal mayat tidak berhutang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara bersama responden dengan salah satu masyarakat yakni bapak (DR).

”jadi anak-anak itu nanti kami kasi warisan kalau adami keluargana semua. itu kami disini dalam pembagian warisan kami.

Misalnya saya bersama isteri kan punya anak laki-laki 1 orang dan 1 orang perempuan. Saya punya sapi, sawah, rumah dan tanah tempat tinggal. Nah, kami itu membagi harta secara rata. Tetapi, untuk sawah saya kan ada 5 itu 3 untuk laki-laki anak saya si bungsu dan 2 untuk anak perempuan saya. Karena laki-laki itu memiliki tanggung jawab yang lebih besar nanti karena dia akan menafkahi isterinya. Jadi, laki-laki harus lebih banyak sawahnya sebagai tempat menafkahi keluarganya nanti. Untuk ladang tempat saya tinggal dan rumah tempat tinggal saya sama keluarga saya itu saya belum pastikan untuk siapa. Tetapi, kalau kebiasaan keturunan keluarga saya itu yang jadi pemilik rumah tempat tingga dan tanahnya itu diberikan kepada anak bungsu. Tetapi saya tidak tahupi untuk anak sulung atau bungsu saya. Karena saya mau melihat siapa nanti yang akan mengurus saya dan isteri saya diami nanti yang akan saya kasih. Jadi semua harta itu akan kami bagi sesuai dengan kondisi kebutuhan anak-anak saya nanti. Dan tentunya saya harus melunasi hutang saya dulu baru saya bagi harta ke anak-anak karena hutang itu wajib dan tidak mauka memberatkan anak-anakku dan tidak mauka berhutang di akhirat jadi saya harus lunasi dulu itu hutang. Selama saya punya anak-anak harta saya akan berikan kepada mereka. Kalaupun nanti ada musibah yang terjadi misalnya saya kehilangan anak semuanya maka hartaku untuk saudara-saudaraku dan orang tuaku. Jika mereka memang pantas untuk mendapatkannya. Semua bergantung pada caranya bersikap kepada kami, kalau mereka baik kami juga akan lebih bersikap baik kepada mereka. Jadi bukan penentu bahwa merekalah yang akan saya berikan harta. Kalau pale ada orang atau tetanggaku yang baik sama saya nanti tentu mereka yang saya berikan karena mereka yang peduli kepada saya bukan keluargku.

Jadi nanti saya akan wasiatkan supaya lebih jelas."49

Informasi dari hasil wawancara bersama salah satu masyarakat yaitu bapak DR dapat disimpulkan bahwa semua harta yang dimiliki oleh

49 Bapak Dg Ranggo, Masyarakat Desa Panyangkalang. Hasil wawancara dengan peneliti pada Tanggal 03 Agustus 2021.

keluarganya itu akan dibagi dan diberikan kepada semua anak-anaknya saja.

Namun, jumlah warisan khususnya ladang pertanian seperti sawah itu akan diberikan kepada anak laki-lakinya lebih banyak dibandingkan anak perempuannya karena anak laki-laki nantinya akan berkeluarga dan memiliki beban yang jauh lebih berat dibandingkan anak perempuannya.

Jadi, harta yang dimilikinya itu tidak dibagi rata tetapi akan dibagi secara adil berdasarkan kondisi kebutuhan dan tanggungjawab seorang anak ketika mereka beranjak dewasa dan berkeluarga dan berdasarkan perilaku anak-anak kepada mereka selaku orang tua. Barang siapa yang berbakti dengan baik kepada mereka (orang tua) maka dialah yang akan mendapatkan harta warisan seperti rumah dan tanah tempat tinggal mereka sekarang. Jika, mereka keduanya berbakti makan harta warisan ini akan dipertimbangkan dengan baik untuk dibagi dengan rata dan adil. Akan, tetapi jika suatu saat nanti mereka kehilangan anak maka seluruh hartanya itu akan diberikan kepada saudara-saudara dan ibu bapaknya sesuai dengan bagaimana mereka berperilaku kepadanya bersama isterinya. Jika keluarganya tidak bersikap baik maka hartanya akan dia wariskan kepada tetangga atau siapapun itu yang bersikap baik kepadanya. Artinya, siapa saja yang akan mengurusi mereka, maka dialah yang berhak mendapatkan harta warisan.

Keterangan dia atas mengenai jumlah harta warisan yang didapatkan oleh ahli waris merupakan hal yang sama dengan tata cara pembagian warisan yang dilakukan oleh masyarakat yang lainnya yaitu saudari ibu (DN).

"Jadi saya memiliki anak 1 perempuan dan 1 laki-laki. Saya punya 3 sawah, 1 tanah tempat tinggal beserta rumahnya. 3 Sawah itu akan saya bagi kepada anak-anak saya nanti. 1 sawah untuk anak perempuan saya, 1 untuk anak laki-laki saya. dan yang 1 nya lagi itu untuk saya sama suami saya. Jadi harta saya itu tidak dibagi habis untuk anakku saja tapi juga untuk kebutuhan saya sama suami saya untuk kehidupan kami selama masih hidup. jadi kami tidak terlalu bergantung kepada anak-anak kalau mereka sudap punya keluarga sendiri. Untuk rumah dan tanah tempat kami tinggali ini kami tidak tahupi siapa yang mau dikasi. Mau dilihat dulu siapa yang layak dan siapa yang urusi kami kalau tua maki.Pokoknya nantipi ku kasi kalau sudah berkeluargami semua."50

Kemudian keterangan tersebut diperkuat dengan keterangan dari masyarakat yang lainnya yakni ibu DS.

"Kami itu hanya punya rumah dan tempat tinggal sama motor..

Semuanya akan saya berikan kepada anak-anak. Saya punya 2 anak perempuan dan 1 laki-laki. Tidak ada perbedaan jumlah pembagian harta mau itu laki-laki atau perempuan semua sama. Harta saya sedikit, jadi yang saya kasi rumah nanti sudah pasti tidak dapat sawah. Harta ini saya kasi sebelum saya meninggal. Supaya tidak mereka bertengkar. Seperti saya dulu itu tidak dapatka harta dari orang tuaku karena dia tidak na bagi memang sebelum meninggal.

Jadi hartanya itu kayaknya dibagi sama saudaranya dan mer.eka

Jadi hartanya itu kayaknya dibagi sama saudaranya dan mer.eka

Dokumen terkait