TINJAUAN PUSTAKA
4. Fungsi Divisi Pengawasan
2.8 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola secara independen dan objektif, yang dirancang sebagai penambah nilai untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Secara efektif, auditor internal menyediakan informasi yang dibutuhkan manajer dalam melaksanakan tanggung jawab. Penilaian secara independen dilakukan auditor internal pada suatu perusahaan untuk menilai kegiatan operasional dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efektivitas dan efisiensi dari kinerja perusahaan (Sawyer, 2005: 7).
Semakin berkembangnya perusahaan, tentunya semakin banyak departemen, bagian-bagian, atau unit-unit untuk menjalankan masing-masing fungsi sesuai prosedur. Melihat kondisi seperti ini manajemen perusahaan dihadapkan pada keterbatasan kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan operasi perusahaan. Lemahnya pengawasan dan pengendalian dapat memicu terjadinya tindakan fraud, suatu upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Untuk itu manajemen mengandalkan peran audit internal
40 dalam mengatasi keterbatasan tersebut, termasuk peranan dalam pencegahan dan pendeteksian fraud.
Achibong (1993) dalam Abiola dan Oyewole (2013) menyatakan penting bagi setiap entitas (bank) memiliki departemen audit internal, untuk memastikan bahwa system akuntansi sudah terlaksana dengan baik dalam melaporkan dan menyajikan transaksi keuangan, menyajikan informasi manajemen, dan melindungi asset perusahaan dari tindakan fraud dan penyalahgunaan asset.
Tindakan fraud terjadi karena lemahnya system pengawasan dan pengendalian, yang kemudian membuka celah bagi pelaku untuk melakukan fraud. Untuk itu, internal audit berperan dalam pencegahan fraud yang dimulai dengan mengidentifikasi kelemahan dalam system pengendalian yang diikuti dengan upaya memperbaiki atau mengganti system tersebut menjadi lebih baik lagi. System pengendalian yang dijalankan departemen internal audit dalam suatu organisasi akan dapat mengurangi peluang fraud sekaligus mendeteksi tanda-tanda adanya fraud. Jadi, apabila departemen audit internal menjalankan perannya dengan baik dan benar, maka tindakan fraud akan dapat dideteksi dan dicegah sebelum memberi kerugian besar bagi entitas (bank).
41 Berdasarkan uraian di atas, digambarkanlah kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual yang telah disusun, maka peneliti mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1 : Peranan Audit Internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan di PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan.
H2 : Peranan Audit Internal berpengaruh terhadap pendeteksian kecurangan di PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan.
Pencegahan Fraud (Y1)
Peranan Audit Internal (X)
42 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi empiris, yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi dan pengalaman. Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa penelitian studi empiris adalah cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif dan asosiatif.
a. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu berkenaan dengan variable mandiri, baik satu variable atau lebih (Sugiyono 2012:97). Dalam penelitian ini, hipotesis deskriptif akan digunakan untuk menjelaskan tentang pengaruh Audit Internal terhadap pencegahan dan pendeteksian fraud.
43 b. Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif , yaitu yang menyatakan hubungan antara dua variable atau lebih (Sugiyono 2012:100).
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner yang dibagikan kepada karyawan di PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang memiliki relevansi dengan pembahasan penelitian ini.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengajuan kuesioner yang dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum mengenai audit internal dan pengaruhnya dalam pencegahan dan pendeteksian fraud. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, yaitu proses pengumpulan data yang dijadikan sebagai landasan teori. Dalam hal ini, data diperoleh melalui buku, jurnal, serta media tertulis lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
3.4 Variabel Penelitian
Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011:2).
44 3.4.1 Variabel Dependen dan Variabel Independen
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis variable, yaitu:
1. Variabel Independen.
Variabel independen (variable bebas) merupakan variable bebas yang tidak dipengaruhi oleh variable apapun. Variable independen merupakan variable yang memengaruhi variable dependen, yang dalam penelitian ini adalah peranan audit internal. Variabel Peranan Audit Internal meliputi 4 indikator yang diukur dengan 13 pertanyaan.Skala pengukuran menggunakan skala ordinal.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (variable terikat) adalah tipe variable yang dipengaruhi oleh variable independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pencegahan fraud (Y1) dan pendeteksian fraud (Y2).Variabel Pencegahan Fraud meliputi 5 indikator yang diukur dengan 12 pertanyaan.Variabel Pendeteksian Fraud meliputi 2 indikator yang diukur dengan 5 pertanyaan.Skala pengukuran menggunakan skala ordinal.
3.4.2 Defenisi Operasional
Identifikasi variabel dan definisi operasional secara terinci disajikan dalam tabel berikut:
45 Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Variabel Dimensi Skala Instrumen 1 Peranan Audit Internal (X) Suatu aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. 1.Proficiency and Due Professional Care 2.Reporting to Senior Management and the Board 3.Risk Management 4.Engagement Objective Ordinal Kuesioner 2 Pencegahan Fraud (Y1) Suatu pengimplementasian program dan pengendalian anti kecurangan untuk mencegah fraud dengan mempersempit kesempatan 1.Penetapan kebijakan anti fraud 2. Prosedur pencegahan baku 3.Organisasi 4.Teknik pengendalian Ordinal Kuesioner 3 Pendeteksian Fraud (Y2)
Suatu upaya untuk mendapatkan indikasi awal yang cukup mengenai tindak
kecurangan, sekaligus mempersempit ruang gerak para pelaku kecurangan. 1.Risk Based Audit 2.Audit Intelligence Ordinal Kuesioner
46 3.5 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2012:115) menyatakan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalahkaryawan yang bekerja di PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan (Kantor Cabang Utama Medan, Kantor Cabang Medan Iskandar Muda, Kantor Cabang Medan Sukaramai, Kantor Cabang Syariah Medan, Kantor Cabang Kwala Simpang, Kantor Cabang Kampung Lalang), dan para auditor internal.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:116). Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangannya adalah sampel yang dipilih harus memahami internal audit organisasi, dan memiliki posisi dalam manajemen menengah dan atas untuk dapat menilai tentang internal audit organisasi. Sampel dalam penelitian ini adalah responden di setiap kantor cabang sebanyak 36 orang (6 orang setiap cabang) dan responden di Divisi Pengawasan 12 orang (50% dari populasi 24 orang).
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
47 3.6.1 Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca, dipahami, dan diinterpretasikan. Adapun data yang di analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis peranan audit internal di PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan
2. Menganalisis bagaimana pencegahan fraud di PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan.
3. Menganalisis bagaimana pendeteksian fraud di PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan.
4. Menganalisis pengaruh peranan audit internal terhadap pencegahan dan pendeteksian fraud di PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan.
Selanjutnya berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing variabel X dan Y, maka dibuatlah daftar pertanyaan (kuesioner). Metode skala pengukuran yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social (Sugiyono, 2012:132). Adapun pertanyaan dalam kuesioner sebagian dibuat sendiri oleh peneliti, dan sebagian diadaptasi dari kuesioner peneliti terdahulu Ratna Amalia (2013).
Setiap item dari kuesioner memiliki 5 (lima) jawaban dengan masing-masing nilai yang berbeda. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor (Sugiyono, 2012:133):
48 2. Setuju/ sering/ positif diberi skor : 4
3. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor : 3 4. Tidak setuju/ hamper tidak pernah/ negative diberi skor : 2 5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah diberi skor : 1
Untuk penilaian variabel X dan Y, maka analisis yang digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari masing variabel. Setelah mendapatkan rata-rata-rata-rata (mean) dari masing-masing variabel, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai terendah dan tertinggi dari hasil kuesioner.
Untuk variabel X terdapat 13 pertanyaan:
Nilai terendah adalah 13, diperoleh dari 13 pertanyaan dikalikan dengan nilai terendah satu. Nilai tertinggi adalah 65, diperoleh dari 13 pertanyaan dikalikan dengan nilai tertinggi lima. Lalu diperoleh kelas intervalnya sebesar 11 ((65-13+1)/5).
Berdasarkan perhitungan di atas, maka criteria untuk menilai implementasi peranan audit internal (variabel X) penulis tentukan sebagai berikut:
1. Nilai 13-23 untuk kriteria “Tidak Baik” 2. Nilai 24-34 untuk kriteria “Kurang Baik” 3. Nilai 35-45 untuk kriteria “Cukup Baik” 4. Nilai 46-56 untuk kriteria “Baik” 5. Nilai 57-67 untuk kriteria “Sangat Baik”
49 Nilai terendah adalah 12, diperoleh dari 13 pertanyaan dikalikan dengan nilai terendah satu. Nilai tertinggi adalah 60, diperoleh dari 12 pertanyaan dikalikan dengan nilai tertinggi lima. Lalu diperoleh kelas intervalnya sebesar 10 ((60-12+1)/5).
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kriteria untuk menilai implementasi pencegahan fraud (variabel Y1) penulis tentukan sebagai berikut:
1. Nilai 1-21 untuk kriteria “Tidak Baik” 2. Nilai 22-31 untuk kriteria “Kurang Baik” 3. Nilai 32-41 untuk kriteria “Cukup Baik” 4. Nilai 42-51 untuk kriteria “Baik” 5. Nilai 52-61 untuk kiteria “Sangat Baik”
Untuk variabel Y2 terdapat 5 pertanyaan:
Nilai terendah adalah 5, diperoleh dari 5 pertanyaan dikalikan dengan nilai terendah satu. Nilai tertinggi adalah 25, diperoleh dari 5 pertanyaan dikalikan dengan nilai tertinggi lima. Lalu diperoleh kelas intervalnya sebesar 4 ((25-5+1)/5).
Berdasarkan perhitungan di atas, maka kriteria untuk menilai implementasi pendeteksian fraud (variabel Y2) penulis tentukan sebagai berikut:
1. Nilai 5-8 untuk kriteria “Tidak Baik” 2. Nilai 9-12 untuk kriteria “Kurang Baik” 3. Nilai 13-16 untuk kriteria “Cukup Baik” 4. Nilai 17-20 untuk kriteria “Baik” 5. Nilai 21-25 untuk kriteria “Sangat Baik”
50 3.6.2 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrument/ alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:172). Berikut adalah kriteria pengujian validitas berdasarkan metode korelasi Product Moment:
− Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pernyataan tersebut valid. − Jika r hitung negatif dan rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak
valid.
− r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total corelation 3.6.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran terhadap aspek yang sama pada alat ukur yang sama. Reliabilitas kuesioner menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur menunjukkan ketepatan, kemantapan suatu alat ukur yang baik, dalam hal ini kuesioner haruslah berisi pertanyaan-pertanyaan yang jelas sehingga hasilnya memang benar-benar sesuai kenyataan.
Untuk menguji reliabilitas, peneliti menggunakan teknik pengujian Cronbach’s Alpha yang terdapat dalam SPSS versi 18. Jika Cronbach Alpha lebih besar dari 0.6 maka alat uji tersebut dikatakan reliabel. Harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin mendekati 1 maka semakin besar keandalan alat ukur tersebut dan menunjukkan konsistensi yang tinggi.
51 3.6.4 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Adapun jenis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi bivariat dengan teknik analisis korelasi Spearman. Korelasi Spearman ini digunakan untuk tipe data yang mempunyai skala ordinal sehingga objek yang diteliti dimungkinkan untuk diberi rangking atau jenjang.
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2012:250)
3.6.5 Uji Model Regresi
Untuk menguji hipotesis pengaruh peranan audit internal dalam pencegahan dan pendeteksian fraud digunakan model analisis regresi linear sederhana. Persamaan regresi linear sederhana dalam penelitian ini adalah:
Y1 = a + bX
Y2 = a + bX
52 Y1 = pencegahan fraud
Y2 = pendeteksian fraud
a = konstanta
b = angka koefisien regresi
X = peranan audit internal
3.6.6 Uji Hipotesis
1. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui secara parsial apakah variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Adapun ketentuannya adalah:
a. Jika nilai t hitung ≤ t tabel maka tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Jika nilai t hitung > t tabel maka ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untukmelihat seberapa besar persentase pengaruh variabel X (Audit Internal) terhadap variabel Y (pencegahan dan pendeteksian fraud). Nilai koefisien ini antara 0 dan 1. Apabila nilai koefisien mendekati angka nol, maka kemampuan variabel independen di dalam mempengaruhi variabel dependen di dalam penelitian amat terbatas (tidak berpengaruh). Kemudian, apabila nilai koefisien mendekati angka satu, maka kemampuan variabel independen memberikan hampir semua
53 informasi mengenai variabel dependen, artinya variabel independen berpengaruh secara sempurna terhadap variabel dependen.
54
BAB IV