BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara varibel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan variabel terikat. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk
mengetahui potensi kebangkrutan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai Z- score akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi dalam beberapa tingkatan. Metode Altman Z Score memiliki rasio yang terdiri dari: working capital / total assets, retairned earnings / total assets, earning
before interest and taxes / total assets, market value of equity / book value of
total liabilities, sales / total assets.
Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian tambah sakit dan bangkrut. Selain kesulitan ekonomi, pemacu kebangkrutan dapat berasal dari adanya permasalahan yang timbul mempengaruhi operasi utama dari perusahaan seperti kekurangan bahan baku. Kebangkrutan tidaklah terjadi secara tiba-tiba dan dapat diramalkan sebelumnya. Sebelum perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh berbagai situasi atau keadaan khususnya berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya, seperti volume penjualan yang relatif rendah atau adanya trend penjualan yang menurun, cash flow yang negatif, kerugian yang terus- menerus,dan hutang yang semakin membengkak. Keadaan ini dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan merupakan hal penting bagi perusahaan, laporan keuangan sendiri merupakan hal mutlak bagi perusahaan yang go-
public. Melalui laporan keuangan dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan
perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan input yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan memberikan pengaruh harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan tentang posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Formula Altman Z-Score merupakan sebuah
multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial dari
sebuah perusahaan. Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini :
H1 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Kebangkrutan Perusahaan (Y) Ukuran Perusahaan (X6) Working Capital / Total Assets (X1) Retained Earning / Total Assets (X2)
Market Value of Equity / Book Value of Total Liabilities (X4)
Earning Before Interest and Tax / Total Assets
(X3)
Sales / Total Assests
Semakin tinggi modal kerja (working capital) suatu perusahaan, maka dalam perjalanannya perusahaan tersebut akan semakin bisa mencegah terjadinya kebangkrutan perusahaan karena memiliki dana yang cukup untuk mencegah hal-hal yang memungkinkan akan terjadinya kebangkrutan. Begitu juga halnya dengan tingginya laba ditahan (retained earnings) suatu perusahaan. Tingginya laba ditahan perusahaan menunjukkan bahwa perusahan tersebut memperoleh laba dalam operasinya. Semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin tinggi juga sumber pembiayaan perusahaan. Dan itu berarti bahwa, kondisi tersebut akan membuat perusahaan bisa mencegah terjadinya kebangkrutan perusahaan dengan dana yang diperolehnya. Sama halnya dengan laba ditahan, laba sebelum pajak dan bunga (earnings before interest and tax) pun memiliki pengaruh yang positif terhadap kebangkrutan perusahaan. Dalam arti, semakin tinggi laba sebelum bunga dan pajak, maka kemampuan perusahaan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan semakin besar. Sedangkan kaitan market value of equity / book
value of total liabilities dengan kebangkrutan perusahaan adalah semakin tinggi
nilai market value of equity / book value of total liabilities maka perusahaan
bisa mencegah terjadinya kebangkrutan perusahaan, karena market value of
equity / book value of total liabilities merupakan rasio aktivitas yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modal sendiri. Jadi, semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar utangnya maka semakin besar peluang perusahaan tersebut untuk terhindar dari kebangkrutan perusahaan. Penjualan juga memiliki pengaruh
yang positif terhadap kebangkrutan perusahaan. Semakin tinggi penjualan, maka semakin tinggi juga pendapatan perusahaan. Semakin tinggi pendapatan perusahaan, maka semakin besar juga sumber pembiayaan perusahaan. Semakin tinggi sumber pembiayaan perusahaan, maka kemampuan perusahaan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan semakin tinggi juga. Sedangkan kaitan kebangkrutan perusahaan dengan ukuran perusahaan adalah perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri dan dalam mencegah terjadinya kebangkrutan perusahaan. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2009. Selanjutnya, penelitian ini membahas tentang pengaruh rasio keuangan model Altman dan ukuran perusahaan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan model Altman yang terdiri dari : Working Capital / Total Assets, Retairned Earnings / Total
Assets, Earning Before Interest and Taxes / Total Assets), Market Value of
Equity / Book Value of Total Liabilities, Sales / Total Assets dan ukuran
perusahaan yang mengacu pada total aktiva yang dimiliki perusahaan, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah kebangkrutan perusahaan. Variabel-variabel inilah yang menjadi indikator untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di awal maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: rasio keuangan model Altman (working capital / total assets, retairned
earnings / total assets, earning before interest and taxes / total assets, market
value of equity / book value of total liabilities, sales / total assets) dan ukuran
perusahaan mampu untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).