• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode dari pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart yang ditetapkan, oleh karena itu, metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.80

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.81 Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Dalam penelitian tersebut

79Suryani dan Hendryadi. Penelitian kuantitatif dan kualitatif,...171

80 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), 104

81Sugiyono, Metode Penelitian Kualiatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet. 2016), 145

peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama obyek yang diselidiki disebut observasi langsung.82Dalam penelitian ini peneliti tergolong melakukan observasi pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat yang diamamati dan diteliti, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.83

Adapun data yang diperoleh oleh peneliti dari metode observasi ini adalah:

1) Konsep perencanaan Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di terapkan di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah meliputi:

a) Kepala Madrasah bersama para pendidik dan tenaga kependidikan melakukan rapat untuk menganalisis kebutuhan apa saja terkait peran manajem humas dalam meningkatkan daya saing di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah seperti dalam mencari siswa sebanyak-banyaknya, mencari sponsor atau sumbangan untuk pembangunan dan kebutuhan sarpras madrasah, sosialisasi dan publikasi program madrasah, serta komunikasi yang intens dengan wali siswa dan masyarakat sekitar madrasah.

b) Menetapkan tujuan dan target bersama yang kaitannya dengan manajem humas dalam meningkatkan daya saing madrasah.

82Amirul Hadi & Hariyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 129

83Sugiyono, Metode Penelitian Kualiatif, (Bandung: Alfabet. 2018), 108.

c) Kepala Madrasah, tenaga pendidik dan kependidikan melakukan perencanaan manajemen humas dalam meningkatkan daya saing madrasah.

2) Pola pelaksanaan Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di terapkan di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah meliputi:

a) Pemberitahuan atau undangan rutinan sabtu legi untuk pihak internal dan eksternal

b) Pembuatan media untuk sosialisasi penerimaan murid baru c) Pembuatatan WhatsApp Group paguyuban wali murid penggerak d) Adanya acara penampilan pentas seni dan unjuk prestasi dalam

pertemuan wali murid

e) Pembuat media sosial madrasah (Facebook, YouToube, WhatsApp) f) Pelaksanaan hubungan diplomasi dengan Konjen Jepang

3) Model evaluasi Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah.

a) Evaluasi program kerja humas secara berkala dalam meningkatkan daya saing madrasah

b) Komunikasi antara pihak madrasah dan masyarakat

c) Serap aspirasi oleh pihak internal dan eksternal MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah

d) Pembinaan sumber daya manusia oleh pengawas madrasah

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.84Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.85 Wawancara berbeda dari bentuk komunikasi yang lain karena wawancara berlangsung melalui serangkaian Tanya jawab. Kedua pihak dalam wawancara mengajukan dan menjawab pertanyaan, tetapi yang paling sering adalah pewawancara mengajukan pertanyaan dan pihak yang di wawancara (interview) menjawabnya.86

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis wawancara semi terstruktur (Semistructured Interview). Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancarai dimintai pendapat, ide, dan gagasannya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.87

84Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineke Cipta, 2008), 127

85Sugiyono, Metode Penelitian Kualiatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet. 2016), 137

86Joseph A. Devito, Komunikasi antar manusia, (Jakarta: Professional Books, 1997), 281.

87Sugiyono, Metode Penelitian Kualiatif ……, 116.

Hal ini dirumuskan sehingga mendapatkan informasi yang komprehensif dalam mencari data tentang manajemn humas dalam meningkatkan daya saing madrasah, maka informasi yang akan diperoleh berupa data sebagai berikut:

1) Konsep perencanaan Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di terapkan di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah meliputi:

a) Keterlibatan para pendidik dan tenaga kependidikan dalam menganalisis kebutuhan apa saja terkait peran manajem humas dalam meningkatkan daya saing di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah seperti dalam mencari siswa sebanyak-banyaknya, mencari sponsor atau sumbangan untuk pembangunan dan kebutuhan sarpras madrasah, sosialisasi dan publikasi program madrasah, serta komunikasi yang intens dengan wali siswa dan masyarakat sekitar madrasah.

b) Penetapan tujuan dan target bersama yang kaitannya dengan manajem humas yang diperlukan dalam meningkatkan daya saing madrasah.

c) Tenaga pendidik dan kependidikan melakukan perencanaan manajemen humas dalam meningkatkan daya saing madrasah seperti program kerja Humas rutin atau program kerja Humas insidental baik jenis program jangka pendek, jangka menegah ataupun jangka panjang.

2) Pola pelaksanaan Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di terapkan di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah meliputi:

a) Pemberitahuan atau undangan rutinan sabtu legi untuk pihak internal dan eksternal

b) Pemembuatan media untuk sosialisasi penerimaan murid baru c) Pemembuatan WhatsApp Group paguyuban wali murid

penggerak

d) Kegiatan pentas seni dan unjuk prestasi dalam pertemuan wali murid

e) Media sosial madrasah (Facebook, YouToube, WhatsApp) f) Hubungan diplomasi dengan Konjen Jepang

3) Model evaluasi Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah.

a) Evaluasi pelaksanaan program kerja humas secara berkala dalam meningkatkan daya saing madrasah

b) Serap aspirasi oleh pihak internal dan eksternal MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah

c) Pembinaan sumber daya manusia oleh pengawas madrasah dalam hal kemampuan manajerial humas madrasah

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, foto, karya dan sebagainya. Teknik dokumenter merupakan suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data, arsip-arsip, serta catatan-catatan tentang seluk beluk suatu objek penelitian.88 Dokumen ini berguna untuk mendukung keabsahan data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara. Hal ini dapat dipahami bahwa metode ini dilakukan untuk masing-masing yang telah direkomendasikan.

Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik ini adalah sebagai berikut:

1) Konsep perencanaan Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di terapkan di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah meliputi:

a) Dokumentasi analisis kebutuhan dan juga penetapan tujuan b) Dokumentasi rapat perencanaan program Humas

c) Dokumentasi rencanaan program Humas rutin dan rencanaan program Humas insidental.

2) Pola pelaksanaan Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di terapkan di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah meliputi:

a) Dokumentasi undangan rutinan sabtu legi

b) Dokumentasi media untuk sosialisasi penerimaan murid baru c) Dokumentasi WhatsApp Group paguyuban wali murid

penggerak

88Morgono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), 205

d) acara penampilan pentas seni dan unjuk prestasi dalam pertemuan wali murid

e) Dokumentasi akun media sosial madrasah f) Dokumentasi kerja sama dengan Konjen Jepang

3) Model evaluasi manajemen Hubungan Masyarakat dalam meningkatkan daya saing di MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah.

a) Dokumentasi rapat evaluasi pihak internal dan eksternal MI Ma’arif 41 Tarbiyatul Islamiyah

b) Dokumentasi pembinaan sumber daya manusia oleh pengawas madrasah

Dokumen terkait