• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH

E. Kerangka Konseptual

Gambar 2.2

Strategi Komunikasi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada PT. BPRS

Suriyah Cabang Semarang

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran yang dilakukan oleh PT. BPRS Suriyah dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah? 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam

melakukan komunikasi pemasaran produk pembiayaan murabahah?

Landasan teori

1. Menurut Philip Kottler ada 8 langkah dalam mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif, yaitu identifikasi audiens sasaran, menentukan tujuan komunikasi pemasaran, merancang pesan, memilih saluran komunikasi,menentukan jumlah anggaran, menentukan bauran promosi, mengukur hasil promosi, mengelola komunikasi pemasaran yaitu periklanan, penjualan perorangan, humas, promosi penjualan, dan pemasaran langsung.

2. Hermawan Kartajaya dan syakir sula mengatakan ada 4 sifat nabi yang menjadi kunci sukses dalam berbisnis yaitu, Shiddiq, Amanah, Fathanah,

Tabligh

Penelitian Kualitatif

Teknik Pengumpulan Data : 1. Wawancara 2. Dokumentasi 3. Teknik Analisis Data

Hasil

F. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe, I Trust, ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust), berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul mal menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nisa [4] : 29 dan surat Al-Maidah [5] : 1

                         

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya adalah Allah Maha Penyayang kepadamu.”                          

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.”

Berdasarkan Undang-Undang Perbankan UU Nomor 10 tahun 1998 Pasal 1 ayat (12), Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Menurut Rifaat Ahmad Abdul Karim, pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas penyediaan dan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. 37

G. Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Kata Murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual (bermakna:saling) yang diambil dari bahasa arab, yaitu ar-ribhu yaitu berarti kelebihan dan tambahan (keuntungan). Jadi, murabahah diartikan dengan saling menambah (menguntungkan). Murabahah adalah transaski penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang seperti biasanya adalah penjual secara jelas memberitahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya. Pembeli dan penjual

dapat melakukan tawar menawar atas besaran margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesepakatan.38

Menurut M. Syafi’i Antonio dalam bukunya mengartikan bahwa Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini, penjual harus memberikan pokok produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan, menentukan lama pembiayaan dan besaran angsuran yang akan diangsur.

Dengan demikian yang dimaksud pembiayaan murabahah adalah akad perjanjian penyediaan barang berdasarkan jual beli dimana bank membiayai atau membelikan kebutuhan barang atau investasi nasabah dan menjual kembali kepada nasabah ditambah keuntungan yang disepakati. Pembayaran nasabah dilakukan secara mencicil atau angsur dalam jangka waktu yang ditentukan.

Landasan syari’ah pembiayaan murabahah terdapat dalam Al-Qur’an QS. Al-Baqarah ayat 275, yaitu :

...     ...

“.. Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..”39

2. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Dengan menimbang bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran dana dari bank berdasarkan pada prinsip jual beli;

38Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal 174

bahwa dalam rangka membantu masyarakat guna melangsungkan dan meningkatkan kesejahteraan dan berbagai kegiatan, bank syariah perlu memiliki fasilitas murabahah bagi yang memerlukannya, yaitu menjual suatu barang dengan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba; dan bahwa oleh karena itu, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang murabahah untuk dijadikan pedoman oleh bank syariah dengan berlandaskan firman Allah QS An-Nisa [4] : 29 :40

                         

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu”

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Suriyah Semarang

1. Sejarah Pendirian dan Perkembangan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Suriyah Semarang

BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah) menurut surat keputusan Direktur Bank Indonesia No. 32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 21 Mei 1999, secara teknis dapat diartikan sebagai lembaga keuangan sebagai mana BPR konvensional yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syari’ah. Pada BPRS tidak melakukan lalu lintas pembayaran, dan tidak menerima simpanan dalam bentuk giro. Biasanya dalam melaksanakan kegiatan usahanya lebih dekat pada lapisan masyarakat menengah ke bawah.1

PT. BPRS Suriyah berdiri pada tanggal 6 Januari 2005, dan mulai beroperasi pada tanggal 1 April 2005. Didirikan oleh tokoh pengusaha Cilacap yaitu bapak Drs. H. Mulia Budy Artha dan ibu Dra. Hj. Siti Fatimah beserta keluarga yang berada di beberapa daerah luar. Pendirian ini dilatarbelakangi karena banyaknya keinginan dari masyarakat untuk membuat lembaga keuangan yang operasionalnya berdasarkan prinsip syari’ah di kabupaten cilacap. Nama suriyah sendiri berasal dari nama ibu kandung ibu Siti Fatimah. Pada lambang

1http://www.banksyariahku.com/tentag-suriyah/contact-us.html, diakses pada tanggal 10 Desember 2014

BPRS Suriyah juga terdapat 13 garis, hal itu menunjukan saudara kandung dari ibu Fatimah, yaitu sebanyak 13 bersaudara.

Ijin operasi PT. Bank Pembiayaan Syari’ah Suriyah dari Gubernur Bank Indonesia no 7/014/KEP.GBI/2005 tanggal 21 maret 2005 dengan modal disetor 1 Milyar. Setelah beroperasi kurang lebih 9 tahun, per September 2013 asset BPRS Suriyah telah mencapai Rp. 62 Milyar dan per September 2014 memiliki asset sebesar Rp. 74 Milyar. Peningkatan asset ini dikarenakan pertumbuhan dana pihak ketiga (simpanan) cukup besar dan didukung jaringan kantor yang banyak.2

Tabel 1.Perkembangan Asset PT. BPRS Suriyah Periode 2013-2014 : 3

No Tahun Jumlah Asset

1 2013 Rp. 62.366.805.000

2 2014 Rp. 74.936.801.000

Selain kantor pusat, saat ini BPRS Suriyah memiliki 1 kantor cabang, 3 kantor kas dan 1 kantor layanan meliputi4:

1) Kantor Pusat BPRS Suriyah

Alamat : Jl. Pemintalan No 55 A Cilacap. Telp. (0282) 533558, Fax (0282) 536433

2Wawancara dengan Customer Service Novie Triana Setianingsih, pada tanggal 10 Desember 2014 3Sumber data PT. BPRS Suriyah Cabang Semarang

2) Kantor Kas Pasar Koya

Alamat : Pasar Kroya Kios Depan Lt. 2 Blok A1 No. 4 Kroya Cilacap. Telp. (0282) 494955

3) Kantor Kas Sidareja

Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 146 Sidareja – Cilacap. Telp. (0280) 523406

4) Kantor Kas Majenang dibuka tanggal 27 Juni 2009

Jl. Diponegoro No. 131 Majenang – Cilacap. Telp (0280) 623388 5) Kas Layanan

RSI Fatimah Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Cilacap. Telp (0282) 547858 6) Kantor Cabang dibuka tanggal 16 Oktober 2010

Jl. Indrapasta No 39 Pindrikan Lor Semarang. Telp. (024) 3550404

Pengembangan usaha selalu dilakukan salah satunya dengan cara membuka kantor cabang ataupun kantor kas, termasuk pembukaan kantor cabang semarang Jl. Indrapasta Semarang, hal ini dilakukan untuk mengenalkan keberadaan BPRS Suriyah kepada masyarakat Semarang sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. 2. Visi, Misi, dan Moto PT. BPRS Suriyah

a. Visi BPRS Suriyah

2) Menyediakan produk-produk perbankan syariah yang mampu mendorong masyarakat untuk menjalankan bisnis secara produktif, efisien, dan akuntabel.

3) Pertumbuhan bank secara optimal. 4) Memelihara hubungan kerja yang baik. b. Misi BPRS Suriyah

1) Menjadi BPRS yang kompetieif, efisien, dan memenuhi prinsip kehati-hatian.

2) Mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil dan transaski riil dalam keadilan, tolong-menolong menuju kebaikan dan kemaslahatan ummat. 3) Sehat diukur dari ketentuan/peraturan Bank Indonesia. 4) Memperluas jaringan pelayanan.

5) Pembinaan Sumber Daya Insani (SDI) yang profesional dan berintegritas.

c. Motto BPRS Suriyah :

“ Maju Bersama Dalam Usaha Sesuai Syari’ah”5

3. Struktur Organisasi PT. BPRS Suriyah Semarang

Struktur organisasi merupakan susunan unit-unit kerja yang menunjukan hubungan antar unit, adanya pembagian kerja sekaligus keterpaduan fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut, dan adanya wewenang, garis pemberian tugas.

5http://www.banksyariahku.com/tentag-suriyah/contact-us.html. di akses pada tanggal 10 Desember 2014

Berikut susunan struktur organisasi PT BPRS Suriyah dari Dewan Komisaris, DPS, Direktur BPRS Suriyah :

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Dra. Hj. Siti Chasanah

Komisaris : H. Mochammad Taufiqullah

Dewan Pengawas Syari’ah : K.H Habib Mustofa Direktur Utama : Ahmad Mujahid, SE. MM

Direktur : M. Maruto Adi S, S.E

Susunan Pengelola BPRS Suriyah Cabang Semarang adalah : Kepala Cabang : Anang Jatmoko Setiaji, S.E

Wakacap : Aria Brahmanu, SIP

Customer Service : Novie Triana Setianingsih Teller : Sri Indah Dwi Prihatiningsih, S.E

Back Office : Angke Winnetou

Marketing

1) Funding : Muhammad Qostholani

2) Lending : Alfianto Iman Santoso, A.Md : Umar Faruq

Admin Pembiayaan : Asyiful Umam, S.Ei

Office Boy : Muhammad Wakhidun

Security : Nunung Efendi

4. Produk-Produk Pembiayaan PT. BPRS Suriyah Cabang Semarang Dalam mengembangkan PT. BPRS Suriyah Cabang Semarang, maka diusahakan dapat mengeluarkan produk-produk yang dapat memenuhi segala macam kebutuhan para mitranya. Dalam mengeluarkan produk, BPRS Suriyah juga diwajibkan untuk memperhatikan prinsip-prinsip yang digunakan agar tidak melanggar syariat Islam. Produk pembiayaan diperuntukan bagi mitra yang mengutamakan prinsip syari’ah serta kenyamanan, keamanan, keleluasaan, dan kemudahan bertransaksi.

Berbagai produk pembiayaan PT. BPRS Suriyah Cabang Semarang adalah :

a. Sistem Pembiayaan Jual Beli 1)iB Bisya Murabahah

Pembiayaan dengan sistem jual beli barang dengan margin/keuntungan yang telah disepakati dengan pembayaran tangguh/angsur.

Contoh : barang konsumsi seperti rumah, kendaraan, alat rumah tangga, barang modal seperti pabrik, mesin dll.

Jangka waktu pembiayaan :

a) Modal Kerja : Maksimal 4 Tahun (48 bulan) b) Investasi : Maksimal 5 Tahun (60 bulan) c) Konsumtif : Maksimal 5 Tahun (60 bulan)

Berikut ini adalah persyaratan dan ketentuan menggunakan pembiayaan iB Bisya Murabahah :

a) Fotocopy KTP suami dan istri. b) Fotocopy KK (Kartu Keluarga)

c) Fotocopy Surat Nikah (apabila sudah menikah)

d) Jaminan / Agunan milik pemohon dengan bukti Sertifikat Hak Milik (SHM) tanah beserta SPPT bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) beserta STNK (fotocopy) e) Daftar rencana pembelian barang.

2) iB Bisya Isthisna

Pembiayaan dengan sistem jual beli barang berdasarkan pesanan, dengan margin/keuntungan yang telah dissepakati dengan pembayaran tangguh/angsur.

Kriteria barang pesanan pada pembiayaan isthisna yaitu : a) Kriteria atau spesifik pemesanan harus jelas diketahui

jangka waktu, kualitas dan kuantitasnya.

b) Jika barang pemesanan yang dikirimkan salahsatu cacat, maka penjual harus tanggung jawab.

c) Perpindahan kepemilikan barang pemesanan dari penjual ke pembeli dilakukan saat penyerahan disepakati.

b. Sistem Pembiayaan Simpanan 1) Pembiayaan iB Bisya Qord

Pembiayaan atas asas saling menolong dalam kebaikan, dengan pengembalian pinjaman sesuai pokok pinjaman.

c. Sistem Pembiayaan Bagi Hasil

1) Pembiayaan iB Bisya Mudharabah

Pembiayaan usaha dengan sistem bagi hasil atas pendapatan/ keuntungan yang diperoleh dari usaha bersama dengan Bank sebagai Shahibul Maal atau Pemilik modal. Pembagian keuntungan dengan Nisbah yang telah disepakati.

2) Pembiayaan iB Bisya Musyarakah

Pembiayaan usaha dengan sistem bagi hasil atas pendapatan/ keuntungan yang diperoleh dari usaha bersama dengan sharing dana modal (kemitraan) antara Nasabah dengan Bank. Pembagian keuntungan (bagi hasil) sesuai dengan porsi modal dan nisbah yang telah disepakati.

d. Sistem Pembiayaan Sewa 1) Pembiayaan iB Bisya Ijarah

Pembiayaan dengan sistem sewa dengan pembayaran secara berkala.

2) Pembiayaan iB Bisya Multijasa

Pembiayaan dengan berdasarkan atas manfaat yang diperoleh dengan pembayaran sewa secara berkala.

Tabel 2. Perkembangan Asset Pembiayaan Murabahah dan Musyarakah Periode Tahun 2013-2014

No Tahun Murabahah Musyarakah

1 2013 Rp. 48.911.901.000 Rp. 8.581.523.000 2 2014 Rp. 62.694.955.000 Rp. 10.162.418.000

Tabel 3. Perkembangan Asset Pembiayaan Ijarah dan Multijasa Periode Tahun 2013-2014

No Tahun Ijarah Multijasa

1 2013 Rp. 426.470.000 Rp. 1.999.832.000

2 2014 Rp. 359.470.000 Rp. 2.050.941.000

B. Strategi Komunikasi Pemasaran Produk Pembiayaanpada PT BPRS