• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Kerangka Konseptual

Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai predictable, feed back value, dan tepat waktu (Smith dan Skousen dalam Sejati, 2007 : 41). Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, maksudnya untuk menjelaskan perubahan didalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi pada waktu membuat prediksi dan keputusan. Sedangkan ketepatan waktu pelaporan sendiri

dipengaruhi oleh penundaan atau lamanya audit (audit delay) dilakukan (Hendriksen dalam Sejati, 2007 : 41). Semakin lama audit selesai dilakukan, selama itu pula laporan keuangan terlambat dilaporkan.

Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Utami, 2006:4). Dyer & McHugh dalam Utami, 2006:4) mengatakan : “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in theauditor’ report”. Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay, 6 (enam) diantaranya yang akan diungkap dalam penelitian ini antara lain : Ukuran Perusahaan (X1), Opini Auditor (X2), Reputsi Kantor Akuntan Publik (X3), Solvabilitas (X4), Profitabilitas (X5) dan Kompleksitas Operasional Perusahaan (X6).

Ukuran perusahaan merupakan besar –kecilnya suatu perusahaan. Ukuran Perusahaan dapat dilhat dari total asset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi Audit Delay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu

perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian iternal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Febrianty (2011 : 317) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.

Subekti dan Wulandari dalam Rolinda (2007 : 78) membuktikan bahwa Audit Delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat selain unqualified opinion tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion merupakan suatu berita yang baik bagi perusahaan. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion akan melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu keputusan. Opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen. Semakin tidak baik opini yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan

auditan dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan yang ada.

Widosari (2012 : 92) dan Saputri (2012 : 68) dalam penelitiannya menemukan opini auditor mempengaruhi terjadinya Audit Delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat unqualified opinion akan menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena peusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai kabar buruk, sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat.

Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam hal ini the big four dan kantor akuntan publik non the Big Four. Dimana Kantor akuntan publik empat besar cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima dan mengeluarkan pendapat yang going concern. Kantor akuntan publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan publik besar cenderung menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan kantor akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang dipertaruhkan. Kantor akuntan publik the big four umumnya mempunyai sumber daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik the big four cenderung lebih cepat menyelesaikan auditnya bila

dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik non the big four. Lestari (2010 : 68); Yuliyanti (2011 : 83); Widosari (2012 : 92); Saputri (2012 : 68) dan Prasongkoputra (2013 : 67); membuktikan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap Audit Delay. Sebagian besar perusahaan yang telah menggunakan jasa audit kantor akuntan publik yang bermitra dengan the big four dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien. Selain itu, KAP the big four lebih banyak mengeluarkan pendapat going concern perusahaan dari pada KAP non the big four, sehingga banyak menarik klien.

Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yogo Trianto (2006:35) menemukan hubungan yang signifikan antara rasio Total Debt to Total Asset (TDTA) dengan Audit Delay. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Kedua, mengaudit utang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaan akan mengurangi resiko dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam laporan auditnya. Ini memberikan tanda ke pasar bahwa perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi. Dengan demikian, auditor akan mengaudit laporan keuangan dengan lebih seksama dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga dapat membuat laporan keuangan terlambat untuk

dipublikasikan (Prabandari dan Rustiana, 2007). Lestari (2010 : 68); Kartika (2011 : 166) dan Febrianty (2011 : 317) menemukan pengaruh yang signifikan antara Solvabilitas terhadap Audit Delay. Proses pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas, khususnya apabila jumlah debt holder-nya banyak.

Untuk menilai tingkat Profitabilitas perusahaan dilihat dari EBIT (laba bersih sesudah pajak). Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat profitabilitas yang rendah, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya. Penelitian Na’im dalam Trianto (2006 : 76) menunjukan bahwa tingkat Profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. Ada beberapa alasan yang mendorong terjadinya kemunduran laporan publikasi yaitu pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja menejerial perusahaan dalam setahun. Tinggi rendahnya Profitabilitas mempengaruhi lama atau cepatnya penyampaian laporan keuangan seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Trianto (2006 : 76) pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 hasil penelitiannya telah membuktikan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Simbolon (2009 : 71); Lestari (2010 : 68); Saputri (2012 : 68) dan Prasongkoputra (2013 : 68) dalam penelitiannya membuktikan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Hal ini terjadi karena perusahaan yang

mengumumkan Profitabilitas yang relatif rendah mengacu pada kemunduran publikasi laporan keuangan yang telah diaudit.

.Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit dan akuntansi (Siuko, 2009). Kompleksitas operasi perusahaan dalam penelitian ini, ditentukan oleh ada atau tidaknya anak perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy, untuk perusahaan yang memiliki anak perusahaan akan diberi kode 1 sedangkan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0. Pengukuran ini juga digunakan oleh Sulistyo (2010). Perusahaan yang memiliki anak perusahaan kemungkinan mengalami audit delay yang lebih lama daripada perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan.

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan yang dapat menambah suatu tantangan pada audit dan akuntansi (Siuko, 2009 : 179). Tingkat kompleksitas operasi sebuah perusahaan yang bergantung pada jumlah dan lokasi unit operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya, lebih cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Hal ini sejalan dengan Dwyer dan Wilson dalam Siuko (2009 : 180), yang percaya bahwa kompleksitas operasi perusahaan yang lebih besar akan meningkatkan waktu yang dibutuhkan untuk audit. Selanjutnya menurut Givolvy dan Palmon, dan Ansah dalam Siuko (2009 : 180), kompleksitas operasi perusahaan telah ditemukan dapat memperpanjang audit delay. Sulistyo (2010 : 89) dalam penelitiannya

membuktikan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas, secara diagramitik, hubungan sebab-akibat variabel yang akan dikaji dalam penelitian digambarkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.2

Kerangka Konsep Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay

Ukuran Perusahaan (X1) Opini Auditor (X2)

Reputsi Kantor Akuntan Publik (X3) Solvabilitas (X4) Profitabilitas (X5) Kompleksitas Operasional

Perusahaan (X6). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay

Dokumen terkait