• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Perkreditan Rakyat

5. Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

2.4. KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.5. HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro,2003:48).

Tingkat Suku Bunga Kredit Biaya untuk Memperoleh Kredit Prosedur Kredit Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Tingkat suku bunga kredit berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan UMK.

b. Biaya untuk memperoleh kredit berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan UMK.

c. Prosedur kredit berpengaruh positif terhadap perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan UMK.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam UUD 1945 dan Pancasila, tujuan dari pembangunan nasional Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur dengan mengelola dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Pembangunan nasional lebih diarahkan pada pembangunan di bidang ekonomi yang didukung oleh keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa, ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan nasional membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa. Dalam hal ini, bank mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bank sebagai dinamisator perekonomian berarti pula bahwa bank merupakan pusat perekonomian, sumber dana, pelaksana lalu lintas pembayaran, memproduktifkan tabungan, dan pendorong kemajuan perdagangan nasional dan internasional. Tanpa peranan perbankan, tidak mungkin dilakukan globalisasi ekonomi ( Hasibuan, 2001 : 3). Oleh karena itu betapa pentingnya keberadaan bank guna memacu perkembangan ekonomi. Selanjutnya bank mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting untuk mendorong proses pembangunan ekonomi suatu bangsa. Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (dalam Hasibuan, 2001 : 4) ”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat

banyak.” Jika perbankan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik dapat membantu pembangunan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (dalam Kasmir, 2008 : 25), dinyatakan bahwa

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, perbankan akan menjual kembali dalam bentuk pinjaman atau kredit. Perekonomian Indonesia sejak dahulu sudah dimulai dengan kegiatan-kegiatan usaha kecil maupun usaha besar. Setiap kegiatan-kegiatan perekonomian merupakan dasar yang kuat bagi pembangunan struktur ekonomi (Wijaya,1991:8). Masalah pokok yang sering mereka hadapi adalah masalah dana (modal) unuk membiayai usahanya. Mereka mebutuhkan dana ini baik untuk modal investasi maupun modal kerja. Dan bank memegang peranan sangat penting dalam memenuhi akan kebutuhan dana tersebut. Ini dikarenakan kegiatan utama bank adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dana bagi perusahaan yang membutuhkan (Kasmir, 2008 : 2).

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (dalam Kasmir, 2008 : 35) dinyatakan bahwa

jenis perbankan terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Perkreditan Rakyat adalah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Perkreditan Rakyat mempunyai beberapa kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan untuk menunjang pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dimana bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Masyarakat menyimpan uang untuk keamanan uangnya dan juga untuk memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. Jenis simpanan yang ditawarkan adalah simpanan giro, tabungan dan deposito (Kasmir, 2008:3)

Kegiatan yang lain adalah menyalurkan dana kepada masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah.

Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga keuangan yang tetap eksis dalam menjalankan kegiatan usahanya di tengah keterpurukan dunia perbankan Indonesia akibat krisis ekonomi tahun 1998( Desiani, 2004). Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia mulai didirikan pada abad ke-19 dengan tugas pokok dulunya adalah untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan serta mengurangi praktek-praktek ijon dan para pelepas uang. Dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat, tugas Bank Perkreditan Rakyat tidak hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan tetapi juga mencakup pemberian jasa

perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah perkotaan (Hasibuan,2001:38).

Sejak deregulasi perbankan tahun 1988 ( Pakto 27), pemerintah memberi kemudahan dalam pembukaan kantor bank, lembaga keuangan bank, bank swasta baru dan juga BPR termasuk pembukaan kantor cabangnya. Berdasarkan Pakto 88 yang termasuk jenis BPR adalah BPR PKD ( Bank Desa dan Lumbung Desa), BPR non BKD ( BPR gaya baru, Bank Pasar dan BKPD ) dan LDKP ( Irmayanto dkk, 2004 : 107). Dan kemudian terbit Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, dimana dalam undang-undang ini BPR diberi landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank. Lembaga-lembaga keuangan yang sudah ada jauh sebelumnya seperti Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai, Kredit Usaha Rakyat Kecil, Lembaga Perkreditan Desa, Lembaga Perkreditan Kecamatan, Badan Kredit Desa, Badan Kredit Kecamatan, Bank Karya Produksi Desa dan sebagainya diberikan status sebagai BPR ( Lubis, 2010 : 87).

Dengan diterbitkannya Pakto 27 Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, BPR di Indonesia telah menunjukkan kiprahnya selama sekian tahun dalam usaha untuk mengangkat dan mengembangkan ekonomi masyarakat lemah baik dari segi jumlah kredit yang telah disalurkan maupun berupa bimbingan-bimbingan kepada masyarakat secara langsung tentang bagaimana tata cara penggunaan modal yang ada.

Modal atau dana memang dibutuhkan untuk perusahaan yang baru maupun yang sudah berjalan bertahun-tahun. Ini merupakan masalah pokok yang sering

dari kebutuhan akan dana (modal) untuk membiayai usahanya, selain masalah lainnya seperti kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik dan harga terjangkau, kesulitan dalam pemasaran, keterbatasan teknologi, SDM yang kurang kualitasnya dan lain-lain (Tambunan,2009).

PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mandiri adalah salah satu dari bank perkreditan rakyat yang ada di kota Medan yang melayani masyarakat dalam mendapatkan pinjaman dalam bentuk kredit. Hal ini disebabkan PT. BPR Dana Mandiri memang bidang usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dana bagi perusahaan termasuk usaha mikro kecil. Kredit dari bank sangat diperlukan bagi suatu usaha termasuk usaha mikro kecil. Berbagai sektor usaha sangat membutuhkan bantuan modal untuk mengembangkan usahanya.

PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mandiri telah menunjukkan kiprahnya dalam usaha mendorong pengembangan ekonomi masyarakat terutama usaha mikro kecil dan secara langsung keberadaannya sangat dirasakan oleh masyarakat sekitarnya. Dengan mampu mendorong pengembangan ekonomi masyarakat terutama usaha mikro kecil ini merupakan keberhasilan bagi perkembangan usaha BPR tersebut. Keberhasilan perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dilihat dari sisi permintaan kredit nasabah bank tersebut.

Tingkat suku bunga kredit, biaya untuk memperoleh kredit dan prosedur kredit yang cukup menentukan keberhasilan perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil. Ketiga faktor tersebut diharapkan mampu mendorong nasabah untuk meminta kredit pada PT. BPR Dana Mandiri.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba menganalisa perkembangan usaha PT. BPR Dana Mandiri dalam upaya memacu kegiatan usaha mikro kecil melalui tingkat suku bunga kredit, biaya untuk memperoleh kredit dan prosedur

kredit. Untuk itu penulis mengambil judul “Analisis Faktor Yang

Mempengaruhi Perkembangan Usaha PT. BPR Dana Mandiri Dalam Upaya Memacu Kegiatan Usaha Mikro Kecil”.

Dokumen terkait