• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dapat diperoleh melalui pemilik perusahaan, pemegang saham, maupun dari dana pinjaman atau hutang. Keputusan dalam hal pendanaan perlu untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan agar penggunaan dana tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Menurut Martono dan Agus Harjito (2008:17), berdasarkan sumbernya, dana berasal dari sumber internal (internal financing) dan sumber eksternal (external financing). Sumber dana eksternal (external financing resource) merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Artinya, dana-dana tersebut tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain di luar perusahaan. Sumber eksternal tersebut terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. Dana dari hutang berarti perusahaan meminjam uang atau dana dari pihak lain seperti hutang kepada supplier, hutang kepada pegawai, hutang kepada perusahaan lain, hutang kepada perusahaan lain, hutang kepada bank dan hutang kepada investor dalam bentuk obligasi. Dana yang berasal dari modal sendiri terdiri atas modal yang berasal dari pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun saham preferen. Sumber dana internal (internal financing resource) merupakan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan. Sumber dana internal tersebut terdiri atas laba yang tidak dibagi (laba ditahan) dan depresiasi.

Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian (return) tinggi. Ditinjau dari kompensasi, Tingkat Pengembalian (Return) Saham merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk

menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Harapan untuk memperoleh Tingkat Pengembalian (Return) Saham maksimal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya – upaya yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya.

Menurut Jogiyanto (2001:115) Return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.

Adapun rumus dari Return Saham adalah sebagai berikut :

Sumber: Jogiyanto (2001:115)

Menurut Michell Suharli (2005) Keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan

capital gain/loss. Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan.

Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. proporsi besarnya sumber pendanaan jangka pendek atau panjang terhadap pemakaian aset perusahaan. Untuk menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada keuntungan (return) saham. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio leverage (DER). Untuk mengukur kemampuan perusahaan tersebut dapat diukur

dengan menggunakan rasio profitabilitas (ROA). Jika perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal kemungkinan besar akan meningkatkan Keuntungan

(return) saham.

Berdasarkan penjelasan diatas hal pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan (return) saham adalah dengan cara menunjukan komposisi total hutang. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran dividen dapat menggunakan Debt to Equity

Menurut Syamsudin (2004:115) Debt to Equity adalah mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.

Adapun rumus dari Debt to equity adalah sebagai berikut :

Sumber: Syamsudi (2004:115)

Menurut Munawir (2001:117) semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek maupun jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dapat dilihat dari tingkat pengembalian atas asset (Return On Asset). Menurut Abdul Halim (1995:83) Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa

efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan.

Rumus untuk Return On Asset (ROA) dibawah ini.

Sumber: Abdul Halim(2003:83)

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih

yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan.

Teori di atas didukung oleh hasil penelitian Taufik (2007), dimana hasil penelitiannya menyebutkan bahwa Jika nilai ROA tinggi maka kemampuan manajemen perusahaan mengoptimalkan asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan semakin tinggi dan ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap return saham perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :

Aktiva Total Pajak Sesudah Bersih Laba ROA

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber Modal Perusahaan Sumber Eksternal -Modal Asing (Pinjaman) Sumber Internall -Modal Sendiri (Saham) Struktur Modal (Leverage Perusahaan) Debt to Equity Operasional Perusahaan Profittabilitas/ Keuntungan Return on Asset Return Saham

Umar (2005:244)

Munawir (2001:120)

Lestari dan Sugiharto (2007: 196)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Debt to Equity Total Hutang Modal Sendiri Syamsudin (2004:115) Return Saham Harga Saham Tahun Sekarang Harga Saham Tahun Sebelumnya Jogiyanto(2001:115) Return On Asset

Laba Sesudah Pajak Total Aktifa

2.3. Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

“Leverage keuangan (DER) dan tingkat pengembalian asset (ROA) berpengaruh secara parsial dan silmutan terhadap keuntungan (Return) saham pada PT Kalbe Farma Tbk.”

39 3.1Objek Penelitian

Sebelum penulis melakukan penelitian, maka harus ditentukan terlebih dahulu objek penelitiannya. Dengan demikian maka pembahasannya nanti dapat difokuskan pada apa yang menjadi objek penelitiannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:41) menyatakan bahwa:

“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah hal atau perkara yang menjadi pokok sasaran atau tujuan, yang akan diteliti oleh peneliti. Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah Leverage Keuangan (DER), Tingkat Pengembalian Asset (ROA), dan Keuntungan (Return) saham pada PT Kalbe Farma Tbk. yang terdaftar di BEI yang berlokasi di Jl.Soekarno Hatta No 344 Bandung.

Dokumen terkait