• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas dan berpotensi dalam sumber daya perairan. Udang merupakan komoditas perikanan yang sangat potensial sebagai bahan makanan yang bergizi dan memiliki nilai yang tinggi dalam perdagangan dunia, sehingga udang menjadi komoditas unggulan yang berpeluang besar dalam menghasilkan devisa negara.

Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah penghasil udang terbesar di Indonesia. Produksi udang Lampung diorientasikan ke pasar internasional dengan negara-negara tujuan ekspor ke Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Inggris, Jepang, Hongkong, China, Taiwan, Belgia, Uni Eropa dan Korea. Oleh karena itu, peluang besar bagi wilayah Provinsi Lampung untuk dapat mensuplai udang ke negara tersebut. Untuk itu perlu adanya estimasi penawaran ekspor udang Provinsi Lampung guna mempertahankan, meningkatkan pangsa pasar dan peranannya dalam perdagangan internasional.

Ekspor akan dilakukan oleh suatu negara, apabila terdapat kelebihan setelah seluruh kebutuhan dalam negeri tercukupi. Kebutuhan dalam negeri akan

Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwasannya kegiatan ekspor

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara langsung dapat menentukan besar atau kecilnya kegiatan ekspor yang dilakukan oleh suatu negara.

Sistem perekonomian suatu negara dipengaruhi oleh beberapa komponen yang diantaranya adalah supply dan demand. Kegiatan ekspor suatu negara

dipengaruhi oleh produksi, impor, konsumsi, stok tahun sebelumnya dan stok tahun ini. Impor dalam penelitian ini dianggap nol karena Provinsi Lampung mengikuti Peraturan Pemerintah tentang adanya Larangan Impor khususnya udang, sehingga kegiatan impor udang ke Provinsi Lampung ditiadakan.

Penawaran ekspor udang Provinsi Lampung adalah jumlah produksi pada tahun ke-t dan stok tahun lalu dikurangi dengan konsumsi pada tahun ke-t. Secara matematis dapat dinyatakan :

SEULt = (QULt + St-1) - CULt

Dengan catatan SEULt merupakan jumlah ekspor pada tahun ke-t, St-1 adalah jumlah stok pada akhir tahun lalu, QULt adalah produksi udang tahun ke-t dan CULt diartikan sebagai konsumsi udang Lampung tahun ke-t.

Dalam teori ekspor, stok dalam negeri merupakan faktor yang berpengaruh dan berguna untuk menjaga stabilitas produk apabila sewaktu-waktu terjadi

kekurangan pasokan produk dalam negeri yang digunakan sebagai konsumsi masyarakat atau persediaan ekspor secara berkala. Namun, udang memiliki daya tahan yang sangat singkat dimana akan terjadi perubahan terhadap struktur dan bentuk udang apabila disimpan dalam jangka waktu yang lama. Dalam

persamaan ekspor ini, stok tahun ini dan stok tahun sebelumnya dianggap sama dengan nol dan dihilangkan dari persamaan yang ada, ( St-1 - St = 0 ).

Udang windu mulai diekspor pada tahun 1990, sementara udang vannamei mulai dibudidayakan pada tahun 2002. Budidaya udang memerlukan biaya yang relatif besar dipandang dari sisi permodalan petambak, maka rangsangan harga dan tingkat suku bunga juga ikut menentukan perkembangan luas areal tambak yang diusahakan. Luas areal tambak udang, benur udang, pakan udang, dan pupuk merupakan modal utama untuk menghasilkan udang. Semakin luas areal tambak yang diusahakan, maka semakin meningkat juga faktor produksi seperti benur udang, pakan udang, dan pupuk yang dibutuhkan. Standar penggunaan benur udang windu dan vannamei yaitu 100.000 benur per hektar dan 120.000 per hektar.

Produksi udang Lampung diorientasikan pada pasar ekspor. Peningkatan produksi udang Lampung mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran ekspor udang Provinsi Lampung, karena semakin besar produksi maka penawaran ekspor juga akan meningkat. Besarnya produksi udang di Provinsi Lampung (QULt) pada dasarnya ditentukan oleh harga udang domestik (PUDt), luas areal tambak (LATUt), benur udang (BUt), pupuk (PPKt), pakan udang (PUt), dan tingkat suku bunga (et). Jadi fungsi produksi udang Lampung dapat dinyatakan : QULt = f (PUDt, LATUt, BUt, PPKt, PUt, et)

Menurut teori konsumsi klasik, seorang konsumen bertujuan untuk

memaksimumkan fungsi kepuasan dengan kendala besarnya anggaran atau pendapatan yang ada. Secara agregat konsumsi udang Lampung (CULt)

ditentukan oleh harga udang domestik (PUDt), harga barang substitusi (PS), jumlah penduduk Provinsi Lampung (NLt), dan pendapatan per kapita (PPt). Sehingga bentuk fungsi konsumsinya adalah :

CULt = f (PUDt, PSt, NLt, PPt)

Karena konsumsi udang tidak dapat digantikan oleh komoditas lain, maka harga barang subsitusi (PS) dapat dikeluarkan dari fungsi ini. Akhirnya fungsi konsumsi udang dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan linear sebagai berikut. CULt = f (PUDt, NLt, PPt)

Pada dasarnya dalam perdagangan internasional, pemerintah menerapkan kebijaksanaan ekspor maupun impor terhadap komoditas udang yang

diperdagangkan. Kebijaksanaan itu meliputi pajak ekspor, tarif impor, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar (NTRD). Kebijakan pajak/tarif akan langsung mempengaruhi ekspor/impor, sedangkan nilai tukar lebih dahulu melalui harga. Dari sisi ekspor, penyesuaian harga dilakukan dengan mengkonversi nilai mata uang negara pengekspor menjadi nilai mata uang asing yang lazim disebut dengan nilai tukar. Dalam perdagangan internasional peranan nilai tukar turut

menentukan. Pengaruh nilai tukar adalah positip, artinya adalah apabila terjadi kenaikan nilai tukar mata uang negara pengimpor (depresiasi), maka harga komoditas ekspor dalam negeri menjadi naik, sehingga hal ini akan mendorong produsen lebih bergairah untuk meningkatkan produksi, yang akhirnya akan mendorong kenaikan volume ekspor.

Harga yang berlaku untuk komoditas udang adalah harga sampai di atas kapal (Free On Board– FOB). Harga ekspor udang yang diterima oleh Provinsi Lampung merupakan harga yang berlaku di pasar internasional (FOB). Hal ini dikarenakan oleh para eksportir yang melakukan penjualan udang selalu berdasarkan atas perkembangan harga dunia. Tingkat harga ekspor udang Lampung (PEULt) akan mempengaruhi besarnya volume ekspor udang Provinsi Lampung (SEULt) ke luar negeri. Semakin tinggi harga ekspor udang Lampung akan mengakibatkan semakin meningkatnya ekspor udang Lampung, Semakin tinggi harga ekspor udang Lampung, maka petambak di Provinsi Lampung akan terdorong untuk meningkatkan produksi udang untuk diekspor ke pasar

internasional. Dari uraian di atas, maka akhirnya persamaan penawaran ekspor dapat menjadi :

SEULt = a0 + a1LATUt + a2BUt + a3PPKt + a4PUt + a5et – a6NLt – a7PPt + a8NTRDt + a9PEULt+ e1t

Dokumen terkait