• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ganguan makan adalah gangguan psikologis dan medis yang menyebabkan kelainan serius dalam perilaku makan untuk mengendalikan berat badan.Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) membagi gangguan makan ke dalam tiga kelompok utama yaitu anorexia nervosa, bulimia nervosadaneating disorder not otherwise specified (ENDOS) (Bridges 2011).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan makan diantaranya adalah distorsi citra tubuh, rasa percaya diri, kritik teman sebaya, media massa riwayat diet dan kebiasaan makan. Distorsi citra tubuh adalah penyimpangan persepsi responden mengenai bentuk tubuh ideal yang tidak sesuai dengan citra tubuh ideal yang sebenarnya. Persepsi yang salah mengenai bentuk tubuh ideal akan dapat mangarah pada terjadinya gangguan makan.

Rasa percaya diri adalah tingkat rasa percaya diri responden tentang dirinya secara umum. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Neumark- Sztainer (2000) menyatakan bahwa tingkat percaya diri yang rendah memiliki hubungan yang signifikan dengan berdiet dan perilaku makan menyimpang dan orang dengan rasa percaya diri yang rendah memiliki kemungkinan 3,74 kali lebih besar untuk berdiet dan 5,95 kali mengarah pada gangguan makan.

Selain itu kritik teman sebaya mengenai bentuk tubuh dan berat badan adalah kritik atau sindiran dari teman sebaya yang berkaitan dengan dan berat badan dan tingggi badan. Penerimaan oleh teman memiliki suatu peran yang penting khususnya pada waktu remaja dan dewasa muda. mereka mulai berpikir agar dirinya dapat diterima dikalangan teman-temannya maka dia harus memiliki tubuh yang kurus dan ideal. sebanyak 25% remaja percaya bahwa dengan tubuh yang kurus akan memudahkan mereka mencari teman dan pasangan.

Media massa merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi terbentuknya citra tubuh seseorang. Berdasarkan penelitian di West Virginia University bahwa memandang gambar model dengan tipe tubuh yang kurus memiliki level kesadaran diri, kecemasan dan kemampuan tubuh yang lebih tinggi. Thomspson et al (2002) dalam Naigle (2004) menemukan bahwa ada korelasi yang positif antara frekuensi membaca majalah kecantikan dan fashion

dengan penggunaaan obat penekan nafsu makan, melewatkan makan dua kali sehari, muntah yang disengaja dan menggunakan obat pencahar. Remaja perempuan cenderung membandingkan dirinya sendiri dengan model yang ada

dalam majalah, mereka berkeinginan untuk menjadi seperti model yang mereka lihat.

Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Perilaku makan pada seseorang dapat berubah-ubah, kadang sangat sedikit, kadang dapat sangat berlebihan. Hal seperti ini sangat tergantung pada emosi seseorang. Seseorang yang memiliki persepsi yang salah bahwa tubuh ideal adalah tubuh yang kurus dapat mempengaruhi perilaku konsumsi yang tidak baik seperti mengurangi konsumsi pangan dengan tujuan untuk berdiet sehingga dapat membawa pada terjadinya gangguan makan.

keterangan:

= Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

= Hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka pemikiran mengenai gangguan makan Konsumsi Pangan

Distorsi Citra Tubuh Kritik Teman Sebaya

Media Massa Rasa Percaya Diri

Desain, Tempat dan Waktu

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dengan desain cross sectional study digunakan untuk melihat hubungan antara distorsi citra tubuh, rasa percaya diri, kritik teman sebaya, media massa dan konsumsi pangan dengan gangguan makan. Penelitian dilakukan di dua Modeling School di Jakarta yaitu di The Sun Modeling School dan Leonard’s Model. Penelitian dilakukan selama bulan November-Desember 2011

Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Populasi pada penelitian ini adalah remaja perempuan yang terlibat dalam kegiatan modeling di The Sun Modeling School dan Leonard’s Model. Jumlah remaja perempuan pada dua Modeling School tersebut adalah sebanyak 53 orang, dimana pada The Sun Modeling Schoolsebanyak 23 orang dan Leonard’s Model30 orang. Pengambilan contoh dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria remaja perempuan yang masih aktif mengikuti kegiatan modeling, memiliki umur 15-22 tahun dan bersedia untuk diwawancarai. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 50 orang karena tiga orang responden tidak bersedia untuk diwawancarai.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, uji coba kuesioner dilakukan sebelum penelitian riil dengan mengambil 2 orang remaja perempuan sebagai responden. Tujuan dari uji coba kuesioner ini adalah untuk mengetahui pemahaman responden mengenai pertanyaan dari kuesioner yang ada sehingga dapat disempurnakan agar lebih mudah dimengerti oleh responden.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik contoh (umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan lingkar pinggul) yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan menimbang berat badan menggunakan timbangan seca, mengukur tinggi badan menggunakan microtoise, lingkar pinggang dan lingkar pinggul menggunakan meteran plastik. Data mengenai gangguan makan pada responden diperoleh dari pengisian kuesioner dari Eating Disorder Diagnostic Scale (Stice et al 2000). Data tentang faktor yang berhubungan dengan gangguan makan meliputi distorsi

citra tubuh, kritik teman sebaya, media massa, konsumsi pangan (meliputi riwayat diet dan kebiasaan makan) diperoleh melalui pengisian kuesioner. Data mengenai rasa percaya diri diperoleh melalui pengisian kuesioner dengan menggunakan kuesioner Rosenberg Self Esteem Scale(Rosenberg 1965).

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak Modeling School mengenai gambaran umum lokasi Modeling School. Data sekunder tersebut digunakan sebagai data pendukung.

Pengolahan dan Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari wawancara melalui kuesioner dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Data yang dikumpulkan selama penelitian dientry

menggunakan program komputer Microsoft Office Exel dan SPSS 16 for Windows. Proses pengolahan data dimulai dari editing, coding, entry data,

cleaning data dan analisis data. Editing/cleaning data dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Coding dilakukan dengan cara menyusuncode-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan analisis data yang diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel, dan Statistical Program for Social Sciences

(SPSS) 16.0 for windows. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan uji chi square.

Data tentang umur, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan lingkar pinggul digunakan untuk mengetahui karakteristik responden. Data tentang gangguan makan dianalisis dengan 21 pertanyaan. sedangkan data tentang rasa percaya diri dianalisis dengan 10 pertanyaan.

Kuesioner yang digunakan untuk melihat gangguan makan adalah menggunakan kuesioner Eating Disorder Diagnostic Scale (Stice et al 2000). Responden mengalami gangguan makan jika responden memiliki kriteria-kriteria seperti dibawah ini (lampiran 1).

a. Anorexia nervosa

1. Jika indeks massa tubuh (IMT) <17.5 pada item 19 dan 20 2. Jika menjawab skor 4 atau lebih pada item 2

3. Jika menjawab skor 4 atau lebih pada item 3 dan 4 4. Jika menjawab skor 3 atau lebih pada item 21

Jika seseorang sudah menjawab kategori 1 dan 4 dia langsung digolongkan anorexia nervosatanpa harus memenuhi kategori 2 dan 3.

b. Bulimia Nervosa

Responden digolongkan pada gangguan makan tipe bulimia nervosa jika menjawab semua kriteria di bawah ini:

a. Menjawab ya pada item 2 dan 6,

b. Menjawab lebih besar dari 2 pada item 8

c. Menjawab skor 8 atau lebih pada semua item 15,16,17 dan 18 d. Menjawab skor 4 atau lebih pada item 3 dan 4

c. Binge Eating Disorder

Responden digolongkan pada gangguan makan tipe binge eating disorder

jika menjawab semua kriteria di bawah ini:

a. Menjawab ya untuk item 5 dan 6, dan menjawab lebih besar dari dua pada item 7

b. Pada item 9,10,11,12,13 jika menjawab ya minimal tiga item dari ke lima item tersebut.

c. Menjawab ya pada item 14

d. Menjawab skor 0 pada item15,16,17,18

Jika responden memiliki kriteria binge eating disorder tetapi melakukan perilaku kompensasi, maka responden digolongkan ke dalam bulimia nervosa.

d. Eating Disorder not Otherwise Spesified(EDNOS)

a. Semuakriteria anorexia nervosakecuali menstruasi teratur.

b. Semua kriteria bulimia nervosa kecuali orang yang frekuensi binge eating

dan mekanisme kompensasi dengan frekuensi kurang dari dua kali dalam seminggu selama tiga bulan terakhir.

Rasa percaya diri pada responden ditentukan dengan menggunakan kuesioner dari Rosenberg Self-Esteem Scale(Stice et al2000). Pada kuesioner ini terdapat 10 butir pertanyaan dalam bentuk positif dan negatif. Pengukuran menggunakan skala rikert. Jawaban untuk pertanyaan positif diberi skor: sangat setuju 3, setuju 2, tidak setuju 1, sangat tidak setuju 0. Untuk pertanyaan negatif diberi skor: sangat setuju 0, setuju 1, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 3. Analisa data dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah diri dan tidak rendah diri. Pada kategori rendah diri jika berada pada rentang nilai < 15 dan tidak rendah diri berada pada rentang nilai ≥15 (Rosenberg 1965).

Data distorsi citra tubuh diolah sesuai dengan masing-masing jawaban contoh. Distorsi citra tubuh dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu mengalami distorsi dan tidak mengalami distorsi. Responden mengalami distorsi jika

responden merasa gemuk atau sedang tetapi status gizi dalam kategori kurus. Sedangkan pertanyaan terbuka dianalisis secara deskriptif.

Data kritik teman sebaya (ejekan/sindiran teman seprofesi, sahabat, teman bermain mengenai berat badan dan tinggi badan) diolah sesuai dengan masing-masing jawaban contoh. Kritik teman sebaya dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu pernah dan tidak pernah. Responden pernah mengalami kritik (ejekan/sindiran) jika responden pernah mengalami salah satu ejekan mengenai berat badan atau tinggi badan dan responden pernah disarankan oleh teman sebaya untuk menurunkan berat badan. Sedangkan jawaban dari pertanyaan terbuka dianalisis secara deskriptif.

Data media massa diolah sesuai dengan masing-masing jawaban contoh. Media massa dikategorikan menjadi sering dan jarang. Media massa dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu sering dan jarang. Frekuensi sering jika responden membaca majalah mengenai kecantikan/mode/fashion, menonton televisi, mengakses internet lebih dari dua kali dalam seminggu dan ingin menurunkan berat badan setelah membaca/menonton/mengakses media tersebut. Sedangkan jawaban dari pertanyaan terbuka dianalisis secara deskriptif.

Data konsumsi pangan (riwayat diet dan kebiasaan makan) diolah sesuai dengan masing-masing jawaban contoh. Riwayat diet dikategorikan ke dalam dua kategori yaitu pernah dan tidak pernah. Kategori pernah jika telah menjawab ya pada pertanyaan “pernahkah anda melakukan diet”. Sedangkan kebiasaan makan dikategorikan menjadi baik dan tidak baik. Responden memiliki kebiasaan makan yang baik jika memenuhi konsep gizi seimbang berdasarkan PUGS (pedoman umum gizi seimbang) yaitu mengonsumsi makanan pokok 3-8 porsi sehari, lauk nabati 2-3 porsi sehari, lauk hewani 2-3 porsi sehari, sayur mayur 2- 3 porsi sehari, buah-buahan 3-4 porsi sehari, dan air putih ≥ 2 liter (8 gls) dalam sehari (Depkes 2005).

Pengukuran status gizi pada remaja pertengahan 15-17 tahun dilakukan dengan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U). Nilai IMT/U responden diperoleh dengan menggunakan software anthroplus dari WHO 2007 yang kemudian dikategorikan berdasarkan z-skor. Kategori status gizi menurut

anthroplus WHO (2007) yaitu, sangat kurus Z<-3SD, kurus -3SD≤Z<-2SD, normal -2SD≤Z≤+1SD, overweight +1SD<Z≤+2SD dan obese Z>+2SD. Sedangkan pengukuran status gizi pada remaja akhir 18-22 tahun menggunakan

indeks massa tubuh (IMT) dengan kategori underweght <18.5 kg/m2, normal 18.5-24.9 kg/m2, overweihgt ≥25.0 kg/m2, pre-obese, 25.0-29.9 kg/m2, obese I 30.0-34.9 kg/m2, obese II 35.0-39.9 kg/m2dan obese III ≥40.0 kg/m2.

Data yang dianalisis dengan uji statistik adalah hubungan antara distorsi citra tubuh, rasa percaya diri, kritik teman sebaya, media massa, riwayat dan kebiasaan makan dengan gangguan makan dianalisis dengan model uji chi square.

Definisi Operasional

Usia adalah remaja perempuan yang mengikuti kegiatan modeling berusia 15-22 tahun.

Gangguan Makan adalah terjadi perilaku makan yang abnormal yang ditandai dengan dipenuhinya tiga atau lebih dari kriteria penyimpangan perilaku makan (seperti adanya ketakutan kenaikan berat badan, adanya riwayat

binge eating, adanya perilaku kompensasi seperti memuntahkan makanan dengan sengaja, menggunakan obat pencahar/diuresis, puasa dan olahraga berlebihan) yang disesuaikan dengan kuesioner.

Distorsi Citra Tubuh adalah penyimpangan persepsi mengenai bentuk tubuh ideal yang tidak sesuai dengan citra tubuh ideal yang sebenarnya.

Rasa Percaya Diriadalah tingkat rasa percaya diri tentang dirinya secara umum. Media Massa adalah frekuensi mengakses media massa mengenai bentuk tubuh, kecantikan/mode/fashion baik media cetak ataupun media elektronik.

Teman Sebaya sahabat/teman bermain, teman dengan profesi yang sama (model) baik laki-laki maupun perempuan yang memberikan ejekan/sindiran mengenai berat badan dan tinggi badan.

Riwayat Diet pernah tidaknya melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Kebiasaan Makan frekuensi mengonsumsi makanan dan minuman dalam sehari

berdasarkan pedoman umum gizi seimbang yang disesuaikan dengan kuesioner.

Anorexia Nervosa tipe gangguan makan yang ditandai dengan merasa ketakutan jika berat badan gemuk, berat badan dan bentuk tubuh mempengaruhi penilaian diri sendiri, IMT kurang dari 17.5, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan secara berturut-turut yang disesuaikan dengan kuesioner.

Bulimia Nervosa tipe gangguan makan yang ditandai dengan makan dalam porsi yang sangat banyak dan merasa tidak dapat berhenti makan dan melakukan kompensasi lebih dari delapan kali dalam seminggu yang disesuaikan dengan kuesioner.

Binge eating tipe gangguan makan yang ditandai dengan makan dalam porsi yang sangat banyak dan merasa tidak dapat berhenti makan namun tidak melakukan kompensasi.

EDNOS (eating disorder not otherwise) tipe gangguan makan yang yang memenuhi sebagian dari kriteria anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan

The Sun Modeling School terletak di Jl. Gedung Hijau No. 74 (area Xtrans) Pondok Indah Jakarta Selatan, sedangkan Leonard’s model terletak di Ruko Eropa Blok F No. 11 Kota Wisata Cibubur. Dua sekolah model ini merupakan suatu wadah yang bertujuan untuk membantu membekali anak-anak, remaja dan dewasa muda untuk menjadi seorang model profesional atau yang ingin mengembangkan bakat seseorang sebagai model. The Sun Modeling School memiliki jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan modeling adalah sebanyak 35 orang terdiri dari anak-anak empat (4) orang, remaja laki-laki delapan orang dan remaja perempuan 23 orang. Sedangkan Leonard’s model sebanyak 49 orang yang terdiri dari anak-anak sembilan (9) orang, remaja laki- laki 10 orang dan remaja perempuan 30 orang.

The Sun Modeling School dan Leonard’s model memiliki pelatih yang terdiri dari tenaga muda professional yang telah berpengalaman dalam bidangnya dan memberikan kesempatan kepada para pecinta seni entertainment

khususnya dibidang modeling untuk dibina, dididik, dikembangkan dan diarahkan bakatnya untuk menjadi model yang baik, berkarakter, bertanggung jawab dan mempunyai tata krama dalam hidup bersosialisasi. Jadwal program modeling pada remaja/dewasa terdiri dari dua yaitu:

1. Dasar remaja dan dewasa, yaitu berupa teknik yang terdiri dari catwalk, fashion, coreography with style, pose dan ekspressi, photo outdoor, public speaking, pengetahuan berbusana, teori modeldrappery selendang, make up

dan back stage(evaluasi).

2. Advance remaja dan dewasa, yaitu berupa penjiwaan atau penghayatan (karakter) terdiri dari catwalk coreography with style, catwalk koreography & property, fashion dance, fashion model, photo outdoor, public speaking II,

pengetahuan berbusana back stage (evaluasi), make up II, kepribadian model professional.

Karakteristik Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah remaja perempuan yang sedang mengikuti kegiatan modeling diThe Sun Modeling SchooldanLeonard’s Model.

pinggang, dan lingkar pinggul responden. Contoh dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan dengan jumlah contoh sebanyak 50 orang. Tabel karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik responden

No Peubah n % min-maks x฀±SD 1 Usia 15-22 thn 50 100.0 15-22 18.4±2.1 2 Berat Badan (kg) 50 100.0 40-53 47.8±2.8 3 Tinggi Badan (cm) 50 100.0 160-173 166.2±3.9 4 IMT (indeks massa tubuh) 50 100.0 15.6 -19.1 17.3±0.9 5 Lingkar Pinggang (cm) 50 100.0 63-72 67.4±2.1 6 Lingkar Pinggul (cm) 50 100.0 71-85 80.7±2.7

Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang berusia 15-22 tahun dengan rata-rata umur 18.4±2.1 tahun. Responden dikategorikan kedalam dua kelompok berdasarkan umur, dimana jumlah responden dengan usia remaja pertengahan 15-17 tahun sebanyak 19 orang (38.0%), sedangkan usia remaja akhir 18-22 tahun 31 orang (62.0%). Penelitian yang dilakukan oleh Hoke and Hoke (2003) menyatakan bahwa 40.0% kasus anoreksia terjadi pada anak perempuan dengan umur 15-19 tahun. Sedangkan menurut Sullivan (1995) dalam NEDA (2005) menyatakan bahwa perempuan dengan umur 15-24 tahun yang menderita anorexia nervosa memiliki resiko kematian dua belas kali lebih tinggi dari semua penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Rata-rata berat badan dan tinggi badan responden secara berturut-turut adalah 47.8±2.8 kg dan 166.2±3.9 cm. Sedangkan rata-rata indeks massa tubuh (IMT) adalah 17.3±0.9kg/m2.

Rata-rata lingkar pinggang responden sebesar 67.4±2.1 cm, sedangkan lingkar pinggul sebesar 80.7±2.7 cm. Hal ini menunjukkan bahwa lingkar pinggang lebih kecil dari lingkar pinggul. Responden yang berstatus gizi kurus memiliki rata-rata lingkar pinggang dan lingkar pinggul 67.17±1.9 cm dan 80.5±2.6 cm dengan indeks massa tubuh (IMT) rata-rata adalah 17.2 kg/m2. Sedangkan rata-rata lingkar pinggang dan lingkar pinggul berstatus gizi normal adalah 71.7±0.6 cm dan 84.3±0.6 cm dengan IMT (indeks massa tubuh) rata-rata adalah 18.9 kg/m2. Rata-rata rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul responden yang berstatus gizi kurus adalah 0.83. Sedangkan rata-rata rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul responden yang berstatus gizi normal 0.85. Menurut WHO (1999) rasio lingkar pinggang dan pinggul (LPA/LPU) yang melebihi 0.85 cm untuk wanita menunjukkan bahwa seseorang memiliki resiko

penyakit metabolik. Semakin besar nilai rasio yang didapat menandakan semakin besar resiko penyakit metabolik yang dimiliki. Semakin besar indeks massa tubuh (IMT) responden, semakin besar nilai rasio lingkar pinggang dan pinggul (LPA/LPU).

Gangguan Makan

Gangguan makan adalah terjadi perilaku makan yang abnormal yang ditandai dengan dipenuhinya tiga atau lebih dari kriteria penyimpangan perilaku makan (seperti adanya ketakutan kenaikan berat badan, adanya riwayat binge eating, adanya perilaku kompensasi seperti memuntahkan makanan dengan sengaja, menggunakan obat pencahar/diuresis, puasa dan olahraga berlebihan. Ada dua gangguan makan yang paling umum adalah anorexia nervosa dan

bulimia nervosa. Anorexia nervosa ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan tubuh yang normal minimal berat badan. APA (1994) dalam Cohen (2006) menyatakan bahwa sekitar 0.5%-3.0% dari populasi menderita gangguan makan yaitu anorexia nervosa (AN) dan bulimia nervosa (BN). Distribusi gangguan makan pada remaja perempuan di Modeling Schooldapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan tipe gangguan makan

Tipe Gangguan Makan n % Anoreksia Nervosa

Bulimia Nervosa Binge eating disorder

Eating Disorder Not Otherwise Specified(EDNOS) Normal 3 1 6 15 25 6.0 2.0 12.0 30.0 50.0 Total 50 100.0

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 orang (50.0%) responden mengalami gangguan makan dan sebanyak 25 orang (50.0%) responden tergolong normal. Tipe gangguan makan yang paling banyak dialami responden adalah tipe EDNOS (Eating Disorder Not Otherwise Specified) yaitu sebanyak 15 orang (30.0%) sedangkan paling sedikit adalah tipe bulimia nervosa

yaitu sebanyak 1 orang (2.0%). Menurut Fainburn (1999) bahwa separuh dari penderita gangguan makan bukanlah anorexia nervosa dan bulimia nervosa

melainkaneating disorder not otherwise specified(EDNOS).

Responden yang mengalami tipe anorexia nervosa sebanyak 3 orang (6.0%) dan binge eating disorder sebanyak 6 orang (12.0%). Hal ini kemungkinan terjadi karena penelitian dilakukan di Modeling School yang kemungkinan

beresiko terhadap gangguan makan, dimana pada orang dengan profesi sebagai Model dituntut untuk memiliki tubuh yang kurus dan langsing untuk menarik perhatian banyak orang. Menurut American Psychiatric Association(1994) dalam Cohen (2006) menyatakan bahwa sekitar 0.5%-3.0% dari populasi menderita gangguan makan yaitu anorexia nervosa (AN) dan bulimia nervosa (BN), dua gangguan makan tersebut terkait dengan keinginan untuk kurus, dimana keinginan tersebut sekitar sepuluh kali lipat terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Tabel 3 menunjukkan karakteristik remaja perempuan yang mengalami gangguan makan di Modeling School.

Tabel 3 Karakteristik remaja perempuan yang mengalami gangguan makan di

Modeling School

No Peubah n % min-maks x±SD

1 Usia 25 100.0 16-22 19.2±1.9 2 Berat Badan (kg) 25 100.0 40-53 46.8±3.3 3 Tinggi Badan (cm) 25 100.0 160-172 166.8±4.2 4 IMT (indeks massa tubuh) 25 100.0 15.6 -19.1 16.9±0.8 5 Lingkar Pinggang (cm) 25 100.0 63-72 67.0±2.4 6 Lingkar Pinggul (cm) 25 100.0 71-84 79.8±3.1

Responden yang mengalami gangguan makan adalah sebanyak 25 orang (50%). Rata-rata usia responden yang mengalami gangguan makan adalah 19.2±1.9 tahun, berat badan 46.8±3.3 kg, tinggi badan 166.8±4.2 cm, indeks massa tubuh (IMT) 16.9±0.8 kg/m2, lingkar pinggang 67.0±2.4 cm dan lingkar pinggul 79.8±3.1 cm. Kepercayaan diri, distorsi citra tubuh, kritikan mengenai bentuk tubuh dari teman sebaya, perilaku diet dan kebiasaan makan adalah faktor terjadinya gangguan makan. Media baik media cetak maupun elektroik juga sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan makan pada remaja dan media cetak lebih memberikan dampak yang nyata terhadap terjadinya gangguan makan (Gonzalez et al 2003). Pada responden yang mengalami gangguan makan sebanyak 9 orang (36%) memiliki rasa percaya diri yang rendah, mengalami distorsi citra tubuh sebanyak 24 orang (96%), pernah mengalami kritik dari teman sebaya sebanyak 22 orang (88%), akses media massa dengan frekuensi sering 23 orang (92%), pernah melakukan diet sebanyak 22 orang (88%) dan memiliki kebiasaan makan yang tidak baik 24 orang (96%) (Lampiran 3). Hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya gangguan makan pada remaja di Modeling School(Tabel 3).

Citra tubuh merupakan bagian dari konsep diri yang berupa gambaran seseorang mengenai tubuhnya. Belakangan ini, istilah citra tubuh berkembang meliputi bagaimana perasaan seseorang mengenai tubuhnya, dan apakah individu tersebut puas atau tidak dengan tubuhnya (Atwater et al 2005). Pada perempuan, pandangan mengenai citra tubuh menurut mereka seringkali tidak sesuai dengan dengan citra tubuh ideal yang sebenarnya. Mereka merasakan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh mereka dan hal tersebut dapat membawa dampak yang negatif berupa gangguan makan. Tabel 4 menunjukkan distribusi

Dokumen terkait