Berubahnya masyarakat Indonesia menjadi masyarakat konsumen seiring dengan proses globalisasi ekonomi yang terjadi di indonesia, hal ini ditandai dengan masuknya merek-merek dagang asing (brand) di pasar dalam negeri. Merek-merek dagang asing yang masuk ke pasar Indonesia tidak hanya sebatas barang-barang konsumsi saja tetapi juga berupa jasa, seperti jasa asuransi, jasa pengiriman paket dan berbagai jenis komoditi lainnya.
Masyarakat Indonesia sendiri tidak berdaya terhadap serbuan merek asing tersebut, dikatakan oleh Subandy bahkan ada kecendrungan tersendiri untuk menggunakan merek-merek asing tersebut. Barang tersebut menawarkan gaya hidup
”plus” bagi para konsumennya. Dengan kemasan lebih eksklusif menambah kesan bahwa barang tersebut diperuntukkan bagi kaum kelas menengah ke atas.15
Merek-merek asing yang masuk ke Indonesia itu banyak yang itu banyak yang menawarkan gaya hidup dengan budaya selera seputar trend busana, pergaulan, shopping, dan acara mengisi waktu luang yang semuanya mengarah kepada kesenangan dengan budaya barat sebagai kiblatnya. Menurut Chaney gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan yang lainnya, gaya hidup membantu memahami (yakni menjelaskan tapi bukan berarti membenarkan) apa yang orang lakukan, mengapa mereka melakukannya dan apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya ataupun bagi orang lain. Gaya hidup merupakan ciri dari sebuah modern (modernitas) dan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dari dunia modern. Pendek kata Chaney mengatakan bahwa gaya hidup adalah bentuk khusus pengelompokan status modern.16
Gaya hidup eksekutif, gaya hidup jet set, gaya hidup konsumerisme dalam era globalisasi ini merupakan hasil perpaduan budaya yang mengarah pada kebudayaan Amerika, sehingga tidak heran jika kita banyak melihat adanya keseragaman dalam gaya busana di mall, seperti model rambut, gaya berpakaian sampai trend electrical fashion yang umumnya dikenakan masyarakat saat ini, dari MP3 yang super sederhana sampai MP6 yang mempunyai fitur lebih lengkap. Masyarakat sendiri
15 Idi Subandy Ibrahim, lifestyle Ectasy, Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia (Yogyakarta & Bandung, Jalasutra,1996), hlm. 89
16 David Chaney, life style:sebuah pangantar paling komprehensip, (Yogyakarta:Jalasutra, 1996), hlm. 50
menganggap dengan penggunaan barang-barang bermerek tersebut merupakan keberhasilan ekonomi karena konsumen mengejar simbol-simbol dari benda-benda bermerek tersebut.
Sejalan juga dengan pemikiran Chaney bahwa :
pada akhir modernitas semua yang kita miliki akan menjadi tontonan, semua orang ingin menjadi penonton dan sekaligus ditonton. Pilihan gaya hidup yang kita buat dari sekian banyak pilihan model gaya hidup yang ditawarkan dalam masyarakat adalah hasil pergulatan diri kita dalam pencarian identitas dan sensibilitas kita dengan lingkungan dimana kita hidup, media sangat berperan besar dalam menentukan gaya hidup yang berkembang di masyarakat. Media membentuk budaya citra dan budaya cita rasa melalui gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang mempesonakan dan memabukkan.17
Pada dasarnya seseorang membangun sebuah citra dirinya dimaksudkan untuk mendapatkan perhatian ataupun penghargaan dari orang lain, untuk itu seseorang akan memperbanyak simbol-simbol pada dirinya. Simbol-simbol tersebut bisa berupa pengguanaan barang atau jasa serta gaya hidup tertentu yang bisa meningkatkan status sosialnya. Melalui benda-benda yang dikonsumsi seseorang dapat mendapatkan penghargaan dari lingkungannya. Perwujudan pencarian penghargaan dari orang lain diantaranya diwujudkan dengan fashion. Perkembangan fashion saat ini tidak hanya diwujudkan dengan gaya berpakaian saja tetapi dengan bentuk-bentuk lain seperti cara berbicara, tingkah laku, pemakaian benda elektronik tertentu, dan semua yang diartikan sebagai simbol dari keberadaan seseorang, termasuk didalamnya flash disk yang bertype MP3 hingga MP6.
17David Chaney, life style:sebuah pangantar paling komprehensip…… ibid, hlm. 51
Dizaman sekarang flash disk tidak hanya sekedar digunakan untuk menyimpan data yang berhubungan dengan aktivitas kerja atau akademik bagi mahasiswa tetapi sudah dikonsumsi untuk masyarakat terutama para mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan seperti pentingnya hiburan bagi mereka disaat kejenuhan melanda mereka, sehingga dengan memutar music player pada flash disk ataupun Video untuk menghilangkan kejenuhan mereka. Selain hiburan yang mereka butuhkan dari barang tersebut, segala imaji yang mengepung barang tersebut juga merupakan alasan mereka dalam memiliki barang yang berupa flash Disk, karena flash disk bagi mereka dapat dijadikan simbol gaya hidup bagi mereka.
Perilaku seseorang pastilah mempunyai makna yang tersembunyi dibalik semua yang ditunjukkanya. Sebagai contoh seorang artis bisa saja mengadakan konferensi pers mengenai perceraiannya dengan menitikkan air mata, bukan saja menunjukkan bahwa dia benar-benar bersedih tetapi juga untuk mengharapkan simpati dari khalayak ramai. Sama halnya dengan stigma penggunaan Flashdisk adalah sebagai perwujudan cara/gaya hidup masyarakat metropolis modern, masyarakat di arahkan untuk percaya atau mempunyai anggapan seperti itu.
Pada awalnya flash disk termasuk barang yang mewah yang hanya bisa dimiliki oleh kalangan tertentu saja, karena memang ongkos produksi sebuah teknologi apalagi sebuah teknologi baru tidaklah murah, ini membawa dampak bagi masyarakat kelas bawahnya yang selalu menginginkan juga produk-produk yang digunakan oleh masyarakat kelas atas agar mereka seolah-olah terangkat status sosialnya dari berbagai citraan yang ada pada produk tersebut.
Flash disk bisa menunjukkan bahwa mereka berasal dari kalangan the have banyak masyarakat dan mahasiswa yang memakai atau menggunakn flash disk bukan berdasarkan fungsi yang terdapat pada flash disk tersebut tetapi hanyalah sekedar memutar musik, melihat video dan untuk asesoris tubuh atau benda lainnya, yang mereka cari bukanlah fungsi tetapi gengsi.
Perilaku seseorang dalam mengkonsumsi berlebihan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan sosial, motivasi untuk mengkonsumsi, dan faktor keuangan. Lingkungan dimana seorang individu tinggal tentu saja memberikan pengaruh yang besar terhadap individu tersebut. Dalam lingkungan sosial manusia sebagai makhluk sosial pastilah membutuhkan interaksi dengan lingkungannya terutama remaja (termasuk mahasiswa).
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara ada dua faktor yang mempengaruhi konsumen, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu tersebut yang membuat pandangannya terhadap suatu barang atau jasa berubah. Ada dua faktor dalam Faktor internal, yang pertama adalah pengalaman belajar seseorang dalam menggunakan suatu barang atau jasa.
Yang kedua adalah faktor kepribadian, kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli. Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu sikap dan keyakinan seseorang serta konsep diri.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempangaruhi seseorang dan mengambil keputusan untuk mengkonsumsi. Di dalam faktor eksternal terdapat empat hal yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang
dalam mengkonsumsi barang atapun jasa, yaitu Faktor lingkungan, kelas sosial, media massa dan keluarga.18
Dalam melakukan suatu kegiatan seseorang biasanya memiliki motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut, mungkin untuk kedudukan, kehormatan, status ataupun untuk menghindari hukuman. Jadi ada pertukaran dari apa yang dia lakukan. Begitu juga dengan perilaku konsumtif, jadi perilaku konsumtif tidak hanya memberiakan ganjaran berupa barang yang kita beli tetapi juga penghargaan, kepercayaan diri, kepuasan dari mengkonsumsi barang tersebut.
Maslow19 mengatakan bahwa dalam diri manusia ada lima kebutuhan dasar yang memotivasi perbuatannya, yaitu:
1. Kebutuhan biologis (biologycal needs)
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang sangat primer, dan telah ada sejak manusia dilahirkan di muka bumi ini. Kebutuhan ini berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia.
2. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)
Manusia lahir di dunia dengan sifat tidak sempurna, dan merasa mempunyai kelemahan, oleh karena itu mereka membutuhkan rasa aman dari segala gangguan.
3. Kebutuhan-kebutuhan sosial (sosial needs)
18 Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen (Bandung: Refika,2002), hlm. 12
19 Abraham,Maslow, dalam Anwar Prabu mangkunegara.Perilaku Konsumen… ..., Hlm 6
Manusia pada hakekatnaya adalah makhluk sosial,sehingga dia akan mempunyai kebutuhan sosial, antara lain :
a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dimana dia hidup dan berada.
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati c. Kebutuhan akan berprestasi
4. Kebutuhan akan harga diri (esteem needs)
Semakin tinggi kedudukan seseorang maka akan semakin banyak hal yang digunakan sebagai simbol statusnya. Situasi yang ideal adalag apabila prestige itu timbul karena prestasi, sebab disitulah letak kebangggaan dirinya.
5. Ingin berbuat yang lebih baik (self actualization)
Diartikan bahwa setiap manusia mengenbangkan kapasitas mental dan kapasitas kerja atau kemampuaanya melalui pengembangan pribadinya.
Oleh karena itunorang cenderung untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan diri dann ingin berbuat lebih baik dimasa mendatang.
Selain kebutuhan-kebutuhan yang dingkapkan oleh maslow di atas David McClelland20 juga mengungkapkan ada tiga macam kebutuhan manusia,yaitu:
1. Need for achivement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah.
Seorang yang kebutuhan berprestasinya tinggi cenderung untuk berani
20 David McClelland, dalam Anwar Prabu mangkunegara.Perilaku Konsumen… … , Hlm 8
mengambil resiko. Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari pada sebelumnya, selalu berkenginan mencapai prestasi yang lebih tinggi.
2. Need for afiliation, yaitu kebutuhan berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau merugikan orang lain.
3. Need for power, yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai autoritas, untuk memiliki pengaruh kepada orang lain.
Peneliti akan mencoba menganalisa perilaku mengkonsumsi flashdisk sebagai gaya hidup dengan menggunakan kerangka teori di atas, mulai dari bagaimana perlaku mahasiswa Yogyakarta dalam memiliki dan menggunakan Flashdisk dan apa saja motif-motif mahasiswa dalam penggunaan Flashdisk.
G. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Pengertian metode penelitian kualitatif yaitu merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konsep khusus yang alamiah dan memanfaatkan dengan metode ilmiah.21 Penelitian kualitatif ini bisa memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala sosial tertentu atau aspek kehidupan tertentu pada Masyarakat, pendekatan kualitatif dapat mengungkapkan secara hidup kaitan antara berbagai gejala sosial, suatu hal yang idak dapat dicapai oleh penelitian ini yang bersifat menerangkan.22 Selain itu pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Menyesuaikan metode penelitian kualitatif lebih mudah bila berhadapan dengan kenyataan-kenyataan ganda.
2. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan peneliti dengan informan
3. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.23
2.Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka metode pengumpulan data yang lazim digunakan adalah pengamatan (observation), dan wawancara (interview). Ada dua jenis data yang akan diperoleh dari penelitian ini, yaitu :
21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,1999), hlm. 6
22 Masri Singarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai(Jakarta : LP3ES,1989), hlm. 4
23 Moleong,Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif … … , hlm. 5
a) Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan tempat lokasi penelitian dari hasil wawancara dan observasi responden
b) Data sekunder, yaitu merupakan data yang secara tidak langsung diperoleh dari lapangan tapi diperoleh dari bahan pustaka yang meliputi antara lain buku-buku, majalah, artikel, surat kabar, dan sumber-sumber tertulis lainnya.24
3.Lokasi dan sasaran penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta (UIN) dan Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) lokasi ini dipilih karena mempunyai Mahasiswa yang cukup beragam, mulai dari tingkat perekonomiannya, pergaulannya dan juga kampus tersebut merupakan kampus yang cukup terkenal di Yogyakarta dan luar Yogyakarta. Dari jumlah kampus ( Universitas, Institut, Sekolah tinggi, Politeknik, Akademi ) di wilayah Yogyakarta yaitu 8 kampus negeri dan 123 kampus swasta.25 Peneliti memilih 1 kampus negeri yaitu UIN karena UIN merupakan salah satu kampus negeri yang berdasarkan kaidah islam sehingga penulis ingin lebih mengetahui bagaimana respon mahasiwa-mahasiswa UIN yang lebih mengetahui dasar-dasar hukum islam dengan munculnya teknologi-teknologi yang sangat canggih. Penulis juga memilih satu
24Moleong,Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif…….., hlm. 10
25 http://perguruan-tinggi.ptkpt.net/_a.php?_a=pts&info1=3, diakses tgl 18-01-2010 jam 06:57 WIB
kampus swasta yaitu UTY karena kampus ini kampus yang lebih mangacu kepada teknologi sehingga peneliti ingin mengetahui seberapa jauh respon mahasiswa terhadap teknologi saat ini.
Sasaran penelitian adalah Mahasiswa yang baru menginjak semester 1 sampai semester 6, sengaja dibatasi dengan maksud mahasiswa agar dalam malakukan pengumpulan data tidak menganggu mahasiswa akhir yang sudah sibuk dalam persiapan dan penyelesaian skripsi.
4.Sampling
Penarikan sampel dalam penelitian kualitatif adalah usaha menemukan keseragaman dan sifat umum dunia sosial.26
Sample penelitian ini dipilih secara acak tidak terfokus pada fakultas-fakultas yaitu mahasiswa semester 1 sampai semester 6 dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kali Jaga Yogyakarta dan Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY).
Sample diambil secara purposive melalui teknik snowball, dimana sample dipilih berdasar ciri-ciri yang memeuhi syarat yang telah ditetapkan.
Mahasiswa yang akan dijadikan informan oleh peneliti yaitu terdiri dari 6 mahasiswa dari kampus UIN Sunan Kalijaga dan 6 dari UTY, dari 12 informan tersebut terdiri dari 8 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Hal tersebut bertujuan agar penelitian ini mempunyai lebih banyak informasi atau data dari
26 Matthew B. miles & Michel Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: Unversitas Indonesia,1996), hlm. 47
informan tersebut dan juga dapat menganalisa lebih dalam motif dan tingkat penggunaan antara laki-laki dan perempuan
5.Metode Analisis data
Penelitian ini menggunakan sistem pengolahan yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Peneliti dapat mengembangkan cara sendiri namun tetap memperhatikan kriteria standar. Penelitian ini dianalisa secara deskriptif analitik melalui data primer yang diperoleh dari subyek penelitian ditambah referensi data sekunder. Proses analisa dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah tersedia dari berbagai sumber yaitu pustaka, pengamatan dan wawancara. Selanjutnya mereduksi data, yaitu merangkum dan memilih data pokok yang difokuskan pada hal penting kemudian dicari temanya. Data kemudian didisplay, yaitu penguasaan dan penyajian data dengan membuat semacam tulisan/draft dengan menyusunnya dalam satuan. Selanjutnya mengkategorisasikan data sambil melakukan koding dan mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Terakhir adalah menarik kesimpulan atau verifikasi data yang berkaitan dengan interpretasi peneliti berupa penjabaran makna dari data yang ditampilkan.27
27 Hadari Nawawi,Metode penelitian bidang social (Yogyakarta:Gajah Mada University Press,2005), hlm. 96
BAB V KESIMPULAN
Individu mengkonsumsi barang atau jasa karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, kehadiran flash disk yang dapat memudahkan seseorang dalam melakukan tindakan menyimpan dan memindah data menjadikannya sangat mudah diterima oleh masyarakat terutama mahasiswa. Dengan cepat pula flash disk menjadi kebutuhan baru bagi masyarakat atau mahasiswa, terutama bagi mahasiswa yang mempunyai banyak aktivitas, yaitu mengikuti organisasi-organisasi yang perlu banyak mengumpulkan data selain tugas-tugas dari kampus. Kini flash disk bukan lagi barang kebutuhan sekunder akan tetapi sudah dianggap sebagai kebutuhan primer.
Banyak mahasiswa yang beranggapan bahwa flash disk sangat penting bagi keseharian mereka. Alasan utama mereka dalam menggunakan flash disk adalah sebagai alat menyimpan dan memindah data-data yang berupa materi-materi kuliah.
Pandangan mahasiswa terhadap flash disk ternyata tidak hanya sebatas sebagai alat penyimpan dan memindah data, tetapi juga sebagai alat atau media hiburan, bahkan menjadi gaya hidup dikalangan anak muda. Bagi mahasiswa flash disk juga dapat menunjukkan kelas sosial seseorang. flash disk yang memiliki fitur lengkap masih merupakan barang mewah, bagi mahasiswa yang memiliki flash disk type MP3/MP4/MP5/MP6/MP7 dianggap menempati kelas sosial yang tinggi.
Flash disk dapat dimanfaatkan untuk hiburan, tanpa mengganggu kegiatan mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan atau kampus, sebut saja fitur Radio, MP3, Video Player, kamera dan lain sebagainya. Penggunaan flash disk yang berdasarkan kesenangan semata yang menjadikan mahasiswa berperilaku konsumtif dan dijadikan sebagai gaya hidup dalam penggunaan flash disk. Secara garis besar wujud konsumsi gaya hidup dalam penggunaan flash disk di kalangan mahasiswa adalah penggunaan flash disk yang hanya pada fitur-fitur hiburan, jarang sekali menggunakan flash disk untuk menyimpan dan memindah data-data terutama yang berupa materi-materi perkuliahan.
Penggunaan flash disk secara berlebihan tersebut bukan tanpa sebab atau motif, tetapi juga ada faktor-faktor yang menyebabkannya. Dalam penemuan di lapangan faktor yang menyebabkan mahasiswa berperilaku konsumtif terhadap penggunaan flash disk sebagai gaya hidup tersebut dikategorikan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu tersebut yang membuat pandangannya terhadap suatu barang atau jasa berubah. Ada dua faktor dalam Faktor internal, yang pertama adalah pengalaman belajar seseorang dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Yang kedua adalah faktor kepribadian, kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli. Kepribadian seseorang dapat
dipengaruhi oleh dua hal yaitu sikap dan keyakinan seseorang serta konsep diri.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempangaruhi seseorang dan mengambil keputusan untuk mengkonsumsi. Di dalam faktor eksternal terdapat empat hal yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengkonsumsi barang ataupun jasa, yaitu faktor lingkungan, kelas sosial, media massa dan keluarga. Umumnya seseorang berusaha agar diterima oleh lingkungannya. Bila seseorang tinggal di lingkungan yang cukup konsumtif maka dia akan ikut menjadi konsumtif. Di dalam lingkungan tempat tinggal seseorang juga terdapat kelas-kelas sosial yang membedakan status seseorang, umumnya individu menginginkan berada dalam kelas sosial yang lebih tinggi. Dalam usahanya untuk mencapai kelas sosial yang lebih tinggi tersebut seseorang menjadi lebih royal dalam mengkonsumsi, sehingga dia turut terjebak dala perilaku konsumtif. Faktor selanjutnya yang juga berasal dari luar individu adalah media massa. Iklan mempunyai pengaruh yang sangat besar apalagi bagi mereka yang kurang bisa membedakan kepentingan dan keinginan mereka, dalam mengkonsumsi melalui iklan, konstruksi gaya hidup yang ideal ditawarkan sehingga menuntun masyarakat agar menjadi konsumtif. Melalui iklan juga ditampilkan pesan yang dihasilkan jika kita menggunakan produk tersebut, pada akhirnya konsumen hanya mengkonsumsi kesan dari suatu produk barang ataupun jasa dan bukan
kegunaan ataupun fungsinya. Selain ketiga faktor diatas ada satu lagi yang mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi, yaitu keluarga. Peran keluarga dalam mengkonsumsi tidak hanya sebagai pembentuk kepribadian seseorang dalam mengkonsumsi tapi juga menentukan pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi.
Walau semua sepakat flash disk kini menjadi kebutuhan yang penting bagi mahasiswa, tapi ada perbedaan tingkat kepentingan dalam menggunakan flash disk, ada yang benar-benar menganggap flash disk sebagai alat penyimpan dan memindah data yang berupa materi perkuliahan walaupun juga mereka menggunakannya untuk kebutuhan hiburan, dan ada juga yang mencari nilai lebih dari flash disk yaitu citranya saat dia menggunakan Flash disk type MP3/MP4/MP5/MP6/MP7 tersebut.
Biasanya hal tersebut dipengaruhi oleh latar sosial ekonomi mereka. Yang manapun alasan kebutuhan mereka terdapat satu persamaannya, yaitu mereka merasa aneh jika tidak mempunyai flash disk, dan flash disk bukan hal yang istimewa lagi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka membenarkan tindakan konsumtif mereka dalam penggunaan flash disk dengan alasan kebutuhan yaitu kebutuhan untuk membantu menyimpan data, kebutuhan hiburan dan juga gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA