• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di kota Bandung sektor informal tumbuh pesat sejajar dengan berkembangnya sektor formal. Sektor informal masih tampak dalam berbagai aspek kelompok masyarakat yang merupakan salah satu bentuk kreativitas masyarakat bawah. Usaha sektor informal di Indonesia merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki fungsi dan peranan yang sangat strategis karena sektor informal ini selain mampu menciptakan lapangan kerja juga mampu memberikan pendapatan bagi masyarakat.

Hal itu sesuai dengan pendapat Wirosardjuno (1985) yang mengatakan bahwa :

“Angkatan kerja dengan mudah dapat memasuki lapangan kerja di sektor ini karena tidak menuntut pendidikan dan keterampilan khusus, tidak membutuhkan modal, tidak ada larangan/pembatasan untuk melakukan kegiatan sektor ini dan sistem akomodasi serta penempatan tenaga kerja lazimnya diwarnai oleh corak kekerabatan” (Evy Susanti 1996).

Mudahnya masuk dalam sektor informal karena tidak memerlukan keahlian dan modal yang besar seolah-olah menjamin bahwa setiap orang dapat bekerja asal mau. Dan karena tekanan keadaan hampir semua angkatan kerja memerlukan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan yang dapat menunjang hidupnya.

Adapun menurut Payaman J.Simanjuntak (1985:98) mengemukakan batasan-batasan sektor informal yaitu :

“Sebagai kegiatan ekonomi yang bersifat marginal/kecil-kecilan yang mempunyai ciri seperti kegiatan usaha umumnya sederhana dan tidak teratur, bermodal kecil dan bersifat harian, berdiri sendiri, tidak mempunyai ijin usaha berlaku dikalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah, tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus lingkungan kecil/keluarga dan tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan maupun perkreditan dan kegiataan usaha sangat beraneka ragam ”.

Namun Clifford M.Baumback Ph.d menyatakan lain bahwa batasan-batasan usaha sektor informal yaitu “Manajemen oleh pemilik, kegiatan usaha sangat tergantung pada pribadi seseorang, daerah operasinya bersifat lokal dan permodalannya sangat tergantung pada sumber dari dalam bisnis.” (Buchari

Alma 1999 : 96)

Sektor informal sama dengan sektor formal lainnya yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan sendiri memiliki beberapa pengertian diantaranya, ”hasil berupa uang atau materil lainnya yang dicapai daripada penggunaan kakayaan atau jasa-jasa manusia bebas.” (Winardi. 1980:17).

Sedangkan menurut Case and Fair (2002:224) ”total penerimaan adalah jumlah total yang diterima perusahaan dari penjualan produknya, oleh karena itu, total penerimaan sama dengan harga per unit (P) dikalikan kuantitas barang yang terjual (Q).”

TR = P x Q

Istilah pendapatan pada penelitian inia adalah total penerimaan atau biasa disebut dengan total revenue yaitu semua hasil penjualan yang diterima oleh struktur pasar dan diterima oleh produsen. Untuk menentukan nilai pendapatan adalah dengan menghitung total penerimaan yang didapat.

Menurut Sadono Sukirno (2002:192) hubungan hasil penjualan dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi (x1,x2,x3….xn) secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Q = (X1,X2,X3….Xn) Dimana :

Q = output/jumlah produksi X = input

Cara pengusaha untuk memaksimalkan pendapatan tergantung pada pasar dimana mereka bersaing. Di masyarakat sendiri terdapat beberapa struktur pasar, diantaranya:

• Pasar persaingan sempurna • Pasar persaingan tidak sempurna

a. pasar monopoli

b. pasar persaingan monopolistic c. pasar oligopoli

Bila diklasifikasikan usaha kuliner jenis minuman di kota Bandung ini termasuk kedalam ciri dari pasar persaingan monopolistik, hal ini karena sesuai dengan ciri pasar persaingan monopolistik, yaitu:

• terdapat banyak penjual dan pembeli • barangnya berbeda corak

• perusahaan mempunyai kekuasaan yang cenderung kecil menjadi price taker. • keluar masuk kedalam pasar relative lebih mudah,

Ciri-ciri diatas sesuai dengan yang dikemukakan oleh Samuelson

(1997:214) “persaingan monopolistic menyerupai persaingan sempurna dalam

tiga hal, yaitu: terdapat banyak penjual dan pembeli, mudah keluar masuk pasar, dan perusahaan mengnggap harga perusahaan lainnya identik, sedangkan dalam persaingan monopolistic produknya didiferensiasikan.”

Menurut Joesron (2002:174), yang dimaksud pasar persaingan monopolistic adalah suartu pasar dimana terdapat banyak produsen dalam suatu industri yang menghasilkan barang yang berbeda corak atau differentiated

product. Ciri-ciri pasar persaingan monopolistic adalah sebagai berikut:

1. terdapat banyak penjual 2. barangnya berbeda corak

3. perusahaan memiliki sedikit kekuasaan untuk mempengaruhi harga 4. persaingan menetapkan promosi sangat mudah

menurut Hasibuan (1999:22-24) mengemukakan bahwa ada tiga alasan yang menyebabkan diperolehnya pendapatan yaitu:

2. adanya ketidaksempurnaan, tepatnya pada persaingan yang tidak sempurna dalam kegiatan bisnis

3. dalam keadaan yang menguntungkan apa yang diproduksi cepat laku kalau perkiraan terhadap selera konsumen adalah cocok, tetapi dapat juga sebaliknya.

Struktur pasar yang dikaji dalam penelitian ini bersifat persaingan monopolistis sebab berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Adapun ciri-ciri pasar persaingan monopolistis menurut

Sadono Sukirno (2003 : 298), yaitu :

1. terdapatnya banyak penjual 2. barangnya bersifat berbeda corak

3. perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga 4. kemasukan ke dalam industri termasuk mudah

5. persaingan mempromosi penjualan sangat aktif

Diversifikasi produk merupakan faktor penting dalam suatu produk. Semakin beragam dan bertambah produk yang ditawarkan kepada konsumen semakin besar ketertekanan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan Diversifikasi produk adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas. Diversifikasi dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:

1. Diversifikasi konsentris, di mana produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah ada.

2. Diversifikasi horizontal, di mana perusahaan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang sama.

3. Diversifikasi konglomerat, di mana produk-produk yang dihasilkan sama sekali baru, tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada dan diual kepada pelanggan yang berbeda.

Secara garis besar, strategi diversifikasi dikembangkan dengan berbagai tujuan, di antaranya:

1. meningkatkan pertumbuhan bila pasar/produk yang ada telah mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).

2. menjaga stabilitas, dengan jalan menyebarkan fluktuasi laba. 3. meningkatkan kredibilitas di pasar modal.

Diversifikasi konsentik menurut Fred r.David (2006:227) adalah “Diversifikasi konsentrik adalah produk/jasa baru yang masih berkaitan dengan produk/jasa yang lama”. Seperti telah dijelaskan di atas, semakin beragam produk yang ditawarkan kepada konsumen semakin besar ketertarikan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.

Keanekaragaman produk (produk variety) membawa pengaruh baik, karena dapat meningkatkan pendapatan. Pengembangan produk/jasa untuk

dipasarkan melalui penambahan produk/jasa baru baik berkaitan maupun tidak berkaitan dengan produk/jasa yang lama disebut diversifikasi produk.

Menghadapi persaingan para pedagang dapat menerapkan strategi bersaing, selain itu penetapan harga produk yang sesuai, serta diversifikasi produk yang akan dipasarkan.

Dari penjelasan di atas dapat dibentuk suatu kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 2.10 Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Nazir, 1999:182). Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

 Hipotesis Mayor

Persaingan, harga jual dan diversifikasi produk berpengaruh terhadap pendapatan.

Persaingan (X1)

Harga Jual (X2) Pendapatan

(Y) diversifikasi Produk (X3)

 Hipotesis Minor

• persaingan berpengaruh terhadap pendapatan. • harga jual berpengaruh terhadap pendapatan.

Dokumen terkait