Kambing Peranakan Etawah sudah lama dipelihara oleh peternak di Indonesia dan dikenal sebagai kambing penghasil susu yang paling baik. Hal ini karena kambing tersebut dapat menghasilkan susu sebanyak 0,45-2,1 liter/hari/laktasi dan produksi ini rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kambing lainnya. Susu kambing potensial digunakan untuk minuman kesehatan
dan beberapa industri memakainya sebagai bahan baku kosmetik. Oleh karena itu, harga susu kambing jauh lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 30.000/liter dibandingkan dengan harga susu sapi perah sebesar Rp. 4.500/liter. Dengan harga yang tinggi menyebabkan mulai banyak peternak yang memelihara kambing Peranakan Etawah sebagai kambing penghasil susu.
Untuk mendukung perkembangan kambing Peranakan Etawah harus tersedia pakan yang jumlahnya mencukupi dan berkualitas baik agar produksi susunya terjamin. Sebagai hewan ruminansia kambing Peranakan Etawah membutuhkan pakan hijauan sebagai sumber serat utama. Serat yang terdapat dalam pakan ini akan didegradasi dan difermentasi dalam rumen terutama oleh bakteri selulolitik menjadi asam lemak terbang dengan proporsi yang paling banyak berupa asam asetat. Asam asetat akan diserap oleh dinding rumen masuk ke dalam sistem peredaran darah dan dibawa menuju ke sel-sel alveoli sebagai prekursor pembentukan susu terutama sebagai komponen lemak susu. Akan tetapi pembentukan susu membutuhkan asupan protein yang mencukupi agar produksi susu maksimal. Penggunaan pakan hijauan tidak akan mencukupi kebutuhan protein dalam pembentukan susu karena hijauan rata-rata mengandung protein kasar yang rendah yaitu di bawah 10%, sedangkan kebutuhan untuk kambing sedang laktasi rata-rata di atas 12%. Apalagi rumput yang digunakan berasal dari rumput alam yang tidak mengalami pemupukan tentunya kandungan proteinnya jauh lebih rendah. Untuk menjamin ketersediaan nutrien bagi kambing Peranakan
Etawah yang sedang laktasi penggunaan pakan tambahan atau konsentrat menjadi penting.
Konsentrat digunakan sebagai pelengkap pakan hijauan bertujuan untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan. Pakan ini berfungsi sebagai penambah energi dengan serat kasar rendah dan terutama mengandung protein tinggi. Protein dalam konsentrat akan didegradasi oleh mikroba menjadi NH3 dan bersama-sama sumber kerangka karbon yang berasal dari asam lemak terbang hasil degradasi serat hijauan dan pati konsentrat membentuk protein mikrobial.
Protein mikrobial dan protein pakan yang tidak terdegradasi yang masuk ke dalam usus halus akan dihidrolisis secara enzimatik menjadi asam amino lalu diserap melalui proses transport aktif pada dinding usus masuk dalam sistem peredaran darah, dan sebagian asam amino tersebut masuk dalam sel alveoli bersama dengan bahan yang lainnya kemudian terjadi sintesis air susu. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian konsentrat dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas susu kambing perah. Penggunaan konsentrat dilaporkan mampu meningkatkan produksi susu, TS, SNF, BJ susu namun menurunkan kadar lemak susu.
Total solid dinyatakan sebagai komponen susu yang terdiri atas lemak dan SNF. Pada susu kambing normal mengandung TS minimal 11 %. Sementara itu SNF adalah komponen susu selain air dan lemak, nilainya untuk kambing Peranakan Etawah sekitar 8,65 - 9,69 %. Kandungan bahan kering susu tidak banyak berubah, kecuali lemak susu. Lemak susu kambing Peranakan Etawah
yang diberi konsentrat tercatat 3,44 - 4,86%. Nilai berat jenis bergantung pada fluktuasi kadar air, kadar lemak, dan kadar SNF. Variasi lebih banyak ditentukan oleh kadar lemak dan SNF, bila kadar lemak tinggi dan nilai SNF-nya rendah, maka nilai BJ-nya rendah atau sebaliknya. Berat jenis susu yang normal sekitar adalah 1,028-1,032 Kg/L.
Konsentrat yang baik tersusun dari biji-bijian atau hasil ikutan yang banyak mengandung pati dan protein tinggi dengan kadar serat kasar rendah, namun kenyataannya banyak konsentrat disusun dari bahan pakan berkualitas rendah dengan kadar serat kasar tinggi. Di samping itu, penggunaan bahan pakan dari hasil ikutan yang berasal dari biji-bijian sering menimbulkan ketengikan yang berdampak pada penurunan palatabilitas pada konsentrat tersebut. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu konsentrat adalah dengan proses fermentasi.
Fermentasi adalah suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Teknik ini menghasilkan nilai gizi lebih baik daripada bahan asalnya hal ini karena terjadi pemecahan zat makanan yang tidak dapat dicerna oleh ternak secara langsung.
Mikroba akan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana serta mampu memecah senyawa bersifat racun dan antinutrisi pada pakan yang berdampak pakan aman dikonsumsi dan dapat ditingkatkan penggunaannya serta memberikan performan yang lebih baik. Banyak pakan meningkat kualitas proteinnya setelah proses fermentasi. Pengubahan non protein
nitrogen menjadi protein mikroba oleh mikroba itu sendiri memberikan kualitas yang lebih baik. Selain itu perubahan proporsi akibat menurunnya bagian lain terutama karbohidrat berdampak porsi protein meningkat.
Produk fermentasi mempunyai citarasa dan aroma yang lebih baik. Aroma yang baik pada produk fermentasi lebih merangsang ternak untuk mengkonsumsi lebih banyak. Beberapa produk fermentasi seperti alkohol dan asam laktat dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan perusak di dalam produk sehingga dapat terawetkan.
Proses fermentasi akan berjalan dengan baik apabila tersedia sumber energi untuk mikroba. Mikroorganisme menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi setelah terlebih dahulu dipecah menjadi glukosa. Pemecahan glukosa selanjutnya dilakukan melalui jalur glikolisis sampai akhirnya dihasilkan energi.
Pada fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam laktat dibutuhkan energi sebesar 28 dan 47 kkal, kondisi ini menyebabkan produk fermentasi banyak kehilangan energi.
Akhir akhir ini fermentasi banyak dilakukan dengan menggunakan konsorsium dari berbagai jenis mikroba, hal ini dimaksudkan agar proses fermentasi dapat berjalan secara optimal dengan menghasilkan produk fermentasi yang lebih baik. Mikroba-mikroba tersebut diharapkan saling bekerjasama yang menguntungkan dan saling melengkapi kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing mikroba.
Saccharomyces cerevisiae merupakan jenis mikrobia fakultatif aerob yang dapat digunakan baik secara aerob maupun anaerob untuk memperoleh energi dari proses pemecahan glukosa, tahan terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif melakukan aktifitasnya pada suhu 28 - 32ºC. Selnya berbentuk silindris, dengan ukuran sel 5 -20 mikron, dan biasanya 5 – 10 kali lebih besar dari ukuran bakteri.
Khamir ini bersifat non-patogenik dan non-toksik sehingga banyak digunakan dalam berbagai proses fermentasi seperti pembuatan roti dan alkohol. Sifat utama khamir ini adalah memiliki toleransi yang tinggi terhadap alkohol sehingga umum digunakan dalam proses fermentasi. Khamir jenis ini sangat mudah ditumbuhkan dan membutuhkan nutrien yang sederhana, laju pertumbuhannya sangat cepat dan stabil. Produk utama dari fermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae adalah alkohol, merombak pati menjadi glukosa oleh peran enzim amilase, disamping itu juga khamir ini memiliki kemampuan mencerna serat. Dilaporkan bahwa pemanfaatan Saccharomyces cerevisiae dalam pengolahan/fermentasi dan pemanfaatanya pada ternak sapi perah dapat meningkatkan produksi susu dan bobot badan. Lebih lanjut penelitian lain menunjukkan adanya peningkatan bobot badan domba yang diberi pakan produk pengolahan Saccharomyces cerevisiae.
EM-4 (Effective Microorganisms) merupakan suatu kultur campuran dalam medium cair berwarna coklat kekuning-kuningan, berbau asam, dan terdiri atas mikroba yang bersifat aerob dan fakultatif bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, Actinomycetes, khamir (ragi), dan jamur yang semuanya menguntungkan. Keuntungan dari EM-4 mampu memperbaiki jasad renik di
dalam saluran pencernaan ternak sehingga kesehatan ternak akan meningkat, tidak mudah stress, bau kotoran akan berkurang dan meningkatkan nafsu makan karena aroma asam manis yang ditimbulkan. Adanya jamur pada konsorsium tersebut dapat mendegradasi serat sehingga menurunkan kadar serat substrat yang berdampak pada peningkatan nutrien lain seperti protein, BETN, dan energi.
Bakteri asam laktat memiliki jumlah yang paling dominan pada EM-4, mikroba tersebut menghasilkan asam laktat yang memiliki aroma yang khas seperti pada silase yang disukai oleh ternak. Hal ini memungkinkan EM-4 dapat memperbaiki kualitas konsentrat. Penggunaan EM-4 pada pakan terbukti meningkatkan pertambahan bobot badan kambing Kacang.
Penelitian yang akan dilakukan adalah proses fermentasi konsentrat yang diproses secara anaerob dengan menggunakan berbagai campuran mikroba.
Konsorsium Saccharomyces cerevisiae dan EM-4 diharapkan akan memberikan dampak yang positif, dimana mikroba-mikroba dalam konsorsium tersebut yang bersifat aerob (Saccharomyces cerevisiae) akan memanfaatkan oksigen semaksimal mungkin pada awal fermentasi akan memberikan suasana yang lebih anaerob untuk berkembangnya mikroba fakultatif anaerob, seperti asam laktat, sehingga proses fermentasi anaerob berjalan lebih optimal yang akan menghasilkan produk berupa alkohol dan asam laktat lebih maksimal yang memberikan aroma yang lebih baik. Dengan proses fementasi yang berjalan optimal, maka kebutuhan karbohidrat (pati dan serat) sebagai sumber energi menjadi meningkat, akibatnya energi substrat berkurang dan sedikit suplai serat
dan pati untuk mikroba rumen, yang pada gilirannya pembentukan lemak susu menjadi berkurang. Namun demikian degradasi serat dan pati menyebabkan proporsi protein meningkat, dimana protein dibutuhkan untuk pembentukan susu.
Disamping itu, fermentasi meningkatkan palatabilitas ransum karena aromanya yang menyenangkan bagi ternak. Dengan konsumsi yang meningkat memberikan asupan bahan kering yang meningkat pula yang akan diproses dalam saluran pencernaan dan digunakan untuk pembentukan susu serta komponen susu.
2.3. Hipotesis
1. Proses fermentasi dapat meningkatkan protein namun menurunkan serat kasar dan energi konsentrat.
2. Pemberian konsentrat terfermentasi dapat meningkatkan palatabilitas ransum pada kambing Peranakan Etawah.
3. Pemberian konsentrat terfermentasi pada kambing perah (Peranakan Etawah) mampu meningkatkan produksi susu, Total Solid, berat jenis dan kadar lemak susu.