• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pelaksanaan Pelaporan Keuangan

2.3 Kerangka Pemikiran

akuntabilitas keuangan sebagai variabel dependen (Y) Sistem pengendalian intern berpengaruh positif terhadap akuntabilitas publik, hanya saja tingkat hubungannya rendah. Variabel independen yaitu sistem pengendalia n intern pemerintah Variabel dependen yang digunakan yaitu akuntabilitas keuangan, sedangakan peneliti sebelumnya yaitu akuntabilitas public 2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam rangka penyelenggaran otonomi daerah, pemerintah daerah diberikan kewenangan yang luas dalam menyelenggarakan semua urusan pemerintahan. Pengelolaan keuangan daerah yang dituangkan dalam bentuk APBD adalah salah satu aspek pelaksanaan otonomi daerah yang harus dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga bisa berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.

Dengan semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap penyelengaraan pemerintahan daerah yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance, maka perlu dilakukan pembenahan terhadap tata kelola pemerintahan yang ada dengan melakukan reformasi birokrasi, penegakan hukum, dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Standar akuntansi pemerintah merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah (Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010). Tujuan diterapkannya standar akuntansi pemerintah adalah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun daerah.

Governmental Accounting Standard Board (GASB) (dalam Mardiasmo, 2002) menjelaskan keterkaitan akuntabillitas yang merupakan salah satu tujuan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dengan pelaporan keuangan yang merupakan komponen dari pengelolaan keuangan sebagai berikut:

“….Accountability requires government to answer to the citizenry to justify the raising of public resources and the purposes for which they are used. Governmental Accountability is based in the belief that the citizenry has a “right to know”, a right to receive openly declared facts that may lead to public debate by the citizens and their elected representative. Financial reporting plays a major role in fulfilling government’s duty to the publicly accountable a democratic society.”

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas pemerintah dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengetahui peningkatan sumber daya publik yang telah digunakan dalam tujuan pemerintahan. Akuntabilitas pemerintah didasarkan pada keyakinan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui, hak untuk menerima fakta secara terbuka dari perwakilan yang telah mereka pilih. Pelaporan keuangan memainkan peran utama dalam memenuhi kewajiban akuntabilitas publik terhadap masyarakat yang demokratis.

Dalam mewujudkan pengelolaan keuangan pemerintah yang lebih akuntabel dan transparan, selain standar akuntansi pemerintah, juga diperlukan sistem

pengendalian intern pemerintah sebagai pengendalian atas semua kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Sistem pengendalian intern pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP No. 60 Tahun 2008).

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa:

“Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.”

Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa:

“Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh.”

Salah satu akuntabilitas yang penting berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah adalah akuntabilitas keuangan. Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk menggunakan dana publik (public money) secara ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana, serta korupsi. Akuntabilitas keuangan ini sangat penting karena

menjadi sorotan utama masyarakat. Akuntabilitas keuangan terkait dengan penghindaran penyalahgunaan dana publik (Mardiasmo, 2009). Tahap-tahap dalam Akuntabilitas keuangan meliputi: (1) Perumusan rencana keuangan (proses penganggaran), (2) Pelaksanaan dan pembiayaan kegiatan, (3) Evaluasi atas kinerja keuangan, dan (4) Pelaksanaan pelaporan. (LAN, 2001).

Menurut Mardiasmo (Kepala BPKP), akuntabilitas keuangan Negara terdiri dari 4 (empat) pilar yaitu: efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk bisa mencapai ke 4 (empat) pilar tersebut maka diperlukan adanya langkah-langkah yaitu dengan melaksanakan 5 (lima) pilar Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan (www.bpkp.go.id).

Akuntabilitas keuangan daerah akan terlihat dari opini hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) yang diberikan terhadap LKPD. Penjelasan Ayat (1) Pasal 16 UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyebutkan bahwa kriteria opini hasil pemeriksaan atas laporan keuangan, yaitu:

1. Kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, 2. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), 3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang–undangan, 4. Efektivitas sistem pengendalian intern.

Standar akuntansi pemerintah dan sistem pengendalian intern pemerintah termasuk dalam kriteria opini hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh BPK. Dengan diterapkannya standar akuntansi pemerintah dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah dan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintah, diharapkan pemerintah daerah dapat mencapai opini tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian. Pencapaian opini tersebut, dapat memperlihatkan akuntabilitas keuangan pemerintah daerah kepada masyarakat.

Zeyn (2011) menyatakan bahwa penerapan good governance dan standar akuntansi pemerintah dengan komitmen organisasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan baik secara parsial maupun secara simultan. Tesar (2011) menyatakan bahwa penerapan sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh terhadap akuntabilitas publik, hanya saja tingkat hubungannya termasuk rendah.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah dan

Sistem Pengendalian Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan

Otonomi Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP)

Gambar 2.2

Bagan Paradigma Penelitian

Dokumen terkait