H. Penelitian Terdahulu
I. Kerangka Pemikiran
Dari penjelasan teoritis dan hasil penelitian-penetilian terdahulu maka maka yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (X1), Return On Equity (X2), Debt to Equity Ratio (X3) dan Net Profit Margin (X4) sebagai variable independen (bebas) dan harga saham (Y) sebagai variable dependen (variabel terikat) sehingga kerangka pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
J. Hipotesis
1. Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham
Rasio Earning Per Share (EPS) adalah suatu rasio yang mana melakukan perhitungan utamanya antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar
X5 X2 X3 X4 X1 EPS ROE DER NPM HARGA SAHAM
saham. Hasil perhitungan rasio ini sendiri menunjukan laba per lembar saham suatu perusahaan. Informasi Earning Per Share (EPS) menunjukan besarnya laba yang siap dibagikan kepada para investor atau pemilik saham. Investor membeli saham atau mempertahankanya karena memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan dividend dan capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran devidend dan kenaikan nilai saham di masa datang. Sehingga jika angka Earning Per Share (EPS) perusahaan meningkat akan menarik perhatian investor dalam saham perusahaan, dengan permintaan saham yang meningkat maka harga saham perusahaan pun juga akan ikut meningkat. Pernyataan ini didukung oleh oleh hasil penilitian yang dilakukan oleh Patriawan (2011) dan Dorothea Ratih (3013), yang menemukan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1: Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham.
2. Return On Equity (ROE) dan Harga Saham
Return On Equity (ROE) adalah rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dari pemegang saham untuk mendapatkan laba bersih. Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal. Selain itu juga Return On Equity (ROE) adalah rasio yang memberikan informasi bagi para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian
modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja menghasilkan laba. Semakin besar nilai Return On Equity (ROE) maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan sehingga akan menarik perhatian investor dan menyebabkan permintaan bertambah dan harga saham pun akan naik. Penelitian yang dilakukan oleh Anggi Saputra (2010) dan Recyana Putri Hutami (2012) menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H2: Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham.
3. Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham
Menurut Dharmastuti (dalam Patriawan, 2004) Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dan total ekuitasnya. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Sedangkan menurut Egi Ferdianto (2014) Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukan oleh seberapa besar dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menandakan struktur pemodalan usaha lebih banyak memanfaatkan utang ketimbang modal atau ekuitas sendiri. Menurut Kanti (2008) semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) berarti laba perusahaan juga besar namun
digunakan juga untuk pembayaran hutangnya, sehingga investor tertarik menginvestasikan dananya walaupun investor mengetahui perusahaan menanggung resiko yang berat. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar rasio Debt to Equity Ratio (DER) harga saham semakin naik sesuai dengan teori Modligani dan Miller (dalam Ricky Setiawan, 2011) sejauh mana pembayaran bunga bisa dipergunakan untuk mengurangi beban pajak maka penggunaan hutang memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Novasari (2013) dan Safitri (2016) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H3: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap harga saham.
4. Net Profit Margin (NPM) dan Harga Saham
Rasio Net Profit Margin (NPM) adalah rasio untuk mengukur presentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran perusahaan termasuk bunga dan pajak (Egi Ferdianto, 2014). Net Profit Margin (NPM) termasuk dalam rasio profitabilitas karena merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini menggambarkan laba bersih perusahaan yang dibandingkan dengan penjualan, semakin tinggi Net Profit Margin (NPM) perusahaan maka perusahaan beropersi semakin baik begitu juga jika Net Profit Margin (NPM) semakin rendah maka perusahaan akan memburuk dalam beroperasi. Menurut Hutami (2012)
semakin besar rasio ini semakin baik karena kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan cukup tinggi serta kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya cukup baik. Dengan meningkatnya laba hal ini akan menarik investor untuk membeli saham pada perusahaan yang Net Profit Margin (NPM) tinggi. Dengan demikian hal ini akan menyebabkan naiknya harga saham. Namun apabila jika manajemen perusahaan berjalan kurang bagus maka Net Profit Margin (NPM)juga dapat memberikan dampak yang buruk. Penelitian yang dilakukan oleh Santy Sitohang (2010), Donny Siahaan (2011) dan Resyana Putri Hutami (2012), menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H3: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap harga saham.
5. Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM)
Penelitian yang dilakukan oleh Resyana Putri Hutami (2012) tidak menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) tetapi yang digunakan hanya 3 (tiga) rasio keuangan yaitu Devidend Per Share (DPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) sebagaimana Dwiatma Patriawan dalam penelitiannya juga menggunakan 3 rasio keuangan yaitu Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) namun tidak menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM). Dalam penelitian
Resyana Putri Hutami dan Dwiatma Patriawan, rasio Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap harga saham.
Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H5: Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.