• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak ada dua yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bersifat bawaan atau genetik, merupakan potensi dasar. Faktor eksternal adalah lingkungan, yang memberikan kesempatan faktor genetik berkembang secara optimal. Stimulasi yang diberikan akan berpengaruh secara optimal pada anak jika diberikan tepat pada saat munculnya masa peka pada anak dan sesuai dengan kondisi anak dalam semua aspek tumbuh kembang. Stimulasi pada tahun-tahun pertama kehidupan anak sangat mempengaruhi struktur fisik otak anak, dan hal ini sulit diperbaiki pada masa-masa kehidupan selanjutnya.

Stimulasi psikososial yang merangsang pertumbuhan anak tidak akan memberi arti baik bagi masa depan anak, jika status gizi dan kesehatan anak tidak mendukung. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan ditentukan dengan pendekatan melaui cara pengasuhan dan pemberian makanan serta stimulasi anak pada usia dini. Gizi yang tidak seimbang maupun gizi buruk serta status kesehatan anak akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan, dan pada akhirnya akan menurunkan kemampuan anak dalam menyerap, memproduksi dan merekonstruksi informasi.

Pengetahuan ibu terhadap gizi dan kesehatan akan membantu ibu untuk mengasuh anak baik melalui pola asuh makan dan pola asuh terhadap pelayanan kesehatan. Selain pengetahuan ibu, diharapkan ibu memiliki sikap yang positif terhadap gizi dan kesehatan dan sikap positif ini akan mengarahkan ibu kepada praktik positif. Untuk mendapatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap gizi dan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu, usia ibu dan tingkat pendapat keluarga.

Berdasarkan hasil studi Zeitlin (2000) menunjukkan bahwa anak yang diasuh dengan baik akan memiliki tingkat perkembangan yang baik. Anak akan sangat bergantung pada orang lain dalam keluarga yang merupakan lingkungan dimana anak bertumbuh dan berkembang, terutama pengasuhan dan perawatan ibunya dalam memenuhi kebutuhan. Dengan demikian pengetahuan gizi ibu, keadaan sosial ekonomi keluarga, dan pola asuh makan balita akan berpengaruh terhadap konsumsi makanan balita. Konsumsi makanan balita dan status kesehatan akan berpengaruh secara langsung terhadap status gizi. Status gizi, pola asuh lingkungan, dan karakteristik balita akan berhubungan dengan

perkembangan kognitif anak. Kerangka pemikiran penelitian secara skematis di sajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran.

Karakteristik Keluarga  Pendidikan Orang Tua  Pekerjaan Orang Tua  Usia Orang Tua  Besar Keluarga  Pendapatan Keluarga

Karakteristik Anak  Usia

 Jenis Kelamin  Berat Badan Lahir

Asupan Gizi Anak  Tingkat kecukupan energi  Tingkat kecukupan protein

Status Gizi Anak  BB/U

 TB/U  BB/TB

Perkembangan Kognitif Anak

Pola Asuh Lingkungan (HOME)  Stimulasi belajar  Stimulasi bahasa  Stimulasi akademik  Variasi stimulasi kepada anak  Hukuman positif  Kehangatan dan Penerimaan  Modeling  Lingkungan Fisik

Pengetahuan, Sikap dan Praktek Ibu terhadap Gizi

dan Kesehatan

Keterangan :

= variabel yang diteliti

Keikutsertaan dalam PAUD

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Growth, Cognitive Development and Psychosocial of Preschool Children in Poor Farmer and Non- Farmer Households, yang dibiayai oleh Neys Van Hoogstraten Foundation (Khomsan et al. 2011). Desain penelitian ini adalah cross-sectional study dimana penelitian dilakukan untuk menganalisis keterkaitan antara status gizi dan pola asuh lingkungan dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah pada keluarga miskin. Penelitian berlokasi Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung sejak Oktober 2011 hingga Juli 2012.

Adapun alasan penelitian berlokasi di Kabupaten Subang karena berdasarkan laporan BPS (2006), bahwa Subang merupakan daerah pertanian dan memiliki persentase penduduk miskin yang tinggi sebesar 18.9% tahun 2005. Kemudian kondisi yang beragam, dengan wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni wilayah selatan, wilayah tengah dan wilayah utara. Bagian selatan wilayah Kabupaten Subang terdiri atas dataran tinggi atau pegunungan, bagian tengah wilayah Kabupaten Subang berupa dataran, sedangkan bagian utara merupakan dataran rendah yang mengarah langsung ke Laut Jawa. Sebagian besar wilayah pada bagian selatan Kabupaten Subang berupa perkebunan (baik perkebunan milik negara maupun perkebunan rakyat), hutan dan lokasi pariwisata. Bagian tengah wilayah Kabupaten Subang bidang pertanian berkembang perkebunan karet, tebu dan buah-buahan, bagian industri berkembang pabrik-pabrik, serta perumahan, pusat pemerintahan dan instalasi militer. Kemudian pada bagian utara wilayah kabupaten subang berupa sawah pengairan teknis dan tambak serta pantai.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga miskin yang memiliki anak usia prasekolah (3-5 tahun) yang berada di Kabupaten Subang, yang terdiri dari 30 kecamatan dan 253 desa. Responden adalah ibu yang memiliki anak usia prasekolah beserta anak usia prasekolah. Penelitian induk, yaitu Growth, Cognitive Development and Psychosocial of Preschool Children in Poor Farmer and Non-Farmer Households menggunakan teknik purposive sampling untuk

memilih sampel dari populasi. Dari sebanyak 30 kecamatan yang terletak di Kabupaten Subang, Kecamatan Jalancagak dipilih dengan teknik purposive sampling sebagai tempat penelitian. Kecamatan Jalancagak termasuk daerah pegunungan dan dataran tinggi (Subang bagian selatan) yang memiliki topografi pegunungan dengan ketinggian 700 m dpl dengan luas 416.891 hektar. Kecamatan Jalancagak terdiri dari tujuh kelurahan atau desa, yaitu Bunihayu, Tambakmekar, Kumpay, Jalancagak, Tambakan, Sarireja dan Curugrendeng (BPS 2010). Kemudian secara purposive dipilihlah 5 desa, yaitu Kumpay, Tambakan, Bunihayu, Tambakmekar, dan Jalancagak. Pemilihan ini berdasarkan jumlah anak berusia 3-5 tahun dan jumlah posyandu yang aktif pada desa tersebut. Kemudian sampel dari kelima desa tersebut disaring berdasarkan kriterian inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Anak berusia 3-5 tahun 2. Hidup bersama ibu 3. Tinggal di Subang

4. Pendapatan di bawah US$2/kapita/hari

Adapun kriteria eksklusi sampel adalah sebagai berikut: 1. Anak usia prasekolah namun tidak tinggal di Subang 2. Tidak tinggal bersama ibu

3. Pendapatan di atas US$2/kapita/hari 4. Ibu tidak bersedia untuk diwawancarai

Berdasarkan data yang diperoleh dari Subang dalam Angka (2009) jumlah penduduk di Kabupaten Subang sebesar 1.470.324 orang. Kemudian dengan menggunakan asumsi bahwa jumlah penduduk yang memiliki anak usia 3-5 tahun adalah 10% dari total populasi di Subang. Maka jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 147.032 orang. Untuk perhitungan jumlah sampel minimum dihitung melalui pendekatan berdasarkan Rumus Slovin (Adanza et al. 2002), setelah didapatkan data anak yang memenuhi kriteria inklusi.

Keterangan :

n : besar sampel yang ingin diteliti

N : total populasi yang memenuhi kriteria inklusi e : selang kepercayaan 95% dengan α sebesar 0.05

26

maka perhitungan sampel:

≈ 400

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel minimum yang didapat adalah sebanyak 400 sampel, maka sampel untuk setiap desa masing-masing adalah 80 sampel. Untuk penelitian ini, desa yang dipergunakan sebagai sampel adalah desa Kumpay dan Bunihayu. Adapun alasan pemilihan kedua desa tersebut adalah mata pencaharian pokok penduduk kedua desa sangat beragam dan jumlah posyadu yang aktif. Bagan alir tahapan pengambilan sampel disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Bagan alir tahapan pengambilan sampel.

Dokumen terkait