• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

3.5 Kerangka Penelitian

Kerangka Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengembangan Sistem Observasi Wawancara Studi Pustaka Studi Literatur Sejarah singkat BNI Syariah Sistem yang sedag berjalan Metode RAD (Rapid Application Development) (Kendall, 2008) Requirement Planning RAD Design Workshop Metode SPK (Sistem Penunjang Keputusan) (Kusrini, 2007) Immplementation Phase Pengujian Model AHP (Analytical Hierarkhi Process)

Profil BNI Syariah Sejarah singkat BNI Syariah Visi & Misi

Struktur Organisasi Identifikasi Masalah Identifikasi Lingkup Sistem Identifikasi Sistem Berjalan Identifikasi Syarat-syarat Informasi

Alternatif Sistem Usulan Perbandingan Sistem Membuat Hierarki Penilaian Kritera & Alternatif Menentukan Prioritas Konsistensi Logis Black Box Identifikasi Solusi Alternatif

Use Case Diagram Activity Diagram Statechart Diagram Sequence Diagram Class Diagram Start End

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

BAB IV

RANCANG DAN BANGUN

4.1 Requirement Planning 4.1.1 Profil BNI

Bank Negara Indonesia atau BNI (PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.) adalah bank komersial tertua yang berdiri sejak 5 Juli 1946, Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan sejak tahun 1968. Pada tahun 1988, nama panggilan yang lebih mudah disingkat “Bank BNI” ditetapkan bersamaan dengan perubahan identitas. Pada tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Sedangkan perubahan menjadi perusahaan public diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. BNI bertekad meberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggan Negara. Kegiatan bank yang dijalankan, yaitu :

a) Dual Sistem Bank

b) Sistem Manajemen yang Mendukung Syariah Compliance c) Syariah Chanelling Outlet

d) Produk Inovatif Sesuai Syariah

e) Pembiayaan Produktif Syariah, dengan memiliki Pembiayaan Produktif Syariah, bentuk-bentuk pembiayaan yang ada di BNI Syariah adalah :

1. Murabahah

Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati, dengan pihak bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dapat dilakukan dengan pembayaran tunai maupun dengan cara diangsur.

2. Mudharabah

Mudharabah adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil antara bank dan nasabah pembiayaan dimana pemilik modal (Bank) menyediakan sebagian besar

modal pada suatu usaha yang disepakati. 3. Musyarakah

Musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara Bank dengan nasabah dimana modal usaha berasal dari kedua belah pihak. Dalam pembiayaan musyarakah ini, keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan porsi sharing modal masing-masing.

Sebagaimana umumnya perbankan komersial (comersial banking), produk-produk yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha dan kemudian pengelolaan usaha seperti, BNI iB Pembiayaan Modal Kerja, BNI iB Pembiayaan Investasi, BNI iB Pembiayaan Pola Kerjasama, BNI iB Tapenas, BNI iB Deposito, BNI iB Haji, dan lain sebagainya.

4.1.2 Sejarah BNI Syariah

Pemegang saham PT. Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) memberi lampu hijau untuk melakukan pemisahan (spin off) terhadap unit usaha syariahnya. Unit syariah akan menjadi PT. BNI Syariah yang dimiliki oleh BNI. Perusahaan yang akan menyediakan layanan jasa yang sesuai dengan hukum Islam ini akan beroperasi secara penuh di tahun 2010. Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU No.10 Tahun 1998, mulailah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) merintis Divisi Usaha Syariah.

4.1.3 Visi dan Misi 1. Visi BNI Syariah

bisnis sesuai kaidah Islamiyah sehingga insyaAllah membawa berkah. 2. Misi BNI Syariah

Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri.

4.1.4 Struktur Organisasi

DIREKSI BNI

PEMIMPIN DIVISI USAHA SYARIAH WAKIL PEMIMPIN BIDANG BISNIS WAKIL PEMIMPIN BIDANG PENUNJANG PEMP. KELOMPOK BISNIS KARTU SYARIAH

Pengelola Produk & Operasional Pengelolaan Layanan & Pelaporan

Pengelola Program Pemasaran & sales

PEMP. KELOMPOK TRESURI & OPERASiONAL PEMP. KELOMPOK PEMASARAN PEMP. KELOMPOK PERENCANAAN & PENGEMBANGAN DEWAN PENGAWAS BISNIS SYARIAH (DPBS) -DIREKTUR KOMERSIAL Perencanaan & Analisis Pasar Produk Lialibilities Produk Assets

Pengelola Promosi & Komunikasi Pengembangan Internasional Pengelolaan RTGS & Operasional Pengelolaan Tresuri Financial Services Pengelola Administrasi Pembiayaan Pembiayaan Besar Pembiayaan Khusus PEMP. KELOMPOK PENUNJANG Hukum PEMP. KELOMPOK SISTEM & PROSEDUR Pengelola Manajemen Rasio QUALITY ASSURANCE DEWAN PENGAWAS SYARIAH

(DPS)

Teknologi Informasi Pengelolaan

Saluran Distribusi & Logistik

Pengelola SDM Bagian Umum Sistem Akuntansi Pengelola Keuangan & MIS Sistem dan Prosedur SUPERVISI

CABANG KELOMPOK

NPF

SFRM

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BNI Syariah (Sumber : PT. BNI Syariah, 2009)

BNI syariah dipimpin oleh seorang direksi, yang dibantu oleh seorang Direktur Komersial sebagai Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPPS), yang memiliki keterkaitan dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Direktur Komersial sebagai Dewan Pengawas Bisnis Syariah (DPPS), mengawasi Pemimpin Divisi Usaha Syariah yang membawahi Wakil Pemimpin Bidang Bisnis dan Wakil Pemimpin Bidang Penujang. Mereka membawahi pemimpin-pemimpin kelompok di bidangnya masing-masing dan bertugas mengawasi pegawai-pegawainya agar bekerja dengan baik.

4.1.5 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang terjadi di PT. BNI Syariah adalah adanya permasalahan yang dirasakan Manajer selaku pengambil keputusan dalam proses penilaian nasabah Pembiayaan Murabahah. Manajer juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menilai nasabah, karena penilaian masih dilakukan dengan cara manual.

Pada sistem yang berjalan saat ini, ketika melakukan proses analisis penilaian, Manajer selaku pengambil keputusan hanya mencocokkan dari data yang tersedia pada database nasabah, lalu data pemohon dianalisis sesuai dengan kriteria yang ada untuk menilai nasabah apakah layak diterima menjadi penerima Pembiayaan Murabahah atau tidak. Proses penilaian dan pengambilan keputusan memakan waktu sehingga kinerja Manajer terhambat. Belum adanya sistem informasi yang memproses penganalisisan penilaian secara terkomputerisasi juga menyebabkan terjadinya proses penilaian berulang pada calon nasabah penerima Pembiayaan Murabahah yang sama.

Dari permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa diperlukannya sebuah sistem penunjang keputusan dalam penerimaan nasabah Pembiayaan Murabahah yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan keputusan dapat berlangsung cepat dan hasil yang didapatkan sesuai dengan kriteria yang dimiliki PT. BNI Syariah.

4.1.6 Identifikasi Lingkup Sistem

Mengidentifikasi syarat-syarat informasi adalah melakukan penilaian yang sesuai dengan kriteria yang telah ada. Dalam melakukan penilaian terhadap berkas yang telah diajukan nasabah, seorang Manajer dibantu dengan sebuah SPK, dapat menganalisis nasabah dengan waktu relatif lebih singkat, SPK juga dapat mendukung keputusan Manajer dalam pengambilan keputusan sesuai dengan kriteria dan dapat mencapai target sesuai harapan pemerintah. Bila calon nasabah tidak memenuhi persyaratan dengan kriteria penerimaan pembiayaan, maka nasabah tersebut akan ditolak mendapatkan pembiayaan murabahah. Bila calon nasabah memenuhi kriteria maka diterima untuk mendapatkan pembiayaan murabahah, dilanjutkan dengan pembuatan surat perjanjian pembiayaan untuk disetujui bersama dengan akad jual-beli Murabahah.

Pada tahap ini dijelaskan kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam proses penilaian nasabah Pembiayaan Murabahah. Kriteria-kriterianya adalah :

a) Kemampuan Nasabah (Musytari)

Kemampuan atau penghasilan nasabah dalam membayar pembiayaan murabahah tersebut.

b) Nilai Jaminan Nasabah (Musytari)

Menilai nominal jaminan yang diajukan nasabah, karena tidak membayar secara tunai maka nasabah diminta memberikan jaminan. Apabila nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian maka jaminan yang diajukan akan disita oleh pihak bank. Jaminan orang juga diperlukan agar sewaktu-waktu jika terjadi masalah, seperti nasabah tersebut meninggal atau pembayaran terhambat ada pihak yang akan melunasinya.

Sumber pelunasan nasabah dilihat berdasarkan kondisi ekonomi nasabah dalam jangka panjang, khususnya dalam waktu pembayaran angsuran, apakah stabil dan tepat waktu atau terhambat nantinya,

d) Legalitas Usaha Nasabah (Musytari)

Legalitas atau kepemilikan usaha nasabah harus dilihat keabsahan, izin usaha dan masa berlakunya.

e) Karakter Nasabah Musytari

Karakter dilihat dari kepribadian nasabah apakah sifat atau wataknya baik, pernah terlibat masalah hukum atau tidak, benar-benar dapat dipercaya/amanah, memiliki itikad yang baik untuk mengembalikan pinjaman atau tidak dan umur sebagai penilaian tambahan dari calon nasabah penerima pembiayaan murabahah.

4.1.7 Identifikasi Sistem Berjalan

Sistem penilaian nasabah penerima Pembiayaan Murabahah pada sistem yang berjalan di PT. BNI Syariah sebagai berikut :

1. Formulir Pembiayaan dapat diambil di bagian Pembiayaancabang-cabang BNI & BNI Syariah, oleh unit processing maka dilakukan validasi dan pengecekkan kelangkapan dokumen berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Setelah dilakukan pengecekkan kelengkapan dokumen beserta validitasnya, maka oleh unit data entry dilakukan penginputan data identitas pemohon kedalam sistem.

3. Jika data telah dicek kelengkapannya dan telah diinput ke dalam sistem, maka akan dilakukan verifikasi kebenaran data pemohon oleh petugas teleplus officer BNI melalui telepon, dimana semua konfirmasi yang disampaikan oleh pemohon ataupun pihak terkait lainnya akan dicocokkan dengan sistem.

4. Setelah dilakukan verifikasi terhadap kebenaran dan keabsahan dokumen, maka proses selanjutnya dilakukan analisis kelayakan dilakukan oleh Manajer untuk menentukan kelayakan nasabah mendapat Pembiayaan Murabahah atau tidak. 5. Jika ditolak maka akan dibuatkan surat pemberitahuan penolakan mendapat

Pembiayaan Murabahah secara manual kepada pemohon tanpa disertai alasan penolakan.

6. Dan jika permohonan disetujui, maka dibuat surat perjanjian dan transaksi disetujui oleh nasabah dan pihak BNI Syariah.

Gambar 4.2 Sistem yang Sedang Berjalan (Sumber : PT. BNI Syariah, 2007)

Manajer mengalami permasalahan dalam menganalisis dan melakukan penilaian terhadap nasabah penerima pembiayaan murabahah. Proses penilaian nasabah menjadi terhambat dan membutuhkan waktu sehingga tidak sesuai antara banyaknya nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan nasabah yang diterima untuk mendapatkan pembiayaan murabahah, dari 6 nasabah pemohon pembiayaan yang dapat dianalisis hanya 2 nasabah

setiap harinya. Serta proses penilaian yang cenderung berulang pada nasabah yang sama sehingga dibutuhkkan cara agar pemenuhan target dari Pemerintah dapat tercapai. Maka perlu dibuat sistem informasi penunjang keputusan penerimaan nasabah Pembiayaan Murabahah yang dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan penerimaan nasabah Pembiayaan Murabahah PT. BNI Syariah.

4.1.8 Identifikasi Syarat-Syarat Informasi

Lima kriteria yang menjadi dasar dalam penerimaan nasabah Pembiayaan Murabahah di BNI Syariah untuk periode tahun 2007-2012, yaitu Kemampuan Nasabah, Nilai Jaminan, Legalitas Usaha, Sumber Pelunasan Nasabah, Karakter Nasabah. Tiap kriteria memiliki penilaian yang berbeda-beda yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup Kurang dan Sangat Kurang. Penjelasan penilaian kriteria adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan Nasabah setiap bulan adalah sebagai berikut : a. Sangat Baik : lebih dari Rp.12.100.000 / bulan

b. Baik : Rp. 9.100.000 - Rp. 12.000.000 / bulan c. Cukup : Rp. 7.100.000 - Rp. 9.000.000 /bulan d. Kurang : Rp. 5.100.000 - Rp. 7.000.000 /bulan

e. Sangat Kurang : Rp. 2.000.000 - Rp. 5.000.000 / bulan 2) Nilai Jaminan :

a. Sangat Baik : Sertifikat-sertifikat (Tanah, Bangunan, Rumah, dll), Emas (sesuai kadarnya)

b. Baik : Surat berharga (Deposito, Tabungan dll), Emas (sesuai kadarnya) c. Cukup : Kendaraan bermotor (Surat BPKB), Emas (sesuai kadarnya) d. Kurang : Emas (sesuai kadarnya)

3) Legalitas Usaha yang dimiliki :

a. Sangat Baik : Berbadan hukum penuh b. Baik : Ada ijin usaha

c. Cukup : Absah dan masih dalam masa berlaku d. Kurang : Dalam pendirian

e. Sangat Kurang : Tidak ada

4) Sumber Pelunasan Nasabah, dalam pengembalian pembiayaan tiap bulan :

a. Sangat Baik : Sangat Lancar (untuk nasabah yang baru mengajukan pembiayaan atau belum pernah mengajukan pembiayaan atau pinjaman lain di Bank manapun dan untuk pengembalian pembiayaan rutin setiap bulan atau menunggak 1 bulan)

b. Baik : Lancar (pengembalian pembiayaan ruti setiap bulan atau terlambat 1 bulan)

c. Cukup : Kurang Lancar (pengembalian pembiayaan terlambat 2-3 bulan) d. Kurang : Dalam Perhatian Khusus (pengembalian pembiayaan terlambat 2-3 bulan)

e. Sangat Kurang : Kredit Macet Nasabah (pengembalian pembiayaan terlambat 6 bulan/black list)

5) Karakter Nasabah

a. Sangat Baik : Amanah

b. Baik : Jujur dan Tanggung Jawab c. Cukup : Ulet dan Pantang Menyerah d. Kurang : Kreatif

e. Sangat Kurang : Lain-lain

Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di bagian pembiayaan murabahah BNI Syariah, yaitu belum adanya sistem yang dapat membantu Manajer dalam menganalisis. Untuk mengurangi hambatan dan waktu dalam menganalisis nasabah penerima pembiayaan murabahah, antara banyaknya nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan nasabah yang diterima untuk mendapatkan pembiayaan murabahah, dari 6 nasabah pemohon pembiayaan yang sebelumnya Manajer hanya dapat menganalisis 2 nasabah setiap harinya, dengan menggunakan SPK dapat menganalisis 5 orang nasabah setiap harinya. Maka perlu dibuat sistem informasi penunjang keputusan penerimaan nasabah pembiayaan murabahah yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan penerimaan nasabah Pembiayaan Murabahah PT. BNI Syariah. Berikut hal-hal yang perlu dirancang untuk pendukung sistem usulan :

1. Bagian Unit Data Entry sebagai admin, menginput data-data pemohon pada sistem. Setelah proses penginputan selesai hasil input secara otomatis akan tersimpan di dalam database dan hasilnya dapat dilihat dalam menu lihat data nasabah, bila ada kesalahan dalam pengisian atau kesalahan maka user dapat melakukan proses edit. 2. Manajer tidak lagi melakukan analisis penerimaan secara manual, karena proses

penilaian akan dihitung oleh sistem. Manajer hanya memasukkan penilaian nasabah dan menganalisis hasilnya. Untuk proses perhitungannya, nilai tiap nasabah dikalikan dengan bobot kriteria dan subkriteria hasil perhitungan AHP. Output sistem adalah hasil perhitungan tiap nasabah, berupa grafik dan laporan kelayakan nasabah menerima Pembiayaan Murabahah atau tidak.

Gambar 4.3 Sistem Usulan

4.1.10 Perbandingan Sistem

Perbandingan sistem yang sedang berjalan dengan sistem yang diusulkan akan dijelasakan pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Perbandingan Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Sistem Berjalan Sistem Usulan

1) Proses penerimaan nasabah pembiayaan murabahah masih memakan waktu, karena belum adanya

perhitungan kualitas nasabah

2) Output berupa keputusan

1) Perbandingan tiap kriteria pada tabel AHP untuk mendapatkan bobot nilai tiap kriteria. 2) Adanya data nilai tiap subkriteria

Perhitungan kualitas nasabah lebih cepat dan akurat, karena dihitung berdasarkan sistem komputer, meskipun keputusan akhir tetap pada pengambil keputusan/Manajer. 3) Pengujian nilai kriteria di lakukan

hasil analisis dari pengambil

keputusan/Manajer yang cenderung bersifat subjektif

mempunyai standar perhitungan tersendiri. 4) Output berupa data kandidat yang telah

diinput

5) Menghasilkan nilai kandidat yang objektif dan diterima konsistensi hasil perhitungan AHP

6) Nilai dari tiap subkriteria hasil inputan pada saat penilaian subkriteria.

7) Laporan hasil akhir nilai kandidat berupa daftar nilai kriteria dari yang terbesar sampai yang terkecil, untuk menentukan 50 nasabah teratas setiap bulannya

Sistem usulan merupakan sistem yang dirancang untuk memperbaiki sistem yang berjalan, meskipun demikian masih terdapat sedikit kekurangan pada sistem ini. Kelebihan dan kekurangan pada sistem sistem penerimaan pembiayaan murabahah yang sedang berjalan dan sistem yang diusulkan akan dijelasakan pada Tabel 4.2 :

Tabel 4.2. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan dan Sistem Usulan

Kelebihan Kekurangan

Sistem Berjalan

1) - 1) Keputusan yang diambil

memakan waktu 2) Tidak ada standar

penilaian kualitas kandidat.

Sistem Usulan

1) Kriteria yang ditetapkan cukup mewakili terhadap kualitas kandidat.

2) Pengolahan data lebih cepat dan lebih akurat, karena sudah terkomputerisasi. 3) Hasil rekomendasi bersifat

objektif.

4) Proses pengambilan keputusan lebih cepat dilakukan.

1) Membutuhan pelatihan terlebih dahulu sebelum menggunakan sistem.

Dokumen terkait