• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan pertumbuhan janin terhambat (PJT), dapat terjadi karena gangguan gizi dan kesehatan ibu selama hamil. Selain itu juga kemungkinan karena faktor genetik yang tidak dicakup dalam kajian ini serta faktor lainnya seperti genetik yang tidak dicakup pada penelitian ini. Pada penelitian ini. gangguan pertumbuhan janin dihipotesiskan dipengaruhi oleh pertambahan berat badan selama kehamilan, status gizi awal kehamilan ibu (BB, TB, LILA, Hb), penyakit ibu selama kehamilan, konsumsi gizi, infeksi, faktor ibu merokok, faktor plasenta. Disamping itu secara tidak langsung juga dipengaruhi faktor sosial ekonomi seperti umur pendidikan, pekerjaan ibu, pendapatan/pengeluaran keluarga dan pengetahuan gizi. Fasilitas pemeriksaan kehamilan, ante natal care

di Puskesmas atau BKIA terutama di daerah perifer dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.

Berat bayi baru lahir dipengaruhi oleh gizi awal kehamilan yang dinyatakan dalam IMT, sedangkan pertambahan berat badan ibu hamil dipengaruhi oleh status gizi awal kehamilan, usia kehamilan, konsumsi gizi, kebiasaan merokok dan tak kalah pentingnya adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pertambahan berat badan ibu berhubungan dengan pertumbuhan janin (Whitney et al. 1998). Faktor pendidikan mempengaruhi pendapatan dan status gizi awal kehamilan. Anak yang dilahirkan dari ibu dengan gizi kurang di lingkungan miskin akan mengalami gizi kurang dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang (Ebrahim 1985).

Pada masa janin berusia 9-40 minggu, pertumbuhan berjalan cepat dan mulai berfungsinya organ-organ. Mortalitas pada masa janin terjadi akibat gangguan oksigenasi, infeksi, trauma, radiasi dan bahan kimia (Soetjiningsih 1998). Ibu dengan gizi kurang menghadapi ancaman pertumbuhan bayi pendek dan berat bayi lahir rendah apalagi setelah lahir tidak mendapat gizi yang cukup. Pada ibu hamil yang merokok dapat melahirkan bayi pendek (Akhir 1993).

Hamil 3 bulan Kohort Prospektif 9 bulan bayi lahir

Gambar 13 Kerangka Pikir Penelitian.

Berat, panjang dan lingkar kepala bayi lahir Pertambahan BB ibu hamil Genetik Status Sosial Ekonomi (Akses pelayanan bersalin, proksi dari pendapatan dan pendidikan) Merokok dan penggunaan obat nyamuk Pertumbuhan Janin Penyakit Infeksi Ibu Hamil Status Gizi Awal

Kehamilan (IMT) Pengetahuan Gizi Pemanfaatan Pelayanan ANC Konsumsi Gizi Ibu Hamil Usia Kehamilan

55

METODE

Desain, Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain kohort prospektif

(prospective cohort) dengan mengikuti ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di pelayanan bersalin (rumah sakit bersalin dan rumah bersalin). Pelayanan bersalin dipilih dengan alasan tersedianya catatan medik (medical record) di tempat pelayanan bersalin tersebut.

Penelitian dilakukan di Jakarta Timur dan Bekasi. Rumah sakit bersalin yang dipilih adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina (RSIA) Jatinegara serta Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina (RSIA) Bekasi. Alasan pemilihan RSIA Hermina karena rumah sakit ini mempunyai kapasitas tempat tidur (bed occupation rate) yang besar (70tt dan 130tt) dan pengunjung/pasien ibu hamil yang banyak (700 - 1400 pasien/hari) di Jakarta dan Bekasi. Disamping itu pasien ibu hamil yang kerumah sakit ini pada umumnya berasal dari keluarga sosial ekonomi menengah dan atas. Pengumpulan data dilakukan tahun 2004 – 2006.

Untuk mendapatkan kerangka contoh dari golongan sosial ekonomi rendah dipilih dari rumah bersalin, puskesmas yang mempunyai rumah bersalin, yang terdaftar Dinas Kesehatan di Jakarta Timur dan Dinas Kesehatan Bekasi.

Contoh

Kriteria populasi contoh adalah ibu hamil usia 20 - 35 tahun yang melakukan pemeriksaan kehamilan dan mempunyai catatan medik lengkap sejak usia kehamilan 8 minggu. Data catatan medik lengkap mencakup nama, alamat, umur, tinggi badan dan berat badan kunjungan pertama, berat badan menjelang melahirkan, pendidikan, tekanan darah, kadar Hb dan atau Ht, umur dan pendidikan suami.

Menurut Hardinsyah (2000), prevalensi BBLR berbeda pada berbagai lokasi penelitian terserak di Indonesia, yaitu 7.9 – 29.0%. Sementara Depkes (2003) memperkirakan prevalensi BBLR 10%.

Penetapan jumlah contoh minimal pada penelitian ini didasarkan pada perkiraaan prevalensi BBLR sebesar 10% (Prevalensi BBLR yang dilaporkan Depkes 2003), akurasi atau toleransi kesalahan perkiraan d = 1% atau 0.01.

Dengan menggunakan rumus minimal contoh berikut didapatkan jumlah contoh minimal 150 bayi untuk tiap kelompok.

n = Z21-α/2(п)(1-п)/(d2) n : ukuran sampel

Z1-α/2 : Nilai Z pada α =0.5 (derajat kepercayaan 95%) yaitu 1.96

п : Prevalensi BBLR yang diperkirakan, yaitu 10 % (0.1) d : Derajat akurasi yang diinginkan = 5% (0.05)

n = 1.962 x 0.1(1 – 0.1)/( 0.05)2 = 138.2 dibulatkan menjadi 150 bayi

Dengan mempertimbangkan ada empat kelompok ibu hamil yang akan diteliti (yaitu 2 kelompok sosial ekonomi (tinggi dan rendah) dan dua kelompok status gizi (kurus dan normal) maka diperlukan jumlah contoh ibu hamil minimal 2 x 2 x 150 = 600 ibu hamil.

Jumlah contoh sebanyak ini akan dipilih secara proporsional berdasarkan dua jenis pelayanan bersalin, yaitu (1) akses pelayanan pemeriksaan kehamilan dan melahirkan di RSIA Hermina untuk kelompok sosial ekonomi (SE) tinggi dan (2) akses layanan pemeriksaan kehamilan dan melahirkan di Rumah Bersalin Puskesmas untuk kelompok sosial ekonomi (SE) rendah. Selanjutnya klassifikasi SE rendah dan SE tinggi ini diferifikasi dengan peubah sosial ekonomi utama yang dikumpulkan yaitu pendapatan keluarga dan pendidikan kepala keluarga.

RSIA Hermina Jatinegara dan RSIA Bekasi dipilih sebagai tempat penarikan contoh ibu hamil dari SE tinggi. Rumah sakit ini dipilih karena merupakan Rumah Sakit bersalin swasta terbesar di Jakarta Timur, yaitu rata-rata 200 persalinan perbulan. Sembilan Puskesmas di Jakarta Timur yang mempunyai fasilitas persalinan dan 3 Puskesmas yang memiliki fasilitas bersalin di Bekasi dipilih sebagai tempat penarikan contoh ibu hamil dari ibu SE rendah.

Berdasarkan data catatan medik RSIA Hermina bahwa jumlah ibu hamil yang melahirkan di RS ini selama setahun 2004 sekitar 2400 ibu melahirkan. Dari keseluruhan ibu hamil diduga hanya 50% (1200 orang) ibu hamil yang mempunyai catatan medik lengkap (yang memenuhi syarat sebagai contoh penelitian ini). Laporan Dinas Kesehatan Jakarta Timur dan Dinas Kesehatan Bekasi tahun 2004 menunjukkan bahwa sekitar 45.128 ibu hamil melahirkan di

rumah bersalin dari 9 Puskesmas di Jakarta Timur (puskesmas Cakung (CK), Jatinegara (JTN), Matraman (MTM), Pulo Gadung (PG), Duren Sawit (DS), Kramat Jati (KJ), Ciracas (CRC), Makasar (MKS), Pasar Rebo (PR), dan 6.873 ibu hamil melahirkan di rumah bersalin dari 3 Puskesmas di Bekasi (Puskesmas Seroja (SRJ), Bantar Gebang (BG), Pondok Gede (PG). Diperkirakan 25% ibu hamil yang ke Puskesmas mempunyai catatan medik lengkap dan akan melahirkan di Puskesmas/bidan desa. Berdasarkan data ini tidak akan ada kesulitan dalam memperoleh contoh ibu hamil dengan jumlah minimal.

Rumah Sakit bersalin swasta di Bekasi ada 3 buah yaitu, rumah bersalin Sudibyo, Yayasan Bella dan RSIA Hermina Bekasi. RSIA Hermina Bekasi adalah rumah sakit bersalin yang jumlah persalinannya terbanyak rata-rata 250 persalinan per bulan. RSIA Hermina Jatinegara dan Bekasi adalah rumah sakit bersalin untuk kalangan menengah keatas, sedangkan rumah bersalin di Puskesmas adalah rumah bersalin untuk kalangan masyarakat menengah kebawah. Di Jakarta Timur ada 10 buah puskesmas dan diantaranya 9 buah puskesmas memiliki rumah bersalin, sedangkan di Bekasi ada 36 buah puskesmas dan hanya 3 buah puskesmas yang mempunyai rumah bersalin.

Dipilihnya RSIA Hermina Jatinegara karena jumlah persalinan terbanyak dari pada RS bersalin Budi Jaya, Evasari dan Bunda demikian pula dipilihnya RSIA Hermina Bekasi dipilih karena jumlah persalinan perbulan paling tinggi dari pada RS bersalin Sudibyo dan yayasan Bella.

Berdasarkan kriteria inklusi contoh ibu hamil seperti pada Tabel 10 (awal kehamilan), dipilih ibu hamil dari catatan medik 2004 sampai jumlah sampel mencukupi. Jumlah contoh awal yang memenuhi syarat pada awal studi adalah 1286 ibu hamil, namun jumlah contoh yang memenuhi syarat sampai akhir penelitian adalah 638 orang.

Puskesmas (n = 325) RSIA Hermina (n = 313)

Jakarta Timur (176) Bekasi( 149) Jatinegara(151) Bekasi(162)

CK JTN MTM PG DS KJ CRC MKS PR SRJ BG PG 19 20 20 18 20 20 20 19 20 50 50 49

Tabel 10 Kriteria inklusi contoh awal kehamilan dan setelah melahirkan

Kriteria Inklusi Awal Kehamilan Kriteria Inklusi Setelah Melahirkan 1. Ibu hamil usia 20 – 35 tahun

2. Usia kehamilan 2 – 8 minggu 3. Lengkap catatan medik awal 4. Tidak sakit serius

5. Bersedia melakukan pemeriksaan akhir 6. Bersedia mengikuti penelitian

(wawancara kuesioner dan pengetahuan gizi) yang dibuktikan dengan informed consent

1. Kehamilan tunggal (tidak bayi kembar)

2. Lengkap data catatan medik bayi

3. Bayi lahir hidup

Pada Tabel 11 disajikan sebaran jumlah contoh menurut status sosial ekonomi (rendah dan tinggi). Pengelompokan contoh berdasarkan status gizi dilakukan saat analisis data berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu awal kehamilan.

Tabel 11 Jumlah ibu hamil menurut status sosial ekonomi pada akhir penelitian

Bekasi Jatinegara Total

Puskesmas RSIA Hermina 149 162 176 151 325 313 Jumlah 311 327 638

Metode dan Cara Pengumpulan Data

Data dikumpulkan diambil dari Juni 2004 sampai dengan Maret 2006 di RSIA Hermina Jatinegara dan Bekasi dan di 12 Puskesmas bersalin yaitu 3 Puskesmas di Bekasi dan 9 Puskesmas di Jatinegara.

Data yang dikumpulkan mencakup data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data catatan medik ibu hamil, informasi persalinan, dan informasi bayi lahir dari setiap ibu hamil contoh dan bayi yang dilahirkan dirumah sakit terpilih. Data ini dikumpulkan langsung oleh peneliti dengan mencatat data yang diperlukan dari catatan medik ibu hamil tahun 2004 - 2006 sesuai prosedur masing-masing rumah sakit. Andaikan ada data yang kurang

dalam catatan medik di rumah sakit, tetapi kemungkinan ada dalam buku catatan kehamilan yang dipegang ibu hamil, maka peneliti dan asisten peneliti mengunjungi/menelpon contoh ibu hamil (yang telah melahirkan) untuk memperoleh data dimaksud (sebagai data primer).

Sebelum mengumpulkan data, para bidan yang akan membantu pengumpulan data primer dilatih oleh peneliti secara langsung. Pelatihan yang diberikan kepada para bidan tersebut yaitu dengan menyertakan secara langsung para bidan dalam proses pencatatan rekam medik dari ibu hamil dimasing-masing rumah bersalin, yang diawasi prosesnya oleh peneliti.

Kelompok diskusi terarah dilakukan pada bidan yang melakukan antenatal care dan yang akan melahirkan ibu-ibu yang menjadi contoh penelitian. Sebelum menetapkan ibu hamil sebagai respoden, perlu diberikan penjelasan tentang penelitian dan apabila setuju maka dibuatkan informed consent (Lampiran 1).

Tabel 12 Data dan sumber data

No Data Sumber data

1 Identitas dan sosial ekonomi Ibu hamil (Nama, umur (tahun), pendidikan, kota kelahiran, agama, alamat lengkap, umur suami (tahun), pendidikan suami, pekerjaan suami

Catatan medik RS/rumah bersalin dan atau Ibu hamil/melahirkan

2 Riwayat dan informasi kehamilan

Gravida, partus, riwayat kehamilan, berat bayi baru lahir, usia kehamilan (minggu), abortus, LILA (cm), tinggi badan (cm), berat badan kunjungan pertama (kg), berat badan menjelang melahirkan (kg), tekanan darah (mm/Hg), Kadar Hb (mg/dl) /Ht, konsumsi suplemen/resep persalinan

Catatan medik RS/rumah bersalin dan atau Ibu hamil/melahirkan

3 Informasi Persalinan

Tinggi fundus, letak kepala/sungsang, bunyi denyut jantung bayi per menit, pemeriksaan kesehatan ibu

konsumsi suplemen/resep persalinan

Catatan medik RS/rumah bersalin dan atau Ibu hamil/melahirkan

4 Informasi bayi baru lahir, mati, hidup Cara melahirkan per vaginam/seksio sesaria, jenis kelamin, tanggal lahir, berat lahir (g), panjang lahir (cm), lingkar kepala(cm), lingkar perut(cm), skor APGAR, Skor Ballard (neuromuskuler & fisik:keriput kulit) serta kondisi saat keluar dari RS(hidup/meninggal/sakit).

Catatan medik RS/rumah bersalin dan atau Ibu hamil/melahirkan

5 Konsumsi pangan Pendapatan keluarga

Wawancara langsung menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh bidan dan peneliti

6 Pengetahuan gizi Wawancara langsung

menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh bidan dan peneliti

7 Perilaku kesehatan Wawancara langsung

menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh bidan dan peneliti

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan Data

Karakteristik sosial ekonomi keluarga dianalisis berdasarkan akses ke layanan kesehatan di RSIA Hermina (SE tinggi) dan akses ke layanan kesehatan Puskesmas (SE rendah). Pertambahan berat badan ibu dihitung dari selisih berat badan saat periksa awal kehamilan sampai pemeriksaan menjelang melahirkan. Status gizi sebelum kehamilan dianalisis menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT = BB/(TB)2, yang kemudian dikategorikan kepada kurus (IMT < 18.5), normal (IMT 18.5 – 25.0), gemuk (IMT 25.01 – 27.00) dan gemuk sekali (IMT > 27.00). Pengetahuan gizi ibu dihitung berdasarkan skor jawaban benar yang diberikan ibu hamil atas pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan gizi yang kemudian dikategorikan kepada kurang (< 60%), sedang (60 - 80%) dan baik (> 80%) (Khomsan 2000).

Ukuran antropometrik bayi, yaitu berat badan (g), panjang badan (cm), lingkar kepala (cm), lingkar perut (cm) dan lingkar dada (cm), diolah untuk mendapatkan rata – rata dan simpangan baku.

BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir < 2500 g, dan bayi normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir ≥2500 g. Bayi dikatakan mengalami Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) jika bayi lahir dengan berat lahir di bawah 10 persentil terendah. Panjang lahir pendek (PLP) adalah bayi dengan panjang badan saat lahir <46 cm.

Konsumsi gizi ibu hamil dianalisis dengan menggunakan metode semi Food Frekuensi Kuesioner. Jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi ibu hamil selama seminggu dicatat, kenudian dikelompokkan berdasarkan kelompok pangan. Dengan menggunakan food processor, jumlah dan jenis pangan dikonfersikan kepada kandungan gizi bahan pangan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan Puslitbang Gizi Bogor dan acuan AKG Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004.

Pengetahuan gizi dan perilaku kesehatan ibu hamil dianalisis berdasarkan jawaban benar yang diberikan ibu hamil terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan gizi dan kesehatan. Berdasarkan skor jawaban yang diberikan, ibu hamil

dikategorikan kepada kelompok pengetahuan gizi rendah (skor jawaban benar <60%), sedang (skor jawaban benar 60 – 80%) dan tinggi (skor jawaban benar >80%). Kebiasaan merokok dan paparan terhadap obat nyamuk merupakan bagian dari pernyataan ibu hamil sehubungan dengan perilaku kesehatan. Nilainya dianalisis berdasarkan skor jawaban ibu hamil terhadap kebiasaan mereka merokok dalam sehari (ya/tidak) serta penggunaan obat nyamuk setiap hari (ya/tidak).

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu diadakan pengolahan data melalui proses editing, coding, cleaning dan tabulasidata. Hubungan antara dua variabel yang diamati diukur dengan melakukan uji korelasi Pearson dan Spearman. Pengaruh pertambahan berat badan ibu hamil serta umur kehamilan, status gizi ibu dan status sosial ekonomi terhadap berat bayi dan panjang bayi lahir dianalisis dengan regresi linier berganda.

Analisis Data Prevalensi pertumbuhan janin terhambat

Prevalensi pertumbuhan janin terhambat dianalisis berdasarkan banyaknya kejadian bayi yang lahir dengan berat lahir dibawah 10 persentil terendah dari semua ibu hamil. Prevalensi PJT juga diamati berdasarkan kelompok status sosial ekonomi dan status gizi yang berbeda.

Prevalensi BBLR

Prevalensi BBLR dianalisis berdasarkan banyaknya kejadian bayi yang lahir dengan berat lahir < 2500g dari semua ibu hamil. Prevalensi BBLR juga diamati berdasarkan kelompok status sosial ekonomi dan status gizi yang berbeda.

Hubungan status sosial ekonomi dan status gizi awal kehamilan dengan ukuran antropometrik bayi

Untuk mengetahui ada / tidaknya hubungan status sosial ekonomi dan status gizi ibu awal kehamilan terhadap ukuran antropometrik bayi, dilakukan analisis korelasi Spearmann.

Faktor – faktor yang memengaruhi pertambahan berat badan ibu selama kehamilan

Untuk menganalisis faktor – faktor yang didugamemengaruhi pertambahan badan ibu selama kehamilan dilakukan uji regresi linier berganda. Peubah –

peubah yang diduga memengaruhi pertambahan berat badan ibu selama kehamilan, yaitu status gizi ibu awal kehamilan (IMT), usia kehamilan ibu (minggu), skor pengetahuan gizi akhir kehamilan, status sosial ekonomi, tinggi badan ibu awal kehamilan, kadar Hb darah awal kehamilan, konsumsi protein awal kehamilan, skor kebiasaan merokok dan paparan obat nyamuk dianalis dengan uji regresi linier berganda dengan metode stepwise.

Model persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + ε

dimana :

Y = pertambahan berat badan ibu

X1 = status gizi ibu awal kehamilan (IMT) X2 = usia kehamilan (minggu)

X3 = skor pengetahuan gizi akhir kehamilan X4 = status sosial ekonomi

X5 = tinggi badan ibu awal kehamilan X6 = kadar Hb darah awal kehamilan X7 = konsumsi protein awal kehamilan

X8 = skor kebiasaan merokok dan paparan obat nyamuk βo = intercept

β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7, β8, β9……βi = koefisien regresi, ε = galat.

Faktor – faktor yang memengaruhi berat bayi lahir, panjang bayi lahir serta lingkar kepala bayi lahir

Untuk menganalisis faktor - faktor yang diduga memengaruhi berat lahir, panjang lahir dan lingkar kepala bayi lahir dilakukan analisis regresi linier berganda. Faktor – faktor yang diduga memengaruhi berat bayi lahir, panjang bayi lahir serta lingkar kepala bayi lahir kehamilan, yaitu status gizi ibu awal kehamilan (IMT), usia kehamilan ibu (minggu), skor pengetahuan gizi akhir kehamilan, status sosial ekonomi, tinggi badan ibu awal kehamilan, kadar Hb darah awal kehamilan, konsumsi protein awal kehamilan, skor kebiasaan merokok dan paparan obat nyamuk dianalis dengan uji regresi linier berganda dengan metode Stepwise.

Model analisis regresi linier ganda adalah sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + ε

dimana :

Y = berat bayi lahir/panjang bayi lahir/lingkar kepala bayi X1 = status gizi ibu awal kehamilan (IMT)

X2 = usia kehamilan (minggu)

X3 = skor pengetahuan gizi akhir kehamilan X4 = status sosial ekonomi

X5 = tinggi badan ibu awal kehamilan X6 = kadar Hb darah awal kehamilan X7 = konsumsi protein awal kehamilan

X8 = skor kebiasaan merokok dan paparan obat nyamuk

X9 = Standardized Residual pertambahan BB (digunakan saat analisis faktor yang mempengaruhi ukuran antropometrik bayi).

βo = intercept

β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7, β8, β9……βi = koefisien regresi, ε = galat.

Dalam analisis faktor – faktor yang memengaruhi berat bayi lahir, panjang bayi lahir dan lingkar kepala bayi lahir disertakan Standardized Residual

pertambahan berat badan ibu hamil. Penyertaan Standardized Residual dalam analisis regresi terhadap faktor – faktor yang memengaruhi berat bayi lahir, panjang bayi lahir serta lingkar kepala bayi disebabkan karena berdasarkan uji korelasi diketahui bahwa pertambahan berat badan ibu berkorelasi tinggi dengan tinggi badan ibu. Sehingga, untuk mengurangi pengaruh kolinieritas tersebut, maka dalam analisis digunakan standardized residual pertambahan berat badan.

Definisi Operasional

1. Contoh : ibu hamil usia 20 – 35 tahun yang haidnya terlambat dan tes urine kehamilan positif dengan usia kehamilan 2 – 8 minggu.

2. Ibu anemia : ibu dengan kadar Hb darah <11mg/L

3. Status sosial ekonomi tinggi : keadaan sosioekonomi keluarga ibu hamil yang secara sederhana diproksi dari kemampuan mengakses layanan persalinan di RSIA Hermina.

4. Status sosial ekonomi rendah : keadaan sosioekonomi keluarga ibu hamil yang secara sederhana diproksi dari kemampuan mengakses layanan persalinan di Puskesmas.

5. Status gizi ibu awal kehamilan : keadaan gizi ibu hamil yang dianalisis berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT = BB(kg)/TB(m)2), yang selanjutnya dikategorikan kepada status gizi :

a. Kurus : ibu dengan IMT <18.5

b. Normal : ibu dengan IMT 18.5 – 25.00 c. Gemuk : ibu dengan IMT 25.01 – 27.00 d. Gemuk sekali : IMT > 27.0

6. Usia kehamilan : lama ibu mengandung, dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir ibu. Diketahui dari pernyataan ibu hamil yang kemudian disesuaikan dengan hasil pemeriksaan bidan/dokter kebidanan.

7. Berat badan ibu : hasil pengukuran berat badan pada awal kehamilan (2 – 8 minggu yang diperoleh dari catatan medik persalinan. berat badan ini dianggap sebagai berat badan awal kehamilan.

8. Tinggi badan ibu : hasil pengukuran tinggi badan ibu pada awal kehamilan (>8 minggu usia kehamilan)

9. Pertambahan berat badan ibu : angka yang menunjukkan besarnya kenaikan berat badan ibu yang diukur saat awal kehamilan sampai saat menjelang melahirkan.

10. Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) : bayi yang lahir dengan berat lahir <2500gr

11. Bayi dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT): bayi pada 10 persentil berat lahir terendah dari keseluruhan bayi baru lahir.

12. Bayi dengan panjang lahir pendek (PLP): bayi yang lahir dengan panjang lahir <46 cm

13. Bayi normal : bayi yang lahir dengan berat lahir >2500gr

14. Bayi preterm : bayi yang lahir pada saat usia kehamilan ibu <37 minggu 15. Bayi aterm : bayi yang lahir saat usia kehamilan ibu ≥ 37 minggu.

16. Konsumsi gizi ibu hamil : jumlah zat gizi yang dikonsumsi ibu hamil yang dihitung dari data konsumsi pangan ibu hamil yang dikumpulkan pada trimester ketiga kehamilan. zat gizi yang dianalisis yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, vit A vit C, thiamin, folat, B12, kalsium, fosfor, besi dan seng.

17. Pengetahuan gizi ibu hamil : skor yang diperoleh dari penjumlahan setiap jawaban yang benar yang diberikan kepada ibu hamil yang terkait dengan pengetahuan gizi ibu

18. Perilaku kesehatan ibu hamil : skor yang diperoleh dari setiap praktek yang benar dari ibu hamil yang diduga berpengaruh terhadap kualitas kesehatan ibu dan janin.

19. Pendidikan ibu / suami : Tingkat pendidikan formal yang diselesaikan ibu dan suami, sebagai berikut :

a. Sekolah dasar b. SLTP

c. SLTA

d. Perguruan Tinggi

20. Pekerjaan suami :

Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam/hari secara kontinyu dalam seminggu yang lalu (BPS 1989).

A. Jenis Pekerjaan

a) PN (Pegawai Negeri) adalah pegawai yang bekerja dikantor pemerintah dan gajinya dibayar oleh pemerintah, termasuk Tentara Nasional Indonesia dan Polisi

b) Wiraswasta/pedagang adalah orang yang mempunyai usaha sendiri dan memperoleh pendapatan dari hasil usaha tersebut, di bidang jasa, industri dan perdagangan yang diketahui dari pernyataan responden.

c) Petani adalah orang yang mempunyai usaha dan memperoleh pendapatan dari hasil usaha pertanian, bercocok tanam, budidaya ikan dan tanah. d) Buruh, pekerja kasar adalah pekerja yang bekerja terutama dengan tenaga

badan untuk mendapatkan upah/gaji, misalnya buruh tani, buruh bangunan dan kuli.

e) Lain-lain, ialah suami yang pekerjaan bukan salah satu diatas, misalnya pengamen dan tukang ojek.

B. Posisi dalam pekerjaan

a) Pimpinan adalah orang yang memimpin dalam kelompok suatu unit pekerjaan atau usaha.

b) Staf/karyawan biasa adalah orang-orang yang bekerja membantu pimpinan suatu uint kerja atau usaha.

c) Tidak dapat ditentukan posisinya adalah orang yang bekerja formal tetapi tidak dapat ditentukan posisinya, misal pesuruh, cleaning service.

d) Tidak ada posisi adalah orang yang bekerja secara infomal seperti tukang ojek, pengamen, calo, preman dan lain-lain

21. Pendapatan perkapita perbulan : Jumlah penerimaan suami, istri (bila bekerja) dan anggota keluarga lain dalam jangka satu bulan dibagi jumlah anggota keluarga.

22. Penyakit: jenis-jenis gangguan kesehatan yang dialami ibu selama kehamilan yang diperoleh dari catatan medik.

68

Karakteristik Ibu Hamil

Rata – rata usia ibu hamil 28.48 tahun. Frekuensi melahirkan (paritas) ibu

Dokumen terkait