• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Pikir

Agar dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa, dibutuhkan adanya peningkatan kapasitas dari pemerintah Desa untuk melakukan integrasi dan aksi bersama dengan masyarakat. Untuk itu dirasakan urgensinya mencari alat dan pendekatan baru serta bentuk-bentuk partisipasi. Dalam PP Nomor 45 Tahun 2017 juga menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat dapat dilihat dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemonitoran, dan pengevaluasian.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa di Desa Poleonro dapat kita lihat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan Dana Desa. Dalam setiap tahap tersebut, terdapat berbagai macam bentuk partisipasi masyarakat, diantaranya partisipasi pemikiran, materi serta tenaga.

Dalam pengelolaan Dana Desa di Desa poleonro kecematanPoleonro Kabupaten Bone juga terdapat faktor yang mempengaruhinya, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut diantaranya usia, pendidikan dan pekerjaan, sedangkan faktor eksternal diantaranya kepemimpinan dan komunikasi.

Sangat disadari bahwa banyaknya permasalahan yang terjadi di Desa dan kegagalan pengelolaan Dana Desa disebabkan kurang adanya partisipasi masyarakat. Untuk itu, partisipasi masayarakat dalam pengelolaan Dana Desa sangat diperlukan agar efektifitas pengelolaan Dana Desa dapat terwujud.

Evaluasi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) dengan menggunakan jenis penelitian Kualitatif Deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan dengan teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015).

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian ini adalah pendekatan Stadi kasus.

Karena itu data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa informasi yang berbentuk keterangan-keterangan dan bukan berupa angka-angka.

Namun data tersebut digunakan dan dianalisis untuk mendapatkan makna yang terkandung dalam data itu sendiri. Analisis kualitatif dianggap lebih tepat di dalam penelitian ini agar mampu memahami dan memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan pembahasan.

43

Sesuai dengan tujuannya, penelitian kualitatif ditunjukkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif, partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diwawancarai diminta untuk memberi data, pendapat, pemikiran dan persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai ketertarikan dari partisipan dan melalui penguraian “partisipasi masyarakat dalam pengolaan dana desa di Desa Polenro KecamatanPoleonro Kabupaten Bone” tentang situasi dan peristiwa-peristiwa.

Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan ide-ide, pemikiran dan kegiatan partisipan. Penelitian kualitatif diarahkan lebih dari sekedar memahami fenomena tetapi juga mengembangkan teori.

Penelitian kualitatif juga mengkaji perspektif partisipan dengan multistrategi, yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dan lain-lain.

Dalam mengungkapkan semua fenomena dan makna secara alamiah tersebut, penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik dan mendeskripsikan suatu keadaan yang sebenarnya. Mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa dan bagaimana sesuatu kejadian terjadi, dan penulis akan berusaha menganalisis, mengetahui dan mendeskripsikan mengenai

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di desa Poleonro kec.ponre kab. Bone denagan sampael masyarakat desa Poleonro waktu penelitian di lakukan selama 2 bulan

C. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana data yang tidak relevan (Moleong, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada partisipasi masyrakat dalam pengolaan dana desa di Desa Polenro KecamatanPoleonro Kabupaten Bone

D. Informan Penelitian

Informan Penelitian merupakan seseorang yang memberikan informasi. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling atau sampling nonrandom yaitu teknik sampling bertujuan, artinya informasi dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian.

Informan dalam penelitian ini adalah :

No Nama Pekerjaan Umur

1 Abd. Majid

Kepala seksi keuangan dan aset desa dinas PMD

56 thn

2 A.Ahmad saleh arjan Kepala Desa poleonro 48 thn 3 A.Hasanuddin arjan S,Pd Sekretaris desa -

4 Syam sahri S,Pd Bendahara 34 thn

5

E. Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan lembar observasi atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, baik pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan. Sumber data yang menjadi bahan baku penelitian, untuk diolah merupakan data yang berwujud data primer dan sekunder.

(Sugiyono 2011) data yang diperlukan dalam penelitian bersumber dari data primer dan data sekunder :

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung untuk melengkapi data, maka melakukan wawancara secara langsung dan mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebagai alat pengumpulan data. Dalam hal ini sumber data utama (data primer) diperoleh langsung dari setiap informan yang diwawancarai secara langsung dalam penelitian.

2. Data Sekunder

(Menurut Sugiyono 2013) , data sekunder merupakan sumber data yang tidak didapat secara langsung oleh peneliti. Data bukan berasal dari pihak pertama, tetapi dari pihak kedua. Data yang didapat berupa data tertulis, yaitu sumber di luar kata-kata dan tindakan yang termasuk sebagai sumber data kedua, namun tetap penting untuk menunjang pengumpulan

data penelitian. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah yang diperoleh dari jurnal, dan data lain yang relevan

F. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan dalam melakukan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Peneliti sendiri sebagai instrumen utama dalam Human Instrumen. Oleh karna itu peneliti sebagai instrument dapat melakukan Teknik pengumpulan data.

Adapun alat bantu penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pedoman Wawancara, adalah alat yang digunakan dalam melakukan wawancara yang dijadikan dasar untuk memperoleh informasi dari informan yang berupa daftar pertanyaan.

b. Lembar observasi, berisi hal-hal tentang kegiatan yang akan diamati peneliti pada saat melakukan pengamatan langsung di lapangan.

c. Catatan dokumentasi, adalah data pendukung yang dikumpulkan sebagai penguatan data observasi dan wawancara yang berupa gambar, data sesuai dengan kebutuhan penelitian.

d. Alat tulis menulis yaitu buku, pulpen, atau pensil sebagai alat untuk mencatat informasi yang didapat pada saat wawancara, kamera ponsel

sebagai alat dokumentasi setiap kegiatan peneliti, alat perekam sebagai alat untuk merekam pada saat peneliti mewawancarai informan

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan (Hasana, H. 2017). Jenis observasi yang akan dilakukan adalah observasi secara lagsung di lapangan mengenai Partisipasi masyarakat dalam pengolaan dana desa tersebut dan yang menjadi focus penelitiannya adalah masyarakat dan pengolaan dana desa.

2. Wawancara (Interview), adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dicatat dengan alat peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber dan wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan kepada narasumber, hingga keterangan dianggap cukup untuk melengkapi informasi terhadap penelitian. Jenis wawancaran tersebut berupa tanya jawab sesuai dengan pedoman wawancara yang ingin diajukan kepada masyarakat sekitar dan juga aparat-aparat desa.

3. Dokumentasi, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen. baik dokumen tertulis,

gambar, maupun elektronik. Jenis data ini berupa sampel untuk memenuhi atau melengkapi data-data yang akan diteliti.

H. Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, sintesa, menyusun kedalam pola. Memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dimana penyusunannya diarahkan untuk menjawab rumusan masalah. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi lebih rinci hingga mudah dimengerti, yaitu dengan model Miles dan Huberman sebagaimana dikutip (Priyastama, R 2019). Aktivitas yang dilakukan dalam teknik menganalisis data dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang sudah dianalisis dengan mereduksi yang terkumpul.

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dalam hal ini, data yang tidak terkait dengan ciri atau karakteristik pokok bahasan masalah diklarifikasikan sesuai dengan keperluan dan tujuan penelitian.

2. Penyajian Data (Data Display)

Display Data adalah Penyajian Data secara sistematis dengan memberikan kronologis dan ditonjolkan pokok-pokoknya sehingga bisa dikuasai secara jelas dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagian hubungan antar kategori, flow chart atau gambar (yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif). Adapun bentuk-bentuk display ini bisa berupa grafik, matrik, network atau bentuk-bentuk yang lain.

Tujuan diperlukannya display data supaya peneliti dapat menguasai data secara cermat dan tidak tenggelam dalam tumpukan data.

3. Pengambilan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan interaktif, hipotesisi atau teori, sehingga kesimpulan awal dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berubah bila terdapat bukti-bukti baru. Namun jika kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan maka kesimpulan tersebut adalah kesimpulan yang kredibel.

I. Teknik Keabsahan Data

Teknik Keabsahan Data adalah proses mentriangulasi tiga data yang terdiri dari data Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Adapun alat yang digunakan untuk menguji keabsahan data yaitu :

1. Triangulasi Sumber Data adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber pengolahan data. Disini peneliti melakukan wawancara tentang masjid dijadikan peningkatan spiritual siswa secara mendalam dan observasi.

2. Triangulasi Metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda.

3. Triangulasi Teknik, menurut (Sugiyono 2013) triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi.

J. Etika penelitian

Etika Penelitian dalam hal ini adalah proses yang di lakukan peneliti pada saat proses awal penelitian hingga proses penyelesaian dengan baik, sopan, santun, jujur dan tidak melanggar etika penelitian dengan melakukan peniruan atau plagiat.

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

Desa poleonro adalah salah satu Desa yang terletak di KecamatanPoleonro yang berada di bagian selatan Kabupaten Bone , Desa poleonro adalah kerjan kecil yang namanya ArugbUru di late Bata di bawah pemerintahan desa Swadaya, setelah terbentuk Desa swadaya pada tahun 1951 yang di pimpin oleh Andi paelori sampai tahun 1987 , kemudian di gantikan oleh A.wahyudi sampai tahun 1991 kemudian tahub 1991 terjadi pemekaran desa swadaya menjadi Desa poleonro yang artinya kembali pada asalnya ( lisui di onronna) yang di pimpin oleh kepala desa pertama yaitu A.R Longi (Ambo rukka).

B. Keadaan Geografis

Desa poleonro merupakan salah satu Desa Yang terletak di datarang tinggi atau pegunungan di KecamatanPoleonro Kabupaten Bone , desa Poleonro memiliki luas wilyah 37,50 Ha dan memiliki jumlah peduduk 985 jiwa yang tersebar di lima dusun yakni dusun Matajang, Bulo,Ari, Menegalung, dan yang terahir dusun jampu

53

C. Keadaan Penduduk

Desa Poleonro berjumlah 923 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 256, laki-laki berjumlah 445 jiwa dan perempuan berjumlah 478 jiwa. Adapun rincian jumlah penduduk Desa poleonro sebagai berikut :

Tabel 2. Keadaan Penduduk Desa Poleonro KecamatanPoleonro Kabupaten Bone

N o.

Nama Dusun Jumlah Jiwa Jumlah

Laki-laki Perempuan Total KK

1 Ari 50 54 104 31

Seperti pada umumnya di Indonesia, mayoritas penduduk dan masyarakat Desa Poleonro berprofesi sebagai petani, dengan akomodasi andalan tanaman kakao, jagung dan cengkeh. Disamping profesi petani, sebahagian penduduk juga bermata pencaharian sebagai pedagang, pegawai, dan pertukangan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel rincian sebagai berikut :

Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk Desa Poleonro KecamatanPoleonro Kabupaten Bone

5 Nelayan - -

6 Lain-lain 47 19,75

Sumber: Kantor Desa Poleonro Keadaan Sosial Budaya Desa Poleonro

Pola hubungan sosial masyarakat desa Poleonro kecamatanPoleonro penuh dengan rasa kekeluargaan, suasana kekeluargaan sangat terasa erat selama penulis melakukan penelitian. Ini dibuktikan dari keramahan warga desa Poleonro satu sama lain. Sebagian besar warga desa Poleonro merupakan warga asli atau lokal, hal inilah yang membuat rasa kekeluargaan di Desa Poleonro ini masih sangat erat.

Masyarakat desa poelonro sebagian besar merupakan penduduk asli yang pada umumnya berprofesi sebagai petani, pedagang, pegawai, petambak, tukang kayu dan tukang batu, sehingga waktu luang yang dimiliki masyarakat terletak pada malam hari.

Kehidupan masyarakat desa Poleonro Kecamatan Poleonro belum terpengaruh oleh budaya luar dan masih kental dengan kearifan lokal. Dimana kehidupan masyarakat desa masih tergantung dengan keadaan alam sekitar, dengan profesi masyarakat Desa poleonro mayoritas sebagai petani sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di lokasi pertanian. Sehingga dengan tidak sengaja lokasi pertanian menjadi tempat berkumpul para masyarakat di waktu istirahat di siang hari dan malam hari di rumah warga menjadi tempat perkumpulan masyarakat.

C. Keadaan pendidikan

Keadaan pendidikan masyarakat desa Poleonro terbilang masih rendah, dimana rata-rata pendidikan akhir masyarakat desa Poleonro yaitu belum tamat SD. Adapun beberapa warga yang tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tetapi memiliki kesadaran yang tinggi bahwa pendidikan itu sangat penting dengan menyekolahkan anaknya sampai di perguruan tinggi.

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa poleonro KecamatanPoleonro Tengah Kabupaten Bone

(15,6%) penduduk yang SMP sekolah, Dari 895 jumlah penduduk terdapat 95 orang (10,5%) penduduk yang SMA sekolah, Dari 895 jumlah penduduk terdapat 23 orang (2,5%) penduduk yang Strata I, Dari 895 jumlah penduduk terdapat 1 orang (0,4%) penduduk yang Strata II

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pemerintahan saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di pedesaan, tujuannya supaya tercipta pembangunan yang merata dan menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu program pembangunan yang dikembangkan oleh pemerintah saat ini adalah pemberian bantuan Dana Desa bagi setiap desa di Indonesia. Tidak tangung- tangung nominal Dana Desa yang diberikan kepada setiap desa di Indonesia bisa mencapai Rp 1 miliar, dengan catatan disesuaikan dengan potensi dan kondisi desa di masing-masing wilayah. Desa Poleonro adalah salah satu dari sekian banyak desa di Indonesia yang mendapatkan bantuan Dana Desa dari pemerintah. Tahun 2017 jumlah Dana Desa di Desa poleonro sebesar Rp.

758.482.017, dan tahun 2018 sebesar Rp. 707.786.838.

Dalam Peraturan Bupati Bone Utara nomor 33 tahun 2018 tentang tata cara penyaluran, penggunaan, pemantauan dan evaluasi Dana Desa di Kabupaten Bone tahun 2021 termaktub tujuan diberikannya Dana Desa yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

58

Selain itu, yang menjadi sasaran Dana Desa di Bone adalah seluruh desa definitif dalam wilayah Kabupaten Bone sebanyak 127 desa, termasuk Desa Poleonro. Yang mana sasaran prioritas penggunaan Dana Desa sendiri adalah untuk mendanai pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Merujuk pada salah satu landasan inilah sehingga pemerintah Desa poleonro menetapkan dan merumuskan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dalam bentuk Peraturan Desa.

Untuk melangsungkan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat, pemerintah Desa poleonro memiliki beberapa sumber anggaran, baik dari pemerintah maupun pemerintah daerah. Secara garis besar terdapat tiga sumber anggaran pendapatan yang dimiliki Desa Poleonro, pendapatan asli desa (PAD), pendapatan transfer yang di dalamnya meliputi (Dana Desa, Alokasi Dana Desa, bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah dan bantuan provinsi) dan sumber pendapatan lain-lain. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba berfokus pada sumber pendapatan yang kedua yaitu tentang pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Poleonro.

Masyarakat Desa poleonro rata-rata sudah mengetahui tentang adanya Dana Desa. Kondisi geografis Desa poleonro yang terletak tidak jauh dari pusat kota Kabupaten Bone Utara menjadikan akses informasi yang diperoleh cenderung lebih mudah dan terbuka untuk didapatkan. Kondisi ini terlihat dari beberapa tanggapan masyarakat yang penulis wawancarai ketika berada di lapangan. Masyarakat rata-rata sudah mengetahui terkait adanya Dana Desa,

namun belum sepenuhnya mengetahui substansi dari Dana Desa itu sendiri.

Mereka mendapatkan informasi dari beberapa sumber seperti media televisi, pemerintah desa, dan tokoh masyarakat lainnya.

Informasi Dana Desa juga diperoleh masyarakat dari mulut ke mulut ketika berada di tempat kerja, letak Desa poleonro yang strategis dengan kawasan pertanian dan perkebunan membuat masyarakat Desa poleonro lebih memilih menjadi petani. Sehingga, interaksi yang dibangun pada saat berada di tempat kerja berdampak pada tingkat pemahaman seseorang akan informasi terkait dengan Dana Desa.

Dari data penelitian yang penulis himpun, pengetahuan masyarakat Desa poleonro tentang Dana Desa masih sebatas pada pengetahuan umum saja.

Pengetahuan yang didapat dari hasil sumber media massa dan interaksi sosial yang sudah dilakukan, belum sampai pada tataran substansi dalam mekanisme perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan program. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini berpengaruh terhadap implementasi program, yang dampaknya terhadap tujuan dari pemanfaatan Dana Desa ini kurang terlaksana secara maksimal Segala keterbatasan ini lantas diimbangi dengan peran dan partisipasi masyarakat desa dalam menyusun dan melaksanakan program Dana Desa. Dalam pelaksanaan pengelolaan Dana Desa, pemerintah Desa poleonro berusaha melibatkan semua elemen masyarakat. Keterlibatan masyarakat Desa poleonro dapat dilihat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi. Dalam tahap perencanaan, semua unsur masyarakat dilibatkan melalui mekanisme musyawarah dusun dan kemudian dilanjutkan musyawarah

perencanaan pembangunan desa (Musrenbang Desa). Adapun pihak-pihak yang dilibatkan dalam kegiatan Musrenbangdes ini meliputi tokoh masyarakat, kepala dusun setempat, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan seluruh aparat desa serta seluruh masyarakat yang ada di Desa Poleonro. Dilibatkannya masyarakat selain untuk membantu percepatan pembangunan, juga sebagai pengawas penggunaan Dana Desa yang digunakan oleh pemerintah Desa Poleonro.

Pembangunan Desa poleonro dapat terlaksana dengan baik bukan tanpa alasan atau lahir begitu saja. Pembangunan dapat terlaksana dengan baik karena adanya partisipasi masyarakat yang diikutkan oleh pemerintah Desa poleonro dalam melaksanakan program pembangunan. Partisipasi masyarakat dapat dilihat dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan keuangan desa, khususnya partisipasi dalam pengelolaan Dana Desa (DD) perlu ditumbuhkan dan dikembangkan melalui forum musyawarah yang memungkinkan masyarakat turut andil dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan program-program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa poleonro yang nantinya akan dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pengelolaan Dana Desa terbilang Kurang berpartisipasi. Hal tersebut penulis simpulkan karena dalam tahap perencanaan, pemerintah mengadakan musyawarah yang dihadiri oleh pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan hanya aparat-aparat desa Poleonro itu sendiri. Sebagaimana

wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu masyarakat (AJ) yang ditemui di tengah-tengah kesibukannya, berikut hasil wawancaranya:

“Partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan Dana Desa cukup antusias sekali, terutama di pembanguna infrastruktur desa karna kami di berih upah pada saat proses pembngunan namun dalam tahap perencanaan hanya aparat-aparat desa yang berpartisipasi .”(Wawancara dengan AJ, 15 Agustus 2021)

Hal ini pun juga disampaikan oleh kepala Desa poleonro (AS) bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Dana Desa, dalam tahap perencanaan masyarkat tidak berpartisipasi langsung meliankan hanya aparat-aparat desa yang di hadirkan Sebagaimana wawancara yang dilakukan penulis di kantor kepala Desa Poleonro, berikut hasil wawancaranya:

“Partisipasi masyarakat pada saat perencanaan dana desa tidak di ikut sertakan hanya aparat-aparat desa yang hadir untuk perencanaan pongolaan dana desa di desa kami”(Wawancara dengan AS, 15 Agustus 2021)

Tahap perencanaan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam proses pengelolaan Dana Desa. Tahap perencanaan ini dilakukan dengan atau melalui kegiatan sosialisasi di tingkat dusun sampai ke tingkat desa, musyawarah dusun, musyawarah desa serta penyiapan rancangan peraturan desa tentang Anggaran,Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Kegiatan sosialisasi dan musyawarah desa adalah untuk membahas perencanaan kegiatan dan penetapan

Tahap perencanaan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam proses pengelolaan Dana Desa. Tahap perencanaan ini dilakukan dengan atau melalui kegiatan sosialisasi di tingkat dusun sampai ke tingkat desa, musyawarah dusun, musyawarah desa serta penyiapan rancangan peraturan desa tentang Anggaran,Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Kegiatan sosialisasi dan musyawarah desa adalah untuk membahas perencanaan kegiatan dan penetapan

Dokumen terkait