• Tidak ada hasil yang ditemukan

VOCATIONAL PREFERENCE INVENTORY ( VPI TEST – HOLLAND )

I.5. KERANGKA PIKIR

Agar siap terjun ke masyarakat, seorang individu harus menerima pendidikan sejak kecil. Pendidikan bisa diperoleh melalui jalur formal, informal dan non formal. Untuk itu sejak kecil individu harus mengeyam pendidikan mulai dari pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan umum. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang berhasil dicapai oleh seorang individu, berarti semakin individu tersebut berguna, baik bagi dirinya maupun masyarakat.

Untuk bisa semakin berguna di masyarakat, seorang individu harus menyelesaikan pendidikan setinggi mungkin setidaknya berhasil meraih gelar kesarjanaannya dari program studi strata 1. untuk dapat memperoleh gelar sarjana strata 1, seorang peserta didik diharapkan dapat menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 4 – 6 tahun. Seorang mahasiswa sebagai peserta didik di perguruan

10

Universitas Kristen Maranatha tinggi diharapkan mampu memperoleh gelar kesarjanaannya dalam waktu tidak lebih dari itu atau tepat waktu. Idealnya, mahasiswa akan menyelesaikan studi dalam waktu 4 – 6 tahun.

Untuk masuk ke salah satu fakultas, calon peserta didik atau mahasiswa harus memilih berdasarkan minatnya. Bila mahasiswa berminat untuk belajar maka mahasiswa itu akan mempunyai motivasi yang lebih kuat (Gilmer, Van Haller B, 1987). Hal ini berarti bahwa minat dapat menjadi suatu daya dorong bagi mahasiswa dalam menjalankan studi di perguruan tinggi. Jadi idealnya minat seseorang memilih fakultas di perguruan tinggi sesuai minatnya akan lebih mudah baginya untuk mencapai prestasi yang baik dan kecepatan studi yang tinggi.

Tetapi tentunya tidak seluruhnya yang memilih fakultas berdasarkan minatnya akan mencapai prestasi yang baik dan cepat lulus. Demikian juga yang memilih fakultas yang tidak sesuai dengan minatnya belum tentu akan buruk prestasi akademiknya atau menjadi lama dalam menyelesaikan studi akademiknya. Dilihat berdasarkan Surat Keputusan DEPDIKNAS batas wajar keterlambatan studi hingga 6 tahun, berarti apabila melebihi dari 6 tahun dianggap sudah diluar batas kewajaran.

Menurut Holland (1976) tingkah laku adalah merupakan hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan minat seseorang. Setiap individu akan dipengaruhi oleh 2 kekuatan, yaitu Cultural Force atau kekuatan budaya (lingkungan) dan Personal Force atau kekuatan individu (dalam diri). Cultural Force ini terdiri dari hereditas (genetik), ortu, dan teman sebaya. Sedangkan Personal Force terdiri atas

11

Universitas Kristen Maranatha kelas sosial, lingkungan fisik dan budaya dalam keluarga. Kedua kekuatan ini akan saling berinteraksi dalam membentuk kepribadian dari individu.

Potensi fisiologis dan psikologis tertentu yang diperoleh melalui faktor genetik hanya dorongan kecil kearah keterampilan tertentu. Pengaruh orang tua seperti pola asuh juga akan membentuk kepribadian individu ke arah suatu kepribadian tertentu. Sedangkan pengaruh pergaulan individu dengan rekan sebayanya juga ikut mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Aspek – aspek ini akan berinteraksi dengan personal force, dimana kelas sosial, lingkungan fisik dan budaya dalam keluarga yang sudah di internalisasi ke dalam diri individu yang bersangkutan akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

Interaksi kekhasan genetik atau potensi dari individu dengan pengalaman pertamanya dengan lingkungan akan mengarahkan individu untuk lebih menyukai beberapa bentuk aktivitas tertentu dan enggan terhadap aktivitas lainnya. Jika individu memperoleh kepuasan dalam dirinya dan juga penghargaan dari orang lain, maka ia akan cenderung mengulangi aktivitas tersebut. Proses pengulangan dari pemilihan aktivitas tertentu yang dilakukan secara berulang yang akhirnya akan merubah akrtivitas ke dalam bentuk yang lebih tegas, yaitu dalam minat –

minat tertentu.

Selanjutnya minat – minat akan berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan adalah situasi atau suasana yang diciptakan oleh orang – orang yang mendominasi lingkungan ini. Lingkungan ini akan memberikan dorongan dan kesempatan untuk mengekspresikan bentuk tingkah laku tertentu. Secara nyata

12

Universitas Kristen Maranatha lingkungan ini diantaranya ditemui dalam bentuk keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan sekolah, termasuk didalamnya lingkungan perguruan tinggi.

Proses interaksi terus menerus antara minat individu dengan pengalaman lingkungannya akan lebih mengarahkan individu terhadap minat – minat tertentu dan keengganan terhadap minat yang lain. Kepuasan dari penghargaan yang diperoleh individu serta rewards dari orang lain akan mendorong diulangnya proses pencarian dan pemenuhan minat – minat tersebut. Proses pengulangan ini akan menyebabkan diperolehnya kemmapuan khusus yang sejalan dengan minatnya.

Pada saat yang bersamaan dengan proses interaksi tersebut, perbedaan individu sejalan dengan usia akan disertai dengan perwujudan nilai – nilai yang berhubungan. Interaksi yang terus menerus antara kemampuan tertentu dari individu dengan lingkungan akan menghasilkan watak yang khusus atau tipe kepribadian yang cenderung menampakkan tingkah laku yang khas, serta mengembangkan sifat kepribadian yang khas, sikap – sikap dan tingkah laku yang pada akhirnya membentuk perbendaharaan atau koleksi keahlian – keahlian dan mekanisme – mekanisme penanggulangan – penanggulangan masalah yang khas dari seorang individu.

Dilihat dari tinjauan teori Holland (1992), terdapat 6 tipe kepribadian, yaitu : Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional.

Tipe Realistic akan membawa individu lebih memilih bidang kegiatan

memanipulasi obyek dengan cara yang teratur dan sistematis. Tipe investigative akan mengantarkan individu memilih kegiatan penyelidikan yang observasional,

13

Universitas Kristen Maranatha simbolis, sistematis dan kreatif atas fenomena fisik, biologis dan cultural dalam usahanya untuk mengerti dan mengendalikan fenomena tersebut. Tipe Artistic akan membawa individu untuk menyenangi aktivitas yang bebas, tidak sistematis, ambigus dalam usahanya memanipulasi material fisik, verbal dan humanistik untuk tujuan menciptakan bentuk – bentuk / produk – produk seni.

Tipe Social akan mengantarkan individu untuk menyenangi aktivitas yang memanipulasi orang lain melalui penjelasan, pelatihan, pengembangan, perawatan atau penerangan. Tipe Enterprising akan membawa individu untuk menyenangi aktivitas memanipulasi orang lain dalam usahanya mencapai suatu tujuan organisasi atau keuntungan ekonomis. Yang terakhir adalah tipe Conventional yang akan mengantarkan individu untuk menyenangi aktivitas yang teratur dan sistematik, seperti mengarsipkan data, mengolah data, reproduksi material, menjalankan mesin pemroses data dan pelaksanaan bisnis.

Tipe kepribadian tersebut nantinya yang akan menentukan pola kepribadian seseorang atau yang dikatakan oleh Holland sebagai profile. Profil kepribadian mungkin terdiri dari dua sampai 6 tipe kepribadian. Profil kepribadian seseorang juga dapat diperoleh secara langsung dengan mencatat tiga kode tipe kepribadian yang memiliki nilai tertinggi. Ketiga kode tipe tersebut juga merupakan cerminan dari tipe minat seseorang.

Oleh karena itu berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin mengetahui gambaran minat mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran diatas, maka dibuat bagan sebagai berikut:

14

Universitas Kristen Maranatha Skema 1.1 Kerangka Pikir

15

Universitas Kristen Maranatha I.6. ASUMSI

Berdasarkan kerangka pikir yang dibuat, maka dapat ditarik asumsi sebagai berikut :

1. Setiap mahasiswa Psikologi di Universitas “X” Bandung memiliki profil

minat tertentu sesuai dengan tipe kepribadiannya masing-masing.

2. Setiap mahasiswa Psikologi di Universitas “X” Bandung diharapkan dapat memilih bidang studi sesuai dengan profil minatnya

47 Universitas Kristen Maranatha BAB V

Dokumen terkait