• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi perbankan secara yuridis terdapat dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Perbankan, yaitu:

“Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.”

Bank merupakan inti dari sistem keuangan di setiap negara yang memiliki peran penting mengawal laju gerak usaha atau bisnis perekonomian. Pentingnya bank dalam sektor bisnis dan perekonomian terwujud dalam bentuk pilihan masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, untuk menjadikan bank sebagai tempat penyimpanan dana, bertransaksi maupun permodalan.

Bank dengan fungsinya yang antara lain sebagai perantara pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan

pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lockof funds), serta melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian masyarakat. Dengan kondisi yang demikian, maka bank adalah lembaga yang mengandalkan kepercayaan masyarakat. Guna tetap mengekalkan kepercayaan masyarakat terhadap bank, pemerintah harus berusaha melindungi masyarakat dari tindakan lembaga atau oknum pegawai bank yang tidak bertanggung jawab dan merusak sendi kepercayaan masyarakat.12

Demi menjaga kepentingan konsumen pengguna barang maupun jasa maka diperlukan suatu tindakan yang bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen dari hal-hal yang sifatnya dapat merugikan konsumen.

1. Perlindungan Hukum

Perlindungan adalah berasal dari kata “lindung” yang berarti menempatkan dirinya dibawah sedangkan perlindungan berarti tempat berlindung.13

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban, perlindungan hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,

12 Muhammad Djumhana. Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti,2006), hlm. 337.

13 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm. 674

seperti melalui pemberian resitusi, kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan hukum.14

Menurut Sudigno Mertokusumo, yang dimaksud dengan hukum adalah kumpulan peraturan atau kaedah yang mempunyai isi yang bersifat umum dan normatif, umum karena berlaku bagi setiap otang dan normatif karena menentukan apa yang selayaknya dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan atau harus dilakukan serta melaksanakan kepatuhan pada kaedah-kaedah.15

2. Nasabah

Nasabah menurut Djaslim Saladin dalam bukunya ˝Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran Bank˝ yang dikutip dari ˝Kamus Perbankan˝ menyatakan bahwa ˝Nasabah adalah orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank˝.

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 jo Nomor 10/10/PBI/2008 tentang penyelesaian pengaduan nasabah Pasal 1 angka 2 yang dimaksud dengan nasabah adalah Pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan (walk-incustomer). Undang-Undang Perbankan, menjelaskan nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank.

14 Soejono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1984), hlm 133.

15 Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Liberty, 1991), hlm. 39

Nasabah dibagi atas 2 yaitu nasabah penyimpanan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan dan nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan nasabah yang bersangkutan.16

3. Pertanggungjawab Pelaku Usaha

Seperti diketahui,Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen tidak memberikan rumusan yang jelas dan tegas tentang definisi dari jenis barang yang dapat secara hukum dapat dipertanggungjawabkan dan sampai seberapa jauh suatu pertanggungjawaban atas barang tertentu dapat dikenakan bagi pelaku usaha tertentu atas hubungan hukumnya dengan konsumen. Hal ini erat kaitannya dengan konsep Product Liability yang banyak dianut oleh negara-negara maju.17 Teori tanggungjawab produk berdasarkan kelalaian tidak memberikan perlindungan yang maksimal bagi konsumen, karena konsumen dihadapkan pada dua kesulitan dalam mengajukan gugatan kepada produsen, yaitu pertama, tuntutan adanya hubungan kontrak antara konsumen sebagai penggugat dengan produsen sebagai tergugat. Kedua

16 Lukman Santoso Az. Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia 2011), hlm. 27

17 Masrukhin. Buku Daras Hukum Perlindungan Konsumen, (Surakarta: Fakultas Syariah IAIN Surakarta, 2014) .hlm. 36

argumentasi produsen bahwa kerugian konsumen diakibatkan oleh kerusakan barang yang tidak diketahui.18

Dengan demikian risiko atau substansi yang tidak tercantum dalam kontrak adalah masalah yang tidak dapat diantisipasi atau diperhitungkan sebelumnya.19

4. ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

ATM merupakan alat kasir otomatis tanpa orang yang dapat melayani kebutuhan nasabah secara otomatis setiap saat selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu termasuk hari libur. Dalam buku Law For Business karangan John D. Asheroft, J.D.,dkk, dijelaskan Automated Teller Machines is an electronic find transfer terminal that is capable of performing routine banking service. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada ribuan mesin ATM disetiap tempat yang dapat diakses oleh nasabah bank yang bersangkutan, dimana mesin tersebut dapat mengeluarkan uang tunai, pengiriman uang, pembayaran.20

Perjanjian ATM dibuat seperti perjanjian pembukaan rekening tabungan biasa, tapi dengan tambahan fasilitas kartu ATM. Perjanjian pembukaan rekening ini merupakan salah satu bentuk penghimpunan dana yang dilakukan bank untuk penerimaan simpanan dari masyarakat. Perjanjian yang ditandatangani nasabah bank tersebut tentunya sudah dalam bentuk perjanjian baku yang dibuat oleh pihak

18 Ibid., hlm. 38

19 Ibid

20 Emirzoni Joni. Hukum Surat Berharga dan Perkembangan di Indonesia, (Jakarta: PT. Prehalindo, 2002), hlm. 260

bank dan disetujui dengan ditandatangani oleh nasabah bank. Dalam perjanjian ATM ini, calon nasabah bank menyimpan identitasnya di bank yang bersangkutan dan menyimpan atau menyetor sejumlah uang yang menjadi saldo pertama calon nasabah tersebut. Perjanjian itu memuat syarat-syarat yang tidak diatur secara khusus oleh KUHPerdata.

Oleh karena itu, landasan hukum yang digunakan dalam perjanjian ATM ini masih menggunakan dasar atau landasan hukum perjanjian, sebagai mana diatur dalam Buku Ketiga KUHPerdata tentang perikatan.21

Dokumen terkait