• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Estetika Jakob Sumardjo

Estetika merupakan cabang dari filsafat yang mempersolkan tentang keindahan (Sachari, 2002:6) Pada dasarnya estetika dipandang sebagai ilmu filsafat, telah ditetapkan menjadi penghubung pada satu tempat antara realitas dengan abstraksi dan juga antara keindahan dengan makna. (Sachari, 2002:3). Terdapat 3 aspek estetika yaitu, indah, detail, dan keterampilan. Dalam hal ini indah atau keindahan dapat dikatakan searti dengan nilai estetik. Jika suatu benda disebut indah bukan sebagai penilaian subjektif melainkan menyangkut ukuran nilai pada suatu karya seni (Kartika, 2004:12). Pada karya seni modern, ketika estetika didekati melalui pemahaman filsafat seni yang masuk pada konsep keindahan pada zaman Yunani akan mengalami pemulihan perseptual karena pada dasarnya estetika bukan hanya simbolis ataupun makna, tetapi juga daya (Sachari, 2002:2).

“Estetika berasal dari bahasa Yunani “aisthetika” artinya hal-hal yang dapat diserap oleh pancaindera. Oleh karena itu, estetika sering diartikan sebagai persepsi indera (sense of perception). Alexander Baumgarten (1714-1762), seorang filsuf Jerman orang pertama kali yang memperkenalkan kata

aisthetika”, sebagai penerus pendapat Cottfried Leibniz (1646-1716).

tekanan pada pengalaman seni sebagai suatu sarana untuk mengetahui (the

perfection of sentient knowledge) (Kartika, 2004:5).

Estetika tidak selalu menyimak keindahan dalam pengertian konvensional, melainkan pada sebuah wacana dan fenomena (Sachari, 2002:2). Menurut A. A. M. Djelantik dalam buku Teori Estetika menyatakan unsur-unsur dasar estetika yang dapat dimanfaatkan untuk mengkaji tentang keberadaan dari seni. Struktur dalam karya seni bersumber pada aspek keseluruhan dari karya. Struktur mengandung arti sebuah pengaturan yang ada keterkaitan hubungan antara dari bagian secara keseluruhan. Struktur tersebut mengandung unsur-unsur estetika, semua peristiwa kesenian mengandung tiga aspek, yakni wujud atau rupa, bobot atau isi, dan penampilan (Djelantik, 1999:17).

Kehidupan sehari-hari manusia sesungguhnya tidak dapat terlepas dari kesenian. Ketika orang pembuat seni mengonsepkan dan memandang benda-benda yang berada disekitarnya adalah karya seni yang dapat memberikan rasa estetis ketika menikmatinya. Artistik dalam program Pesbukers merupakan salah bentuk nyata karya manusia yang dikonsep dengan baik agar dapat menarik perhatian pemirsa saat menonton tayangan tersebut. Setiap bentuk artistik memiliki nilai estetis, penataan panggung, benda-benda yang akan digunakan sebagai property saat shooting. Perwujudan dari setiap benda yang dibuat bentuknya berbeda-beda dan unik guna untuk menambah variasi bentuk properti maupun benda yang lain sebagai penunjang saat produksi, akan tetapi semua yang dibuat tidak terlepas dari unsur estetik.

Menurut Jakob Sumardjo (2000:29), filsafat seni merupakan bagian dari estetika modern, tidak hanya mempersoalkan karya seni atau benda seni (hasil atau produk), tetapi juga aktivitas manusia atas produk tersebut, baik keterlibatnnya dalam proses produksi beserta cara mengevaluasi dan penggunaan produk tersebut. Estetika merupakan bagian dari filsafat. Dalam studi filsafat, estetika digolongkan dengan filsafat tentang nilai yang sejajar dengan estetika. Dalam penggolongan obyeknya, estetika masuk dalam bahasan filsafat manusia, yang terdiri dari logika, antropologis,

etika, dan estetika. Ilmu estetika sebagai filsafat yang memiliki sifat spekulatif, menyeluruh, dan logis, awalnya merupakan bagian pemikiran filsafat umum seorang filsuf (Sumardjo, 2000:26). Aspek-aspek estetika menurut Jakob Sumardjo adalah sebagai berikut:

a.) Benda

Benda merupakan sesuatu yang berwujud dan dapat dilihat atau didengar sekaligus oleh penikmat seni (Sumardjo, 2000:111). Benda terkait erat dengan material atau medium yang digunakan dalam menciptakan sebuah karya seni. Wujudnya berdasarkan medium tertentu, baik audio maupun visual dan gabungan antara keduanya. Hal ini akan melahirkan bidang seni yakni, seni visual (seni rupa, seni patung, seni arsitektur), seni audio (seni musik, sastra) dan seni audio-visual (seni teater, seni tari, seni film). Tiap golongan tersebut ditentukan bentuknya oleh material seni atau mediumnya (Sumardjo, 2000:30).

Setiap benda seni memiliki aspek medium didalam seni sastra, bahannya berupa bahasa yang berpusat pada suatu kata. Kata yang terkandung memiliki aspek arti atau makna, aspek bunyi, dan aspek irama. Manfaat benda pada sebuah karya seni adalah untuk mewujudkan bentuk nilai dari benda tersebut. Bagian yang terpenting dalam sebuah produksi yaitu ide dibalik nilai benda tersebut. Tanpa adanya gagasan yang diwujudkan dalam produksi tidak akan dapat tercipta benda yang memiliki nilai seni (Sumardjo, 2000:112).

Nilai keindahan pada sebuah benda juga dapat dikenali lewat perwujudannya dalam bentuk, gejala fisik, yang disebut benda seni (Sumardjo. 2000:111). Benda dalam karya seni menekankan pada pentingnya aspek bentuk, material, struktur, symbol, dan estetika. Fungsi dari benda seni adalah nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai estetika yang terkandung pada benda seni adalah etika, logika dan makna. Bentuk seni dapat dianalisa dari material yang digunakan. Melalui benda seni masyarakat dapat menangkap nilai seni dari sebuah benda yang dibuat dalam

program acara televisi yang ditayangkan. Benda yang terdapat pada suatu program acara televisi berupa panggung dan beberapa properti lain sebagai alat pendukung jalannya cerita dalam bentuk visual. Selain itu, benda digunakan untuk menciptakan suasana sehingga dapat memperkuat narasi.

b.) Pelaku

Pelaku atau seniman merupakan seseorang yang menciptakan karya seni dalam bentuk kreativitas. Seni sering ditinjau dari sudut penciptanya, karena tidak akan ada karya atau benda seni tanpa penciptanya(Sumardjo, 2000:37). Selain itu, pelaku dalam seni memiliki ekspresi dan kreativitas. Ekspresi dalam seni merupakan sebuah pengungkapan pelaku dalam sebuah proses kreatif melalui sebuah karya seni. Kreativitas seniman menjadi tantangan bagi masyarakat dalam menafsirkan ide, makna dan segala sesuatu yang akan disampaikan seniman hampir sama seperti permainan logika. Pada hakekatnya, akar kreativitas seniman adalah tradisi yang ada pada lingkungannya (Sumardjo, 2000:30). Pada program acara Pesbukers setiap pelaku atau pemain memiliki ekspresi yang berbeda-beda. Karakter dan tingkah laku yang dimainkan sudah menjadi ciri khas program acara Pesbukers. Contohnya seperti saat Sapri diguyur tepung atau cream pada setiap akhir segmenn.

Tindakan mewujudkan ekspresi dalam seni dilakukan dengan spontanitas. Perasaan objektif seniman lebur dalam ekspresi kegembiraan melalui medium seni. Akan tetapi, karya seni bukan hanya semata-mata ekspresi perasaan. Seni juga merupakan ekspresi nilai, baik nilai esensi (makna), nilai kognitif (pengetahuan, pengalaman), dan nilai kualitas mediumnya (Sumardjo, 2000:74).“Dalam seni, perasaan harus dikuasai lebih dahulu, harus dijadikan objek, dan harus diatur, dikelolah, dan diwujudkan atau diekspresikan dalam karya seni (Sumardjo, 2000:73).

Pelaku atau seniman hadir sebagai pemeran dalam penciptaan proses karya seni. Ekspresi yang diungkapkan seperti kemarahan, kesedihan, kegembiraan, dan perasaan yang lain terjadi secara spontan, simultan, sehingga pemain larut dalam

perasaan tersebut. Setiap aktris/aktor yang memerankan cerita pada program acara televisi sesuai dengan karakter masing-masing pemain sehingga karakter yang diperankan dapat dinikmati dan menghibur masyarakat yang menonton. Pelaku dalam program acara televisi yaitu tim kreatif. Sebuah tim kreatif memiliki pengaruh besar terhadap naik turunnya rating. Semakin kreatifnya program acara televisi maka semakin naik ratingnya, begitu pun sebaliknya jika sebuah program acara hanya motonon rating akan turun. Eksistensi program acara Pesbukers bertahan sampai sekarang tidak lepas dari kerja keras Tim Kreatif yang selalu memberikan ide kreatif di setiap segmen.

c.) Ekonomi

Ekonomi membahas berbagai faktor yang dapat mempengaruhi nilai ekonomi seni, sitem pendanaan dalam aktivitas berkesenian, pasar seni atau pemasaran seni, perlindungan hak cipta seni, beserta soal-soal yang menyangkut plagiat dalam seni, dan pembajakan seni (Sumardjo,2000:17).

Dalam pembuatan program acara televisi tidak akan berjalan tanpa adanya faktor ekonomi sebagai penunjang dalam proses produksi. Dalam produksi program acara Pesbukers faktor ekonomi sangat mempengaruhi jalannya penayangan acara. Terlihat dari bertahannya program acara Pesbukers yang bertahan sampai sekarang atau lamanya penayangan Pesbukers berjalan sampai 4 tahun ini didukung dengan semakin banyaknya pemain utama beserta cameo yang meramaikan acara Pesbukers. Selain itu, bertambahnya iklan yang ikut serta mendukung program variety show

Pesbukers.

d.) Politik atau Lembaga Sosial

Lembaga sosial membahas penggunaan seni bagi masyarakat, perundangan atau peraturan pemerintah dan berbagai lembaga sosial lain terhadap seni. Hubungan seni dengan agama, ilmu, dan teknologi. Selain itu, pelanggaran, sensor seni dan pendidikan seni dalam masyarakat (Sumardjo, 2000:17). Peneliti mengakji program

acara televisi Pesbukers pada episode 17 Agustus 2015 sebagai salah satu bentuk apresiasi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan ikut merayakan dan berpartisipasi dengan mengemas acara special 17 Agustus memakai atribut kemerdekaan seperti pada saat masa penjajahan dahulu.

e.) Konteks

Seni menyangkut nilai-nilai setempat dan sezaman (kontekstual), maka pemahaman seni berkaiatan dengan konteks zaman tersebut. Salah satu penyebab adanya sejarah seni karena setiap zaman memiliki faham sendiri tentang pemahaman seni (Sumardjo, 2000:32). Seni merupakan suatu konsep yang mendapat kesepakatan masyarakat sezaman. Oleh karena itu, hakikat seni kontekstual tidak dapat dipisahkan dari ideologi sosial, insfratuktur, struktur, sejarah seni, akulturasi budaya, elit budaya, seni populer, seni massa, seni rakyat, dan lainnya (Sumardjo, 2000:38). Pada sebuah karya seni khususnya program acara televisi, konteks berupa pengemasan program acara baik drama maupun nondrama. Konteks dalam program acara televisi

Pesbukers diperlukan sebagai penguat jalannya cerita sesuai dengan narasi yang

diperankan oleh pemain. Pada episode 17 Agustus 2015 yang bertemakan kemerdekaan segala atribut mulai dari set panggung, wardrobe, dan properti dibuat untuk menguatkan cerita pada masa kemerdekaan Indonesia.

2.2.2 Program Acara Televisi : Variety Show

Program nondrama merupakan format acara televisi yang diciptakan melalui proses perpaduan antara imajinasi kreatif dan realitas kehidupan sehari-hari. Nondrama juga merupakan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan dengan aksi, gaya dan musik. Sedangkan, program drama merupakan format acara televisi yang diproduksi dari proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah fiksi yang direkayasa ulang dengan menggunakan format interpretasi kisah kehidupan yang dikembangkan dalam suatu tuntutan cerita dalam sejumlah adegan. Setiap adegan

akan mengalami proses penggabungan antara fiksi dan realitas kehidupan (Latief, 2015:6).

Berkembangnya zaman industri televisi, program hiburan drama maupun nondrama memiliki karakter sendiri, karakter tersebut bersifat menghibur. Program nondrama maupun drama saat ini tidak begitu dipermasalahkan, yang terpenting para penonton terhibur saat menyaksikan program acara tersebut (Latief, 2015:7). Program nondrama terbagi menjadi beberapa kategori yaitu, reality show, game show, variety show, pertunjukan, talk show, dan musik. Pada dasarnya, program nondrama merupakan program televisi yang sangat fleksibel, didalamnya terdapat unsur jurnalistik dan drama yang dikombinasikan menjadi satu program (Latief, 2015:8). Pendekatan nonfiksi maupun drama dapat dimasukkan sebagai pendukung program, sedangkan unsur jurnalistik menjadi bagian dari programnya.

Setiap menyaksikan program acara televisi, program variety show dan reality show menjadi program tayangan yang selalu menghiasi layar kaca. Kedua program tersebut tampak serupa, tetapi pada kenyataannya kedua program tersebut memiliki konten yang berbeda. Program variety show lebih menunjukkan keragaman hiburan yang sesuai dengan tema yang diangkat, sedangkan reality show program yang menunjukkan realita kehidupan yang sesuai dengan kenyataan dan tanpa rekayasa (Effendy, 2008: 25).

Variety show merupakan format program yang memadukan berbagai format,

berbagai format, di antaranya musik, komedi, lawak, tari, fashion show, interview,

dan vox vops (Latief, 2015:22)” Materi yang dibahas dalam variety show memiliki

kesamaan dengan program magazine. Program magazine berupa informasi sedangkan unsur hiburannya hanya sebagai pendukung, sedangkan untuk program variety show materi hiburan lebih diutamakan. Unsur informasi dalam program variety show hanya sebagai pendukung karena kekuatan dalam program tersebut adalah unsur hiburan (Latief, 2015:23). Format program variety show penyajiannya diperkaya dengan

Program acara variety show menunjukkan keragaman hiburan sesuai dengan tema yang diangkat. Hingga kini stasiun televisi berlomba-lomba untuk menarik perhatian pemirsa dengan menayangkan program andalan (Effendy, 2008:28). Terkadang, stasiun televisi dalam negeri mengadaptasi dari program negara asalnya dan mayoritas program adaptasi tersebut berhasil dan mampu mengulang kesuksesan seperti versi aslinya (Effendy, 2008: 29) .

Salah satu program acara variety show favorit yang masih bertahan sampai sekarang yaitu, Pesbukers di ANTV. Program komedi ini termasuk program variety show karena program ini dikemas dengan berbagai unsur dalam produksi yang difokuskan kearah lawak atau humor. Salah satu program unggulan ANTV ini selalu mengahdirkan lawakan yang segar dan semakin di tunggu oleh pemirsa. Penggunaan nama program Pesbukers merupakan plesetan dari media jejaring sosial facebook yang menjadi trend dikalangan masyarakat. Hal tersebut yang menjadikan program acara ini mudah diingat oleh masyarakat. Program acara Pesbukers semakin sukses ditandai dengan prestasi yang dicapainya, yaitu berhasil memenangkan piala Panasonic Gobel Award berturut-turut pada tahun 2013, 2014, dan 2015 dalam kategori program komedi terfavorit, mengalahkan program unggulan lainnya seperti Opera Van Java, Comedy Project, Waktunya Kita Sahur, Indonesia Lawak Klub, dan Korslet.

2.2.2 Unsur Program Acara Televisi Non Drama : Naratif dan Sinematik

Naratif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh sebab-akibat yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu (Pratista, 2008:33). Memahami sebuah alur cerita, tergantung pada pemahaman seseorang terhadap kompenen pola, sebab-akibat, serta ruang dan waktu. Pada hakekatnya, narasi tidak dapat terlepas dari komponen tersebut karena ruang dan waktu adalah pusat dari sebuah peristiwa yang saling berkesinambungan dari setiap peristiwa berikutnya. Ruang memiliki fungsi sebagai tempat peristiwa yang sedang terjadi,

sedangkan waktu memiliki fungsi menunjukkan kejadian dari sebuah peristiwa. Naratif memiliki elemen pokok yaitu karakter sebagai penggerak sebuah cerita. Dalam program acara televisi di dalamnya terdapat karakter yang diciptakan untuk membangun sebuah naskah dari cerita. Karakter pemain berperan dari awal hingga akhir cerita. Sebab–akibat pada narasi akan ditunjukkan oleh karakter pemain dari awal hingga akhir cerita. Jika karakter pemain menginginkan perubahan dalam suatu tujuan, maka narasi tidak akan mengalami perubahan (Bordwell dan Thompson, 2008:95).

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis yang ada dalam sebuah produksi. Unsur sinematik terdiri dari empat elemen pokok, yaitu mise-en-scene, sinematografi, editing, dan suara. Mise-en-scene merupakan segala sesuatu yang ada di depan kamera dan terbagi menjadi empat elemen pokok yakni, setting, tata cahaya, kostum dan make-up serta acting dan pergerakan pemain. Sinematografi merupakan ilmu tentang hubungan kamera dengan objek yang diambil. Editing merupakan teknik penyatuhan dan pembenahan transisi (shot) dari gambar satu dengan yang lainnya. Sedangkan suara merupakan segala hal yang ada dalam sebuah produksi dan dapat ditangkap oleh pendengar (Pratista, 2008:1). Unsur sinematik dalam sebuah acara televisi mencakup semua hal yang ada di depan kamera

Dokumen terkait