• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Petani Dalam Panen dan Pasca Panen Kopi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Pengetahuan dan Keterampilan Petani

5.2.2. Keterampilan Petani Dalam Panen dan Pasca Panen Kopi

pemetikan, sortasi, pengupasan, fermentasi dan pengeringan di Benteng Alla Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Keterampilan Petani Dalam Pasca Panen Kopi Arabika No. Keterampilan Petani dalam

pasca panen kopi arabika

Jumlah Skor

Rata-rata Skor

Kategori

1 2 3 4 5

Pemetikan Sortasi

Pengupasan Kulit Buah Fermentasi

Pengeringan

78 52 52 48 52

3,00 2,00 2,00 1,84 2,00

Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang

Jumlah 10,84

Rata-rata Skor 2,16 Sedang

Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2018

Berdasarkan pada Tabel 12, menunjukkan bahwa keterampilan petani dalam pasca panen kopi Arabika di Desa Benteng Alla Kecamatan BarokoKabupaten Enrekang yang meliputi pemetikan, sortasi, pengupasan kulit buah kopi, fermentasi dan pengeringan yaitu:

a. Pemetikan

Petani responden mulai melakukan panen kopi pada bulan Mei dan Juni.Sebelum melakukan pemanenan, terlebih dahulu mereka mempersiapkan alat-alat sepaerti karung, ember dan jergen yang dipotong bagian atasnya supaya lebih mudah untuk memasukkan kopi yang dipetik.

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa keterampilan petani dalam pemetikan buah kopi berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 3,00.

Hal ini dikarenakan petani responden melakukan pemanenan dengan caramemetik hanya pada buah kopi yang berwarna merah (matang) kemudian memasukkan kedalam ember atau jergen yang diikat pada bagian pinggang mereka.

b. Sortasi Buah Kopi

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa keterampilan petani dalam sortasi buah kopi berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 2,00. Hal ini dikarenakan petani responden melakukan sortasi awal pada saat pemetikan buah, yaitu hanya memetik buah kopi yang berwarna merah, kemudian membersihkan dari kotoran berupa daun, ranting, tanah, dan lain-lain sebelum memasukkan kedalam karung. Sortasi juga dilakukan pada saat akan memasukkan buah kopi kedalam mesin pengupas kulit buah (Pulper), seperti membersihkan buah kopi dari tanah dan batu karena dapat merusak mesin pengupas (pulper), akan tetapi petani responden tidak melakukan sortasi untuk memisahkan buah dari buah yang cacat, terserang hama dan

penyakit serta tidak memisahkan buah yang seragam (besar dan kecil) sehingga menyulitkan proses selanjutnya.

c. Pengupasan Kulit Buah (pulping)

Pengupasan kulit buah adalah untuk memisahkan kulit buah dari biji sehingga menghasilkan kopi berkulit tanduk atau sering disebut kopi beras.

Proses ini sangat berpengaruh terhadap mutu dan cita rasa. Kinerja mesin pengupas sangat tergantung pada keseragaman ukuran buah dan celah antara rotor dan stator.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan petani dalam pengupasan kulit buah kopi berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 2,00. Hal ini dikarenakan Petani melakukan pengupasan kulit buah dengan menggunakan mesin pulper yang digerakkan dengan mesin dinamo dan yang paling penting yaitu petani responden tidak memisahkan buah kopi dengan ukuran seragam (besar dan kecil) sehingga pada saat pengupasan, buah kopi yang terlalu besar akan pecah dan yang kecil akan lolos. Dalam hal ini perlu dilakukan penyetelan lebar celah antara rotor dan stator. Hasil wawancara dengan petani responden bahwa tidak semua petani responden memiliki mesin pulper sehingga mengharuskan mereka menyewa mesin pulper dengan ketentuan harga yang sudah disepakati bersama.

Proses pengupasan kulit buah kopi, yaitu memasukkan buah kopi kedalam corong mesin hingga penuh, kemudian mesin pulper pun berprosesmengupas biji kopi. Sambil diputar, kopi yang ada dicorong tersebut disiram air dengan menggunakan selang atau ember kecil untuk

memudahkan putaran rotor dan melancarkan kopi yang sudah terkelupas keluar dari mesin pengupas. Dibagian mulut mesin pulper tempat keluarnya biji kopi yang sudah melalui proses pengupasan dipasang terpal berhadapan dengan mulut mesin sehinnga kopi langsung masuk dan selanjutnya biji kopi dimasukkan kedalam karung dan ditutup rapat.

d. Fermentasi

Fermentasi bertujuan untuk menghilangkan senyawa lendir yang tersisa dari kulit tanduk dan merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terdapat dilapisan lendir dengan bantuan mikroorganisme. Metode fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara basah dan kering.

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa keterampilan petani dalam fermentasi biji kopi berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 1,84.

Hal ini dikarenakan dalam proses fermentasi petani responden tidak membolak balik atau mengaduk biji kopi sehingga fermentasi pada biji kopi tidak merata dan petani responden tidak memperhatikan kesempurnaan fermentasi biji kopi yaitu dapat diukur dengan cara menggosok biji kopi dengan tangan. Jika permukaan biji kopi masih lengket, maka fermentasi masih harus dilanjutkan. Biji kopi yang telah melalui proses fermentasi langsung dicuci. Pada kopi arabika fermentasi bertujuan untuk mengurangi rasa pahit

Berdasarkan Hasil wawancara dengan petani responden, sebagian besar diantara mereka menggunakan metode fermentasi kering akan tetapi ada

juga yang menggunakan metode fermentasi basah, prosesnya sebagai berikut:

a) Fermentasi kering

Biji kopi yang keluar dari mesin pengupas langsung dimasukkan kedalam karung sampai penuh, kemudian mendiamkan selama satu malam untuk proses fermentasi. Setelah proses fermentasi semalam, biji kopi kemudian dicuci dengan cara memasukkan kedalam karung yang berlubang-lubang (jala-jala), biji kopi tersebut disiram air dengan menggunakan selang atau ember kecil sambil diinjak-injak untuk menghilangkan lapisan-lapisan lendir yang tersisa dikulit biji kopi.

b) Fermentasi basah

Kopi yang sudah melalui proses pengupasan kulit buah langsung dimasukkan kedalam bak (terisi air) yang terbuat dari semen. Bak tersebut mempunyai lubang dibagian dasar bak yang berfungsi sebagai tempat pembuangan air.Biji kopi direndam didalam bak selama satu malam, kemudian biji kopi dinjak-injak untuk membersihkan lendir dari kulit biji kopi, ganti air yang baru untuk lebih mendapatkan biji kopi yang benar-benar bersih dari lendir.

Sebelum keproses pengeringan kopi yang sudah dicuci disortasi dengan cara, biji kopi dimasukkan kedalam baskon yang terisi air, kemudian mengaduk-aduk sehingga biji kopi yang kurang sempurna (ringan) akan mengambang, biji kopi yang mengambang akan dipisahkan.

e. Pengeringan biji kopi

Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air biji kopi.

Berdasarkan mekanisme pemanasnya, pengeringan dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu mekanis dan tradisioanal. Cara mekanis dilakukan dengan bantuan alat atau mesin pengering. Sementara itu, cara tradisional dilakukan dengan memanfaatkan energi matahari (penjemuran).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 sampel dalam penelitian ini, semuanya menggunakan cara tradisional, yaitu setelah biji kopi telah bersih dari lendir maka biji kopi tersebut langsung dijemur. Biasanya responden menggunakan media penjemuran seperti tikar jala-jala yang memanjang.

Responden menjemur biji kopi di halaman rumah mereka dan tidak sedikit dari mereka menggunakan pinggir jalan sebagai tempat penjemuran.

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa keterampilan petani dalam pengeringan berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 2,00. Hal ini dikarenakan petani responden dalam mengukur keringnya biji kopi atau biji kopi telah kering secara sempurna ditandai dengan bunyi gemerisik jika diraba-raba atau dipegang akan tetapi untuk menentukan bahwa biji kopi sudah kering secara sempurna digunakan alat pengukur yaitu cera meter. Kadar air untuk biji kopi yang relatif aman untuk disimpan yaitu 12%. Kopi yang sudah kering disimpan didalam rumah dengan cara ditebar atau dianginkan dilantai. Sambil dianginkan biji kopi disortasi untuk menyisihkan biji kopi yang hitam dan pecah, tergantung permintaan dari pedagang/pembeli.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu:

1. Tingkat pengetahuan petani dalam panen dan pacsa panen kopi arabika di Desa Benteng Alla Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang, yaitu termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,24.

2. Tingkat keterampilan Petani dalam panen dan pasca panen kopi Arabika di Desa Benteng Alla Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang juga berada pada kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,16.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka petani diharapkan untuk selalu mencari informasi-informasi mengenai pengolahan pasca panen kopi baik dari media-media maupun dari stakeholder penyuluhan biji kopi pertanian agar kiranya kualitas biji kopi yang dihasilkan dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. 2007. Kelayakan pengembangan kopi sebagai komoditas unggulan di provinsi sulawesi selatan. Socio-ekonomic of agriculture end agribusiness soca 7 (2): 1-14.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

ChoironMiftahul, 2010, Penerapan GMP pada Penanganan Pasca Panen Kopi RakyatUntukMenurunkanOkratoksin Produk Kopi (studi kasus Sidomulyo, Jember). Jurnal Penelitian Agrointek Vol 4, No. 2 Agustus 2010.

Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016

Edy Panggabean, 2011, Buku Pintar Kopi, Penerbit: PT. Agromedia Pustaka, Jakarta

Haryanto Budiman, 2011, Prospek tinggi Bertanamkopi, Penerbit: Pustaka Baru Press, Yogyakarta

Hermanto, F, 2003, ILmuUsaha Tani, Penebar Swadaya, Jakarta

J.W.S Poerwadarminta, 1987, Kamus Hukum Bahasa Indonesia, Balai Pusataka, Jakarta

Moertopo, 1995, Buruh Tani Dalam Pembangunan, Yayasan Proklamasi, Jakarta Notoadmodjo, 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia,Rineka Cipta, Jakarta Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan

Robusta.Penebar Swadaya.Jakarta

Saefuddin, 1999, Media Intruksionel eukatif, Rineka Cipta, Jakarta

Sri Najiyati dan Danarti.2004 .Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta

Subiyanto, 1998, Evaluasi Pendidikan dan Pengetahuan Alam, DEPDIKBUD, Jakarta

Suhartono, 2008, Membidik Hari Esok Menuju Rakyat Sejahtera, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Jakarta

L A M

P

I

R

A

N

Lampiran1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Tingkat Pendidikan : Pengalaman usaha tani :

Luas lahan :

Jumlah tanggungan keluarga :

B. Pengetahuan Petani dalam Penanganan Panen dan Pasca Panen Kopi Arabika

Pengetahuan

No Pertanyaan 3 2 1

1

2

Bagaimana karakteristik/warna kulit buah kopi yang sudah masak/matang dan baik untuk dipanen?

a) Merah b) Kuning c) Hijau

Apakah Bapak/Ibu Tahu sortasi buah kopi yang telah dipanen?

a) Memisahkan buah superior dari

3

4

5

inferior

b) Memisahkan dari kotoran c) Tidak melakukan Sortasi

Apakah Bapak/ibu Tahu cara pengupasan kulit buah kopi?

a) Tahu

b) Kurang Tahu c) Tidak Tahu

Berapa jam proses fermentasi untuk mendapatkan hasil fermentasi yang sempurna pada biji kopi?

a) 12 – 36 jam b) Semalam

c) Tidak melakukan fermentasi

Apakah Bapak/ibu tahu kandungan air pada biji kopi yang telah kering dan aman untuk disimpan?

a) Tahu

b) Kurang tahu c) Tidak tahu

C. Keterampilan Petani dalam Penanganan Panen dan Pasca Panen Kopi Arabika

Keterampilan

No Pertanyaan 3 2 1

1

2

Bapak/Ibu memetik buah kopi arabika yang bagaimana?

a) Merah/matang b) Kuning

c) Hijau Penjelasan:

...

...

...

Bagaimana cara bapak/ibu melakukan sortasi terhadap buah kopi yang telah dipetik/dipanen?

a) Memisahkan buah superior dari inferior b) Memisahkan dari kotoran

c) Tidak melakukan Sortasi Penjelasan:

...

...

...

3

4

5

Apa yang bapak/Ibu gunakan dalampengupasan kulit buah kopi?

a) Mesin pulper dengan putaran motor bensin

b) Mesin Pulper/memutar secara manual c) Menumbuk

Penjelasan:

...

...

...

Bagaimana Proses fermentasi biji kopi yang Bapak/Ibu lakukan?

a) Fermentasi selama 12 – 36 jam/membolak-balik biji kopi

b) Fermentasi selama 1 malam c) Tidak melakukan fermentasi Penjelasan:

...

...

...

Bagaimana cara bapak/ibu mengukur bahwa biji kopi yang dikeringkan sudah kering secara sempurna?

a) Menggunakan Cera meter/moistur meter

b) Meraba dan melihat biji kopi c) Melihat biji kopi

Penjelasan:

...

...

...

Lampiran 2.Identitas Petani Responden kopi Arabika di Desa Benteng Alla Kecamatan Baroko Kabupaten Enrekang.

No Nama

Umur (Thn)

Pendidikan Pengalaman usaha tani

Luas Lahan (ha)

T.

keluarga

1 Pendi 42 S1 17 0,50 2

2 Masuri 35 SD 15 0,75 2

3 Siaman 56 - 41 0,80 4

4 Burhan 42 SD 25 1,10 1

5 Limin 38 SD 14 1,20 6

6 Tahir 40 SD 25 1,30 2

7 Hamzah 61 - 46 0,65 3

8 Nurdin 63 - 47 1,80 5

9 Usman 38 SD 22 1,15 2

10 Akmal 50 SD 34 1,21 2

11 Mansur 38 SD 21 1,00 3

12 Marsudin 38 SMP 20 1,40 3

13 Aslam 60 - 44 1,50 2

14 Rusmin 58 SD 42 1,80 3

15 Cubbi 51 SD 39 1,90 2

16 Useng 61 SD 42 1,41 2

17 Sofyan 56 SMA 37 2,10 4

18 Saripuddin 37 SMA 21 1,61 2

19 Baco 39 SMP 21 0,90 5

20 Rama 47 SMP 30 1,30 2

21 Ibrahim 45 SD 25 2,30 3

22 Goli 52 SD 30 1,20 1

23 Haris 65 SMK 15 1,50 1

24 Muis 60 SMK 40 2,00 2

25 Jumadi 50 SD 35 1,10 4

26 Ramadhan 52 SMP 31 1,70 7

Jumlah 1274 779 35,18 75

Rata-rata 49 29.96 1,35 2,88

Lampiran 3. Rekapitulasi Data Tingkat Pengetahuan Petani Responden

No. Nama Responden

Skor

Tingkat Pengetahuan Petani Jumlah

1 2 3 4 5

1 Pendi 3 3 2 2 2 12

2 Masuri 3 2 2 2 2 11

3 Siaman 3 2 2 2 2 11

4 Burhan 3 2 2 2 2 11

5 Limin 3 2 2 2 2 11

6 Tahir 3 2 2 2 2 11

7 Hamzah 3 2 2 2 2 11

8 Nurdin 3 2 2 2 2 11

9 Usman 3 2 2 2 2 11

10 Akmal 3 2 2 2 2 11

11 Mansyur 3 2 2 2 2 11

12 Marsudin 3 3 3 2 3 14

13 Aslam 3 2 2 2 2 11

14 Rusmin 3 2 2 2 2 11

15 Cubbi 3 2 2 2 2 11

16 Useng 3 2 2 2 2 11

17 Sofyan 3 3 3 2 2 13

18 Sarifuddin 3 2 2 2 2 11

19 Baco 3 2 2 2 2 11

20 Rama 3 2 2 2 2 11

21 Ibrahin 3 2 2 2 2 11

22 Goli 3 2 2 2 2 11

23 Haris 3 2 2 2 2 11

24 Muis 3 3 2 2 2 12

25 Jumadi 3 2 2 2 2 11

26 Ramadhan 3 2 2 2 2 11

Jumlah 78 56 54 52 53 292

Rata-rata 3 2,15 2,07 2 2 2,24

Ket :

Tinggi 2,34 – 3,00 Sedang 1,67 – 2,33 Rendah 1,00 – 1,66

Lampiran 4. Rekapitulasi Data Tingkat Pengetahuan Petani Responden

No. Nama Responden

Skor

Tingkat Keterampilan Petani Jumlah

1 2 3 4 5

1 Pendi 3 2 2 1 2 10

2 Masuri 3 2 2 1 2 10

3 Siaman 3 2 2 2 2 11

4 Burhan 3 2 2 2 2 11

5 Limin 3 2 2 2 2 11

6 Tahir 3 2 2 2 2 11

7 Hamzah 3 2 2 1 2 10

8 Nurdin 3 2 2 2 2 11

9 Usman 3 2 2 2 2 11

10 Akmal 3 2 2 2 2 11

11 Mansyur 3 2 2 2 2 11

12 Marsudin 3 2 2 2 2 11

13 Aslam 3 2 2 2 2 11

14 Rusmin 3 2 2 2 2 11

15 Cubbi 3 2 2 2 2 11

16 Useng 3 2 2 2 2 11

17 Sofyan 3 2 2 2 2 11

18 Saripuddin 3 2 2 2 2 11

19 Baco 3 2 2 1 2 10

20 Rama 3 2 2 2 2 11

21 Ibrahim 3 2 2 2 2 11

22 Goli 3 2 2 2 2 11

23 Haris 3 2 2 2 2 11

24 Muis 3 2 2 2 2 11

25 Jumadi 3 2 2 2 2 11

26 Ramadhan 3 2 2 2 2 11

Jumlah 78 52 52 48 52 282

Rata-rata 3 2 2 1,84 2 2,16

Ket :

Tinggi 2,34 – 3,00 Sedang 1,67 – 2,33 Rendah 1,00 – 1,66

Lampiran 5. Dokumentasi

Gambar 1. Wawancara Responden

Gambar 3. Sortasi Buah Kopi

Gambar 5. Fermentasi Buah Kopi

Gambar 6. Fermentasi Buah Kopi

Gambar 7. Pencucian Buah Kopi

Gambar 8. Pengeringan Biji Kopi

Gambar 9. Sortasi Biji Kopi

Lampiran 6. Peta Lokasi Penelitian

Dokumen terkait