• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

B. Kesadaran Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi, atau “musyaraka” yang berarti saling bergaul.

Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah “society”, yang sebelumnya berasal dari kata latin “socius”, berati kawan. Kata musyarak yang berarti bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, artinya berkumpul bersama-sama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat dalam bahasa Indonesia.28

Masyarakat adalah yang di dalamnya terdapat unsur sekelompok orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi, karena ada tujuan yang ingin diwujudkan

______________

26Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah Metode Membentuk Pribadi Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hal. 79

27Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah Metode…, hal. 87

bersama, yaitu terpenuhinya berbagai kebutuhan hidup: pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, aturan yang disepakati bersama, kerja sama, dan terdapat pula unsur tempat tinggal yang sama, sistem hubungan antarmanusia, perasaan solidaritas, perasaan membagi sesuatu bersama, sadar akan interdependensi satu sama lain, norma-norma, dan kebudayaan.29

Masyarakat terdiri atas sekelompok manusia yang menempati daerah tertentu, menunjukkan integrasi berdasarkan pengalaman bersama berupa kebudayaan, memiliki sejumlah lembaga yang melayani kepentingan bersama, mempunyai kesadaran akan kesatuan tempat tinggal dan bila perlu dapat bertindak bersama.

Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang khas, lain dari pada yang lain, walaupun tampaknya sama dari luar. Misalnya mengenai hal-hal fisik seperti bentuk rumah, pakaian, bentuk rekreasi, dan sebagainya. Yang memberi kekhasan pada suatu masyarakat adalah hubungan sosialnya. Hubungan sosial ini antara lain dipengaruhi oleh besarnya masyarakat itu. di masyarakat kecil, orang saling berkenalan, seperti dalam satu keluarga dan hubungan sosial bersifat primer. Dalam masyarakat yang luas seperti di kota, terdapat kebanyakan hubungan bersifat sekunder. Norma-norma sosial dalam kedua masyarakat itu berbeda.

Di samping itu masyarakat mempunyai perbedaan lain, seperti kota industri berbeda dengan daerah pertambangan atau kampung nelayan, kota universitas berbeda dengan kampung pertanian, daerah pertokoan berbeda dengan daerah

______________

29Abudin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 131-132

22

pemukiman, dan sebagainya. Fungsi kota atau masyarakat turut menentukan system sosialnya.30

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, dikatakan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup manusia (sehimpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu).

Murtadha Muthahhari berpendapat, masyarakat terdiri atas kelompok-kelompok manusia yang saling terkait oleh sistem-sistem, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum khas, dan yang hidup bersama. Kehidupan bersama ialah kehidupan yang di dalamnya kelompok-kelompok manusia hidup bersama-sama di suatu wilayah tertentu dan sama-sama berbagi iklim serta makanan yang sama.

Dengan demikian, yang disebut masyarakat adalah yang di dalamnya terdapat unsur sekelompok orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi, karena ada tujuan yang ingin diwujudkan bersama, yaitu terpenuhinya berbagai kebutuhan hidup: pangan, sandang, papan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, aturan yang disepakati bersama, kerja sama, dan terdapat pula unsur tempat tinggal yang sama, sistem hubungan antarmanusia, perasaan solidaritas, perasaan membagi sesuatu bersama, sadar akan interdependensi satu sama lain, norma-norma, dan kebudayaan.31

______________

30M. Fahim Tharaba, Moh. Padil, Sosiologi Pendidikan Islam Realitas Sosial Umat Islam, (Malang : CV. Dream Litera, 2015), hal.246-247

31Abudin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 131-132

2. Sifat dan Karakter Masyarakat

Sebuah masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, berilmu pengetahuan, berperadaban, berkebudayaan, dan memiliki keunggulan dalam bidang ilmu dan teknologi, akan menyebabkan masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang beradab dan berbudaya. Masyarakat Madinah yang telah dibina oleh Nabi Muhammad Saw. misalnya berbeda dengan keadaan masyarakat Makkah yang belum mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw. Masyarakat yang telah dibina oleh Nabi Muhammad Saw. dikenal sebagai masyarakat yang beradab, sedangkan masyarakat yang belum dibina oleh Nabi Muhammad Saw. dikenal dengan masyarakat Jahiliyah.

Selain itu, keadaan masyarakat juga tak ubahnya seperti keadaan jiwa manusia, yaitu ada jiwa yang masih kanak-kanak, belum matang dan belum dewasa, dan ada pula jiwa manusia yang sudah matang dan dewasa. Ada masyarakat yang masih sederhana atau primitif, belum mengalami kemajuan, hidup masih dalam keadaan sederhana dalam segala aspeknya. Dan ada pula masyarakat yang sudah mengalami kemajuan dan berperadaban tinggi.

Imam Al-Ghazali membagi masyarakat ke dalam kelompok masyarakat awam yang harus dihadapi dengan cara memberikan ajaran berupa nasihat, masyarakat khawas yang sudah berpikiran maju yang harus dihadapi dengan memberikan hikmah, yaitu ajaran yang mengandung nilai-nilai yang luhur, dan

24

masyarakat penengkar, yang harus dihadapi dengan cara bermujadalah dengan cara yang baik.32

3. Prinsip-Prinsip dan Hukum Masyarakat

Prinsip-prinsip yang harus ditegakkan dalam masyarakat antara lain mengakui adanya keragaman dalam berbagai bidang; agama, pekerjaan, tingkat sosial dan lainnya sebagai sebuah realitas dan keniscayaan, saling menghargai, menghormati, toleransi, menghargai hak-hak asasi manusia, tolong-menolong, memberi dan menerima, terbuka, penerima perubahan, berpegang pada tauhid, menjunjung tinggi akhlak mulia, tidak saling memaksakan pendapat sendiri, bersikap seimbang antara pemenuhan hak individu dengan hak orang lain, bersifat baik sangka, dan saling menghargai.

Prinsip-prinsip tersebut merupakan hukum yang apabila dipatuhi bersama, maka akan memberikan keuntungan berupa ketertiban, keamanan, kenyamanan, dan kemakmuran bersama. Sebaliknya, jika prinsip-prinsip tersebut diabaikan, maka yang terjadi adalah kekacauan, ketidakstabilan, ketidaktertiban, dan ketidaknyamanan.

Prinsip-prinsip dan hukum masyarakat tersebut adalah pasti, dalam arti jika dilaksanakan dengan baik dan konsisten, akan mendatangkan manfaat, berupa ketertiban, ketentraman, kenyamanan, dan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya jika prinsip-prinsip dan hukum masyarakat tersebut diabaikan atau dilanggar, maka akan mendatangkan kekacauan, bahkan kehancuran. Sejarah telah ______________

32Abudin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 159-160

mengingatkan tentang kehancuran kekuasaan Fir’aun, Romawi, Persia, Hitler, atau kejatuhan para pemimpin berbagai negarapada abad ke-21 ini, seperti Soeharto, Husni Mubarak, dan lainnya. Sebab utama kehancuran ini adalah karena prinsip-prinsip dan hukum masyarakat sudah tidak diperhatikan lagi.33

4. Peran dan Fungsi Masyarakat

Kehadiran masyarakat dan individu sesungguhnya saling membutuhkan. Masyarakat tercipta karena adanya individu yang saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dan lainnya, dan adanya masyarakat pada gilirannya juga akan memengaruhi keberadaan individu.

Khusus mengenai fungsi masyarakat terhadap individu dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, membantu individu dalam memenuhi berbagai kebutuhan bagi kelangsungan hidupnya, yakni sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dan lainnya. Kedua, membantu individu dalam bersosialisasi, yakni belajar bermasyarakat dalam bentuk saling mengenal, bergaul, meminta bantuan, saran, pemikiran dan gagasan lainnya. Ketiga, sebagai tempat melakukan proses pembelajaran dalam bentuk learning by doing, yakni belajar sambil bekerja, sehingga daya cipta, rasa dan karsanya akan terbina dengan baik. Di dalam masyarakat terdapat pola komunikasi dan interaksi, struktur sosial, lapisan sosial, budaya, kepemimpinan, integrasi, organisasi, dan lain sebagainya. Berbagai hal yang demikian itu jika dikaji secara seksama akan melahirkan berbagai teori tentang ilmu-ilmu sosial. Keempat, tempat memenuhi ______________

33Abudin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam & Barat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 160-161

26

kebutuhan sosialnya, yakni kebutuhan untuk mendapatkan teman, sahabat, dan pasangan hidupnya.34

Dokumen terkait