• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran kader Kesehatan Masyarakat terhadap optimalisasi kegiatan pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Bukit

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Peran kader Kesehatan Masyarakat Terhadap Optimalisasi Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Kapur Kota Dumai

2.2 Peran kader Kesehatan Masyarakat terhadap optimalisasi kegiatan pelayanan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Bukit

Kapur Dumai

Posyandu sebagai sarana pelayanan terdepan yang ada di desa, perlu diaktifkan dan di tingkatkan kembali keadaannya, sehingga masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan, sebagai kader posyandu haruslah memiliki pengetahuan dan tanggung jawab agar posya ndu bisa berjalan dengan baik sesuai dengan program pemerintah. (GAPURA, 2006).

Kader kesehatan masyarakat mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya serta mencapai derajat kesehatan dalam bidang kesehatan melalui kegiatan posyandu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kader kesehatan masyarakat telah memiliki peran kader yang terlaksana dengan baik (100%), terhadap optimalisasi kegiatan pelayanan di posyandu, hal ini menggambarkan bahwa peran kader terhadap optimalisasi kegitan pelayanan di posyandu sudah terlaksana dengan

optimal, optimalnya peran kader kesehatan masyarakat karena mereka selalu di bimbing oleh petugas kesehatan baik itu di posyandu maupun dalam program yg lainnya, para kader juga punya bapak angkat untuk setiap posyandu dan mereka juga di kasi intensif oleh bapak angkat di posyandu masing- masing, dan juga petugas kesehatan terutama dinas kesehatan dan puskesmas selalu membuat pertandingan dan perlombaan yg sifatnya memberi motivasi kepada para kader supaya lebih bisa berperan aktif dalam masyarakat di wilayahnya masing- masing. Peran kader juga sebagai menggerakkan masyarakat seperti memotivasi untuk bergotong royang melakukan kegiatan kebersihan lingkungan, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan yang akan dilaksanakan, dalam penelitian ini sudah telaksana dengan baik , ini sangat sering dilakukan kader, dalam mengajakkan ibu ke posyandu (97%), dan menggerakkan masyarakat sudah terlaksana dengan baik (100%) ini sudah optimal karena di dukung oleh pihak kelurahan dengan mengadakan jum’at bersih, pihak kelurahan juga datang ke posyandu. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sari, (2009) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara performance kader, kegiatan kader dan hasil dari kegiatan kader dalam memotivasi ibu membawa balita ke Posyandu terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.

Dalam hal menggerakkan masyarakat para kader dapat langsung di tengah masyarakat ataupun melalui tokoh masyarakat, pemuka agama ataupun ketua Rukun Tetangga (RT). Kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan segala upaya fasilitasi yang bersifat noninstruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi ma salah, merencanakan

dan mencari pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan tokoh masyarakat (UNICEF, 1999). Semua upaya pengembangan Posyandu harus melibatkan lintas sektoral karena pembangunan kesehatan masyarakat terutama kesehatan masyarakat desa merupakan tanggung jawab semua pihak. Perawat yang dalam paradigmanya menempatkan masyarakat sebagai salah satu unsurnya, merupakan profesi yang kompetensinya dibutuhkan dalam upaya pengembangan Posyandu. Hal ini disebabkan karena Posyandu membutuhkan pelayanan professional dan non professional. Perpaduan keduanya akan meningkatkan efektifitas Posyandu dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tujuannya (Studi tentang Pelaksanaan Posyandu, 2006).

Pada peran dalam melakukan kunjungan ke keluarga dengan menggunakan alat peraga terlaksana sebagian (60%), kunjungan rumah dilaksanakan jika ibu tidak memungkinkan membawa bayinya ke posyandu, kunjungan rumah di lakukan apabila dalam catatan kader masih ada bayi yang belum di imunisasi sesuai dengan jadwal yang seharusnya untuk di berikan imunisasi. Berdasarkan hasil penelitian latif, (2011), dapat disimpulkan sebanyak 67,1% kader atau sejumlah (47 kader) masih kurang baik pada praktik kader dalam pelaksanaan posyandu, hanya 32,9% kader (23 kader) sudah baik pada praktik kader dalam pelaksanaan posyandu, praktik kader yang kurang optimal dalam hal penyusunan RTL (Rencana Tindak Lanjut) ketrampilan dalam memberikan penyuluhan, dan kunjungan ke rumah/ wawan muka untuk sasaran

posyandu dikarenakan kurangnya pendampingan petugas kesehatan utamanya dalam pembekalan ketrampilan administratif dan penyuluhan, minimnya media suluh yang ada, keterbatasan waktu, dana dan alat transportasi bagi kader untuk melaksanakan kunjungan rumah.

Peran kader dalam melakukan komunikasi umumnya terlaksana dengan baik, selama penelitian terlihat para keder sering melakukan komunikasi dan memeberi usulan perencanaan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (83%).

Berupa informasi penyuluhan berdasarkan hasil timbangan dan memberikan informasi tentang gizi balita dan ibu hamil pada sasaran, peran ini sudah optimal karena kader telah berkomunikasi dengan memberikan penyuluhan dengan memakai alat peraga, sesuai dengan anjuran Depkes R.I (2011) menerangkan dalam memberikan informasi kunjungan dan komunikasi di butuhkan alat peraga dan percontohan, ini merupakan pendukung sehingga para ibu mengerti dan lebih mema hami penjelasan yang di sampaikan oleh kader, adapun pengertian penyuluhan itu sendiri adalah kegiatan atau penyampaian atau menerangkan pesan yang berisi informasi , gagasan dan emosi serta keterampilan dari satu lembaga ke kelompok dan individu (komunokator), kepada lembaga, kelompok dan individu lain (komunikan) dengan tujuan mengubah pengetahuan dan kesadaran dengan kata lain penyuluhan merupakan proses komunikasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, Silvia, AR. (2011) didapatkan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa fungsi peran kader posyandu dalam melaksanakan kegiataannya, peran kader sebagai motivator meliputi tugas-tugas

yang dilakukan oleh kader posyandu antara lain: a). Mengerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), b). Memberikan materi tentang informasi tentang pemanfaatkan pakarangan untuk meningkatkan gizi keluarga pada saat kegiatan posyandu berlangsung, c). Memberikan informasi seputar kesehatan dan menanamkan perilaku-perilaku yang mendukung perbaikan gizi keluarga, d). Memberikan materi tentang perawatan dini bagi ibu baru melahirkan dan bayi baru lahir, e). Memberikan kritik, teguran, dan pujian pada anggota posyandu yang dapat memenuhi target maupun yang tidak, f). Menberikan informasi kepada anggota psyandu tentang hari buka posyandu, g). Menyediakan sarana dan prasarana dalam kegiatan posyandu. Selanjutnya peran kader posyandu sebagai petugas penyuluhan, meliputi tugas-tugas yang dilakuakn oleh kader posya ndu antara lain: a). Menjelaskan materi tentang konsep perawatan dini bagi ibu hamil dan bayi baru lahir, b). Memberikan atau menyampaikan informasi tentang pemanfaatan pakarangan rumah, c). Memberikan pengarahan kepada balita yang mengalami permasalahan, d). Memeriksa dan memberikan pengarahan kepada rumah-rumah yang tidak layak huni, e). Memberikan materi dan mempraktekkan prilaku-prilaku yang mendukung dalam perbaikan gizi keluarga, f). Melakukan kunjungan rumah terhadap bayi-bayi yang belum mendapatkan imunisasi, g). Memberikan pelatihan Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK), h). Melakukan kunjungan rumah dalam kegiatan jumantik. Dan yang terakhir adalah peran kader posyandu sebagai pelayanan kesehatan, meliputi tugas-tugas yang dilakuakn oleh kader posyandu antara lain: a). Memberikan informasi- informasi tentang imunisasi dan pemberian

vitamin bagi anak, b). Melakukan pendaftaran kepada para anggota posyandu, c). Melakukan pencatatan tentang perkembangan balita, d). Melakukan pengisian kepada buku kesehatan ib u dan anak tentang perkembangan balita, e). Melakukan penimbangan pada BALITA, f). Melakukan pendataan ulang anggota posyandu, g). Pemberian kapsul vitamin kepada para anggota posyandu, h). Penyuntikan imunisasi kepada anggota pada saat hari buka posyandu, i). Menilai tentang kualitas kader sebagai pemberi materi pada anggota posyandu. Berdasarkan hasil penelitian dapat pula disimpulkan bahwa Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) di Desa Tambakasri Kec. Sumbermanjing Kab. Malang kegiatan yang dilakukan oleh para anggota antara lain: a). Pemenuhan kebutuhan kalori sehari- hari, b). Pemenuhan kebutuhan protein sehari-hari, c). Pemenuhan kebutuhan vitamin sehari- hari, d). Pemenuhan kebutuhan mineral sehari- hari

Saat pertemuan kelompok peran kader terlaksana denga n baik, hal ini terlihat pada point pertemuan pembahasan tentang kesehatan di lingkungan anda dan mencari selusi bersama ditemani oleh petugas kesehatan sudah terlaksana dengan baik (100%).

Walaupun peran kader kesehatan masyarakat terhadap optimalisasi kegiatan posyandu terlaksana dengan baik, ada beberapa aspek dari kader tersebut yang terlaksana dengan baik, seperti pencatatan, ini terlihat dari pencatatan hasil penimbangan balita sudah terlaksana dengan baik (100%), pada pencatatan jumlah bayi yang di imunisasi (100%) dan pencatatan jumlah peserta KB yang aktif masih terlaksana sebagian (69%), sudah terlaksana dengan baik (97%) para kader mencatat jumlah ibu hamil, inipun jika ada ibu hamil yang ada di daerah

posyandu mereka, penyelenggaraan dilakukan dengan sistem “Pola lima Meja” sebagaimana di uraikan antara lain Meja pertama pendaftaran, kader melakukan identitas peserta posyandu, pendaftaran balita bila anak sudah pernah di timbang maka kader meminta KMS balita tersebut, jika belum pernah ditimbang maka menggunakan KMS baru dengan diselipkan secara kertas untuk dilanjutkan ke penimbangan, ibu hamil setelah di daftarkan maka langsung menuju meja 4 dan dilanjutkan kemeja 5, ibu yang belum menjadi peserta KB setelah namanya di catat pada secarik kertas ibu tersebut langsung menuju meja 5 dan pola lima meja inilah para pencatatan terjadi (Zulkifli, 2003).

Para kader dalam melakukan pembinaan telah terlaksana sebagian (100%), ini terlihat seringnya mereka melakukan pembinaan terhadap ibu hamil agar menjaga pola makan dan istirahat mereka dan menyarankan kepada ibu muda agar mengatur jarak kehamilan (97%), mereka menyarankan agar para KK membersihkan perkarangan rumah agar tidak ada tempat berkembangnya jentik nyamuk dan ada juga yang tidak pernah, ini terlihat bahwa perkarangan rumah di wilayah para kader tergolong bersih dan tidak ada barang yang bertumpuk, bila di beri pendidikan kesehatan akan berdampak terhadap prilaku masyarakat dalam hal ini adalah merapikan halaman rumah dan tidak membiarkan semak-semak di halaman tidak terurus dan cukup sinar matahari (Effendi, kristian, 1995). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bintanah, S. (2010) Hasil penelitian menunjukkan bahwa diwilayah kerja puskesmas halmahera terdapat 30 posyandu terletak di 14 RW dengan program 5 kegiatan yang dilakukan dengan jumlah kader aktif sebanyak 115 orang. Profil Posyandu: Klafifikasi posyandu di wilayah kerja

puskesmas Halmahera adalah Purnama dan mandiri, 63.3% melaksanakan kegiatan di sore hari, jumlah kader 86.6% hadir pada kegiatan posyandu 5 -12 kali setahun, jumlah balita 1508 anak. Profil Kader : Kisaran umur kader antara 30-70 tahun dengan prosentase terbesar antara umur 51-71 tahun sebanyak 49.56%, 42.6% kader tidak bekerja,39.1% berpendidikan tamat SMU, 91.3% sikap kader baik, 100% kader terampil dalam penimbangn dan administrasi. Proses pembinaan kader : 70.40% kader menyatakan menarik tentang materi pembinaan, 90.43% sikap pembimbing baik, 93.04% bahasa yang digunakan baik dan

mudah dimengerti. Peran serta pemerintah : 47.82% menyatakan peranserta pemerintah baik, 18.26% menyatakan peran serta pemerintah kurang. Cakupan kegiatan posyandu 2006 -2007 D/S sebesar 66.54% - 62.59% target 80% N/S 53.60% -53.79% trget 60%.

Pada memberikan pelayanan kesehatan peran kader sudah terlaksana dengan baik, terlihat dari seringnya kader melakukan imunisasi polio (100%), serta memberi dan membantu pelayanan saat posyandu (100%), Menurut Zulkifli (2003) membagi obat, dan membantu pelayanan saat posyandu dan membatu mengumpulkan pemeriksaan, mengawasi pendatang di desa dan melapor, memberi pertolongan pemantauan penyakit serta memberi informasi kepada petugas kesehatan serta pertolongan pada saat terjadi kecelakaan ini adalah peran kader dan Depkes (2000) juga menuturkan hal ini adalah upaya untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan upaya memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat.

Menurut Ani. Y, (2006) posyandu sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar yang terdepan yang selama ini telah dirasakan manfaat oleh masyarakat, akhir-akhir ini kinerjanya menurun, dikarenakan selama ini para kader kurang mendapatkan pembinaan, karena tidak aktifnya petugas puskesmas, dan menurunnya partisipasi masyarakat merupakan sebagian dari penyebab masalah kesehatan yang terjadi dalam masyarakat.

Selama ini kegiatan posyandu sudah terlaksana dengan baik (100%), lihat sistem lima meja di posyandu sekarang sudah dilaksanakan dengan baik, termasuk kinerja kader posyandu masih belum optimal, mengingant pentingnya manfaat posyandu, hendaknya keberadaan di tingkatkan lagi dengan mengembalikan konsep bahwa posyandu dari masyarakat dan untuk masyarakat di samping pelatihan, penyegaran para kader, perlu juga pemberian intensif bagi mereka serta meningkatkan kinerja lintas sektoral (Alfitri) ini terlihat bahwa pemerintah kota dumai membarikan intensif kader melalui bapak angkat sebagai yang bertanggung jawab terhadap posyandu, baik pun itu pihak swasta.

Sedangkan menurut Surjadi Soedirdja (2001), kurang berfungsinya posyandu sehingga kinerja menjadi rendah, antara lain di sebabkan karena rendahnya kemampuan kader dan pembinaan dari unsur desa maupun petugas kesehatan dan lintas sektoral seperti dinas/instansi/lembaga terkait, yang kemudian mengakibatkan rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan posyandu, oleh karena itu, perlu di upayakan langkah dalam memberdayakan kader agar lebih profesional, upaya tersebut telah di awali melalui berbagai kegiatan seperti sosialisasi dan pelatihan serta Lokakarya Revitalisasi Posyandu.

56 BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dokumen terkait