• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III :Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas

6. Tahap Terminasi

2.6 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera dalam bahasa sansekerta”Catera” yang berarti payung. Dalam konteks ini sejahtera berarti hidup bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakuatan dan kekhawatiran sehingga hidupnya aman dan tentram, baik dari lahir maupun batin. Dan sosial berati kawan, teman dan kerja sama. Jadi kesejahteraan sosial diartikan suatu kondisi dimana orang mendapat memenuhi kebutuhan hidup menjalin hubungan baik dengan lingkungannya.

Friedlander dalam Fahrudin (2012) mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dari kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuha-kebutuhan keluarga dan masyarakat.

Kesejahteraan mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Tidak hanya secara ekonomi dan fisik, tetapi juga sosial,mental dan segi kehidupan spiritual. Adi (2008) melihat kesejahteraan sosial melalui empat sudut pandang yaitu:

1. Kesejahteraan Sosial Sebagai Suatu Keadaan ( Kondisi)

Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spritual. Yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohaniah dan sosial yang sebaliknys bagi diri, keluarga serta masyrakat dengan menjujung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Dimana dalam hal ini tidak menempatkan lebih penting dari aspek lainnya,ada keseimbagan antara aspek material dan spritual.

2. Kesejahteraan sosial sebagai suatu Ilmu

Sebagai suatu ilmu, merupakan ilmu yang mencoba mengembangkan pemikiran, strategi dan tehnik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik level mikro, mezzo maupun makro. Ilmu kesejahteraan sosial mengebangkan beberapa metode intervensi (ternasuk didalamnya aspek strategi dan tehnik) guna meningkatkan taraf hidup sasaran.

Sebagai suatu gerakan, kesejahteraan sosial didapat dilihat dari pengertian yang dikembangkan dari Pre Conference Working for commitee for the 15 th internasional conference of social welfere. Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Mencakup unsur kebijakan dan pelayanan terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti: Pendapatan, Jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidiakn, tradisi budaya dan lain sebagainya.

Dalam pengertian yang lebih luas, kesejahteraan sosial mamainkan peranan penting dalam memberikan sumbagan untuk secara efektif menggali dan mengerakkan sumber-sumber daya manusia seta sumber-sumber-sumber-sumber material yang ada dalam suatu negara agar berhasil menaggulangi kebutuhan-kebutuhan sosial yang ditimbulkan oleh perubahan.

Kesejahteraan mempunyai lima fungsi pokok,yaitu:

a. Perbaikan secara progresif dari pada kondidi-kondisi kehidupan orang b. Pengembangan sumber daya manusia

c. Berorientasi orang terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri

d. Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-tujuan pembagunan

e. Penyediaan stuktur –struktur institutional untuk berfungsinya pelayanan-pelayanan yang terorganisir lainya( kartono,2007)

2.6.1 Tujuan kesejahteraan Sosial

Fahrudin (2012) menyebutkan dua tujuan kesejahteraan sosial yaitu:

1. Untuk mencapai kehidupan sejahteraan dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok seperti sandang, pandan, kesehatan, dan relasi-relasi yang harmonis dengan lingkungan.

2. Untuk mencapaikan penyesesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di lingkungannya, misalnya dengan mengali sumber-sumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.

Dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan untuk:

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan,kualitas,dan keberlangsungan hidup; b. Memulihkan fungsi sosial masyarakat dalam rangka mencapai kemandirian; c. Meningkatakan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah an menangani

masalah kesejahteraan sosial;

d. Meningkatkan kemampuan,kepudian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggraan kesejahterran sosial secara melembaga dan keberlanjutan;

e. Meningkatkan kemapuan dan kepudian masyarakat dalam penyelenggraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan keberlanjutan, dan

f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial 2.6.2 Sasaran Kesejahteraan sosial

Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial ini ditunjukan kepada perseorangan, keluarga, kelompok ,atau masyarakat. Sedangkan yang menjadi proritas adalah mereka yang memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan meliki kriteria maslah sosial: seperti, kemiskinan, kelantraan, kecacatan, keterpencilan, ketentuan sosial, dan penyenyimpangan perilaku, korban bencana, dan korban kekerasan,eksplotasi dan diskriminasi.

2.7. Pembagunan Desa 2.7.1. Pengertian Desa

Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa); kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010)

Peraturan pemerintah undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa adalah, desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasan wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hakasal usul, dan/ hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia.

2.7.2. Azas Pembagunan Desa

Pembagunan masyarakat desa dilakukan berdasarkan tiga Azas, yaitu:

Pertama: Azas pembaguan integral adalah pembagunan yang berimbang dilihat dari semua segi masyarakat desa yang mempunyai sektor- sektor pertanian, pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya, sehingga menjamin perkembangan yang selaras, seimbang dan tidak berat sebelah. Kedua: Azas kekuatan sendiri adalah tiap usaha harus didasarkan pada kekuatan atau kemampuan desa itu sendiri, artinya tidak terlalu mengharapkan pemberian bantuan dari pemerintah. Ketiga: Azas Permufakatan bersama diartikan bahwa usaha pembaguanan harus dilaksanakan pada bidang atau sektor yang benar-benar dirasakan sebagai kebutuhan masyarakat desa yang bersangkutan.(Adisasmita,2006:17-19)

Pembagunan pedesaan merupakan bagian internal dari pembagunan nasional, merupakan usaha peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedesaan dan masyarakat keseluruhan yang di berlakukan secara berlanjutan berdasarkan pada potensi dan kemampuan pedesaan. Dalam pelaksanaanya tujuan pembagunan yaitu memujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera, dan berkeadilan.

Pembangunan masyarakat desa adalah seluruh kegiatan pembagunan yang berlangsung didesa dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyrakat, serta dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong-royong. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat desa berdasarkan kemampuan dan potensi sumberdaya alam ( SDA) mereka melalui peningkatan kualitas hidup, kereampilan dan prakarsa masyarakat.

Dalam pembagunan pedesaan dihadapi banyak sekali hambatan di antaranya yang paling mendesak yaitu:

a. Memperkecil kesenjangan ( ketimpangan) antara desa dan kota dan antar pelaku pembagunan.

b. Merubah pola pembagunan dan pendekatan yang bersifat sentralistik dan sektoral menjadi terdesentralisasi, holistik, dan partisipatif.

c. Meningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia ( SDM ) aparat dan masyarakat untuk menujang pembagunan dan pertumbuhan pedesaan.

d. Meningkatkan pembagunan prasarana fisik dan penyebarannya yang mampu menjangkau ke berbagai pelosok.( Adisasmita,2006:2-5)

2.8. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

Dokumen terkait