• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keselamatan Kerja pada Pabrik Kalsium Laktat

INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.3 Keselamatan Kerja pada Pabrik Kalsium Laktat

6.3.1 Bahaya Kerja Mungkin Terjadi pada Pabrik Pembuatan Kalsium Laktat

Bahaya kerja yang mungkin terjadi dalam pabrik pembuatan Kalsium Laktat ini mencakup:

1. Bahaya yang disebabkan oleh mesin, peralatan dan perkakas

- Bahaya karena bagian yang bergerak, seperti tangan menyentuh alat yang berputar.

- Bahaya cedera karena jatuhnya perkakas, sekrup, atau beban pada saat reparasi atau perakitan.

- Bahaya karena tekanan lebih dalam peralatan. Timbulnya ledakan pada bejana-bejana tertutup seperti Reaktor.

- Bahaya karena perkakas yang rusak atau tidak cocok, misalnya mur yang aus, pahat yang rusak, gagang palu yang longgar dan kunci pas yang tidak tepat. 2. Bahaya yang berkaitan dengan energi

- Bahaya dalam menggunakan energi listrik. Hal ini dapat terjadi ketika membuka atau memasukkan tangan ke dalam kotak instalasi istrik, ketika melakukan reparasi dengan cara yang salah ataupun pada saluran-saluran listrik dan pembumian (grounding) yang tidak sempurna.

- Bahaya ketika menggunakan energi pemanas. Bahaya kebakaran pada

bagian-bagian yang tidak terisolasi, misalnya pada tempat keluarnya steam panas.

- Bahaya kebakaran dan ledakan karena kebocoran bahan bakar cair atau gas (Bernasconi,1995)

LC-

Eri Susanto : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Laktat Dari Ubi Kayu Berkapasitas 12.000 Ton/Tahun, 2008.

USU Repository © 2009

179

6.3.2 Pencegahan terhadap Bahaya Kebakaran dan Peledakan

Untuk pencegahan bahaya kebakaran dan peledakan dapat dilakukan hal-hal berikut :

1. Bahan-bahan yang mudah terbakar/meledak harus disimpan di tempat yang aman dan dikontrol secara teratur.

2. Untuk semua sistem yang menangani gas bertekanan tinggi yang mudah terbakar perlu dilengkapi dengan katup-katup pengaman.

3. Disediakan alat deteksi dan sistem alarm yang sensitif.

4. Penyediaan peralatan pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan pompa- pompa hidran pada tiap jarak tertentu.

5. Pemakaian peralatan-peralatan yang dilengkapi dengan pengaman pencegah kebakaran. (Bernasconi,1995)

Sesuai dengan peraturan pemerintah tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.Per/02/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis, yaitu :

1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas :

- Smoke detector, adalah detektor yang bekerja berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu.

- Gas detector, adalah detektor yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar. 2. Alarm kebakaran, merupakan komponen dari sistem deteksi yang memberi

isyarat adanya kebakaran. Alarm ini berupa :

- Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang berupa bunyi khusus (audible alarm)

- Alarm kebakaran yang memberi tanda atau isyarat yang tertangkap oleh pandangan mata secara jelas (visible alarm).

3. Panel Indikator Kebakaran, merupakan suatu komponen dari suatu sistem deteksi dan alarm kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak di ruang operator.

Rancangan pabrik ini juga dilengkapi juga dengan sistem sprinkler, yaitu sistem yang bekerja secara otomatis dengan memancarkan air bertekanan ke segala

LC-

Eri Susanto : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Laktat Dari Ubi Kayu Berkapasitas 12.000 Ton/Tahun, 2008.

USU Repository © 2009

180

arah untuk memadamkan kebakaran atau setidak-tidaknya mencegah meluasnya kebakaran.

Adapun sistem pemadaman kebakaran yang tidak kalah pentingnya pada perancangan pabrik dalam penanggulangan bahaya kebakaran adalah fasilitas fire station, markas mobil pemadam kebakaran untuk berjaga-jaga apabila suatu waktu terjadi kebakaran.

6.3.3 Peralatan Perlindungan Diri

Adapun peralatan perlindungan diri ini meliputi :

1. Pakaian kerja, masker, sarung tangan, dan sepatu pengaman bagi karyawan yang bekerja berhubungan dengan bahan kimia, misalnya pekerja laboratorium.

2. Helm, sepatu pengaman, dan pelindung mata bagi karyawan yang bekerja di semua bagian unit proses. Penutup telinga bagi karyawan bagian ketel, kamar listrik (genset), dan lain-lain. (Bernasconi,1995)

6.3.4 Keselamatan Kerja terhadap Listrik

Menjaga keselamatan pekerja terhadap listrik dapat dilakukan dengan :

1. Setiap instalasi dan peralatan listrik harus diamankan dengan sekring pemutus arus listrik otomatis.

2. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi. 3. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada

suhu tinggi harus diisolasi secara khusus.

4. Tangki destilasi dan tangki penyimpanan hasil produksi yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan penangkal petir yang dibumikan.

5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan.

(Bernasconi,1995)

LC-

Eri Susanto : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Laktat Dari Ubi Kayu Berkapasitas 12.000 Ton/Tahun, 2008.

USU Repository © 2009

181

1. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan baik apabila ada perbaikan atau pembongkaran.

2. Alat–alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat, untuk mencegah

kemungkinan jatuh atau terguling.

3. Peralatan yang berbahaya, seperti reaktor harus diberi pagar pengaman.

4. Ruang gerak karyawan harus cukup lapang dan tidak menghambat

(Bernasconi,1995)

6.3.6 Pencegahan terhadap Gangguan Kesehatan

1. Menyediakan poliklinik yang memadai di lokasi pabrik.

2. Setiap karyawan diwajibkan untuk memakai pakaian kerja selama berada di dalam lokasi pabrik.

3. Karyawan diharuskan memakai sarung tangan karet serta penutup hidung dan mulut saat menangani bahan-bahan kimia yang berbahaya.

4. Bahan-bahan kimia yang selama pembuatan, pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan, dan penggunaannya dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, korosi, maupun gangguan terhadap kesehatan harus ditangani secara cermat. (Bernasconi,1995)

6.3.7 Pencegahan dan Pertolongan Pertama jika Terkena Bahan Kimia

Tabel 6.2 Pencegahan dan Pertolongan Pertama jika Terkena Bahan Kimia R

Gejala Pencegahan Pertolongan Pertama

Kulit Iritasi pada kulit, kulit kemerah- merahan, sakit, terluka, melepuh Mengenakan alat pelindung diri seperti pakaian pelindung, sepatu pengaman dan sarung tangan

− Segera membuka pakaian, sepatu atau sarung tangan yang terkena bahan kimia.

− Segera mencuci kulit yang terkena bahan kimia dengan air bersih.

− Segera ke dokter untuk meminta perawatan medis.

Mata Iritasi pada

mata, mata kemerah- merahan, mata

Mengenakan kaca mata pelindung dan alat pelindung wajah lainnya

− Membilas mata dengan air bersih lebih kurang 15 menit.

LC-

Eri Susanto : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Laktat Dari Ubi Kayu Berkapasitas 12.000 Ton/Tahun, 2008.

USU Repository © 2009

182

sakit. seperti masker. dokter untuk meminta

perawatan medis. Pernafasan Iritasi pada

hidung, tenggorokan, terganggunya saluran pernafasan. Menggunakan alat pelindung pernafasan

− Segera menghirup udara segar.

− Jika keadaan gawat, segera ke dokter untuk meminta

perawatan medis. Sumber: Bernasconi,1995

BAB VII

UTILITAS

Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama didalam memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.

Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan kalsium laktat, adalah sebagai berikut:

LC-

Eri Susanto : Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Kalsium Laktat Dari Ubi Kayu Berkapasitas 12.000 Ton/Tahun, 2008.

USU Repository © 2009

183

2. Kebutuhan air

3. Kebutuhan bahan bakar 4. Kebutuhan listrik 5. Unit pengolahan limbah

Dokumen terkait