• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SIMALUNGUN

2.5 Kesenian

Menurut Koentjaraningrat (1982:395-397), kesenian merupakan ekspresi manusia terhadap keindahan, dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang pada mulanya bersifat deskriptif. Kesenian dalam masyarakat Simalungun menggambarkan bagaimana deskripsi masyarakat tersebut dan pada umumnya seperti itu dalam suatu masyarakat yang memiliki tradisi sendiri. Kesenian juga akan menentukan identitas suatu masyarakat sehingga bentuk kesenian dalam masyarakat Simalungun disesuaikan dengan bentuk, sistem, bahasa, kepercayaan, dan sejarah yang terdapat dalam masyarakat Simalungun. Masyarakat Simalungun memiliki berbagai macam bentuk kesenian, yaitu seni sastra, seni musik, seni tari dan seni rupa.

2.5.1 Seni Sastra

Seni sastra dikenal di Simalungun dalam bentuk cerita-cerita baik dongeng atau legenda, dan pantun-pantun. Masih banyak dongeng maupun legenda yang dikenal oleh masyarakat Simalungun, dan bahkan yang dipercayai dalam bentuk keyakinan. Salah satu contoh dongeng yang cukup terkenal adalah Turi-turin ni paes pakon begu. Mengingat masyarakat Simalungun dulunya menganut paham animisme, maka banyak sejarah legenda yang menceritakan di luar akal dan pikiran masyarakat sekarang. Tapi bukan hanya disebabkan oleh itu juga, melainkan melihat masyarakat Simalungun yang menghargai tradisi dan kebudayaan yang berlaku dalam masyarakatnya.

Seni berbalas pantun juga pernah berkembang di Simalungun, perkembangan kata-kata perumpamaan, pepatah-pepatah, hutinta (teka-teki) dan lain-lain. Kesenian ini biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan juga digunakan dalam kepentingan adat, seperti pantun yang diungkapkan dalam acara makkioi daboru14

14

Makkioi daboru merupakan tradisi Simalungun yang dilakukan untuk memberi ulos kepada perempuan yang menikah dengan membalutnya di bagian punggungnya.

yang menyampaikan pesan sesuatu dalam bentuk pantun dengan menyampaikan kiasan dahulu kemudian makna sebenarnya. Kesenian yang dtunjukkan dalam bentuk pelafalan bahasa merupakan hal yang umum dalam masyarakat Simalungun melihat bagaimana pentingnya tradisi yang digunakan dalam masyarakat tersebut.

2.5.2 Seni Musik

Masyarakat Simalungun memiliki dua jenis musik yaitu musik vokal/seni suara (inggou) dan musik instrumental (gual). Musik vokal (inggou) ada dua jenis yaitu musik vokal solo dan musik vokal berkelompok. Musik vokal solo disebut dengan doding sedangkan musik vokal kelompok disebut ilah. Seperti yang diungkapkan dalam tesis Setia Dermawan Purba bahwa ada berbagai jenis nyanyian Simalungun diantaranya taur-taur dan simanggei, ilah, doding-doding, urdo-urdo,tihta, yangis, tangis-tangis, manalunda, orlei dan mandogei. Musik instrumental (gual) yang tedapat di Simalungun juga terbagi atas dua yaitu ensambel (gonrang) dan instrumen tunggal/ solo instrument.

Adapun gonrang Simalungun terbagi dua yaitu gonrang sipitu-pitu dan gonrang sidua-dua. Gonrang sipitu-pitu adalah ensambel yang menggunakan tujuh buah gendang masing-masing memiliki ukuran yang berbeda, satu buah sarune, dua buah ogung danmongmongan. Sedangkan gonrang sidua-dua adalah ensambel yang terdiri dua buah gendang, satu buah sarune, dua buah ogung danmongmongan.Ada juga beberapa instrumen musik tradisional Simalungun yang dimainkan secara tunggal, antara lain sordam, saligung, sulim, tulila, sarunei buluh, sarunei bolon, arbab, hodong,hodong, garantung dan sitalasayak. Alat musik ini (ansambel atau solo instrument) ada yang digunakan untuk upacara-upacara adat ataupun untuk menghibur diri sendiri. Instrumen musik dalam tradisi masyarakat Simalungun sangat penting karena perannya yang selalu digunakan dalam setiap upacara-upacara yang diadakan. Setiap alat musik baik itu yang dimainkan secara ansambel maupun yang dimainkan secara tunggal

memiliki fungsi dan peranan masing-masing dalam upacara-upacara seperti upacara adat, upacara ritual, ataupun acara hiburan semata.

2.5.3 Seni Tari

Dalam masyarakat Simalungun tari merupakan hal yang penting apalagi dalam konteks adat istiadat. Tari dapat membedakan kelompok status yang menari, misalnya kelompok suhut, tondong, dan sanina boru. Peran tari dalam masyarakat Simalungun sangat mempengaruhi setiap jalannya suatu upacara. Hal ini disebabkan dalam suatu upacara dalam masyarakat Simalungun dengan contoh upacara perkawinan akan membuat suatu konsep acara dengan urutan atau rentetan acara yang sudah ditetapkan. Tari atau disebut juga tor-tor dalam masyarakat Simalungun ada yang dipergunakan untuk upacara adat istiadat, upacara bersifat kepercayaan, ada juga dipakai dalam pergaulan muda-mudi. Dalam seni tari masyarakat Simalungun memiliki dua jenis pola dasar yaitu gerak serser15 dan ondok16

Dalam upacara kepercayaan juga dipakai tor-tor sebagai pelengkap maupun pendukung upacara yang digunakan sebagai makna simbolis, danini biasanya dilakukan oleh orang yang sedang kesurupan. Tor-tor ini disebut tor-tor nasiaran. Gerakan tarian ini bebas dimulai dengan tempo yang lambat kemudian semakin lama semakin cepat. Gerakan yang dilakukan oleh penari merupakan

.

15

Gerakan serser adalah gerakan tekhnik menggeser telapak kaki dengan cara yang berlawanan tetapi tujuannya sama

16

Gerakan ondok adalah gerakan dengan menekukkan kaki ke depan seperti hendak menjatuhkan pinggul dan kembali tegak, dilakukan secara berulang-ulang

gerakan yang dilakukan di luar kesadarannya yang artinya penari tersebut hanya merupakan media bagi roh yang memasukinya. Dasar gerakannya adalah tangan atau jarinya yang mengepal dan juga menggunakan ekspresi yang tidak jelas yang terkadang menggunakan bahasa yang sulit dipahami. Ada beberapa tari yang digunakan untuk upacara kepercayaan seperti:

1. Tor-tor turahan, tor-tor ini bersifat gotong royong digunakan pada waktu menarik balok besar dari hutan untuk dijadikan losung17

2. Tor-tor podang,tor-tor ini dilakukan oleh dua laki-laki yang masing-masing memegang pedang sambil menari dan diiringi dengan musik.

. Tujuan dari tarian ini adalah untuk menambah semangat orang-orang yang sedang bekerja. Kegiatan ini dilakukan dengan

3. Tor-tor tunggal panaluan,tor-tor ini dilakukan oleh seorang guru bolon (dukun) untuk mengayun tunggalpanaluan18

4. Tor-tor muda-mudi dan tor-tor pencak adalah jenis tor-tor yang bersifat hiburan. Tor-tor muda-mudi biasanya digunakan dalam acara-acara yang bersifat sukacita, misalnya rondang bittang, marsapu-sapu, dan maranggir borngin. Tor-tor pencak adalah tarian dengan gerakan dasar pencak yang dihiasi dengan gerakan lain dan seirama dengan gonrang. Biasanya dilakukan oleh dua orang. Dulunya gerak tor-tor pencak ini digunakan juga oleh orang yang kesurupan karena digunakan sebagai

.

17

Losung adalah benda yang terbuat dari kayu, dibentuk sedemikian rupa yang berfungsi sebagai alat menumbuk padi, sayur, kopi dan sebagainya.

18

media dalam sebuah upacara ritual, dan hal ini menunjukkan suatu bentuk ekspresi marah dari roh yang merasukinya.

2.5.4 Seni Rupa

Seni rupa dalam masyarakat Simalungun disebut dengan gorga yaitu motif-motif hiasan berbentuk hewan, manusia, tumbuhan, dan berbentuk geometris. Motif-motif ini biasanya terdapat pada kain adat (hiou), rumah adat, alat musik, sarung, gagang pedang, dan peralatan-peralatan lainnya. Motif-motif khas Simalungun ini diaplikasikan terhadap benda-benda yang merupakan bentuk maupun ciri tradisi masyarakatnya dan yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari terkhusus dalam aktivitas budayanya.

Dokumen terkait