• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usahatani

Industri Kecil Penyulingan Eksportir

Identifikasi Kebutuhan Stakeholder

Informasi tentang kebutuhan Stakeholder sangat diperlukan dalam perancangan sistem pengukuran kinerja Usahatani dan Industri Kecil Penyulingan pada Klaster Agroindustri Minyak Nilam. Stakeholder adalah seluruh elemen pemangku kepentingan yang terdiri dari pelaku industri baik inti maupun pendukung dan institusi terkait lainnya, termasuk di dalamnya adalah pemerintah sebagai pengambil kebijakan.

Berdasarkan pendekatan sistem dan pembagian level organisasi dapat diketahui stakeholder Usaha Tani dan Industri Kecil Penyulingan adalah pihak-pihak yang terkait dengan klaster agroindustri minyak nilam seperti petani, pedagang/pengumpul nilam kering, petani-penyuling, industri kecil penyulingan, pedagang/pengumpul minyak nilam dan industri pendukung lainnya termasuk institusi/dinas terkait. Dari masing-masing stakeholder tersebut kemudian diidentifikasi kebutuhannya dan dilakukan seleksi untuk melihat adanya kesamaan kebutuhan dari masing-masing stakeholder.

Pada penelitian ini identifikasi kebutuhan stakeholder dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan pada sejumlah pakar dan pelaku. Pakar dalam konteks adalah individu yang mempunyai komitmen, kompetensi dan kapasitas secara substansi yang diharapkan dapat merepresentasikan pandangan/jawaban dari seluruh

stakeholder Usahatani dan Industri Kecil Penyulingan dalam Klaster Agroindustri Minyak Nilam. Hasil identifikasi kebutuhan stakeholder dilakukan pembobotan dengan perbandingan berpasangan. Tabel 17 menunjukkan pembobotan Indikator Kinerja (IK) usahatani dan industri kecil penyulingan.

Tabel 17 Nilai bobot Indikator Kinerja usahatani nilam dan industri kecil penyulingan minyak nilam

No Kriteria dan Sub Kriteria Bobot relatif

(%) 1 LEVEL HARAPAN

1.1 1.2 1.3

Peningkatan kesejahteraan pelaku Rantai nilai yang kokoh

Keunggulan komparatif yang berkelanjutan

45.58 25.91 10.24

1.4 1.5

Kemampuan berinovasi

Pertumbuhan hasil usahatani dan industri kecil penyulingan minyak nilam

9.51 8.75 2 LEVEL KRITERIA UTAMA

2.1 2.2 2.3 2.4 Aspek ekonomi Aspek lingkungan Aspek teknis Aspek sosial 43.54 31.70 13.75 11.01 3 LEVEL SUB KRITERIA

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 Akseptabilitas sosial Ketenagakerjaan Akseptabilitas teknis Finansial Pertumbuhan

Kapasitas produksi industri penyulingan minyak nilam Kelembagaan

Pasokan nilam kering

Pendistribusian minyak nilam

19.52 18.18 15.85 14.51 14.51 10.20 3.67 2.79 0.76 4 LEVEL SUB SUB KRITERIA

4.1 Kriteria ketenagakerjaan 4.1.1

4.1.2 4.1.3

Penyerapan tenaga kerja Kualitas SDM

Sarana peningkatan kualitas SDM

6.06 6.06 6.06 4.2 Kriteria kelembagaan 4.2.1 4.2.2 Efektivitas fungsional Keterwakilan industri 1.84 1.84 4.3 Kriteria finansial 4.3.1 4.3.2 4.3.3 4.3.4

Harga beli nilam kering dan minyak nilam Harga jual minyak nilam kasar

Penjualan nilam dan minyak nilam tahunan Keuntungan usahatani dan industri kecil tahunan

5.99 3.22 3.22 2.08 4.4 Kriteria pertumbuhan 4.4.1 4.4.2

Pertumbuhan usahatani dan industri kecil minyak nilam Kontribusi terhadap devisa tahunan

12.70 1.81

Tabel 17 Nilai bobot Indikator Kinerja usahatani nilam dan industri kecil penyulingan minyak nilam (lanjutan)

No Kriteria dan Sub Kriteria Bobot relatif

(%) 4.5 Kriteria Pasokan nilam dan minyak nilam

4.5.1 4.5.2 4.5.3

Pasokan nilam dan minyak nilam tahunan Pasokan nilam sekali panen

Keterlambatan pasokan

1.34 1.13 0.32 4.6 Kapasitas usahatani dan industri kecil

4.6.1 4.6.2 4.6.3

Luas lahan dan kapasitas penyulingan Frekuensi panen dan penyulingan Rendemen 0.34 0.34 0.34 5.1 Kualitas SDM 5.1.1 5.1.2 5.1.3 5.1.4 5.1.5 Lulus > SMU Lulus SMU Lulus SMP Lulus SD Tidak lulus SD 1.40 1.40 1.40 1.40 0.47 5.2 Sarana peningkatan kualitas SDM

5.2.1 5.2.2

Jumlah Balai Pelatihan Pertanian dan Industri Nilam Jumlah Sekolah Kejuruan Pertanian dan Pengolahan Hasil Nilam 3.03 3.03 5.3 Efektivitas fungsional 5.3.1 5.3.2

Kualitas sistem evaluasi Mekanisme koordinasi 0.92 0.92 5.4 Keterwakilan industri 5.4.1 5.4.2

Jumlah usahatani dan industri kecil penyulingan Jumlah industri pendukung

0.92 0.92 5.5 Penyerapan tenaga kerja

5.5.1 5.5.2

Jumlah tenaga kerja

Tingkat turn over tenaga kerja

3.03 3.03 6.1 Mekanisme koordinasi kelembagaan

6.1.1 6.1.2

Prosentase kehadiran wakil usahatani dan industri kecil Jumlah pertemuan

0.80 0.11

Penetapan Tujuan (Objectives)

Setelah kebutuhan stakeholder ditentukan, kemudian ditetapkan tujuannya. Dari hasil penelitian dapat ditentukan 5 tujuan sebagai upaya yang akan dilakukan industri kecil penyulingan minyak nilam dalam memenuhi keinginan dari stakeholder. Kelima tujuan yang dimaksud yaitu (1) peningkatan kesejahteraan pelaku usaha (45.58%), (2) rantai nilai yang kokoh (25.91%), (3) keunggulan komparatif yang berkelanjutan (10.24%) (4) kemampuan berinovasi (9.51%), dan (5) pertumbuhan usahatani dan industri kecil penyulingan (8.76%).

Penetapan Indikator Kinerja Kunci

Dari hasil kuesioner para pakar dapat dirumuskan sebuah struktur hirarki kriteria klaster agroindustri minyak nilam. Seluruh kriteria dan sub kriteria yang berhasil diderivasi memiliki prioritas yang berbeda dalam penentuan kinerja agroindustri

minyak nilam. Penentuan didasarkan pada bobot masing-masing yang dihasilkan dari pengolahan hasil penilaian pakar dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA).

Seluruh kriteria dan sub kriteria yang berhasil diderivasi memiliki prioritas yang berbeda dalam penentuan kinerja usaha tani nilam. Rekapitulasi hasil eksplorasi kriteria keberhasilan usahatani nilam dan industri kecil penyulingan minyak nilam menunjukkan bahwa terdapat 51 Indikator Kinerja (IK) yang tersusun berdasarkan level harapan, kriteria dan sub kriteria.

Indikator Kinerja Kunci (IKK) ditetapkan sebagai ukuran untuk mengetahui tingkat pencapaian masing-masing tujuan. Dari 51 IK yang dihasilkan dapat ditetapkan 16 IKK. Tabel 18 menunjukkan 16 IKK yang berhasil diidentifikasi dari 51 Indikator Kinerja.

Validasi IKK

Validasi IKK dilakukan setelah IKK yang teriidentifikasi disusun dalam bentuk hirarki Sistem Perancangan Kinerja dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Dari hirarki sistem perancangan kinerja dihasilkan level teratas kinerja agroindustri minyak nilam, level di bawahnya kriteria kinerja dilihat dari berbagai aspek dan level paling bawah adalah IKK. Proses validasi ini dilakukan dengan cara mengembalikan hirarki SPK tersebut kepada pengambil keputusan di agroindustri minyak nilam untuk memberikan penilaian apakah IKK dan hirarki SPK yang ada sudah sesuai atau belum dalam arti valid atau perlu perbaikan. Berdasarkan proses validasi yang dilakukan ternyata IKK yang tersusun dinyatakan valid berdasarkan pendekatan sistem bisnis agroindustri penyulingan minyak nilam.

Tabel 18 Daftar alternatif Indikator Kinerja Kunci No.

IKK

Kriteria / Sub Kriteria No. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 1 Penyerapan Tenaga Kerja 1 Jumlah tenaga kerja (%)

2 Tingkat turn over tenaga kerja

2 Kualitas SDM 1

2

Jumlah SDM tidak lulus SD (%) Jumlah SDM berpendidikan SD (%)

3 Jumlah SDM berpendidikan SMP (%) 4 Jumlah SDM berpendidikan SMU (%) 5 Jumlah SDM berpendidikan > SMU (%) 3 Sarana Peningkatan

Kualitas SDM

1 Jumlah balai pelatihan industri nilam 2 Jumlah sekolah kejuruan pertanian 4 Efektivitas Fungsional 1 Kualitas sistem evaluasi

2 Mekanisme koordinasi 5 Mekanisme koordinasi 1 Jumlah pertemuan

2 Prosentase kehadiran wakil petani 6 Keterwakilan industri 1 Jumlah kelompok tani

2 Jumlah petani per kelompok 7 Pasokan nilam kering

tahunan

1 Jumlah pabrik penyulingan 2 Jumlah industri pendukung

Spesifikasi IKK

Proses spesifikasi IKK dilakukan untuk mengetahui deskripsi yang jelas tentang IKK, tujuan, keterkaitan dengan tujuan, target, formula/cara mengukur IKK, frekuensi pengukuran, frekuensi review, siapa yang mengukur, dan apa yang mereka kerjakan seperti pada Tabel 19.

Tabel 19 Spesifikasi IKK

IKK No. 1

Deskripsi Tujuan

Penyerapan tenaga kerja

Untuk memastikan jumlah tenaga kerja selalu meningkat dari waktu ke waktu sehingga Usaha Tani dan Industri Kecil

Dengan PHA, Indikator Kinerja dan Indikator Kinerja Kunci yang dihasilkan dapat digambarkan dalam sebuah struktur hirarki kinerja. Gambar 46 menunjukkan struktur hirarki dari kinerja usahatani nilam dan industri kecil penyulingan minyak nilam.

Terkait dengan Cara mengukur Frekuensi pengukuran Frekuensi review

Siapa yang mengukur Sumber data

Siapa yang punya

Penyulingan dapat berkembang

Tujuan “Pertumbuhan Usaha Tani dan Industri Kecil Penyulingan”

Dengan kuesioner Setahun sekali Setahun sekali

Tim evaluasi dan pengendalian kinerja Data Usaha Tani Nilam dan Industri Kecil Penyulingan Minyak Nilam

Usaha Tani, Industri Kecil

139