• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Saran Penerapan Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan sebagai Materi Pembelajaran Sastra di SMA

5. Kesesuaian Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara dengan Kriteria Pendidikan

Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara ini, seperti bahasan sebelumya mengandung berbagai nilai pendidikan, khususnya nilai pendidikan karakter. Keempatbelas nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam novel tersebut dapat membantu siswa dalam mencapai berbagai aspek tujuan pendidikan, karena dengan mengkaji kandungan nilai tersebut diharapkan para siswa memiliki kesiapan untuk berperan serta dalam proses pembangunan bangsa di masa depan. Salah satu kutipan yang mengandung nilai pendidikan adalah seperti yang ditunjukkan dalam kutipan di bawah ini.

Meski warga Kebon Dalem miskin, anak-anak atau remaja seusiaku semuanya sekolah. Bagi penduduk Kebon Dalem, kemiskinan bukan halangan untuk menuntut ilmu (SD, 2012: 15).

Pada prinsipnya manusia tidak akan terlepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal ini secara jelas digambarkan oleh pengarang dalam novel ini kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan dan hal tersebut bukanlah menjadi halangan untuk tetap mengejar mimpi.

Nilai-nilai keagamaan juga hadir dalam novel ini, seperti kalimat dalam kutipan di bawah ini.

Sepulang dari sawah, setelah tubuhnya dibakar matahari, Bapak memilih langgar sebagai tempat rihat. Hangat matanya seolah panggilan menggairahkan bagi kami, anak-anak Kebon Dalem, untuk segera melingkarinya dan belajar mengaji (SD, 2012: 23).

Sepulang sekolah, ketika kewajiban menyabit rumput sudah kutunaikan, aku berkemas dan ke langgar (SD, 2012: 144).

Nilai-nilai keagamaan seperti di atas dibutuhkan oleh pembaca khususnya siswa SMA, terlebih dalam kaitannya dengan peranan mereka sebagai penggali ilmu. Novel ini mengajarkan bahwa dalam keadaan bagaimanapun manusia wajib mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Dalam menjalani rutinitas sehari-hari baik bekerja maupun bersekolah hendaknya didasari aturan-aturan Tuhan dan dalam pelaksanaannya tetap berlandaskan pada pedoman agama agar tidak melupakan apa yang menjadi kewajiban yang harus ditunaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara ini, selain mengandung 14 nilai pendidikan karakter, novel tersebut jugatelah memenuhi kriteria dalam pemilihan bahan pengajaran sastra yaitu kriteria bahasa, kriteria psikologi (kematangan jiwa), latar belakang budaya, kriteria sastra dan kriteria pendidikan siswa SMA, seperti yang telah diulas pada paragraf sebelumnya. Berdasarkan Standar Kompetensi Membaca pada nomor 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia atau novel terjemahan dengan Kompetensi Dasar pada nomor 7.2 Menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia atau terjemahan, maka materi nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan

karya Khrisna Pabichara ini, dapat diajarkan untuk siswa SMA kelas XI pada semester 1.

Adapun saran penerapan nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara sebagai materi dalam pembelajaran sastra di SMA akan dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ini, akan dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi

waktu 4 x 45 menit. Di mana dalam pertemuan pertama, guru akan menjelaskan materi tentang pengertian novel, unsur-unsur novel yang meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel, pengertian nilai pendidikan karakter, deskripsi nilai pendidikan karakter.Setelah diberikannya penjelasan materi tersebut, siswa dibentuk menjadi bebrapa kelompok (setiap kelompok terdiri atas 5 anak). Siswa diberi tugas untuk membaca tuntas atau menuntaskan membaca novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara, di rumah. Guru juga memberi tugas pada setiap kelompok yang telah ditentukan untuk mendiskusikan unsur-unsur novel yang terdapat dalam novel tersebut. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi sementara dari unsur-unsur yang ditemukan dalam novel yang dibaca. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa. Guru juga memfasilitasi siswa untuk melakukan refleksi agar memperoleh pengalaman belajar. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat kesimpulan hasil pembelajaran, yakni menyebutkan materi yang telah disampaikan. Kemudian guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang dibuat oleh siswa.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah dengan diskusi, tanya jawab dan penugasan. Sedangkan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran disini adalah dengan model kooperatif. Rusman (2011: 201-202) menyampaikan, bahwa dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai penjembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini

merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. Rusman (2011: 210) juga berpendapat bahwa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif, adalah sebagai berikut.

Tabel Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

TAHAP TINGKAH LAKU GURU

Tahap 1

Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan Siswa ke dalam Kelompok-kelompok Belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efesien.

Tahap 4

Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Tahap 6

Memberikan Penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke dua adalah guru melakukan kilas balik terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan pada pertemuan pertama. Guru membagikan soal terhadap masing-masing individu. Masing-masing individu menjawab soal yang telah diberikan oleh guru. Guru melibatkan siswa dalam mengoreksi hasil tugas yang telah dikerjakan oleh siswa. Guru juga bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar. Siswa diminta untuk menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan kedua ini, dan guru memberikan penguatan terhadap hasil kesimpulan yang disampaikan oleh siswa.

Dokumen terkait